Anda di halaman 1dari 13

PERLUASAN BERLAKUNYA

HUKUM PERDATA
PENDAHULUAN:
Pada awalnya KUH Perdata hanya berlaku untuk gol.
Eropa
Perkembangan:
perdagangan antara masing-masing golongan
Perkebunan perusahaan Belanda memerlukan hukum
yang juga berlaku bagi gol. TA dan BP
Upaya:
1. Menyatakan berlakunya KUHPerdata/hukum perdata
barat kepada BP dan TA (toepaselijk verklaring)
2. Penundukan diri secara sukarela kepada KUH
Perdata/hukum perdata barat (vrijvilijk onder wepping)
(1). MENYATAKAN
BERLAKUNYA HUKUM
PERDATA BARAT KEPADA
GOL. BP DAN TA
Politik hukum pem. Kolonial Belanda
untuk melindungi kepentingan orang
Eropa dan menjamin kepastian hukum
Dilakukan dengan “PAKSA”, karena
kepada BP dan TA setuju maupun tidak
setuju harus tunduk pada hukum perdata
barat
MENYATAKAN BERLAKUNYA HUKUM
PERDATA BARAT KEPADA GOL. TIMUR
ASING
 Golongan Tionghoa (TA) menjadi tengkulak: perantara gol. BP
dengan Eropa
 Tujuan: memudahkan kontrak antara Belanda dengan tengkulak,
dan menjamin kepastian hukum
 Dilakukan secara bertahap
1. Stb. 1855:79:
1. berlaku seluruh hukum perdata barat
2. kecuali hukum keluarga dan hukum waris ab intestato (hukum waris tanpa
wasiat).
3. Jadi hukum kekayaan dan hukum dagang berlaku untuk TA.
2. Stb. 1917 no. 129: 2 gol. TA, yaitu:
2. Gol. TA Tionghoa: seluruh hukum perdata barat kecuali tentang catatan sipil
dan tata cara melakukan perkawinan
3. Gol. TA non Tionghoa: tetap berlaku sebagaimana Stb. 1855:79
MENYATAKAN BERLAKUNYA HUKUM
PERDATA BARAT KEPADA GOL. BUMI
PUTRA
Hubungan kontrak org Belanda dengan BP:
bidang perkebunan dan industri
Dilakukan pada sebagian hukum perdata barat:
1. Stb. 1879:156:
1. Bagi gol. BP dinyatakan berlaku pasal 1601-1603 KUHP, yaitu pasal-
pasal tentang perjanjian kerja dan perburuhan
2. Stb. 1933:49:
1. bagi gol. BP diberlakukan sebagian hukum dagang, yaitu sebagian besar
dari hukum laut
3. Peraturan khusus:
1. Stb. 1933 no. 74: HOCI: tentang perkawinan yang dilakukan oleh BP yang
beragama kristen
2. Stb. 1939:569: Maskapai Andil Indonesia
3. Stb. 1939 no. 570: perkumpulan Indonesia yang berbadan hukum
(2). PENUNDUKAN DIRI
SECARA SUKARELA
KEPADA HUKUM PERDATA
BARAT
Politik hukum pemerintah Belanda yang tidak ada unsur paksaan
Dasar hukum:
Pasal 131 (4) IS: “bagi orang BP dan TA sepanjang mereka belum
diletakkan di bawah satu peraturan dengan golongan Eropa
diperbolehkan menundukkan diri kepada hukum yang berlaku untuk
golongan Eropa”
Tujuan: memberikan keamanan dan keuntungan bagi orang
Belanda apabila melakukan perjanjian dengan gol. Lain, karena
kepastian hukum pada hukum tertulis
Pada mulanya hanya berlaku untuk yang beragama kristen
JENIS PENUNDUKAN DIRI
SECARA SUKARELA

1. Penundukan diri pada seluruh hukum perdata barat


 (pasal 1-17 STB. 1917:12)

2. Penundukan diri pada sebagian hukum perdata


barat
 (pasal 18-25 STB. 1917:12)

3. Penundukan diri pada perbuatan hukum tertentu


 (pasal 26 STB 1917: 12)

4. Penundukan diri secara diam-diam/anggapan


 (pasal 29 STB. 1917:12)
PENUNDUKAN DIRI SECARA SUKARELA
PADA SELURUH HUKUM PERDATA
BARAT
(PASAL 1-17 STB. 1917:12)
Mengajukan permohonan kepada pemerintah setempat
Syarat:
Cakap bertindak hukum (dewasa, tidak dibawah pengampuan,
perempuan yang tidak terikat perkawinan)
Mempunyai seorang istri (monogami)
Bagi yang telah beristri harus dengan persetujuan istrinya
Apabila dikabulkan, berakibat hukum:
Bagi ybs, istri dan anak yang belum dewasa serta keturunannya
selanjutnya tunduk dan atau berlaku hukum perdata barat
(hukum orang, keluarga, kekayaan dan waris testamen dan ab
intestato/tanpa wasiat)
Lanjutan…..
Penundukan diri pada seluruh hukum perdata
barat TIDAK menyebabkan beralihnya
golongan penduduk (bedakan dengan persamaan
hak, yang beralih menjadi gol. Eropa))
Penundukan diri secara sukarela hanya berlaku
untuk hukum privat (hukum perdata barat),
TIDAK termasuk hukum publik (bedakan
dengan persamaan hak, yang berlaku untuk
hukum publik dan privat)
PENUNDUKAN DIRI SECARA SUKARELA
PADA SEBAGIAN HUKUM PERDATA
BARAT
(PASAL 18-25 STB. 1917:12)
Sebagian: hukum kekayaan barat dan hukum waris testamen barat
Tidak berlaku untuk TA (lihat stb 1855 no. 79 dan Stb 1917:129,
bagi TA berlaku seluruh hukum perdata)
Mengajukan permohonan, syarat:
Cakap bertindak dalam hukum
Ada persetujuan dari istri atau istri-istrinya
Mengapa syarat beristri 1 tidak termasuk?
Akibat hukum:
Ybs, istri, anak-anak yang belum dewasa serta keturunan selanjutnya
berlaku hukum kekayaan barat dan hukum waris testamen barat
Di luar hukum tersebut berlaku hukum adat
PENUNDUKAN DIRI SECARA
SUKARELA
PADA PERBUATAN HUKUM
TERTENTU (PASAL 26 STB 1917: 12)
Tidak harus ada permohonan
Cukup adanya kata sepakat dengan pihak yang
melakukan per buatan hukum tertentu
Terbatas pada hukum kekayaan
2 orang BP melakukan perbuatan jual beli
atau sewa dengan menggunakan KUHPerdata
TIDAK BOLEH: laki-laki dan perempuan BP
sepakat tunduk pada hukum perkawinan barat
PENUNDUKAN DIRI SECARA
SUKARELA
SECARA DIAM-DIAM/ANGGAPAN
(PASAL 29 STB. 1917:12)
Pasal 29 Stb. 1917:12
“Jika orang dari golongan BP melakukan suatu perbuatan hukum
yang tidak dikenal oleh hukum adatnya, maka dianggap secara diam-
diam menundukkan diri kepada hukum perdata barat”
Terbatas pada hukum kekayaan
(di luar hukum kekayaan, walau tidak dikenal dalam hukum adat
tidak diperbolehkan)
Contoh:
Pembuatan wessel dan cek
Mendirikan PT
Menghadap notaris untuk membuat akta
Mengadakan asuransi
T Stb. 1855:79 (seluruh hk. Perdata Barat kecuali
A Hk. Keluarga dan waris ab intestato
Menyatakan Stb. TA Tionghoa (seluruh hk. Perdata
berlakunya hk. 1917:129 barat kecuali perat catatan sipil dan
Pdt. barat tata cara perkawinan
TA Non Tionghoa: Stb. 1855:79
Sebagian Stb. 1879:156 (Pasal 1601-1603)
hukum
Perluasan Stb. 1933:49 (sebagian KUHD: h
perdata
berlakunyaHuku Laut)
barat
m perdata Barat B Stb. 1933:74 (HOCI)
P Peraturan
Stb. 1939:569 (Maskapai andil
khusus
Ind.)
Stb. 1939:570 (Perkump. Bdn Hk.
Ind)

Seluruh hk. Perdata barat (psl. 1-17 Stb. 1917:12)

Penundukan diri Sebagian hk. Perdata barat (psl. 18-25 Stb. 1917:12)
secara sukarela
Perbuatan hk. Tertentu (psl. 26 Stb. 1917:12)

Secara diam-diam/anggapan (psl. 29 Stb. 1917:12)

Anda mungkin juga menyukai