Anda di halaman 1dari 2

MATERI 2.

HUKUM PERDATA
SEJARAH BW
(Buku Kitab dalam bahasa Belanda = Bugerlijk Wet Boek)
- Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Ada 4 buku)
- Hukum Hamurabi = Mata ganti mata, tangan ganti tangan.
- Asas Konkordansi (Pasal 131 IS)
Asas Konkordansi adalah suatu asas yang melandasi diberlakukannya hukum Eropa
atau hukum di negeri Belanda pada masa itu untuk diberlakukan juga kepada Golongan
Eropa yang ada di Hindia Belanda (Indonesia pada masa itu).
- Dulunya menggunakan Indsiche Staatsregeling (dibuat oleh pemerintah Belanda) (Pasal
163 IS).
Maka adanya Penggolongan masyarakat Indonesia yaitu:
1. Golongan Eropa , yaitu Orang berkulit putih
2. Golongan Bumi Putra, yaitu mereka yang dianggap penduduk asli Indonesia (berkulit
sawo matang)
3. Golongan Timur Asing, yaitu orang-orang keturunan
a. Timur Asing Cina/Tionghua
b. Timur Asing Non-Cina (Arab, India, dll)

PEMBAGIAN HUKUM PERDATA


MENURUT ILMU PENGETAHUAN HUKUM (DOKTRIN)
- Buku 1. Tentang Orang / Hukum Perorangan (Personenrecht)
- Buku 2. Tentang Keluarga (Familierecht)
- Buku 3. Tentang Harta Kekayaan (Vermogenrecht)
- Buku 4. Tentang Waris (Erfrecht)

MENURUT UNDANG-UNDANG
- Buku I : Tentang Orang (Van Personen)
- Buku II : Tentang Benda (Van Zaken)
- Buku III : Tentang Perikatan (Van Verbintenissen)
- Buku IV : Tentang Pembuktian dan Daluarsa (Van Bewijs En Verjaring)

BAGIAN BW YANG TIDAK BERLAKU LAGI


1. UU No. 5 Tahun 1955 Tentang Agraria (UUPA)
2. UU No. 4 Tahun 1961 Tentang Penggantian Nama
3. SEMA No. 3 Tahun 1963
4. UU No. 1 Tahun 1974 (UU Perkawinan)
5. UU No. 4 Tahun 1996 (UU Hak Tanggungan)
PASAL PASAL (BAB I)
MENIKMATI DAN KEHILANGAN HAK KEWARGAAN
(Berlaku bagi Golongan Timur Asing Bukan Tionghoa, dan bagi Golongan Tionghoa)

Pasal 1
‘Menikmati hak-hak kewargaan tidak tergantung pada hak-hak kenegaraan’
Artinya: Negara tidak dapat ikut campur dalam hak-hak kewargaan

Pasal 2
‘Anak yang ada dalam kandungan seseorang perempuan dianggap telah lahir, setiap kali
kepenringan si anak menghendakinya. Bila telah mati sewaktu dilahirkan, dia dianggap tidak
pernah ada.’
Artinya : Anak yang dalam janin sudah bisa dihitung sudah dilahirkan (sudah ada hak
kewargaan).

Pasal 3
‘Tiada suatu hukuman pun yang mengakibatkan kematian perdata, atau hilangnya segala hak-hak
kewargaan.’

Anda mungkin juga menyukai