Jurnal Ketatatanegaraan
Jurnal Ketatatanegaraan
1/Jan-Mar/2020
IMPLIKASI HUKUM ATAS REVISI UNDANG- Dan perubahan ini membatasi ruang gerak KPK
UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam
KPK TERHADAP PENYELESAIAN KASUS TINDAK pemberantasan korupsi di indonesia. Seperti
PIDANA KORUPSI1 adanya wewenang KPK untuk mengeluarkan
Oleh : Rainaldy Valentino Kaligis2 SP3 jika penyidikan dan penuntutan tidak
selesai dalam jangka waktu 2 tahun, dan pada
ABSTRAK proses penyelidikan KPK harus memiliki izin dari
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk Dewan Pengawas untuk melakukan
mengetahui apa isi materi muatan Undang- penyadapan, pada proses penyidikan KPK juga
Undang Nomor 30 Tahun 2002 yang direvisi harus mendapatkan izin dari Dewan Pengawas
dan dianggap melemahkan KPK dan apa yang untuk melakukan penggeledahan dan
menjadi dampak dari revisi Undang-Undang penyitaan, dan pada proses penuntutan KPK
KPK ini dalam menyelesaikan kasus tindak harus melakukan koordinasi terlebih dahulu
pidana korupsi. Dengan menggunakan metode dengan kejaksaan dan juga banyak kewenangan
penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. strategis KPK pada proses penuntutan ini yang
Independensi KPK yang dihilangkan dan dihilangkan.
diletakan sebagai lembaga negara dirumpun Kata kunci: Implikasi Hukum, Revisi, KPK,
eksekutif yang dapat mempengaruhi sifat Penyelesaian, Tindak Pidana Korupsi
independensi KPK dalam proses penanganan
kasus korupsi. Kemudian tentang adanya PENDAHULUAN
pembentukan Dewan Pengawas yang memiliki A. Latar Belakang
wewenang berlebih seperti memberikan izin Pada saat ini di Indonesia sedang terjadi
penyadapan, penggeledahan, dan penyitaan. pergolakan khususnya di bidang hukum,
Kemudian adanya kebijakan tentang KPK bisa dimana revisi UU KPK dianggap instan atau
mengeluarkan Surat Perintah Penghentian terlalu terburu-buru oleh masyarakat. Dan ada
Penyidikan (SP3) jika proses penyidikan tidak beberapa poin yang di revisi dianggap
selesai dalam jangka waktu 2 tahun, dimana mengancam independensi KPK yang baru ini
kebijakan ini sangat bertentangan dengan semakin melemahkan langkah KPK untuk
upaya-upaya pemberantasan korupsi karena memberantas korupsi. Secara tidak langsung
membutuhkan waktu lama untuk mencari banyak masyarakat yang menentang tentang
bukti-bukti yang dibutuhkan KPK untuk bisa revisi UU KPK ini. Bukan hanya independensi
menyelesaikan suatu kasus korupsi. Kemudian KPK saja yang terancam tetapi banyak
ada juga pengaturan yang mempengaruhi kewenangan KPK lain yang terancam karena
kewenangan pimpinan KPK. Kemudian tentang revisi ini. Tentunya dalam sidang revisi UU KPK
hilangnya kewenangan KPK dalam perekrutan di DPR, ada berbagai macam lika-liku dan tarik
penyelidik dan penyidik secara independen, lalu menarik kepentingan politik oleh sebab itu
semua pegawai KPK harus berstatus sebagai tidak heran ada berbagai macam pihak yang
aparatur sipil negara (ASN) yang berdampak kurang setuju dengan revisi ini dan secara tidak
pegawai KPK harus tunduk pada ketentuan langsung masyarakat merasa dirugikan dengan
Undang-Undang ASN. Kemudian yang terakhir revisi UU KPK ini.
tentang tugas penuntutan KPK harus Sebagaimana sudah umum diketahui,
berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung. 2. berbagai upaya pelemahan KPK selama ini
Dalam penyelesaian kasus tindak pidana sudah sering dilakukan, baik melalui proses
korupsi sangat berdampak besar karena ada kriminalisasi para pimpinannya (Antasari Azhar,
perubahan besar dalam revisi undang-undang Bibit Samad Rianto, Candra Hamzah, Bambang
KPK yang spesifik dalam penyelesaian tindak Widjoyanto,Abraham Samad) dan penyidiknya
pidana korupsi terutama dalam proses (Novel Baswedan) maupun melalui proses
penyelidikan, penyidikan, serta penuntutan. politik di legislasi (revisi UU KPK). Terakhir,
terdapat juga pandangan yang menyatakan
1
bahwa KPK telah dilemahkan dari dalam. Meski
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Dr. Flora P. Kalalo,
SH,MH; Dr. Rodrigo F. Elias, SH,MH upaya yang terakhir ini telah ditepis oleh
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. berbagai pihak, yang jelas hingga kini belum
16071101442
140
Lex Crimen Vol. IX/No. 1/Jan-Mar/2020
3 Prof. Denny Indrayana, S.H, LL.M, Ph.D. Jangan bunuh 5Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 Pasal 1 ayat (3)
KPK ., 2016. 6 nasional.kompas.com/read/2019/09/25/10382471/ini-
4 Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum 26-poin-dari-uu-kpk-hasil-revisi-yang-berisiko-
Normatif Suatu Tinjauan Singkat , Jakarta, PT.RajaGrafindo melemahkan-kpk?page=all (Diakses pada tanggal 13 Nov
persada, 2013. Hlm 23 2019).
141
Lex Crimen Vol. IX/No. 1/Jan-Mar/2020
142
Lex Crimen Vol. IX/No. 1/Jan-Mar/2020
143
Lex Crimen Vol. IX/No. 1/Jan-Mar/2020
lembaga negara independen salah satu hal yang sama juga dilakukan oleh ICAC
cirinya adalah kemandirian dalam Hongkong dan CPIB Singapura. Lain hal
sumber daya manusia. Tentu jika dari itu penting untuk mencegah adanya
disamakan status kepegawaian akan loyalitas ganda ketika penyidik yang
menghilangkan status lembaga negara berasal dari institusi lain bekerja di KPK.29
independen.25 13. Kewenangan Penyadapan KPK
11. Hilangnya Independensi KPK Dalam Terganggu
Perekrutan Penyelidik Pasal 37 B ayat (1) huruf b, Pasal 12 ayat
Pasal 43, Pasal 43 A Undang-Undang (1) Undang-Undang nomor 19 tahun
nomor 19 tahun 2019: Penyelidik Komisi 2019: Dewan Pengawas bertugas
Pemberatasan Korupsi dapat berasal dari memberikan izin atau tidak memberikan
Kepolisian, Kejaksaan, instansi izin penyadapan, penggeledahan,
pemerintah lainnya, dan/atau internal dan/atau penyitaan; Dalam
Komisi Pemberantasan Korupsi; melaksanakan tugas penyelidikan dan
Persyaratan menjadi Penyelidik penyidikan, Komisi Pemberantasan
diselenggarakan oleh Komisi Korupsi berwenang melakukan
Pemberantasan Korupsi bekerja sama penyadapan.30
dengan Kepolisian dan/atau Kejaksaan.26 Instrumen penyadapan merupakan salah
Dengan adanya aturan ini menghilangkan satu alat bagi KPK untuk membongkar
independensi KPK dalam pengelolaan praktik kejahatan korupsi, utamanya
sumber daya manusia. Sebab, meskipun pada tangkap tangan selama ini. Data
dibuka kesempatan dari instansi KPK menyebutkan bahwa sejauh ini KPK
pemerintah lainnya dan/atau internal telah melakukan tangkap tangan
KPK namun dalam ayat selanjutnya sebanyak 123 kali dengan jumlah
mengharuskan adanya kerjasama dengan tersangka 423 orang. Poin pentingnya,
Kepolisian dan/atau Kejaksaaan dalam sejak KPK berdiri hingga saat ini belum
memenuhi persyaratan tertentu untuk ada satupun terdakwa yang pada
menjadi penyelidik.27 awalnya terjaring tangkap tangan divonis
12. Menghilangkan Kewenangan KPK bebas oleh Pengadilan. Ini mengartikan
Mengangkat Penyidik Independen bukti yang dihadirkan KPK ke
Pasal 45, Pasal 45 A Undang-Undang persidangan telah teruji secara hukum.
nomor 19 tahun 2019: Penyidik Komisi Selain itu aturan ini terlalu birokratis,
Pemberantasan Korupsi dapat berasal karena menambah jenjang baru
dari Kepolisian, Kejaksaan, Penyidik pemberian izin sadap, yakni Dewan
Pegawai Negeri Sipil yang diberi Pengawas.31
wewenang khusus oleh undang-undang, 14. Penuntutan KPK Harus Berkoordinasi
dan penyelidik Komisi Pemberantasan Dengan Kejaksaan Agung
Korupsi.28 Pasal 12 A Undang-Undang nomor 19
Aturan ini menegasikan Putusan tahun 2019: Dalam melaksanakan tugas
Mahkamah Konstitusi tahun 2016 yang penuntutan, penuntut Komisi
telah memberikan kewenangan pada KPK Pemberantasan Korupsi melaksanakan
untuk merekrut penyidik di luar dari koordinasi sesuai dengan ketentuan
institusi Kepolisian ataupun kejaksaan. peraturan perundang-undangan.32
Secara spesifik MK menyebutkan bahwa Jika ditelisik lebih jauh ketentuan ini
praktik merekrut penyidik independen maka institusi yang dimaksud untuk
merupakan sebuah keniscayaan karena melaksanakan koordinasi bersama
dengan KPK adalah Kejaksaan. KPK pada
25 News.detik.com Op. Cit
26 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 Pasal 43 dan 29 News.detik.com Op. Cit
Pasal 43 A 30 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 Pasal 37 B ayat
27 News.detik.com Op. Cit (1) huruf b dan Pasal 12 ayat (1)
28 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 Pasal 45 dan 31 News.detik.com Op. Cit
144
Lex Crimen Vol. IX/No. 1/Jan-Mar/2020
145
Lex Crimen Vol. IX/No. 1/Jan-Mar/2020
146
Lex Crimen Vol. IX/No. 1/Jan-Mar/2020
147
Lex Crimen Vol. IX/No. 1/Jan-Mar/2020
bantuan Polri dan Interpol hanya bisa dilakukan pidana korupsi sangat berdampak besar
pada saat proses penyidikan. Larangan- karena ada perubahan besar dalam revisi
larangan itu otomatis berakhir ketika undang-undang KPK yang spesifik dalam
penyidikan perkara sudah naik ke tahap kedua penyelesaian tindak pidana korupsi
alias penuntutan. Jika sudah dalam proses terutama dalam proses penyelidikan,
penuntutan pelarangan ke luar negeri sudah penyidikan, serta penuntutan. Dan
tidak bisa dilakukan. perubahan ini membatasi ruang gerak
KPK dalam melaksanakan tugas dan
PENUTUP fungsi dalam pemberantasan korupsi di
A. Kesimpulan indonesia. Seperti adanya wewenang KPK
1. Dalam isi materi muatan revisi Undang- untuk mengeluarkan SP3 jika penyidikan
Undang nomor 30 tahun 2002 tentang dan penuntutan tidak selesai dalam
Komisi Pemberantasan Korupsi ada jangka waktu 2 tahun, dan pada proses
beberapa materi muatan yang penyelidikan KPK harus memiliki izin dari
melemahkan KPK seperti yang sudah Dewan Pengawas untuk melakukan
Penulis bahas dalam pembahasan yakni, penyadapan, pada proses penyidikan KPK
tentang independensi KPK yang juga harus mendapatkan izin dari Dewan
dihilangkan dan diletakan sebagai Pengawas untuk melakukan
lembaga negara dirumpun eksekutif yang penggeledahan dan penyitaan, dan pada
dapat mempengaruhi sifat independensi proses penuntutan KPK harus melakukan
KPK dalam proses penanganan kasus koordinasi terlebih dahulu dengan
korupsi. Kemudian tentang adanya kejaksaan dan juga banyak kewenangan
pembentukan Dewan Pengawas yang strategis KPK pada proses penuntutan ini
memiliki wewenang berlebih seperti yang dihilangkan.
memberikan izin penyadapan,
penggeledahan, dan penyitaan. B. Saran
Kemudian adanya kebijakan tentang KPK 1. Revisi undang-undang KPK memang
bisa mengeluarkan Surat Perintah seharusnya dilakukan mengingat undang-
Penghentian Penyidikan (SP3) jika proses undang yang dipakai KPK dalam
penyidikan tidak selesai dalam jangka pelaksanaan tugas itu masih mengacu
waktu 2 tahun, dimana kebijakan ini kepada undang-undang nomor 30 tahun
sangat bertentangan dengan upaya- 2002 yang sudah lama dan menurut
upaya pemberantasan korupsi karena Penulis memang harusnya ada revisi.
membutuhkan waktu lama untuk Tetapi yang ingin Penulis tekankan
mencari bukti-bukti yang dibutuhkan KPK adalah seharusnya revisi terhadap
untuk bisa menyelesaikan suatu kasus undang-undang KPK itu berisi materi
korupsi. Kemudian ada juga pengaturan yang menguatkan KPK dalam
yang mempengaruhi kewenangan pelaksanaan tugas bukannya
pimpinan KPK. Kemudian tentang melemahkan KPK dalam memberantas
hilangnya kewenangan KPK dalam korupsi di Indonesia. Jadi menurut
perekrutan penyelidik dan penyidik penulis seharusnya pemerintah memang
secara independen, lalu semua pegawai perlu melakukan pemeriksaan kembali
KPK harus berstatus sebagai aparatur atas hasil revisi undang-undang KPK yang
sipil negara (ASN) yang berdampak baru ini karena nantinya akan membuat
pegawai KPK harus tunduk pada KPK kesulitan untuk memberantas
ketentuan Undang-Undang ASN. korupsi yang ada di Indonesia yang masih
Kemudian yang terakhir tentang tugas begitu banyak terjadi.
penuntutan KPK harus berkoordinasi 2. Semestinya posisi KPK harus diperkuat
dengan Kejaksaan Agung. dengan adanya revisi Undang Undang
2. Revisi undang-undang nomor 30 tahun KPK agar dalam penyelesaian kasus
2002 tentang komisi pemberantasan tindak pidana korupsi KPK bisa bekerja
korupsi dalam penyelesaian kasus tindak lebih keras dan bisa lebih efisien
148
Lex Crimen Vol. IX/No. 1/Jan-Mar/2020
149
Lex Crimen Vol. IX/No. 1/Jan-Mar/2020
2002-tentang-komisi-
pemberantasan-korupsi-
menguatkan-atau-
melemahkan?page=all (diakses pada
13 Nov 2019)
www.legalakses.com/surat-penghentian-
penyidikan-perkara-sp3/ (diakses
pada 20 Nov 2019)
150