UNIFORM
(Wacana pembuktian sebagai ahliwaris dengan
akta notaris)
1
Hukum positif di Indonesia dalam bidang keperdataan berpegang kepada ketentuan
peraturan lama yang merupakan peninggalan masa Hindia Belanda.
PEMBERLAKUAN POLITIK PENGGOLONGAN PENDUDUK
Sebelum 1-1-1920 dan berlakunya Indische Staatsregeling (IS. S.25-415 jo.577, tgl. 23/6-
1925 ) penduduk di Hindia Belanda terbagi atas:
a.Dipersamakan dg gol Europa (semua org beragama Kristen dan org lain yg tidak masuk
pada Indonesiërs);
b. Dipersamakan dg gol Indonesiërs (Arab, Mooren, Tionghoa dan org lain penganut agama
Islam atau mereka yg tidak beragama)
Indische Staatsregeling (IS) d/h Regering op het beleid der Regering van Ned-Indië S.1855-2
jo.1 dalam Pasal 131 IS, dan Pasal 163 IS secara normatif eksplisit mengatur tentang
adanya pembagian golongan penduduk di Hindia Belanda ke dalam 3 golongan:
I. Golongan Eropa
II. Golongan Timur Asing :
Timur Asing – Tionghoa
Timur Asing – bukan Tionghoa
III. Golongan Bumiputera / Pribumi
Akibatnya :
DUALISME DALAM HUKUM PERDATA
2 hukum perdata yang berlaku di Indonesia :
- Hukum Perdata Eropa (Barat)
- Hukum Perdata Adat. 2
Pasal II Undang Undang Dasar 1945 bagian Aturan Peralihan :
(Pasal I Aturan Peralihan Amandemen keempat)
“Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih
langsung berlaku,
selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang
Dasar ini”.
3
Instruksi Presidium Kabinet Nomor 31/U/IN/12/1966
(27 Desember 1966) menyatakan :
4
Kewarganegaraan Republik Indonesia:
Bangsa: sekelompok manusia, yang sama-sama pernah mengalami penderitaan yang sangat parah,
sehingga merasa senasib sepenanggungan, dan karena itu mempunyai tekad untuk terus hidup
sebagai satu kelompok - “Le desir de vivre ensemble”, Ernest Renan (1889)
1. S.1910-226 jo. S.1927-418 – Nederlands Onderdaanschap van Niet Nederlanders
2. Undang2 no.3/1946 beberapa kali diubah UU no.3/1946, UU no.6/1946, UU no.8/1946, UU
no.11/1948
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat No.33 tahun 1950- Persetujuan Perihal
Pembagian Warga Negara pada tanggal penyerahan kedaulatan (27-12-1949)
4. Peraturan Penguasa Militer No. PRT/PN09/1957 dan Peraturan Penguasa Perang Pusat
No.PRT/PERPU/014/1958
5. Undang-Undang No. 62 tahun 1958
6. Perjanjian antara RI dengan RRC mengenai soal Dwi-Kewarganegaraan, berlaku 20 Januari 1960
7. Undang-Undang No.12 tahun 2006: Warga Negara Indonesia = orang - orang bangsa
Indonesia asli dan orang - orang bangsa lain yang disahkan dengan undang -undang sebagai
WNI
6
S.1849:25 jo. 1946:136 – WNA dan WNI keturunan Eropa
Kelahiran Umum S. 1917:130 jo.1919:81, 1946:137 – WNA dan WNI keturunan Tionghoa
S. 1920:751 jo.1927:564 – WNI Pribumi Non Nasrani
Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan mencabut selain Peraturan Pencatatan
Sipil tsb di atas, mencabut pula:
- Buku I Bab Kedua, Bg kedua dan Bab Ketiga KUHPerd
- Undang-Undang No.4 Tahun 1961 tentang Perubahan atau Penambahan Nama Keluarga (LN 1961:5; TLN
No.2154)
Bab V U2 No.23/2006: Pencatatan Sipil yang uniform untuk Kelahiran, Lahir Mati, Perkawinan, Perceraian,7
Kematian, Pengangkatan Anak, Pengakuan Anak dan Pengesahan anak jo U2 24/2013
Hukum Keluarga dan Hukum Waris sulit diunifikasikan
Mochtar Kusumaatmadja :
Bidang hukum yang sangat erat dengan kehidupan budaya & spriritual masyarakat
untuk sementara harus dibiarkan atau hanya dapat digarap setelah segala aspek
dari suatu perubahan serta akibatnya diperhitungkan dan dipertimbangkan masak-
masak.
Sudargo Gautama :
khusus dalam bidang hukum kekeluargaan ==== agama dan kepercayaan,
Unifikasi hukum tidak dapat dicapai dalam waktu dekat.
R.Subekti:
Hukum waris – bidang hukum sensitip atau rawan, berkaitan dengan adat istiadat
dan agama –Kebhinekaan masyarakat Indonesia
Supomo:
Unifikasi bagi semua golongan hukum berkenaan dengan bidang hukum keluarga –
tidak mungkin
Sunaryati Hartono:
Bagaimanapun muculnya pluralisme, mau tidak mau tidak lagi kita biarkan bagian
hukum yang sensitif tidak tersentuh, terkatung2 tidak menentu
8
Sistem Hukum Waris di Indonesia dan Pemikiran ke arah Unifikasi Hukum Waris
Simposium Hukum Waris Nasional (1989) INI diwakili oleh R.Soerojo Wongsowidjojo
mengemukakan masalah praktek notaris disebabkan:
a. Berbeda-bedanya Hukum Waris bagi bangsa Indonesia (pluralisme)
b.Tidak lengkapnya pengaturan instansi mana yang diberi wewenang untuk
membuat ketetapan/keterangan hak waris
HUKUM WARIS cara penerusan dan peralihan hak dan kewajiban Pewaris
(harta peninggalan atau harta kekayaan ) kepada yang berhak mewaris.
Keterangan Ahli Waris/Keterangan Hak Waris ( dasar penentuan para ahli waris )
11
INSTITUSI YANG BERHAK MEMBUAT KETERANGAN WARIS
• Kebiasaan dan Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1997
Pasal 111 ayat (1) huruf c angka 4 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.24/1997:
Bentuk Institusi
WNI Penduduk Asli Surat Keterangan Ahli Waris Oleh para ahli waris + 2 saksi,
dikuatkan oleh Kepala Desa / Lurah
dan Camat
WNI Ket. Tionghoa Akta Keterangan Hak Mewaris Notaris
WNI Ket. Timur Asing Lainnya Surat Keterangan Waris Balai Harta Peninggalan
Tidak ada aturan formal yang sama untuk seluruh golongan penduduk di Indonesia
12
KHW untuk WNI Penduduk Asli
Dibuat dibawah tangan, bermeterai oleh para ahliwaris sendiri dengan 2
saksi dan diketahui atau dikuatkan oleh Lurah/Kepala desa dan Camat
setempat sesuai dengan tempat tinggal terakhir pewaris.
Di dalam Undang2 No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diganti
Undang2 No. 23/2014 :
Tidak tercantum wewenang camat (Pasal 126 ayat 2 dan 3), lurah/kepala
desa (Pasal 127 ayat 2 dan ayat 3) untuk turut serta mengetahui,
menyaksikan dan menandatangani Surat Keterangan Waris.
Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan,
Camat / Lurah / Kepala Desa - Pejabat Tata Usaha Negara - Hukum
Administrasi Negara
13
Beberapa catatan:
1.Pengadilan Agama – penetapan ahliwaris dengan judul Pemisahan dan Pembagian
Warisan Diluar Sengketa (Pasal 236a HIR*) sesuai petunjuk SEMA no. 2/1990 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Undang2 no. 7/1989 tentang Peradilan Agama – isinya murni
penetapan/fatwa waris;
*Ps 236a HIR: “Atas permintaan sekalian ahliwaris atau bekas istri orang yang
meninggal, maka pengadilan negeri memberi bantuan, walaupun tak ada perselisihan,
untuk mengadakan pemisahan harta benda diantara orang2 bangsa Bumiputera yang
beragama apa juapun serta membuat surat-aktanya”
14
2. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 2/1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Undang-Undang No.7 Tahun 1989.
Petunjuk perkara orang2 beragama Islam di bidang kewarisan - masalah pilihan
hukum, berlaku bagi mereka yang hukum warisnya tunduk pada:
Hk Adat dan/atau Hukum Islam atau tunduk pada Hukum Perdata Barat dan/atau
Hk Islam boleh memilih :
- Hk Adat atau Hukum Perdata Barat - wewenang Pengadilan Negeri; atau
- Hk Islam yang menjadi wewenang Pengadilan Agama.
15
4. Mahkamah Agung (MA) menafsirkan Pasal 2 ayat (2) U2 No. 14/1970 Tentang
Ketentuan2 Pokok Kekuasaan Kehakiman yang mengatur bahwa disamping tugas
dibidang contentieuse jurisdictie dapat pula diberikan tugas lain yaitu voluntaire
jurisdictie asal berdasarkan peraturan perundangan, misalnya, PN berwenang
menetapkan pengangkatan wali untuk anak dibawah umur (Pasal 300-301
KUHPerd);
5. Pilihan hukum dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 telah dihapuskan dalam
Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7
Tahun 1989 jo U2 No. 50/2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang2 No 7/ 1989
tentang Peradilan Agama
Ps 14 ayat 1 – “Para ahliwaris atau dalam hal seseorang sesuai dengan Ps 524 BW
(Ned) dengan keputusan pengadilan dinyatakan diduga meninggal, yang diduga ahliwaris
daripadanya, yang mempunyai suatu hak terdaftar dalam buku-buku besar utang utang
nasional, harus membuktikan hak mereka dengan suatu keterangan hak waris setelah
kematian atau diduga meninggalnya pewaris dibuktikan.”
Ps 14 ayat 3 – “Jika suatu warisan terbuka dinegeri ini (Nederland), keterangan hak waris
dibuat oleh seorang notaris. Akta yang dibuat dari keterangan ini harus dikeluarkan in
originali.”
17
Dasar pembuatan KHW (Peraturan Jabatan Notaris S. 1860-3)
- Fatwa Mahkamah Agung, atas permintaan dan ditujukan kepada Ny. Sri Redjeki
Kusnun, SH, tertanggal Jakarta, 25 Maret 1991 No. KMA/041/III/1991 jo.
Surat Ketua Mahkamah Agung kepada Ketua Pengadilan Tinggi, Pengadilan Tinggi
Agama, Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama di seluruh Indonesia tertanggal
Jakarta, 8 Mei 1991 No. MA/Kumdil/171/V/K/1991;
Diterima oleh doktrin dan yurisprudensi di Indonesia, dianggap sebagai hukum kebiasaan
18
KHW di Nederland – sebagai perbandingan
2) Setelah berlakunya Notariswet S.1999 nr 190, diatur di dalam Pasal 47 ayat (1)
dan ayat (3): Keterangan Hak Waris dapat dibuat dibawah tangan – ketentuan2
Pasal-Pasal 20, 40 ayat 1, 41, 42 dan 45 (mutatis mutandis) berlaku.
KHW dibuat baik dalam bentuk akta otentik maupun akta di bawah tangan yang
mempunyai kekuatan pembuktian suatu akta otentik.
3) Perubahan terakhir dimuat di dalam Ps 49b ayat (1) Wet op het Notarisambt
bahwa notaris memberikan dari protokolnya salinan dari keterangan ahliwaris
kepada mereka yang berkepentingan dalam hubungannya dengan pewaris.
Bentuk KHW adalah akta notaris (sumber www.wet-en-regelgeving-notariat.nl,
2/2019)
19
KHW untuk WNI keturunan Timur Asing lainnya
Pembuatan surat keterangan waris oleh Balai Harta Peninggalan
Instructie voor de de Weeskamers in Indonesia (College van Boedelmeesteren dari
Weeskamer) – Pasal 14 ayat 1, 2 Ordonannantie 22-7-1916 jo.S.1916-517 (Instructie van
de Gouvernements Landmeters)
“Pada terjadinya peralihan benda tidak bergerak karena pewarisan ab intestato bagi
mereka yg disamakan dg gol Bumiputra, sejauh kpd mereka tidak dapat diterapkan hk
waris bagi gol Eropa, maka Landmeter sebelum melakukan tindakan hk harus minta bukti
dari BHP (Wees en Boedelkamer) mengenai hak mewaris dan pembagiannya serta
bagaimana seharusnya dilakukan peralihannya (…)”
Bukti ahliwaris merupakan bukti perdata – tidak tepat dikeluarkan oleh pejabat yang
tunduk pada Hukum Administrasi
Hanya terdapat 5 (lima) BHP - Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Makassar.
20
KHW untuk WNI - Timur Asing bukan Tionghoa
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No 7 Thn 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Harta Peninggalan (Permenkumham 7/2021).
Di dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Permenkumham 7/2021 disebutkan sebagai berikut:
“Pasal 2
BHP mempunyai tugas mewakili dan melaksanakan pengurusan kepentingan subjek
hukum dalam rangka menjalankan putusan dan/atau penetapan pengadilan atau
kepentingan demi hukum di bidang harta peninggalan dan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 2, BHP menyelenggarakan
fungsi:
(…) c pembuatan surat keterangan hak waris;
d (…).
sedangkan
- Bagi golongan Timur Asing bukan Tionghoa berdasar Art. 1 angka 2 S.1924-556
berlaku:
1) reglement College van Boedelmeesteren (Reglement voor het Collegie van
Boedelmeesteren te Djakarta, Besluit van de Commissaris-Generaal over
Nederlands Indië van 31 Mei 1828 No 30, S.1828 - 46) jo Instructie voor de
Weeskamers in Indonesië (Ord. 5-10-1872 S. 72-166).
2) instruksi (Instructie voor de Gouvernements landmeters in Indonesië en als
zoodanig fungeerende personen - Ordonantie 22-7-1916 jo.S.1916-517): dan
24
- Instructie voor de Gouvernements landmeters in Indonesië en als zoodanig
fungeerende personen - Ordonantie 22-7-1916 jo.S.1916-517 (Instructie van de
Gouvernements Landmeters)
Pasal 14 menyebutkan dalam hal peralihan dari seluruh atau sebagian benda tidak
bergerak, sebagai akibat dari pewarisan ab intestato bagi mereka yang dipersamakan
dengan Indonesiers (Arab, Mooren, Tionghoa dan penganut agama Islam
(Mahomedanen) atau mereka yang tidak beragama (Heidenen) sejauh kepada mereka
tidak dapat diterapkan hukum waris Eropa, maka Landmeters (ahli ukur), sebelum
landmeterskennissen (keterangan ahli ukur) diberikan, harus dikonsultasikan mengenai
bukti dari Wees en Boedelkamer atau para pejabatnya.
26
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. 7 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Harta Peninggalan dapat disimpulkan sbb:
a)“Pasal 3, Sub c. pembuatan surat keterangan hak waris” oleh BHP dimaksudkan
dan ditujukan bagi (“sisa” dari) mereka yang dipersamakan dengan Indonesiërs (Arab,
Moore, Tionghoa dan penganut agama Islam (Mahomedanen) atau mereka yang tidak
beragama (Heidenen)) yakni golongan Timur Asing bukan Tionghoa;
b) Permenkumham 7/2021 adalah peraturan Menteri yang tidak dapat mengubah
undang-undang yakni:
- “Staatsblad 1916 Nomor 517 tentang Instruktie Van De Gouvernement
Landmeters” (yang seharusnya berbunyi Instructie voor de Gouvernements
Landmeters in Indonesie en als zoodanig fungeerende personen berdasarkan
Ordonantie 22 Juli 1916 jo Instructiën en reglementen voor het voormalige
College van Boedelmeesteren (di atur di dalam Reglement voor het Collegie
van Boedelmeesteren te Djakarta, Besluit van de Commissaris-Generaal over
Nederlands Indie van 31 Mei 1828 No 30, S. 1828-46)”.
27
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
(PMNA/KBPN No 16/2021)
-Tidak ada peraturan perundangan yang mendasari cara pembuatan keterangan hak
waris
-Notaris bebas dan tidak terikat pada peraturan mengenai bentuk akta.
- akta di bawah tangan,
- membuat minuta dari keterangan yang diberikan oleh para
saksi sedangkan keterangan waris dibuatnya di bawah tangan,
- membuat keterangan waris dengan minuta
-Sampai saat ini masih belum ada dasar hukum yang jelas dan pasti bagi
kewenangan notaris dalam pembuatan Keterangan Hak Waris.
29
Notaris
Pengertian Notaris ( Ps. 1 angka 1 UUJN ) :
“ Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
autentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.”
• Tan Thong Kie : Pembuatan KHW oleh notaris di Indonesia tidak mempunyai dasar dalam
undang-undang; demikian pula pendapat Ting Swan Tiong, Oe Siang Djie,
Praktek notariat di Indonesia, pada umumnya dibuat sebagai akta di bawah tangan
-> bukan akta relaas maupun akta pihak.
31
• Pasal 15 ayat (2) UUJN --- “ beberapa akta yang menjadi kewenangan notaris “
mengenai pembuatan Keterangan Hak Waris tidak dicantumkan secara eksplisit.
• RUU -JN
Kewenangan notaris untuk membuat Keterangan Hak Waris
- eksplisit - pasal 16 ayat 2 huruf b.
• Pembahasan di DPR - dihapus – dianggap diskriminatif.
2. Mengenai kewenangan notaris dalam pembuatan Keterangan Hak Waris dapat juga
dicarikan landasan hukum dalam UUJN dari pasal 15 ayat (1) dan ayat (2) yang mengatur
mengenai Kewenangan Notaris; atau
32
Sumber hukum: perU2an, kebiasaan, putusan pengadilan, doktrin, asas2 huikum
- tidak mengikat umum – Menteri Koodinator dan Menteri Negara hanya membentuk
keputusan yang bersifat intern (Maria Farida Indrati Soeprapto);
- Bagir Manan dan Kuntara Magnar: PerU2an = putusan tertulis, ditetapkan,
dikeluarkan oleh lembaga/pejabat negara yang mempunyai fungsi legislatif
33
Pembuatan keterangan waris oleh instansi yang berlainan hendaknya diakhiri karena sudah
tidak relevan lagi pada saat ini.
Keterangan Ahli Waris dalam bentuk akta autentik untuk Warga Negara Indonesia
34
Contoh Keterangan Hak Waris di Nederland- dibuat dalam bentuk minuta
(lambang)
KETERANGAN HAK WARIS
Pada hari ini, tanggal…, saya, Mr… notaris di … setelah yakin atas segala
sesuatu menurut kemampuan saya, bersama ini menyatakan sebagai
berikut:
Pada tanggal … di … telah meninggal … selanjutnya disebut “pewaris”.
Pewaris mempunyai kewarganegaraan Nederland.
Pewaris dilahirkan di … pada tanggal … dan alamat terakhir pewaris adalah…
Pewaris telah menikah dengan harta campur dengan Nyonya… lahir di … pada
tanggal… yang untuk kedua orang ini merupakan pernikahan mereka satu-
satunya. Pernikahan tersebut berakhir karena meninggalnya istri di tahun …
Sewaktu meninggal status pewaris adalah tidak menikah dan tidak tercatat
sebagai kawan hidup.
Dari pernikahan dengan Nyonya…tersebut telah lahir empat orang anak yang
kini masih hidup:
1. Tuan …, lahir di … tinggal di …, menikah;
35
2. Nyonya …, lahir di … tinggal di …, menikah;
3. Tuan …, lahir di …, tinggal di …, tidak menikah;
4. Tuan …, lahir di …, tinggal di…, tidak menikah.
Peraturan wasiat
Terakhir pewaris mengatur harta peninggalannya dengan surat wasiat
tertanggal… yang dibuat di hadapan notaris … di …(Indonesia), dan dalam
surat wasiat tersebut pewaris:
Menunjuk sebagai para ahliwaris satu-satunya anak-anaknya yang disebut di
butir 2 dan butir 3;
Menunjuk anak laki-lakinya yang disebut di butir 3 sebagai pelaksana wasiat
atas harta peninggalannya.
Hak Waris yang berlaku:
Atas harta peninggalan pewaris, sesuai dengan penerapan peraturan-
peraturan hukum perdata internasional sejauh cara pewarisan harta benda
dari pewaris yang terletak di Nederland, berlaku hak waris Indonesia.
Menurut hak waris ini, dengan syarat mereka menuntut diberlakukannya hak
waris yang sah, maka para ahliwaris dari pewaris yang disebut di butir-butir 2
dan 3
36
masing-masing berhak atas lima per enam belas (5/16) bagian dan anak-anak
yang disebut di butir-butir 1 dan 4 masing-masing berhak atas tiga per enam belas
(3/16) bagian.
Tuntutan legal
Tuan … dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri mengadakan
tuntutan atas bagian yang legal dan bersama-sama dengan saudara
perempuannya, Nyonya… sebagai pengurus bersama atas harta benda Tuan …
tersebut di atas, mengadakan tuntutan atas bagian legal dari …
Menerima harta peninggalan
Berdasarkan surat-surat pernyataan yang terlampir pada akta ini ternyata bahwa
anak-anak pewaris yang disebut di butir-butir 2 dan 3 menerima harta peninggalan
pewaris.
Wewenang untuk menguasai
Berdasarkan hal-hal di atas maka Tuan … yang disebut di butir 3, berwenang
untuk menguasai semua benda yang termasuk dalam harta peninggalan pewaris,
untuk menagihnya, menerimanya dan memberi tanda pelunasannya.
37
Ketentuan untuk pengecualian
Dalam surat wasiat tersebut tidak terdapat sesuatu ketentuan untuk
pengecualian.
Dokumen-dokumen yang dilampirkan
Pada akta ini dilampirkan:
Dua surat pernyataan menerima harta peninggalan;
Satu surat pernyataan megadakan tuntutan atas bagian yang legal;
Penetapan dari pengadilan negeri.
DEMIKIAN AKTA INI:
Dibuat sebagai minit dan ditandatangani oleh saya, notaris di … pada tanggal
yang disebut di awal akta ini.
(kemudian terdapat tanda tangan notaris)
SEBAGAI SALINAN.
Stempel/tanda tangan
38