Anda di halaman 1dari 107

HUKUM WARIS

Catatan
TENTANG PEWARISAN DAN
SURAT WASIAT MENURUT
KITAB UNDANG2 HUKUM PERDATA

Dr. Herlien Budiono S.H.

Hukum Waris 1
Perundang2an Hukum Perdata Materiil

Ps 1 Aturan Peralihan UUD45 - “Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih
langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar
ini”.

Sebelum 1-1-1920 - berlaku Pasal 6 – Pasal 10 Algemene Bepalingen van Wetgeving (S.
1847-23) penduduk di Hindia Belanda dibagi sebagai berikut:
“Penduduk di Hindia Belanda dibagi menjadi orang Eropa (Europeanen) dan orang
Indonesia (Indonesiërs) serta mereka yg dipersamakan dg gol tersebut” (Pasal 6
AB)
a) Met Europeanen Gelijkgestelden (Dipersamakan dg gol Eropa);
1) semua orang yg beragama Kristen termasuk penduduk Indonesia (yg beragama
Kristen);
2) orang lain darimanapun asalnya yg tdk masuk pd gol yg disebutkan di bawah
ini (Pasal 7 AB);
b) Met Indonesiërs Gelijkgestelden (Dipersamakan dg gol Indonesiërs) adalah Arab,
Moor, Tionghoa dan orang lain penganut agama Islam (Mahomedanen) atau mereka
yg tdk beragama (Heidenen) (Pasal 8 AB)
Hukum Waris 2
•.

Ps 6 -8 AB dihapuskan -- diganti Ps 109 RR jo Ps 163 IS Indische Staatsregeling


(IS) S. 1855-2 jo.1 dalam Pasal 131, dan Ps 163 IS secara normatif eksplisit mengatur
tentang adanya pembagian gol penduduk di Hindia Belanda ke dalam 3 gol :
•Golongan Eropa;
1) Semua orang Belanda;
2) Semua orang (tdk tergolong sub 1) yg berasal dari Eropa;
3) Semua orang Jepang dan
yg berasal bukan dari sub 1) dan 2) yg dinegaranya menganut hukum keluarga
atau mendasarkan pada asas-asas yg sama dengan asas (hukum keluarga) di
Nederland;
•Golongan Indonesiërs (Bumiputera);
•Golongan Timur Asing (mereka yg bukan gol Eropa (Europeanen) dan
Indonesiërs (Bumiputera):
-Timur Asing – Tionghoa;
-Timur Asing – bukan Tionghoa

Hukum Waris 3
Pemerintah Hindia Belanda menyatakan berlaku bagi :
- Golongan Timur Asing Tionghoa seluruh Hukum Perdata dan Hukum Dagang
berdasarkan S. 1917-129 jis S. 1919-81, S.1924-557, S.1925-92 Bepalingen Voor
Geheel Indonesië betreffende het burgerlijk en handelsrecht van de Chineezen

- Golongan Timur Asing bukan Tionghoa berdasarkan S.1924 - 556 – Bepalingen


voor geheel Indonesië betreffende het burgerlijk en handelsrecht der Vreemde
Oosterlingen andere dan Chineezen - seluruh hukum keperdataan, hukum dagang,
dan hukum kepalitan dengan beberapa kekecualian hukum keluarga, hukum
perkawinan, hukum harta benda perkawinan, hukum waris ab intestato.

Hukum Waris 4
Terhadap 3 gol penduduk telah diterapkan hukum yg berbeda-beda, yakni:
- Gol Eropa – berlaku KUHPerd (terjemahan bebas dari Burgerlijk Wetboek) dan
KUHDag (terjemahan bebas dari Wetboek van Koophandel);
- Gol Bumiputra (Indonesiërs) – berlaku hukum Adat dan hukum Islam;
- Gol Timur Asing, yakni yg bukan merupakan gol Eropa maupun Bumiputra
(Indonesiërs), terdiri dari kelompok utama yakni gol Timur Asing Tionghoa, dan gol
Timur Asing bukan Tionghoa (Arab dan India).
a. Gol Timur Asing Tionghoa berlaku hukum keperdataan dan hukum dagang
yg berlaku bagi gol Eropa berdasar S.1917-129 jis S. 1919-81, S. 1924-557, S.1925-
92 dan diberlakukan berbeda mengenai adopsi, kongsi dan kepailitan.
b. Gol Timur Asing bukan Tionghoa (Arab dan India) berdasarkan S.1924 - 556
berlaku seluruh hukum keperdataan, hukum dagang, dan hukum kepalitan dengan
beberapa kekecualian hukum keluarga, hukum perkawinan, hukum harta benda
perkawinan, hukum waris ab intestato.

Hukum Waris 5
Hukum Waris bersifat pluralistis

Hk Waris - Penduduk Indonesia zaman Hindia Belanda:

- Golongan Bumiputra – Hk Adat, Hk Islam


- Golongan Eropa – KUHPerd
- Golongan Timur Asing Tionghoa- KUHPerd
- Golongan Timur Asing bukan Tionghoa – KUHPerd
Waris Testamen

Hukum Waris 6
Politik Hukum Pemerintah

a. Instruksi Presidium Kabinet No 31/U/IN/12/1966, tgl 27-12-


1966 - Penghapusan perbedaan gol penduduk dg tdk
mengurangi berlakunya ketentuan mengenai perkawinan,
warisan dan ketentuan perdata lainnya
b. U2 Perkawinan – U2 No 1/1974 jo U2 no 16/2019
c. U2 No 12/2006 tentang Kewarganegaraan: WNI = orang bangsa
Indonesia asli dan orang bangsa lain yg disahkan dg
undang2 sebagai WNI -- Tidak dibedakan antara Warga
Indonesia “asli” atau “keturunan”
d. U2Adminduk – U2 No.23/2006 jo U2 No. 24/2013

Hukum Waris 7
U2 No. 1/1974 tentang Perkawinan jo U2 no 16/2019 tentang
Perubahan Atas U2 no 1/1974 tentang Perkawinan (U2Perk)

U2Perk telah mencabut segala sesuatu yg berhubungan dg


perkawinan:
- KUHPerd;
- Huwelijks Ordonantie Christen Indonesiers Java, Minahasa en
Amboina (Ordonansi Perkawinan Indonesia Kristen) – S.
1933/74;
- Regeling op de Gemengde Huwelijken (Peraturan Perkawinan
Campuran) – S. 1898/158;
dan peraturan lain yg mengatur mengenai perkawinan sejauh
telah diatur dalam U2Perk

Hukum Waris 8
Perda No. 26 tahun 1998

S.1849:25 jo. 1946:136 – WNA dan WNI


keturunan Eropa
Kelahiran Umum S. 1917:130 jo.1919:81, 1946:137 – WNA dan
WNI keturunan Tionghoa
S. 1920:751 jo.1927:564 – WNI Pribumi Non
Nasrani
Akta Kelahiran S. 1933:74 jo.1936:607 – WNI Pribumi Nasrani
Non staatsblad untuk WNA dan WNI keturunan
Arab, India dsb

Kelahiran Masal Instruksi Menteri dalam Negeri No.474.1-311,


(Dispensasi) Tgl 5 April 1988, tentang Pelaksanaan Dispensasi
akta kelahiran

Kelahiran Istimewa 1. SK Menteri Dalam Negeri No.474.1.785, tgl 1


14 Oktober 1989, tentang Penerbitan Akta
Kelahiran bagi yang terlambat pencatatannya
2. SK Walikota
Penetapan Pengadilan Negeri
Hukum Waris 9
Pencatatan Perkawinan

U2 no 1/1974 tentang Perkawinan jo U2 no 16/2019 tentang Perubahan Atas U2


no 1/1974 tentang Perkawinan (U2 Perk) mencabut pula:
1. Buku I Bab Kedua, Bg kedua dan Bab Ketiga KUHPerd;
2. Undang-Undang No.4 Tahun 1961 tentang Perubahan atau Penambahan
Nama Keluarga (LN 1961:5; TLN No.2154)
U2Perkawinan

berlaku utk semua gol - perkawinan sah menurut hk, masing2


agama dan kepercayaannya ;
- pencatatan perkawinan (Ps 2 U2Perk)

Muslim- KUA
Non Muslim-Catatan Sipil
U2 No 23/2006 tentang Adminduk jo U2 no 24/2013 tentang Perubahan Atas
U2 No 23/2006 tentang Adminduk
Hukum Waris 10
Penentuan Hk Waris yg berlaku

Perkawinan campuran menurut HOCI (S.1933-74) & Peraturan Perkawinan


Campuran (S.1898-158)
Ps 1 S. 1898-158 - Perkawinan campuran adalah pPerkawinan antara dua
orang yg di Indonesia tunduk pd hk yg berlainan
Ps 57 U2Perkawinan:
Perkawinan campuran = Perkawinan antara dua orang yg di Ind tunduk pd hk
yg berlainan krn perbedaan kewarganegaraan; satu WNI-satu WNA

Hk Antar Golongan – yurisprudensi: penentuan hk waris yang berlaku


mendasarkan pd kaidah penunjuk - hk gol penduduk pewaris

HPI - Ps 16 AB (Algemene Bepalingen van Wetgeving in Indonesië -Stb 1847


no 23) : status &wewenang bagi orang Indonesia berlaku mengikuti orang tsb
Warisan seseorang diatur oleh hk personil orang -- hk orang yg meninggal
Hukum Waris 11
Hukum waris KUHPerd diatur di dalam Buku II bab XII
dg alasan:
- Vollmar: mewaris adalah salah satu cara untuk
memperoleh hak kebendaan

- Pitlo: kerancuan dua prinsip yang mempengaruhi yaitu


1. Hukum Romawi
2. Hukum Germania

Hukum Waris 12
Warisan menurut Hk Romawi – Hk Germania

Hukum Romawi:
Hak waris termasuk hak kebendaan karena warisan dipandang sebagai suatu
benda (zaak) yang berdiri sendiri; “suatu benda khusus tidak bertubuh”
terhadap mana para ahliwaris mempunyai hak kebendaan yang bersifat
pemilikan bersama yang bebas (vrijemedeeigendom)

Hukum Germania:
Warisan tidak dikenal sebagai benda (zaak) yang berdiri sendiri; juga tidak
dikenal hak kebendaan yang khusus dari para ahliwaris terhadap mana para
ahliwaris mempunyai hak kebendaan yang bersifat pemilikan bersama yang
terikat (gebondenmedeeigendom).

Hukum Waris 13
Sumber Hukum Waris KUHPerd
H. Waris KUHPerd berasal dari dua sumber yaitu:
Sistimatik menurut Hukum Romawi :
Ps 528 - menyebutkan a.l. hak waris sebagai suatu kebendaan;
Ps 834 - hereditatis petitio karena U2
Ps 955 – hereditatis petitio karena pengangkatan waris (erfstelling),

Tiap waris berhak mengajukan gugatan hak warisnya

Substansi menurut Hukum Germania

Keberatan para sarjana:


- ahliwaris mendapat bukan saja hak milik namun seluruh aktiva dan pasiva
berdasar hak saisine (Ps 833 –ahliwrs demi hk memperoleh
hak+kewajiban);
juga hasil, pendapatan dan ganti rugi akan pengembalian barang milik
(Ps 834) Hukum Waris 14
Keterangan Hak Waris (KHW)

Pendapat Klaassen-Eggens
Bentuk KHW bukan:
1) Akta pihak – krn bukan keterangan pr pihak yg disampaikan utk
dinyatakan not sebagai keinginan pr pihak
2) Akta relaas – krn bukan pengamatan not yg disaksikan pula pr saksi

KHW – kesimpulan/pendapat not didasarkan pd bukti2 surat/dokumen yg


disampaikan kpd not dan yg sejauh telah diyakininya tentang siapa pewaris,
ahliwaris dan bagian mereka

-Tidak memberikan kekuatan pembuktian yg bersifat memaksa


(dwingende bewijskracht);
- Bukan fakta hukum;
- Tidak memiliki kekuatan autentisitas (kracht van authenticiteit)
Hukum Waris 15
Pejabat Pembuat Keterangan Hak Waris

Pasal 111 ayat (1) huruf c angka 4 Aturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Badan Pertanahan Nasional (PMNA/KBPN) No 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah:

Menurut kebiasaan:
WNI penduduk asli – dibuat pr ahliwaris dg disaksikan 2
saksi dan dikuatkan Kepala Desa/Kelurahan dan Camat
setempat pewaris meninggal dunia;
- WNI keturunan Tionghoa – Notaris;
- WNI keturunan Timur Asing lainnya – Balai Harta Peninggalan

Hukum Waris 16
Pasal 111 ayat (1) huruf c Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional (PMNA/KBPN) No 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah (Permen ATR 16/2021):
a. (…)
c. Surat tanda bukti sebagai ahli waris dpt berupa:
1. Wasiat dari pewaris;
2. Putusan PN;
3. Penetapan hakim/ketua Pengadilan;
4. Surat pernyataan ahliwaris dibuat pr ahliwaris dg saksi 2 orang
diketahui kepala desa/lurah dan camat tempat tinggal pewaris pd waku
meninggal dunia;
5. Akta KHW dari notaris yg berkedudukan di tempat tinggal pewaris pd
wkt meninggal dunia; atau
6. SKW dari Balai Harta Peninggalan.

Hukum Waris 17
KHW Gol Timur Asing Tionghoa

Notariswet S.1842-20 (Ned) – konkordansi S.1860-3 (Reglement op het


Notarisambt in Indonesie)

Ps 14 ayat (1) Wet op de Grootboeken der Nationale Schuld (S.1931-105):


"Para ahliwaris atau dalam hal seseorang sesuai dengan Pasal 524 BW (Ned) dengan
ketetapan pengadilan dinyatakan diduga meninggal, yang diduga ahliwaris
daripadanya, yang mempunyai suatu hak terdaftar dalam buku-buku besar utang-
utang nasional, harus membuktikan hak mereka dengan suatu keterangan hak waris
setelah dibuktikan kematian atau diduga meninggalnya pewaris" dan
Ps 14 ayat (3) :
"Jika suatu warisan terbuka dinegeri ini (Nederland), keterangan hak waris dibuat
oleh seorang notaris. Akta yang dibuat dari keterangan ini harus dikeluarkan in
originali"

Tan Thong Kie, Ting Swan Tiong, Oe Siang Djie – mengikuti kebiasaan;
pembuatan KHW di Indonesia tdk mempunyai dasar hk dan U2
Hukum Waris 18
KHW DI NEDERLAND

Notariswet S,1842-20 – tidak mengatur secara eksplisit


Wet op de Grootboeken der Nationale Schuld (S.1931-105):
berbeda dg

Notariswet S.1999- 190:


Ps 14 ayat (7) : dibuat dalam bentuk akta di bawah tangan/autentik – dianggap
sebagai akta autentik

Ps 49c ayat (1) Notariswet 2019- notaris memberikan dari protokolnya salinan yang
dibukukan (waarmerking) sesuai KHW Eropa kepada mereka yang berkepentingan.
KHW dibuat dengan akta notaris dalam bentuk akta pihak dimana notaris yang
menerangkan muatan isi dari KHW tersebut;
Dg muatan Art 4:188a NBW yakni keterangan mengenai satu atau lebih orang yang
mewaris, berapa bagian warisan, merupakan ahliwaris atau ahliwaris satu-satunya
dengan penjelasan apakah (para) ahliwarisnya telah menerima warisan.
Hukum Waris 19
Alas hak (titel) umum
warisan, percampuran harta

Perolehan hak

Alas hak (titel) khusus


jual beli, hibahan, tukar
menukar, pemisahan
dan pembagian

Hukum Waris 20
Akibat hukum atas warisan

Dg meninggalnya seseorang – demi hk peralihan hak&kewajiban


pewaris kpd ahliwaris - Ps 833 ayat (1) jo Ps 955 pd saat sama para
ahliwaris memiliki HP pewaris dalam suatu pemilikan bersama

Membandingkan pemilikan bersama yang terikat pada pewarisan,


haruslah kita melihat pada:
- Meninggalnya pewaris,
- Putusnya perkawinan, atau
- Bubarnya persekutuan perdata (maatschap)/perkumpulan yang
tidak berbadan hukum.

Hukum Waris 21
Pemilikan Bersama

Pemilikan bersama yang bebas merupakan tujuan dari para


pihak - masing2 pihak bebas mengalihkan hak tak terbagi;
dapat diakhiri sewaktu2 dengan persetujuan para pihak.

Pemilikan bersama yang terikat merupakan akibat dari suatu


peristiwa hukum - masing2 pihak tidak bebas mengalihkan
hak tak terbagi:
- Kebersamaan atas harta kekayaan perkawinan tidak dapat
diakhiri hanya dengan persetujuan para pihak
- Hak waris kebersamaan diakhiri dengan pemisahan dan
pembagian warisan - (boedelscheiding)

Hukum Waris 22
Harta kekayaan suami istri demi hukum bubar

Ps 126 KUHPerd - persatuan harta kekayaan suami istri demi hukum


bubar
1. karena kematian;
2. karena berlangsungnya suatu perkawinan atas izin Hakim, setelah adanya
keadaan tak hadir si suami;
3. karena perceraian;
4. karena perpisahan tentang meja dan ranjang;
5. karena perpisahan harta benda (Ps 186 KUHPerd)

Ps 128 KUHPerd:”Setelah bubarnya persatuan, maka harta benda kesatuan


dibagi dua antara suami dan istri, atau antara para ahliwaris mereka masing2,
dg tak mempedulikan soal dari pihak yg manakah barang2 itu diperolehnya.
Ketentuan2 tertera dalam bab -17 Buku ke II mengenai pemisahan harta
peninggalan berlaku terhadap pembagian harta benda persatuan menurut
undang2.”
Hukum Waris 23
Harta benda dalam perkawinan – Ps 35- Ps 36 U2Perk

suami istri

harta bawaan harta bawaan


hibahan,warisan hibahan, warisan
harta bersama

Kekecualian terhadap Ps 35 dan Ps 36 dilakukan dengan dibuatnya perjanjian


tertulis sebelum/pada waktu perkawinan dilangsungkan

Perjanjian Perkawinan (Pasal 29 UUPerk)

Hukum Waris 24
MA No. 726 K/SIP/1976 tanggal 15 Pebruari 1976:
"Karena perkawinan dilangsungkan sebelum Undang-undang No.1 Tahun
1974 berlaku secara efektif maka berlaku ketentuan hukum sebelumnya yang
dalam hal ini adalah ketentuan-ketentuan BW, sekalipun yang bersangkutan
beragama Islam, sehingga gugatan ini masuk yurisprudensi Peradilan Umum
(PT Semarang 24 September 1975 No.162/1975 Pdt/PT. Smg. PN
Semarang 5 April 1975 No. 37/1975 Pdt/Smg)".

Perkawinan + harta benda suami-isteri yang tunduk pada KUHPerd


dan dilakukan sebelum berlakunya U2Perkawinan, tetap berlaku
ketentuan2 menurut KUHPerd,

Perkawinan yang dilakukan setelah berlakunya U2Perk terhadap baik


perkawinan maupun harta kekayaannya berlaku ketentuan U2Perk.

Pasal 62 S.1848, No. 10 (Bepalingen omtrent Invoering van- en den


Hukum Waris 25
Overgang tot de nieuwe wetgeving).
Pemisahan dan pembagian

- Pemisahan dan pembagian: Pemilikan bersama yang bebas


Ps 573 KUHPerd: “Membagi sesuatu kebendaan yang menjadi milik lebih
dari satu orang harus dilakukan menurut aturan-aturan yang ditentukan
tentang pemisahan dan pembagian harta peninggalan”.
- Pemisahan dan pembagian : Persekutuan perdata (maatschap)
Ps 1652 KUHPerd: “Aturan-aturan tentang pembagian warisan-warisan, cara-
cara pembagian itu dilakukan, serta kewajiban-kewajiban yang terbit
karenanya antara orang-orang yang turut mewaris, berlaku juga untuk
pembagian di antara para pesero”.
- Pemisahan dan pembagian: Harta benda perkawinan
Ps 128 ayat (1) KUHPerd:” Setelah bubarnya persatuan, maka harta benda
kesatuan dibagi dua antara suami dan istri, atau antara para ahliwaris mereka
masing-masing, dengan tak mempedulikan soal dari pihak manakah barang-
barang itu diperolehnya”.
- Pemisahan dan pembagian: Harta Peninggalan
Bab ketujuh belas, Buku kedua KUHPerd (Ps-Ps 1066-1085 KUHPerd).
Hukum Waris 26
Kewenangan bertindak

a) Tidak menikah
b) Menikah:
i) Perkawinan golongan Timur Asing Tionghoa:
- menikah sebelum U2Perk atau setelah U2Perk;
- dengan/tanpa perjanjian perkawinan.
Ps-Ps 35, 36 U2Perk:
ii) Harta asal, harta diperoleh karena hibahan, warisan,
iii) Harta diperoleh sepanjang perkawinan;
a) masih dalam perkawinan;
b) sudah bercerai tetapi belum dilakukan pemisahan dan
pembagian

Hukum Waris 27
Contoh komparisi atas pemilikan bersama suami istri yg bercerai tetapi
belum dilakukan pemisahan dan pembagiannya:
“Tuan A, (…)
Nyonya A, (…)
- menurut keterangan mereka dalam hal ini masing-masing adalah pemilik
bagian tak terbagi atas tanah hak yang akan disebutkan di bawah yang
diperoleh sepanjang perkawinan mereka, perkawinan tersebut telah
berakhir karena perceraian demikian berdasarkan kutipan akta perceraian
tertanggal (…) nomor (…) dikeluarkan (…) dst .”

Hukum Waris 28
Contoh komparisi pada pemilikan bersama karena pewarisan.
a) Para ahliwaris, adalah anak-anak pewaris yakni C, D dan E bersama-sama berhak
atas seluruh harta peninggalan pewaris dalam keadaan pemilikan bersama yang
terikat (titel/alas hak umum Pasal 833 ayat (1) KUHPerdata). Mereka (C, D dan E)
ahliwaris dari Nyonya B (suaminya telah meninggal) harus bertindak bersama-sama
dalam melakukan tindakan hukum atas harta peninggalan yang diperoleh mereka,
selama atas harta peninggalan tersebut belum dilakukan pemisahan dan
pembagiannya.
”Tuan C, (...)
Tuan D, (...)
Tuan E, (...)
- menurut keterangan mereka, mereka merupakan segenap ahliwaris dari almarhum
Nyonya B demikian berdasarkan Surat Keterangan Ahli Waris tertanggal (…) nomor
(…) yang telah dikeluarkan oleh (…) dari Surat Keterangan Ahli Waris tersebut
sebuah fotokopinya telah disahkan kecocokan dengan aslinya, bermeterai cukup
dilekatkan pada minuta akta ini.”

Hukum Waris 29
b) Para ahliwaris janda/duda dari pewaris (C), beserta anak-anak mereka, D dan E.
Kewenangan bertindak dari para pemilik bersama atas bendanya harus diperhatikan
apabila perkawinan dilakukan tanpa perjanjian perkawinan, maka C (janda/duda)
bertindak selain atas ½ bagian tak terbagi (hak atas harta campur), C (janda/duda)
juga bertindak sebagai ahliwaris bersama-sama dengan para ahliwaris lainnya (D
dan E).
“1. Nyonya C,(…)
- menurut keterangannya dalam hal ini bertindak:
a. untuk diri sendiri selaku yang berhak atas bagian tak terbagi dari harta benda
perkawinan dengan almarhum suaminya Tuan A yang akan disebutkan di bawah ini;
b.selaku ahliwaris bersama-sama dengan ahliwaris lainnya dari almarhum suaminya
Tuan A tersebut, yakni
2. Tuan D, (…)
3. Tuan E, (…)
- menurut keterangan mereka, para penghadap Nyonya C, Tuan D dan Tuan E
tersebut merupakan segenap ahliwaris dari almarhum Tuan A, demikian
berdasarkan Surat Keterangan Ahli Waris tertanggal (…) nomor (…) yang telah
dikeluarkan oleh (…) yang sebuah fotokopinya telah disahkan kecocokan
Hukum Waris 30
dengan aslinya, bermeterai cukup dilekatkan pada minuta akta ini.”
H. Waris di dalam KUHPerd

Buku II tentang Benda


Titel XII – tentang pewarisan karena kematian;
Titel XIII – tentang surat wasiat
Titel XIV – tentang pelaksanaan wasiat dan pengurus harta peninggalan;
Titel XV – tentang hak memikir dan hak istimewa untuk mengadakan
pendaftaran harta peninggalan;
Titel XVI - tentang menerima dan menolak suatu warisan;
Titel XVII - tentang pemisahan harta peninggalan;
Titel XVIII - tentang harta peninggalan yang tak terurus.

Pewarisan - Dianggap sebagai cara memperoleh hak kebendaan sedangkan


tersangkut beberapa aspek hk lainnya seperti Hk Perorangan, Hk Keluarga

Hukum Waris 31
H. Waris Buku ke-II KUHPerd

Hukum Perdata termasuk H. Waris Buku ke-II KUHPerd


berlaku utk:
- Orang Eropa dan yg dipersamakan
- S.1917 no. 129 - berlaku 1 Mei 1918 utk Jawa dan
Madura - seluruh KUHPerd utk gol.Timur Asing-Tionghoa;
- S.1924 no. 557 - berlaku 1 Maret 1925 untuk daerah lain
kecuali Kalimantan Barat utk gol.Timur Asing-Tionghoa;
- S. 1925 no. 92 - berlaku 1 September 1925 utk Kalimantan
Barat utk gol. Timur Asing Tionghoa;

Hukum Waris 32
- Gol. Timur Asing selain Tionghoa
S.1855 no. 79 - hukum waris testamen
dan dg S. 1924 no. 556 berlaku sejak 1 Maret 1925,
H. Perdata Barat dinyatakan berlaku, kecuali:
Buku I titel II, titel IV s/d XIV, titel XV dg perkecualian:
a. Timur Asing belum dewasa kalau belum berumur 21 tahun
dan belum menikah;
b. bagian 13 (buku I, titel XV) tentang Balai Harta
Peninggalan (Weeskamer);

Hukum Waris 33
Unsur Pewarisan

Unsur Pewarisan:
1. Adanya orang yg meninggal dunia - pewaris;
2. Harta benda berupa hak dan kewajiban yg ditinggalkan pewaris
- warisan/harta peninggalan, dan;
3. Mereka yg mewarisi harta benda pewaris, menggantikan
kedudukan pewaris berdasarkan titel umum - para ahliwaris

Hukum Waris 34
karena undang2 (ab intestato)

Pewarisan

karena wasiat (ad testamento)

erfstelling legaat
(pengangkatan waris) (hibah wasiat)

Hukum Waris 35
Pewarisan

P
I
A B C II D F III

I - hubungan antara pewaris - ahliwaris


II - hubungan antara sesama ahliwaris
III - hubungan antara ahliwaris dengan pihak ketiga

Hukum Waris 36
Harta Peninggalan (HP) Pewaris

Sebelum berlakunya U2 Perk 1974

Tanpa Perj Kawin-Ps 119 Dengan Perj Kawin-Ps 139

Percampuran hrt suami-istri Masing2 harta suami-istri


terpisah

HP – ½ harta campur HP – harta kekayaan


suami/istri

Hukum Waris 37
Harta Peninggalan pewaris

Setelah berlakunya U2 Perk 1974


Ps 35- 36 U2Perk

suami istri
Hrt asal, hibahan warisan Hrt asal, hibahan warisan
hrt sepanjang perk

Tanpa Perj Kawin Dengan Perj Kawin – Ps 29


HP

Hrt asal, hibahan, warisan hrt asal+hibahan+warisan


+ +
½ hrt sepanjang perk hrt miliknya sendiri

Hukum Waris 38
Warisan

Warisan adalah kekayaan yg mempunyai nilai uang - berarti:


a. H. Waris merupakan bagian dari H. Kekayaan;
b. Hak dan kewajiban yg tdk mempunyai nilai uang tdk dpt diwariskan mis. hak
marital (hubungan suami-istri), hak wali, kewajiban pengampu (curator) atas
curandus;
c. Perikatan yg mempunyai sifat H. Kekayaan tetapi berasal dari H. Keluarga tdk
termasuk warisan;
Hak2 kekayaan yg sudah ada sekalipun berasal dari hubungan kekeluargaan
masuk dlm warisan, mis. angsuran alimentasi (kewajiban menanggung biaya
hidup orang tua-anak, suami-istri dan sebaliknya).

Hukum Waris 39
Warisan

1. Hak yg bersumber pd hukum keluarga pd dasarnya tdk dpt


diwariskan, dg kekecualian:
a. hak menyangkal keabsahan seorang anak (Ps 251 - Ps 254)
b. hak seorang anak untuk menuntut kedudukan perdata (agar
dia diakui sebagai anak sah Ps 269 jo Ps 271).

2. Hak tertentu yg beralih tetapi tdk dlm bentuk semula,


hak pengarang berakhir 50 th sejak meninggalnya pengarang
(Ps 37 Auteursrecht), perjanjian kerja (Ps 1603k), penitipan
barang (Ps 1717)

Hukum Waris 40
Warisan

3.Hak yg bersumber pd hk harta kekayaan yg tdk dpt diwariskan,


mis:
- prestasi berbuat sesuatu (Ps 1601), hak pakai hasil (Ps 807),
- bunga cagak hidup (Ps 1779),
- kontrak kerja berakhir dg meninggalnya buruh (Ps 1603 j),
- pemborongan dg meninggalnya pemborong (Ps 1612),
- pemberian kuasa dg meninggalnya pemberi/penerima kuasa
(Ps 1813),
- persekutuan perdata dg meninggalnya salah seorang sekutu
(maatschap - Ps 1646),
- hak nikmat hasil orang tua/wali atas kekayaan anak dibawah
kekuasaan orang tua/dibawah perwalian dg meninggalnya anak
(Ps 314 hak nikmat hasil Hukum
= vruchtgenot),
Waris 41
Pewarisan

- Surat Wasiat atau testamen: kehendak terakhir dlm arti formil yaitu
surat bukti (akta) yang memenuhi syarat mengenai bentuknya (menurut
undang2).
- Kehendak terakhir dlm arti materiil adalah kehendak pewaris tentang
apa yg harus terjadi setelah ia meninggal dunia.
- Erfstelling: penunjukan seseorang sebagai ahliwaris di dalam testamen;
- Legaat: pemberian melalui testamen kpd orang tertentu atas barang
tertentu ;
- Legataris: orang yg menerima legaat;
- Making – bentuk genus dari Legaat + Erfstelling;
- Legitieme Portie: bagian minimum dari waris yang dijamin U2 bagi
ahliwaris tertentu (Legitimaris).

Hukum Waris 42
Asas Hukum Waris

- Asas Individual;
Yg menjadi ahliwaris adalah perorangan bukan
kelompok, suku atau keluarga.
- Asas Bilateral;
Seseorang mewaris tdk saja dari bapak tetapi juga dari
ibu, demikian juga saudara laki-laki mewaris dari
saudara laki-lakinya maupun saudara perempuannya
(Ps-Ps 850, 853 dan 854 KUHPerd);
- Asas Penderajatan;
Ahliwaris yg derajatnya dekat dg pewaris menutup
ahliwaris yg lebih jauh derajatnya.

Hukum Waris 43
Barang yg akan ada sebagai pokok perjanjian

Pasal 1334 ayat (2) KUHPerd: muatan isi perj yg dilarang adalah:
- Mengenai warisan, sekalipun dg persetujuan orang yg akan meninggalkan
warisan;
- Melepaskan/menolak suatu warisan yg belum terbuka
- Perjanjian tentang bagian warisan yg akan diwarisi salah satu pihak,

Ketentuan tsb berasal dari Hukum Romawi:


1. Pacta de hereditate tertii - perjanjian mengenai warisan yg belum terbuka,
mis. jual beli/hibah dari warisan, janji mengenai cara pembagian warisan.
2. Pacta de non succedendo - perjanjian utk melepaskan warisan yg akan
diperoleh;
3. Pacta de succedendo - perjanjian mengenai warisan dari salah satu pihak,
mis. pihak yg satu akan mewaris dari pihak yg lain

Hukum Waris 44
Keadaan tidak hadir

Ketidakhadiran (afwezigheid) seseorang, yakni tentang:


- Keadaan tdk hadir (Ps-Ps 463-466);
- Pernyataan barangkali meninggal dunia (Ps-Ps 467-471);
- Hak2 dan kewajiban para barangkali ahliwaris dan mereka lain yg
berkepentingan setelah adanya pernyataan barangkali meninggal dunia
(Ps-Ps 472-488);
- Hak2 yg jatuh pada seorang tdk hadir yg hidup dan tidaknya
disangsikan (Ps-Ps 489-492);
- Akibat2 keadaan tdk hadir berhubungan dg perkawinan (Ps-Ps 493-
495).

Hukum Waris 45
Keadaan Tidak Hadir (berkaitan dg pewarisan)
Ps 467 – 5 thn;
Keadaan tdk adanya seseorang dari tempat kediamannya krn bepergian atau
meninggalkan tempat kediamannya baik dg atau tanpa izin dan tdk diketahui
dimana ia berada.

Ps 470 – 10 thn
Tdk ada kabar sehingga tdk mengetahui apakah ia masih hidup atau telah
meninggal dunia – yg berkepentingan mengajukan permohonan ke PN -
dinyatakan “diduga meninggal dunia (vonnis van vermoedelijke dood)”

Dilakukan pengurusan penyelenggaraan kepentingan ybs

Hukum Waris 46
Pernyataan tentang kematian atas dugaan harus diumumkan dg
surat kabar yg sama dlm mana segala panggilan telah diiklankan
(Ps 471)

Pewarisan dari “orang yg diduga meninggal dunia” kepada para


“orang diduga adalah ahliwaris” – keadaan sementara (Ps 472)
Setelah jangka waktu tertentu ditetapkan ybs telah meninggal
dunia

Hukum Waris 47
Peristiwa menunjukkan seseorang berada dlm keadaan tdk hadir

- Seseorang, menunjuk salah satu anggota keluarga sebagai subjek hk


pendukung hak dan kewajiban;
- Tidak ada ditempat kediaman- tidak ada di lingkungan keluarga dimana
mereka bertempat tinggal serta mempunyai hak dan kewajiban hk;
- Bepergian atau meninggalkan kediaman- menuju atau berada ditempat lain
krn keperluan atau tanpa keperluan;
- Dg/tanpa izin- persetujuan dan sepengetahuan anggota keluarga atau tanpa
diketahui anggota keluarga;
- Tidak diketahui dimana tempat dia berada yakni tempat lain yg dituju atau
dimana ia berada tdk diketahui, tdk memberi kabar atau krn sulit
berkomunikasi .

Hukum Waris 48
KUHPerd mengatur tahap2 penyelesaian:
1) Tindakan sementara dalam hal yg tdk hadir, tdk memberi kuasa atau kuasa yg
diberikan sudah berakhir; dilakukan pembagian tugas PN kpd Balai Harta
Peninggalan atau Kejaksaan (Ps 463 KUHPerd);
2) Barangkali meninggal dunia setelah lewat 5 (lima) tahun; PN memberi izin kpd
pihak yg berkepentingan memanggil melalui surat kabar 3 (tiga) kali berturut-turut
dg penetapan Pengadilan Negeri;
3) PN menetapkan pewarisan definitif (Ps 483 KUHPerd) setelah lampau 30 tahun sejak
hari pernyataan barangkali meninggal tercantum dalam putusan, atau apabila
sebelum itu, waktu selama 100 (seratus) tahun telah lewat sejak hari lahir orang tidak
hadir itu, pembagian HP tetap berlangsung atau jika belum berlangsung, para
barangkali ahliwaris boleh mengadakan pembagian yg tetap (Ps 484 KUHPerd) ,

Keputusan MARI no 23 K/PDT/2010 – masalah pelaut yg kapalnya tenggelam


diserang badai dan dg kemajuan teknologi seseorang dpt dalam waktu yg tdk telalu lama
ditetapkan sudah tdk ada atau hilang – keterangan tim pencari korban

Hukum Waris 49
BHP sebagai wakil berdasarkan putusan/penetapan PN

Tugas & wewenang BHP – Ps-Ps 363, 463 diantaranya


- mengamankan harta kekayaan dari orang yg tdk hadir
(afwezig), bila perlu melakukan penyegelan;
- membuat berita acara Pencatatan Harta Kekayaan pemilik
yg tdk hadir (afwezig);
- memberitahukan kpd pihak Kejaksaan Negeri setempat,
Badan Pemeriksa Keuangan, mengumumkan melalui surat
kabar dan berita negara;
- minta penetapan pengadilan tentang ijin menjual dari
boedel yg sudah dinilai appraisal;
- melaporkan kepada Kementerian Hukum dan Ham RI.

Hukum Waris 50
Asas H.Waris mengenai ahliwaris

1. Ketentuan umum mengenai ahliwaris - Ahliwaris harus telah lahir pd saat


pewaris meninggal, pada:
- Pewarisan ab intestato
“Dengan mengingat akan ketentuan dlm Ps 2 Kitab ini, supaya dapat
bertindak sebagai waris, seorang harus telah ada, pd saat warisan
jatuh meluang” (Ps 836 KUHPerd).
- Pewarisan ad testamento
“Dengan mengindahkan akan ketentuan dlm Ps 2 Kitab Undang2 ini, utk
dpt menikmati sesuatu dari suatu surat wasiat, seorang harus telah ada,
tatkala pewaris meninggal dunia” (Ps 899 ayat (1) KUHPerd).

Ps 3 KUHPerd menegaskan tdk mengenal mati perdata;

Hukum Waris 51
2. Ahliwaris mempunyai hak atas harta peninggalan pewaris, yg timbul
krn 2 (dua) hal:
- Hubungan darah antara pewaris-ahliwaris, hubungan darah – keluarga
sedarah, sah atau luar kawin, dan suami/isteri hidup terlama (Buku II, titel
XII) - dg tiada perbedaan terhadap pr ahliwaris antara laki/perempuan,
tiada perbedaan berdasarkan kelahiran lebih dahulu (Ps 852 ayat (1)
KUHPerd), orang atau badan hukum; tua dan muda, cakap dan tidak
cakap, mereka yg bebas atau sedang menjalani hukuman , kecuali
menjalani hukuman disebutkan Ps 838 KUHPerd dan Ps 912 KUHPerd.
- Adanya pemberian melalui surat wasiat (testament) - Buku II, titel XIII.
Tdk dibedakan apkh ahliwaris krn hubungan darah atau pemberian
melalui surat wasiat – WNA atau WNI.

Hukum Waris 52
3. Ahli waris tdk digolongkan pada mereka yg tidak patut mewaris pd pewarisan
menurut undang-undang (onwaardig - Ps 838 KUHPerd), yakni:
- Mereka yg dihukum krn dipersalahkan telah membunuh, atau mencoba
membunuh pewaris;
- Mereka yg dg putusan hakim pernah dipersalahkan krn secara fitnah telah
mengajukan pengaduan terhadap pewaris, suatu pengaduan telah melakukan
suatu kejahatan yg terancam dengan hukuman 5 (lima) tahun lamanya atau
hukuman yg lebih berat;
- Mereka yg dg kekerasan atau perbuatan telah mencegah pewaris utk membuat
atau mencegah pewaris utk membuat atau mencabut surat wasiatnya;
- Mereka yg telah menggelapkan, merusak atau memalsukan surat wasiat
pewaris;
- Mereka yg krn tdk patut mewaris telah dikecualikan dari pewarisan, berwajib
mengembalikan segala hasil dan pendapatan yg telah dinkmatinya sejak warisan
jatuh meluang (Ps 839 KUHPerd).

Hukum Waris 53
4. Ahli waris tdk digolongkan pd mereka yg tidak cakap mewaris pd pewarisan
testamentair (onbekwaam - Ps 912 KUHPerd) :
- Mereka yg dihukum krn membunuh pewaris, lagipun mereka telah menggelapkan,
membinasakan dan memalsu surat wasiatnya;
- Mereka yg dg paksaan atau kekerasan telah mencegah pewaris, akan mencabut atau
mengubah surat wasiatnya;
termasuk tiap istri, anak2 mereka tdk diperbolehkan menarik suatu keuntungan
dari surat wasiat pewaris.
5. Ahli waris tidak menolak warisan dari pewaris (Ps 1058 KUHPerd);
6. Ahli waris tdk dikecualikan atau disingkirkan pewaris secara sah di dalam surat wasiat.

Hukum Waris 54
Terjadinya pewarisan

Pewarisan :
- Pewarisan ab-intestato dan para ahliwaris disebut sebagai ahliwaris ab-
intestaat ;
- Pewarisan berdasarkan testamen (surat wasiat) - pewarisan ad –
testamento dan para ahliwaris disebut ahliwaris testamentair.

Muatan isi wasiat dapat berupa:


a. Penunjukan sebagai ahliwaris di dalam suatu testamen/wasiat
disebut erfstelling;
b. Pemberian melalui wasiat atau hibah wasiat kepada orang
tertentu atas barang-(barang) tertentu disebut legaat dan
penerima hibah wasiat disebut legataris.

Hukum Waris 55
Hak Pokok Ahli Waris

Ahliwaris mempunyai tiga hak pokok:


a. Hak saisine – para ahliwaris demi hukum memperoleh hak milik pewaris -
Ps 833;
b. Hak hereditatis petitio - Ps 834;
Hak mengajukan gugatan guna memperjuangkan hak warisnya terhadap
mereka yg menguasai seluruh/sebg HP (Ps 834) terhadap:
1) Hak milik – hak revindikasi;
2) Hak penguasaan – bezit -Ps 529;
c. Hak menuntut pembagian harta warisan – dpt atas persetujuan pr ahliwaris
utk waktu tertentu dalam keadaan tidak terbagi – hanya utk 5 thn yg dpt
diperpanjang -Ps 1066.

Hukum Waris 56
Saisine

Saisine - Ps 833 :
- Le mort saisit le fif = orang yg meninggal menempatkan
orang yg masih hidup dalam kedudukannya sebagai penguasa
(bezitter) dari barang, hak dan piutang;
- Para ahliwaris dg sendirinya krn hukum menguasai (in het
bezit)
barang2, hak dan tuntutan hukum dari orang yg meninggal
dunia.

- Ahliwaris karena hukum menjadi pemilik dari semua hak dan


kewajiban pewaris;
- Negara tdk mempunyai saisine (Ps 833 ayat 3).
Hukum Waris 57
Hereditatis Petitio

Hereditatis Petitio - Ps 834


- Hak tuntut ahliwaris utk memperjuangkan warisan terhadap
a. hak milik (hak revindikasi);
b. hak penguasaan (hak bezit);
Daluarsa 30 tahun - Ps 835.

Beda:
- revindikasi berdasarkan hak milik atas barang tertentu;
- hereditatis petitio berdasarkan hak waris atas seluruh warisan
+ hasil, pendapatan dan ganti rugi terhadap gugatan akan
pengembalian barang (Ps 834 ayat 3).

Hukum Waris 58
Hak Tuntut Pembagian HP

Hak menuntut pembagian harta warisan : Ps 1066:


- Ahliwaris mempunyai hak setiap waktu menuntut pemisahan
harta peninggalan;
- Atas persetujuan para ahliwaris bersama untuk selama waktu
tertentu tdk melakukan pemisahan harta ;
- Ahliwaris utk waktu tertentu tdk dibagi paling lama selama
5 th – dapat diperbaharui

Hukum Waris 59
Kedudukan anak

suami/istri hidup terlama

sah – perk yg sah

hubungan darah keluarga sedarah


garis bpk
luar kawin
garis ibu

anak zinah anak sumbang alk lain

Hukum Waris 60
Kekuasaan orang tua dan perwalian
KUHPerd-U2Perkawinan
KUHPerd U2Perk
Kekuasaan orang tua dijalankan oleh bapak <18 thn/blm pernah menikah -
(buku I titel XII ttg Kebapaan dan ortu mewakli, kecuali dicabut
Keturunan Anak): terhadap
- Anak di bawah umur kecuali
kekuasaannya (Ps 47 ayat 1)
pembebasan, pemecatan dan
<18 thn/blm pernah menikah, yg
- Perpisahan meja & tempat tidur. tdk berada dibwh kekuasaan
Bpk diluar kemungkinan melakukan ortuperwalian (Ps 50);
kekuasaan ortu, kecuali pula dlm hal
perpisahan meja&tempat tidur Ps 49: Salah satu/kedua ortu dpt
dicabut kekuasaan utk wkt
- Ibu yg menjalankan (Ps 300 ayt 1) tertentu--permintaan kel anak
grs lurus keatas/sdr kandung yg
- Salah seorang ortu meninggal
dewasa atau pejabat yg berwenang-
Perwalian oleh ayah/ibu yg hidup terlama
- Kedua orang tua meninggal putusan PN krn:
- sangat melalaikan kewajiban
Perwalian ditetapkan PN (Ps 359-364)
- Orang tua bercerai – perwalian berdsr thd anak; berkelakuan buruk
penetapan PN Hukum Waris 61
Anak sah

Ps 250 : Tiap anak yg dilahirkan atau ditumbuhkan sepanjang


perkawinan, memperoleh si suami sebagai bapaknya;
Ps 42 U2Perk: anak yg dilahirkan dalam atau sebagai akibat
perkawinan yg sah

Tiga cara memperoleh kedudukan sebagai anak sah:


- Kelahiran sepanjang perkawinan sah;
- Pengesahan (wettiging);
- Adopsi (pengangkatan anak)

Hukum Waris 62
Hak Menyangkal Keabsahan Anak

Hak menyangkal keabsahan anak dapat


dilanjutkan/dilancarkan oleh para ahliwaris.
Ps 257: tuntutan yg diajukan suami gugur apabila ahliwaris tdk
melanjutkannya setelah meninggalnya si suami;
Ps 258: apabila si suami meninggal dunia sebelum ia
mempergunakan hak menyangkal, maka para ahliwaris tidak
dpt mengingkari si anak kecuali dalam hal tsb dalam Ps 252
(bukti antara 300 sampai 180 sebelum lahir anak tdk mungkin
mengadakan hubungan dg isteri).
Ps 259: Dalam hal bilamana para ahliwaris berhubung dg Ps
256, 257, 258 berhak memajukan atau melanjutkan suatu
tuntutan
Hukum Waris 63
Ps 269, 270, 271, 271a :
Anak dpt mengajukan tuntutan agar ia oleh PN dinyatakan
sebagai anak sah – dpt diteruskan ahliwarisnya kalau tuntutan
sudah dilancarkan sementara perkara berjalan si anak meninggal
dunia; juga ahliwaris dapat melancarkan tuntutan semacam itu
sekalipun si anak sendiri sewaktu hidupnya belum
menggunakan haknya.

Hukum Waris 64
Anak sah
Kekecualian:
• Anak yg dilahirkan kurang dr 180 hari sejak saat perkawinan
dilangsungkan
• Anak yg dilahirkan sebelum 180 hari sejak saat perkawinan adalah anak yg
dibenihkan sebelum perkawinan
Suami mempunyai hak untuk menyangkal keabsahan anak kalau dapat
membuktikan bahwa ia antara 300 hari sampai 180 hari sebelum lahirnya
anak berada dalam keadaan yg tdk memungkinkan baginya utk
mengadakan hubungan dg istrinya
DNA = deoxyribonucleic acid = komponen esensial yg merupakan material
utama di dalam chromosom dari sel nucleus yg diturunkan

Hukum Waris 65
Hubungan hukum anak luar kawin (Alk):

- Ps 280, 282 ayat (2), 285, 286 KUHPerd- hubungan hk apabila


diakui atau disahkan

- Hk Islam, Hk Adat – anak otomatis mempunyai hub hk dg ibunya


tanpa adanya pengakuan

- Ps 43 ayat (1) UUPerk – hubungan perdata dg ibu dan kel ibu

Hukum Waris 66
Anak luar kawin (Alk)

Alk=Anak yg lahir dari ortu biologis yg tdk terikat perkawinan yg sah


dalam arti luas:
- anak zinah anak
- anak sumbang
- anak Alk yg lain

Anak luar kawin


dalam arti sempit:
- anak zinah
- anak sumbang

MK No. 46/PUU-VIII/2010 yg telah memutuskan bahwa Ps 43 ayat (1)


U2Perkawinan harus dibaca:
”Alk dilahirkan di luar perkawinan - hubungan perdata dg ibunya dan keluarga
ibunya serta dg laki2 sebagai ayahnya dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan/atau bukti lain menurut hukum
Hukum Waris 67
Pengakuan, pengesahan, pengangkatan anak

U2 No. 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan


Dilaporkan orang tua pada Instansi Pelaksana:
Pengangkatan anak – 30 hari sejak diterimanya salinan
penetapan pengadilan (Ps 47 ayat 1, 2)

Pengakuan anak luar kawin – 30 hari sejak tanggal surat


Pengakuan anak oleh ayah dan disetujui ibu anak ybs, (Ps 49 ayat
1 U2 No. 24/2006 )

Pengesahan anak – 30 hari sejak ayah-ibu anak melakukan


perkawinan dan mendapatkan akta perkawinan (Ps 50 ayat 1 U2
No. 24/2006 )
Hukum Waris 68
U2 Adminduk

U2 No. 24/2013 ttg Perubahan atas U2 No. 23/2006 ttg


Adminduk

Ps 49 ayat (2) U2 No. 24/2013– pengakuan anak – ortu telah


melaksanakan perk menurut hukum agama tetapi belum sah
menurut hukum negara

Ps 50 ayat (2) U2 No. 24/2013 – pengesahan anak – ortu telah


melaksanakan perk menurut hukum agama dan hukum negara

Hukum Waris 69
Perbedaan pengakuan-pengesahan Alk

Pengakuan Alk
KUHPerd Adminduk U2 24/2013

Kpn saja oleh ayahnya ortu menikah menurut hk agama


(Ps 280 ) (Ps 49 )

Anak zinah & sumbang tdk


blh diakui (Ps 283)

Pengesahan Alk

Menikahnya ortu (Ps172) Menikahnya ortu menrt hk


agama & hk negara (Ps 50)

Hukum Waris 70
U2Adminduk

U2 No. 24/2013 ttg Perubahan U2 No. 23/2006 ttg Adminduk

Pengakuan Alk
sebelum berlakunya setelah berlakunya
dilakukan oleh bpknya ortunya telah menikah
menurut
kapan saja - Ps 280 hk agama-Ps 49 ayat (2)
KUHPerd Adminduk

Pengesahan Alk
ortunya menikah menurut ortunya menikah menurut hk
hk - Ps 272KUHPerd negara – Ps 50 ayat (2)
Adminduk
Hukum Waris 71
Adopsi

Untuk gol.Tionghoa - S. 1917 No. 129


Ps 5 (1) - laki2 Tionghoa yg beristri/pernah beristri dan tdk mempunyai
anak laki2 sah;
(2) - dilakukan oleh suami-isteri atau apabila perkawinan telah putus oleh
suami;
(3) janda yg tdk menikah lagi boleh mengadopsi anak laki2 dan dianggap
anak dari alm. suami, kecuali alm. suami melarang adopsi melalui testamen.
Ps 6 - yg boleh diadopsi hanya anak laki2 belum beristri dan belum diadopsi
oleh orang lain.

PN Jakarta 17-10-1963 No.588/63/G anak perempuan dapat diadopsi.


U2 No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak jo Peraturan Pemerintah No
54/2007 tentang Pelaksanaan Anak jo KepMen Sosial No.
41/Huk/Kep/VII/1984 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perizinan
Pengangkatan Anak (dh diatur Surat Edaran M.A. No. 6/1983 tentang
Penyempurnaan S.E. No. 2/1979 mengenai Pengangkatan Anak).
Hukum Waris 72
U2 Perlindungan Anak

U2 No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak jo Peraturan Pemerintah No


54/2007 tentang Pelaksanaan Anak jo KepMen Sosial No.
41/Huk/Kep/VII/1984 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perizinan Pengangkatan
Anak (dh diatur Surat Edaran M.A. No. 6/1983 tentang Penyempurnaan S.E.
No. 2/1979 mengenai Pengangkatan Anak).

Akibat pengangkatan anak:


- anak lahir dari perkawinan suami-isteri; tidak memutuskan hubungan darah
antara anak-orang tua kandung (Ps 39 ayat (2) UU23/2002)
- hubungan keperdataan dengan orang tua asal putus kecuali mengenai
larangan2 melakukan perkawinan dg kel sedarah dan semenda.
- anak adopsi demi hukum memperoleh nama keluarga dari bapak adopsi;
- jika anak laki2 diadopsi oleh laki2 yang telah putus perkawinannya,
dianggap
lahir dari perkawinan fiktif namun hanya mempunyai hak dan kewajiban
terhadap bapak angkat beserta keluarga sedarah bapak.
Hukum Waris 73
U2 Perlindungan Anak

Pasal 39 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak :
- Pengangkatan anak hanya dapat dilakukan utk kepentingan
terbaik bagi anak dan dilakukan berdasarkan adat kebiasaan
setempat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
- Pengangkatan anak oleh warganegara asing hanya dapat
dilakukan sebagai upaya terakhir.
- Dalam hal asal usul anak tidak diketahui, agama anak
disesuaikan dengan agama mayoritas penduduk setempat.

Hukum Waris 74
Akibat Adopsi

Akibat adopsi (Pasal 14 S.1917-129):


Hapus hubungan keperdataan antara orang tua (asal) atau keluarga sedarah
dan semenda dg anak yg diadopsi, kecuali dalam hal:
1) larangan melakukan perkawinan dg kel sedarah dan semenda;
2) ketentuan dasar dari keturuan alami berkaitan dg ketentuan pidana;
3) kompensasi dari biaya hukum acara dan gijzeling;
4) bertindak sebagai saksi pada akta autentik.
Selain ketentuan tersebut,
- Anak adopsi diakui berasal dari anak lahir dari perkawinan suami-isteri
(yg mengadopsi); akan tetapi tdk memutuskan hubungan darah antara
anak dg orang tua kandung;
- Anak adopsi demi hukum memperoleh nama keluarga dari bapak adopsi;
- Jika anak laki-laki diadopsi oleh laki-laki yg telah putus perkawinannya,
dianggap lahir dari perkawinan fiktif namun hanya mempunyai hak dan
kewajiban terhadap bapak angkat beserta keluarga sedarah bapak.
Hukum Waris 75
Ahliwaris menurut undang2 (ab intestato)

Hubungan darah - Ps 832


- para keluarga sedarah baik yg sah maupun luar kawin,
dan suami atau isteri yang hidup terlama

hubungan darah yg sah hubungan darah luar kawin


timbul akibat perk sah hubungan biologis bpk-ibu

Alk bukan hasil zinah atau


sumbang
Negara tdk demi hukum mengoper hak dan kewajiban pewaris, tetapi harus
minta putusan pengadilan terlebih dahulu - Ps 833 ayat 3
Hukum Waris 76
Mewaris krn haknya/kedudukannya sendiri

P+

A B C

Anak2 P adalah A, B, C mewaris berdasarkan haknya sendiri,


masing2 utk bg yg sama besarnya, masing2 1/3

Hukum Waris 77
Menentukan derajat pewaris-ahliwaris

A B

C D E

F G O

H
C, D anak2 dari A dan B, mereka (C dan D) merupakan ahliwaris derajat kesatu
terhadap A dan B
F, G anak2 dari D dan E, mereka (F dan G) merupakan ahliwaris derajat 1 terhadap D
dan E serta merupakan ahliwaris derajat kedua terhadap A dan B
H - anak dari G dengan O; H - ahliwaris derajat kesatu terhadap G dan O, derajat kedua
dari D dan E dan derajat ketiga terhadap A dan B;
O (suami/istri dari G) bukan ahliwaris dari D dan E;
F dg G adalah saudara kandung, mereka satu terhadap yg lain adalah derajat kedua
sama halnya dg C terhadap D. Hukum Waris 78
Suami/istri yg hidup terlama

Ps 852a: suami/isteri yg hidup terlama


Dahulu janda/duda baru mewaris sesudah keluarga sedarah s/d
derajad ke 12 tidak ada
Di Nederland terjadi perubahan pada tahun 1923; di Indonesia
sejak 1 Januari 1936 suami/isteri yg hidup terlama adalah ahliwaris
Suami isteri yg bercerai tidak saling mewaris
Suami isteri yang pisah meja dan tempat tidur dpt saling mewaris
krn perkawinan mereka masih berlangsung

Hukum Waris 79
Ahli waris orang asing

• Ps 837 : ada ahliwaris orang asing


• tujuan : Jika ada warisan terdiri dari barang yg sebagian di
Indonesia dan sebagian diluar negeri dan harus dibagi antara
orang asing dan orang Indonesia, maka orang Indonesia
mengambil lebih dahulu sejumlah barang sebanding bagiannya
sepanjang mereka tdk diperbolehkan memperoleh haknya oleh
U2 dinegeri asing

Hukum Waris 80
Syarat mewaris ab intestato

Syarat mewaris ab intestato – Ps 832


Asas mewaris - hubungan darah dg pewaris sah atau luar kawin

- Sah - ditimbulkan sebagai akibat perkawinan sah;


- Tdk sah - ditimbulkan sebagai akibat hubungan laki2 dg
perempuan diluar perkawinan dan ada pengakuan anak
(keturunan luar kawin)
- Keluarga semenda tdk mewaris

Hukum Waris 81
Cara mewaris dalam pewarisan ab intestato

Cara mewaris dalam pewarisan ab intestato - Ps 852:

- Mewaris berdasarkan hak sendiri – mewaris kepala demi kepala


(uit eigen hoofde)

- Mewaris berdasarkan penggantian tempat – mewaris pancang


demi pancang (bij plaatsvervulling)

Hukum Waris 82
Pewarisan ab intestato – Gol I

Ahliwaris golongan I: Ps 852


keluarga sedarah dalam garis lurus ke bawah (terdekat) tiada perbedaan
laki/perempuan, dan berdasar kelahiran lebih dahulu serta suami/isteri

P+ A

B C D

Hukum Waris 83
Pewarisan ab intestato – Gol II

1. Ahliwaris golongan II (Pasal 854, 855, 856 857):


2. Orang tua, saudara dan keturunannya sampai batas derajad
ke-6 (Ps 861) kecuali penggantian tempat

A B

C P+ E

D G

F
Hukum Waris 84
Ps 854: orang tua masih hidup - ahliwaris terdiri dari orang tua +
saudara;
Ps 855: hanya salah satu orang tua masih hidup - ahliwaris terdiri
dari ayah/ibu + saudara;
Ps 856: orang tua sudah meninggal - ahliwaris terdiri dari
saudara;
Ps 857: mengatur dua hal:
1) bagian warisan yg akan diperoleh saudara yg berasal dari
perkawinan yg sama;
2) bagian warisan yg akan diperoleh saudara yang berasal dari
perkawinan yg berlainan.

Hukum Waris 85
Pembagian diantara sdr2 dari perkawinan yg
berlainan

Pasal 857:
1. Pembagian antara saudara sekandung
2. Pembagian diantara saudara2 yg berasal dari perkawinan yang berlainan

0 II ibu I bpk II 0

G H I E P+ F K I

E, F saudara sekandung P; G, H, I, E, F saudara seibu P;


K, I, E, F saudara sebapak P
Harta dibagi dua (kloving) ----> 1/2 utk garis ibu dan 1/2 utk garis bapak
saudara seibu -- G, H, I, E, F = 1/5x1/2= 1/10
saudara sebapak--K, I, E, F = 1/4x1/2= 1/8
saudara sebapak-seibu--E, F ---> 1/10 + 1/8= 9/40

Hukum Waris 86
Pewarisan ab intestato – Gol III

Ahliwaris golongan III : kakek, nenek dari garis ayah dan/atau ibu keatas tanpa
batas (ascendenten) - kloving (Ps 853)
E F G I J K

A B C D

o+ o+

P+

Hukum Waris 87
Pewarisan gol III

Ps 853 jo Ps 859:

1/4 A B 1/4 1/4 C D 1/4

O O

P+

Ps 843: tidak dikenal pewarisan karena pergantian tempat


pada gol III

Hukum Waris 88
Pewarisan Gol IV

Ahliwaris golongan IV (Pasal 858): keluarga garis samping yang lebih jauh
(paman/bibi) dari garis ayah/ibu dan keturunannya hingga derajad ke-6,
kecuali penggantian tempat - kloving
A+ B+ C+ D+

E F G+ H+ I

J K P+ L

M N O

Hukum Waris 89
Tidak saling mewaris
Ps 831- bila dua orang yang menurut ketentuan saling mewaris tetapi meninggal
dunia pada saat bersamaan, sehingga tidak diketahui siapa meninggal lebih
dahulu maka dianggap mereka telah meninggal pada saat yang sama sehingg
tidak saling mewaris – ab intestato

A o A dan B pergi bersama. Jika B meninggal


lebih
dahulu, maka ahliwaris adalah C, D dan (E,F)
M B C D Jika A dan B tidak saling mewaris, maka
ahliwaris adalah C dan D
Warisan B diterima M (isteri) dan E, F
E F

Ps 894 – pewaris dan penerima hibah wasiat/pengangkatan waris meninggal


pada saat yg sama – tidak terjadi perpindahan hak krn surat wasiat
Hukum Waris 90
Penggantian tempat (plaatsvervulling)

Penggantian tempat (plaatsvervulling) - Ps 841


- menggantikan tempat, derajat dan hak dari orang yg diganti;
- terjadi dalam garis lurus kebawah tanpa batas (Ps 842 ayat 1);
- suatu akibat hukum diluar kehendak pengganti.

Pewarisan testamentair :
- tdk ada penggantian tempat (Ps 899)

Pewarisan menurut U2:


- penggantian tempat dalam derajat dan dalam segala hak orang yg digantikan
(Ps 841) dalam garis lurus yg sah tiada akhirnya (Ps 842).
Penggantian tempat keatas dan kesamping tdk dikenal.

Hukum Waris 91
Unsur&syarat penggantian tempat(plaatsvervulling)

Unsur penggantian tempat (plaatsvervulling) – Ps 842 :


- Menggantikan tempat, dlm derajat dan hak dari orang yg diganti - Ps 841;
- Terjadi dlm garis lurus kebawah yg sah dg tiada akhirnya (Ps 842 ayat (1) ; dan
- Suatu akibat hukum diluar kehendak pengganti.

Penggantian tempat hrs dilakukan dg memenuhi syarat:


- Orang yg digantikan tempatnya hrs sudah meninggal lebih dahulu dari pewaris (Ps
847);
- Pengganti hrs keturunan sah;
- Pengganti hrs memenuhi syarat umum utk dpt mewaris:
1) Orang tdk dpt menggantikan tempat orang yg tdk patut mewaris (onwaardig- Pasal
838); kecuali tdk tertutup bagi anak-anak orang onwaardig utk mewaris
berdasarkan kedudukannya sendiri (Ps 840);
2) Orang tdk dpt menggantikan tempat orang yg menolak warisan (Ps 1060);
3) Orang yg menggantikan tempat bukan ahli waris yg dikecualikan atau disingkirkan
pewaris secara sah di dalam surat wasiat.

Hukum Waris 92
Ps 842

P+

Amd B1/2 P

Cmd A md Bmd

Dmd C D E
1/4 1/4 1/2

Emd

Fmd

H 1/2

Hukum Waris 93
Penggantian tempat
1. Hanya anak sah dan keturunan sah dpt mewaris secara penggantian tempat;
2. Anak luar kawin (walau diakui) tdk dpt mewaris secara penggantian tempat
dalam HP kel. sedarah orang tuanya karena hanya punya hub dg orang tuanya;
3. Keturunan sah dari anak luar kawin yg diakui dpt mewaris secara
penggantian tempat
A diakui oleh P
0----------------P+ 0 Ahliwaris: B -- 1/3 x 1/3=
1/9

Amd 0-------Cmd Dmd E E -- 1/2 x 8/9


!
B F G G -- 1/2 X 8/9
F – anak luar kawin, bukan

ahliwaris P

Hukum Waris 94
Kedudukan waris Alk

2001 2002
A B C

D E F
2001 2003 2005

Seandainya D lahir 2004? – bagaimana kedudukannya?

Hukum Waris 95
Pewarisan Alk

Anak luar kawin-memberi hak waris kpd anak luar kawin yg ada hubungan
perdata dg pewaris (Ps 862)
1. Hubungan perdata ibu & keluarga ibu-anak dg sendirinya (Ps 43 U2 Perk)
2. Hubungan perdata ayah-anak dg adanya pengakuan (Ps 280)- Pengakuan dg
akta autentik atau dg surat wasiat
- anak berhak memakai nama keluarga ayah & mewaris (titel XII bg III
buku II KUHPerd)
3. Tidak ada hubungan perdata dg sanak keluarga orang tua dan sebaliknya,
kecuali tdk ada lagi orang lain - anak luar kawin mewaris dari sanak
keluarga orang tua dan sebaliknya dg mengecualikan negara (Ps 873)

Hukum Waris 96
Pewarisan Alk

1. Hak waris aktif - pewarisan dimana Alk


berkedudukan selaku ahliwaris (Ps 862 - 866)

2. Hak waris pasif - pewarisan dimana Alk yg


bertindak selaku pewaris

Hukum Waris 97
Pewarisan Alk

Hak waris aktif:


Bagian Alk - Ps 862- 873:
1. Mewaris dg gol I - 1/3 bg anak sah - dihitung secara individual (Ps 863 ayat
1);
2. Mewaris dg gol II atau gol III - 1/2 warisan - tidak dihitung individual tetapi
adalah bg maksimal (Ps 863 ayat 1);
3. Mewaris dg gol IV - 3/4 warisan - kalau lebih dari satu, mereka berbagi rata
(Ps 863 ayat 1);

Pasal 863 (2) Alk mewaris bersama keluarga sedarah dalam gol berlainan.
Dalam satu garis diwarisi oleh gol III dan gol IV, Alk bersama gol III bgnya
½ dan mewaris bersama gol IV bgnya 3/4; ukuran yg dipakai adalah yg
terdekat yaitu gol III (1/2) dan hal ini berlaku juga untuk garis yg lain.

Hukum Waris 98
Pewarisan Alk

Kesimpulan Ps 863:
1. Bg yg diterima Alk ditentukan oleh kehadiran
keluarga sedarah yg sah yg mewaris bersama mereka
2. Kehadiran Alk sebagai ahliwaris tdk menutup
kemungkinan bagi gol II, III, IV untuk mewaris – ini
berbeda dg kehadiran anak yg sah selalu menutup
kemungkinan bagi gol II, III IV utk mewaris

Hukum Waris 99
Pewarisan Alk dg gol I-Ps 863 ayat (1)

X-----------1945--------------------P+ 1950 Y

D E B C
1946 1949

Tetapkan dahulu berapa bagian bersama dari Alk seandainya


mereka anak sah.
Mis: P meninggalkan janda, dua anak sah dan dua Alk
D, E (diakui P sebelum menikah dg Y) - masing2 1/3x1/5=1/15
Sisa 15/15-2/15=13/15 dibagi janda (Y) dan B, C masing2 –
1/3 x13/15

Hukum Waris 100


Pengakuan Alk sepanjang perkawinan (Ps 285)

Pengakuan Alk sepanjang perkawinan tidak akan membawa


kerugian pada janda/duda maupun anak2 yang dilahirkan
dalam perkawinan itu- Ps 285
O P+ 1948 Y

A B C
1947

A lahir 1947 diakui 1960 - Ps 285 berlaku - A bukan ahliwaris


dari P
Y, B dan C masing2 1/3

Hukum Waris 101


Pengakuan Alk sepanjang perkawinan (Ps 285)

O+--------1945-------------- II 1950 D+
o___I____P+

C A B
1947

C diakui sepanjang perkawinan II (P - D)


B - 1/2 (pengakuan C tidak boleh merugikan B; B memperoleh bg seandainya
C tidak diakui);
A - 1/2 x (9/9-1/9(1/3x1/3)) = 1/2 x 8/9 = 8/18
C - 18/18-(8/18+9/18) = 1/18 atau dihitung cara lain
C 1/3 (Alk) x 1/3 (3 org) x ½ (sisa HP) = 1/18;
baru A sisanya 18/18-(9/18+1/18) = 8/18
Hukum Waris 102
Pewarisan Alk

Dua pendapat:
I. Klaassen-Eggens
karena inti pewarisan anak luar kawin diakui - Ps 285 lebih penting
diterapkan sehingga demi Ps 285 maka Ps 852a bisa dikesampingkan;

II. Asser-Meyers
Ps 852a mengandung perlindungan terhadap anak dari perkawinan I
tetap harus dipegang teguh.
Ketentuan Ps 285 yang berlaku bagi isteri boleh disimpangi, karena dari
Ps 285 itu sendiri tersirat bahwa sebetulnya perlindungan itu titik
beratnya hanya pada anak2 yang dilahirkan dari perkawinan dimana
pengakuan itu dilakukan.

Hukum Waris 103


Pewarisan Alk dg gol II

Mewaris dengan gol II.


B C

X P+ D
1960
A
1945

A lahir dan diakui 1945; mewaris dengan gol II - 1/2 HP


sisa HP dibagi B, C, D : 1/3 x (1- 1/2) = 1/6

Hukum Waris 104


Pewarisan Alk dg gol II

D C

X P+ E F G
1960
A B

A (1943) dan B (1945) diakui - mewaris dg gol II - 1/2 HP,


masing2 1/2 x 1/2 = 1/4
Sisa HP 1-1/2 = 1/2 dibagi C,D,E,F,G
C dan D masing2 1/2 x 1/4 = 1/8 (Ps 855)
Sisa HP 1/2-1/4 (C,D) = 1/4 ----> E,F,G masing2 1/3 x 1/4 = 1/12

Hukum Waris 105


Pewarisan Alk dg gol III

B C D O+

O+ O+
O+ P+
1960
A

A lahir dan diakui (1945) mewaris dg gol III - 1/2HP


Sisa HP = 1/2 dikloving masing2 untuk garis ayah 1/4 dan garis ibu 1/4
B dan C masing2 1/2 x 1/4 = 1/8; D - 1/4

Hukum Waris 106


Pewarisan Alk dg gol III & IV

Ps 863 (2) - mewaris bersama keluarga sedarah dalam lain


perderajatan- gol terdekat menentukan besarnya bagian
O O D E
O

B C O O

O P+
A
A mewaris bersama gol III dan IV - bagiannya 1/2 HP, sisa 1/2
dikloving masing2 pancar 1/4
B, C masing 1/2 x 1/4 = 1/8; D, E masing2 1/2 x 1/4 = 1/8
Ps 865 - anak luar kawin satu2nya ahliwaris - seluruh HP
Hukum Waris 107

Anda mungkin juga menyukai