Anda di halaman 1dari 2

6.4.2.

MALARIA DENGAN KOMPLIKASI (MALARIA BERAT):


DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
Malaria berat, yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, cukup serius mengancam
jiwa anak. Penyakit ini diawali dengan demam dan muntah yang sering. Anak
bertambah parah dengan cepat dalam waktu 1-2 hari, menjadi koma (malaria serebral)
atau syok, atau mengalami kejang, anemia berat dan asidosis.

Diagnosis

Anamnesis

Menjelaskan perubahan perilaku, penurunan kesadaran dan kondisi yang sangat lemah
(prostration).

Pemeriksaan

 Demam
 Letargis atau tidak sadar
 Kejang umum
 Asidosis (ditandai dengan timbulnya napas yang dalam dan berat)
 Lemah yang sangat, sehingga anak tidak bisa lagi berjalan atau duduk tanpa
bantuan
 Ikterik
 Distres pernapasan, edema paru
 Syok
 Kecenderungan untuk terjadi perdarahan
 Sangat pucat.

Pemeriksaan Laboratorium

 anemia berat (hematokrit < 15%; hemoglobin < 5 g/dl)


 hipoglikemia (glukosa darah < 2.5 mmol/liter atau < 45 mg/dl).

Pada anak yang mengalami penurunan kesadaran dan/atau kejang, lakukan


pemeriksaan glukosa darah.

Selain itu, pada semua anak yang dicurigai malaria berat, lakukan pemeriksaan:

 Tetes tebal (dan apusan darah tipis untuk identifikasi spesies)


 Hematokrit

Bila dicurigai malaria serebral (misalnya pada anak yang mengalami koma tanpa sebab
yang jelas) dan bila tidak ada kontra-indikasi, lakukan pungsi lumbal untuk
menyingkirkan meningitis bakteri —(lihat lampiran A 1.4). Jika meningitis bakteri tidak
dapat disingkirkan, beri pula pengobatan untuk hal ini (lihat bagian 6.5).
Jika hasil temuan klinis mencurigai malaria berat dan hasil asupan darah negatif, ulangi
apusan darah.

Tatalaksana

Tindakan gawat darurat – harus dilakukan dalam waktu satu jam pertama:

 Bila terdapat hipoglikemia atasi sesuai dengan tatalaksana hipoglikemia


 Atasi kejang sesuai dengan tatalaksana kejang
 Perbaiki gangguan sirkulasi darah (lihat gangguan pada keseimbangan cairan
di bagian selanjutnya)
 Jika anak tidak sadar, pasang pipa nasogastrik dan isap isi lambung secara
teratur untuk mencegah risiko pneumonia aspirasi
 Atasi anemia berat (lihat bagian selanjutnya)
 Mulai pengobatan dengan obat anti malaria yang efektif (lihat bawah).

Pengobatan Antimalaria

Jika konfirmasi apusan darah untuk malaria membutuhkan waktu lebih dari satu jam,
mulai berikan pengobatan antimalaria sebelum diagnosis dapat dipastikan atau
sementara gunakan RDT.

 Artesunat intravena. Berikan 2.4 mg/kgBB intravena atau intramuskular, yang


diikuti dengan 2.4 mg/kg IV atau IM setelah 12 jam, selanjutnya setiap hari 2.4
mg/kgBB/hari selama minimum 3 hari sampai anak bisa minum obat anti malaria per
oral. Bila artesunat tidak tersedia bisa diberikan alternatif pengobatan dengan:
 Artemeter intramuskular. Berikan 3.2 mg/kg IM pada hari pertama, diikuti
dengan 1.6 mg/kg IM per harinya selama paling sedikit 3 hari hingga anak bisa minum
obat. Gunakan semprit 1 ml untuk memberikan volume suntikan yang kecil.
 Kina-dehidroklorida intravena. Berikan dosis awal (20 mg/kgBB) dalam cairan
NaCl 0.9% 10 ml/kgBB selama 4 jam. Delapan jam setelah dosis awal, berikan 10
mg/kgBB dalam cairan IV selama 2 jam dan ulangi tiap 8 jam sampai anak bisa minum
obat. Kemudian, berikan dosis oral untuk menyelesaikan 7 hari
pengobatan atau berikan satu dosis SP bila tidak ada resistensi terhadap SP tersebut.
Jika ada resistensi SP, berikan dosis penuh terapi kombinasi artemisinin. Dosis awal
kina diberikan hanya bila ada pengawasan ketat dari perawat terhadap pemberian infus
dan pengaturan tetesan infus. Jika ini tidak memungkinkan, lebih aman untuk memberi
obat kina intramuskular.
 Kina intramuskular. Jika obat kina melalui infus tidak dapat diberikan, quinine
dihydrochloridedapat diberikan dalam dosis yang sama melalui suntikan intramuskular.
Berikan garam kina 10 mg/kgBB IM dan ulangi setiap 8 jam. Larutan parenteral harus
diencerkan sebelum digunakan, karena akan lebih mudah untuk diserap dan tidak
begitu nyeri.

Anda mungkin juga menyukai