Anda di halaman 1dari 32

Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H.

– Mahkamah Agung

HUKUM PERDATA

Soebekti: meliputi semua hukum privat materi


Segala hukum pokok yang mengatur kepentingan perseorangan (arti luas)
Lawan hukum dagang (arti sempit)

Sardjono: Kaedah menguasai manusia dalam masyarakat dan hubungan dengan orang lain

Soedewi: Mengatur kepentingan antar warga negara

Wirjono P: rangkaian hukum antara orang-orang atau badan


Mengatur hak dan kewajiban dalam pergaulan masyarakat

Hukum Perdata Materiil


Keseluruhan hukum pokok mengatur kepentingan perseorangan (hak dan kewajiban)
Arti luas: semua peraturan privat
Arti sempit: KUHPerdata

SISTEMATIKA

Ilmu Pengetahuan KUHPerdata


1. Hukum Perorangan Bk. I Orang
2. Hukum Kekeluargaan Bk II Benda
3. Hukum Harta Kekayaan Bk III Perikatan
a. Absolut (kebendaan) Bk IV Daluwarsa
Harus sesuai ketentuan
b. Relatif (perikatan)
Kebebasan berkontrak para pihak
4. Hukum Waris

Hukum harta kekayaan terbagi:


1. Hak mutlak
Hak-hak yang berlaku terhadap tiap orang
a. Hak mutlak
Tidak memberikan kekuasaan atas benda misalnya hak seorang pengarang atas
karangannya
b. Hak kebendaan
Memberikan kekuasan atas suatu benda
2. Hak perseorangan
Hak-hak yang berlaku terhadap seorang atau suatu pihak yang tertentu saja
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Waris masuk dalam benda karena dianggap mengatur cara memperoleh hak atas benda, yaitu
benda yang ditinggalkan seseorang

Dualisme pendapat waris diatur di benda:


1. Sudah tepat
Waris masuk benda karena dianggap mengatur cara memperoleh hak atas benda
2. Tidak tepat
Berkaitan dengan hukum keluarga

Dualisme pendapat Buku IV BW:


1. Seharusnya tidak di BW
Mengatur hukum formil
2. Sudah tepat penempatan pengaturan di BW
Karena dalam perdata formil ada tentang materil formilnya

Sejarah BW
1. Diundangkan melalui Staatsblad 1847 No. 23
2. Asas konkordansi
Pengumuman Gubernur Hindia Belanda 1 Mei 1948 bersama KUHD
Untuk bangsa Eropa
131 IS atau 75 RR, 163 IS Golongan Timur Asing boleh menundukkan diri secara umum
atau sebagian
Indonesia pakai hukum adat
3. Peraturan dinyatakan berlaku untuk Indonesia asli
a. Perjanjian kerja
b. Hutang perjudian
c. Beberapa pasal KUHD dan Hukum Laut
4. Aturan dibuat untuk bangsa Indonesia
a. Ordonansi perkawinan bangsa Indonesia Kristen (Staatsblad 1933 No. 74)
b. Maskapai Andil Indonesia (Staatsblad 1939 No. 569)
c. Perkumpulan bangsa Indonesia (Staatsblad 1939 No. 570)
5. Berlaku bagi semua Warga Negara
a. Undang-Undang Hak Pengarang
b. Koperasi
c. Pengangkutan Udara
6. Aturan penundukkan diri Hukum Eropa (Staatsblad 1917 No. 12)
a. Seluruh
b. Sebagian (untuk harta kekayaan saja)
c. Perbuatan tertentu
d. Secara diam-diam (melakukan perbuatan yang tidak dikenal hukumnya sendiri)
7. Masa Jepang
Pasal 3 Undang-Undang No. 1 Tahun 1942
Tetap berlaku selama tidak bertentangan
8. Indonesia Merdeka
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Pasal 2 Aturan Peralihan -> Amd. Pasal I Aturan Peralihan


Maklumat X 10 Oktober 1945

SEMA No. 3 Tahun 1963 mencabut beberapa pasal dan BW hanya merupakan
pedoman bukan Undang-Undang
Pasal yang dicabut:
(1) 108 dan 110
Isteri tidak cakap, tidak ada perbedaan lagi
(2) Pasal 284 ayat (3)
Pengakuan anak tidak memutus hubungan Ibu dan anak lagi
(3) 1682
Hibah dengan akta notaris tidak diharuskan lagi
(4) 1579
Si pemilik mau pakai barang yang disewakan kecuali diperjanjikan tidak dapat,
dihapuskan
(5) 1238
Harus ada somasi tertulis sebelum mengajukan gugatan, hapus
(6) 1460
Jual beli barang tanggungan pembeli meskipun belum diserahkan, hapus
(7) 1603 ayat (1) (2)
Diskriminasi Eropa dan Bukan Eropa dalam perjanjian perburuhan, hapus

Ralat dari Soebekti mengenai SEMA


Tetap mengakui KUHPerdata sebagai UU
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

SUBJEK HUKUM

1. Orang
Pembawa hak atau subjek, kodrati
2. Badan hukum
Orang yang diciptakan karena hukum

Kematian perdata dalam Pasal 3 BW sudah tidak dikenal (hukuman seseorang tidak dapat
memiliki hak perdata lagi)

Berlakunya seorang sebagai pembawa hak sejak dilahirkan dan berakhir saat meninggal
bahkan dapat dihitung surat hingga orang itu dalam kandungan (Pasal 2 BW)

Teori-teori badan hukum


1. Fictie (von Savigny)
Fiksi layaknya manusia, ciptaan hukum
2. Organ
Sebagai person yang mempunyai organ, bisa berpikir dan berbuat melalui organ
3. Kekayaan dengan satu tujuan
Harta kekayaan berdiri sendiri, satu tujuan

Syarat-syarat pembentukan badan hukum


1. Formal
Akta Notaris
2. Materiil (pendapat Meyers)
a. Mempunyai kekayaan sendiri
b. Mempunyai tujuan tertentu
c. Mempunyai kepentingan sendiri
d. Mempunyai organisasi teratur

Bentuk
1. Publik
Berdasar hukum publik
2. Privat
Berdasar hukum privat

Kecakapan Bertindak
Pasal 1330 BW, tidak cakap:
1. Belum dewasa
Dewasa: 21 tahun atau sudah menikah (BW)
Batas usia pernikahan
BW: 18 tahun laki-laki, 15 tahun perempuan (Pasal 29 BW)
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

UUP: 19 tahun laki-laki, 16 tahun perempuan (Pasal 7 ayat (1))


Putusan MK 22/PUU-XV-2017: 19 tahun laki-laki, 19 tahun perempuan
2. Wanita bersuami
Berdasarkan ketentuan SEMA No. 3/1963 dan Pasal 31 ayat (2) UUP sudah tidak
berlaku
3. Di bawah pengampuan
Pasal 433 BW: dungu, gila, mata gelap, boros
Pasal 434 BW: untuk boros yang memohon curratele keluarga dekat, jika menikah oleh
isteri/suami
Pasal 435 BW: yang membahayakan oleh kejaksaan jika pihak keluarga tidak
mengajukan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecakapan bertindak


1. Nasionalitas
WNA tidak bisa punya hak milik atas tanah
2. Jenis kelamin
Saat ini tidak ada perbedaan kewenangan hanya wanita yang kawin diangkat jadi wali
tidak wajib menerima pengangkatan
Dahulu mengenai batas usia perkawinan dan kecakapan bertindak
3. Keturunan
● Anak sah (dalam perkawinan)
● Pengakuan anak
Orang tua tidak menikah, hanya punya hubungan dengan yang mengakui
● Pengesahan anak
Orang tua menikah dulu lalu disahkan
4. Usia (21 tahun cakap)
5. Domisili
Tempat tinggal yang dapat dicari
Untuk pelaksanaan hak dan kewajiban subjek hukum
Bisa di tempat kediaman atau sesungguhnya berada
6. Kelakuan yang tidak hormat
7. Orang yang mempunyai kedudukan tertentu
8. Keadaan tidak hadir (Afwezigheid)
● 5 tahun
Tidak menunjuk kuasa
Telah panggilan umum 3X
● 10 tahun
Meninggalkan kuasa
Diajukan permintaan pernyataan hilang
Jaminan benda tidak dijual
● 30 tahun
Bisa bagi waris tetap dari surat pernyataan hilang atau usia orangnya 100 tahun
9. Pendewasaan (Handlichting)
a. Handlichting sempurna
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Venia aetatis (surat pernyataan sudah cukup umur)


421 BW: 20 tahun, dengar nasihat MA, tidak dapat dicabut
b. Handlichting terbatas
Perbuatan tertentu disamakan dengan orang dewasa
426 BW: 18 tahun, dapat dicabut

Perwalian
● Anak sah, kedua orang tua dicabut kekuasaan sebagai orang tua
● Orang tua bercerai oleh salah satu orang tua
● Lahir di luar perkawinan oleh orang tua yang mengakui
UUP: Wali bukan orang tua, menjalankan kekuasaan sebagai orang tua
BW: Pengawasan anak di bawah umur
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

HUKUM PERKAWINAN

Syarat
A. Syarat Materiil
Umum:
1. Sepakat
2. Batas usia
3. Monogami terbuka
4. Tenggang waktu tunggu
Khusus:
1. Larangan perkawinan
2. Izin kawin
B. Syarat Formil
1. Pemberitahuan berlangsungnya perkawinan
Penelitian → UUP → Pencatatan
2. Pengumuman
3. Pelangsungan perkawinan

Dapat dikuasakan mengenai ttd Akta Perkawinan (Pasal 6 PP 9/1975)

Akibat Perkawinan terhadap harta benda


BW
● Percampuran bulat (perolehan sebelum dan sesudah perkawinan) jika tidak ada
perjanjian perkawinan dan hibah
● Harus diadakan sebelum perkawinan dan pakai akta notaris
UUP
Pasal 35
● Harta bersama hanya yang diperoleh setelah perkawinan
● Harta bawaan
Sebelum penguasaan masing-masing

Perjanjian Perkawinan
● Tidak bisa dicabut
● Diadakan sebelum perkawinan
● Dengan Akta Notaris

Penyangkalan Anak (251 - 254 BW)


● Dilahirkan < 180 hari dari perkawinan
● 180 + 130 hari belum berhubungan tanpa isteri melahirkan
● Isteri berzina
● Lahir > 300 hari sejak pisah ranjang
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Anak sah
Dilahirkan/akibat perkawinan sah

Pembuktian anak sah


1. Akta Perkawinan (Ibu)
2. Akta Kelahiran (Ibu)
3. Tidak ada akta
● Nama keluarga ayah
● Diakui masyarakat sekitar
● Ayah memperlakukan dengan baik keluarga lainnya

Anak Luar Kawin


1. Diakui
Akta Pengakuan Anak
Hubungan hukum hanya dengan yang mengakui
2. Tidak diakui
Tidak ada hubungan hukum

Anak yang disahkan


1. Akta Pengesahan Anak
2. Perkawinan Kedua Orang Tua

Kekuasaan orang tua


BW: Kolektif oleh ayah
UUP: Tunggal, masing-masing

Pencabutan Kekuasaan
1. Lalai Kewajiban
2. Kelakuan buruk
3. Dihukum melakukan kejahatan

Perwalian
BW: Sifat tunggal (331 BW), oleh salah satu orang tua atau wali wasiat atau yang diangkat
hakim
UUP: Wali saat orang tua tidak ada, diunjuk orang tua, menjalankan kekuasan orang tua

Adopsi
1. WNI
Meliputi pengangkatan menurut adat
2. WNI → WNA/ WNA → WNI
Upaya terakhir
Harus ada putusan pengadilan
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Syarat Pengangkatan Anak


Anak
● Usia < 18 tahun
● Anak terlantar/ditelantarkan
● Berada dalam asuhan lembaga/keluarga
● Perlu perlindungan khusus
Wali
● Usia ≤ 30 x ≤ 55 tahun
● Sehat jasmani rohani
● Agama sama dengan agama calon anak angkat
● Berkelakuan baik, tidak pernah dihukum
● Menikah minimal 5 tahun
● Belum punya anak atau cuma punya 1 anak
● Mampu secara ekonomi dan sosial
● Mendapat persetujuan anak, orang tua, atau wali

Putusnya perkawinan
Alasan:
BW
1. Zina
2. Meninggalkan tempat kediaman bersama dengan iktikad buruk
3. Penjara ≥ 5 tahun
4. Melukai berat mengancam jiwa

UUP
1. Satu pihak pemabuk, zina, sakit tidak dapat disembuhkan
2. Salah satu pihak pergi tanpa alasan sah
3. Penjara ≥ 5 tahun
4. Penganiayaan berat mengancam jiwa
5. Cacat badan/penyakit sulit disembuhkan
6. Pertengkaran sulit didamaikan

Gugatan di wilayah hukum tergugat


Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

BENDA

Soebekti
Sempit: yang dapat dilihat
Luas: yang dapat diHAKI

KUHPer
Pasal 499
Segala sesuatu yang dapat dikuasai manusia dan dapat dijadikan objek hukum

Undang-undang membagi benda dalam beberapa macam


1. Dapat diganti >< Tidak dapat diganti
2. Dapat diperdagangkan >< Tidak dapat diperdagangkan
3. Dapat dibagi >< Tidak dapat dibagi
4. Bergerak >< Tak bergerak (pembagian ini mempunyai akibat dalam sistem hukum)
5. Berwujud >< Tidak berwujud
6. Habis dipakai >< Tidak habis dipakai
7. Sudah ada >< Masih ada
8. Terdaftar >< Tidak terdaftar
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Benda Bergerak
1. Sifat
Dapat dipindahkan, tidak tergabung
2. Ditentukan undang-undang
Contoh: surat obligasi, saham

Benda Tetap (tidak bergerak)


1. Sifat
Tanah, menempel
2. Tujuan pemakaian
Dimaksudkan untuk mengikuti tanah dalam waktu yang lama
3. Ditentukan undang-undang
Contoh: Erfpacht, opstal, dll

Hukum Benda
Tertutup: tidak dapat diadakan hak kebendaan baru selain yang diatur buku II
Alasan:
1. Tidak dikenal kebebasan berkontrak
2. Sifat memaksa
3. Mutlak
Memberi wewenang pemilik untuk mempertahankannya terhadap gugatan
4. Dihadapkan hak perorangan
Hanya dapat dipertahankan terhadap lawan dalam perjanjian

Asas-asas umum hukum benda


1. Hukum memaksa (dwingend recht)
Menurut undang-undang wajib dipatuhi
2. Dapat dipindahtangankan (droit de suite)
Mengikuti pemilik benda
3. Individualitas
Dapat ditentukan secara individu
4. Totalitas
Tidak dapat sebagian saja hak milik kebendaan tetapi terhadap seluruh objeknya
Contoh: seseorang memiliki rumah otomatis pemilik jendela, pintu, kunci, genteng rumah
5. Tak dapat dipisahkan (onsplitbaarheid)
Tidak dapat memindahkan sebagian wewenang atas kebendaan
Contoh: pemindahan atas sebuah rumah tidak bisa sebagian karena harus utuh.
6. Prioritas
Akibat asas nemopius, seseorang hanya dapat memberikan hak tidak melebihi apa yang
dimilikinya. Kalau di HT ada urutan prioritas
Iura in realiena = hak yang melekat atas benda orang lain atau sebagai suatu beban
atas hak eigendom sesuai dengan sifatnya, dengan sendirinya harus didahulukan
7. Percampuran (Vermenging)
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Dua atau lebih hak melebur menjadi satu


Jika hak yang membebani dan dibebani terkumpul atau melebur dalam satu tangan
maka hak yang membebani menjadi lenyap
Contoh: A menyewa rumah B, kemudian rumah tersebut dibeli A maka hak sewa
menjadi lenyap
8. Pengaturan dan perlakuan berbeda terhadap benda bergerak dan tidak bergerak
9. Publisitas (openbaarheid)
Pengumuman status kepemilikan benda tidak bergerak kepada masyarakat
10. Perjanjian kebendaan (Zakelijke Overeenkomst)
Perjanjian yang mengakibatkan berpindahnya hak kebendaan

Manfaat Pembedaan
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

1. Kedudukan berkuasa (bezit)


Undang-undang melindungi bezitter terlepas jujur/tidak (Pasal 1977)
“Iktikad baik dianggap ada, iktikad buruk harus dibuktikan”
Benda bergerak: penguasa = pemilik
Benda tidak bergerak: penguasa ≠ pemilik
Tanah 1 tahun terus menerus diduduki tanpa diganggu pihak lain (545 BW)
Eigendom (hak milik), sempurna
584 BW, Perolehan:
a. Pengambilan
b. Natrekking (bertambah karena alam)
c. Lewat waktu (verjaring)
d. Pewarisan
e. Penyerahan
2. Penyerahan (levering)/Traditio
a. Levering benda bergerak
Penyerahan nyata (feitelijke levering) → penyerahan benda bergerak +
penyerahan yuridis (juridische levering)
b. Levering benda tidak bergerak
c. Levering piutang atas nama
3. Pembebanan (bezwaring)
Benda bergerak: Gadai dan Fidusia
Benda tidak bergerak: Hipotek (saat ini kapal saja) dan Hak Tanggungan
Hak kebendaan di atas benda orang lain
a. Erfdienstbaarheid/servituut
Diletakkan di atas suatu pekarangan untuk pekarangan orang lain yang
berbatasan
Contoh: A harus membiarkan tetangganya B melewati pekarangannya
Hak benda memberi kenikmatan
b. Opstal
Hak memiliki bangunan/tanaman di atas tanah orang lain
c. Erfpacht
Hak kebendaan untuk menarik penghasilan seluas-luasnya untuk waktu yang
lama dari sebidang tanah orang lain dengan kewajiban membayar
uang/penghasilan → pacht/canon (720 BW)
75 tahun
Bisa hipotek
d. Vruchtgebruik
Menarik penghasilan dari benda orang lain seolah-olah miliknya sendiri, menjaga
supaya benda tetap dalam keadaan semula (756 BW)
Berakhir saat orang meninggal
Sudah tidak berlaku sejak UUPA
4. Daluwarsa
Benda bergerak: tidak mengenal karena hak milik diperoleh dari daluwarsa
Benda tidak bergerak:
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Pasal 1963 BW
a. 20 Tahun menguasai benda tidak bergerak, bunga/piutang tidak dibayar
b. 30 tahun menguasai dengan iktikad jujur
Sudah tidak berlaku dengan PP No. 24 Tahun 1997 Pasal 24 dan Pasal 32

Bezit vs Eigendom

Bezit Eigendom

Hubungan nyata pemegang dengan Hubungan hukum benda dengan


bendanya pemiliknya

Seseorang yang menguasai benda Seseorang dapat bertingkah sebagai


belum tentu pemiliknya yang sejati pemilik (eigenaar) dari suatu benda
karena ia memang pemiliknya
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

WARIS

Pengertian
Penggantian hak dan kewajiban dalam harta kekayaan saja

Syarat:
a. 830 BW, berlangsung karena kematian
Hak saisine: orang tersebut meninggal otomatis hartanya beralih
b. Ada hubungan darah
c. Patut mewaris (waardig)
Onwaardig (Pasal 838 BW)
1. Dipersalahkan membunuh/mencoba membunuh pewaris
2. Memfitnah pewaris, kejahatan ancaman > 5 tahun
3. Dengan kekerasan mencegah pewaris membuat/mencabut surat wasiat
4. Menggelapkan, merusak, memalsukan surat wasiat
d. Hidup (ahli waris)

1066 BW: tidak boleh dibiarkan dalam keadaan tak terbagi


831 BW: Meninggal bersama tidak saling mewaris

Unsur-unsur
1. Individual
Kebebasan terhadap hartanya
2. Sosial
Pembatasan terhadap Ahli Waris terdekat

Ahli Waris
Asas keutamaan golongan, yang tampil lebih dulu menutup golongan lain
1. Golongan I
Suami, isteri, anak-anak
Anak Luar Kawin ⅓ bagian dari seharusnya yang didapatkan
Asas persamaan, hak sama selama anak sah
Isteri kedua
a. Tidak boleh > dari bagian terkecil anak perkawinan pertama
b. Tidak boleh > 1/4
2. Golongan II
Orang tua (minimal ¼ Harta Peninggalan), saudara
3. Golongan III
Kakek/Nenek
Tidak ada penggantian
4. Golongan IV
Sampai derajat ke-6 dihitung dari kelahiran
Tidak ada pergantian tempat
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Hak untuk menggugat waris


835 BW:
30 tahun pewaris meninggal

Surat Wasiat (Testament)


Unsur-unsur
1. Tindakan sepihak
2. Baru memuat akibat saat pembuat pernyataan meninggal
3. Dituangkan dalam akta otentik/bawah tangan

Syarat pencabutan
Harus tertulis dan disebutkan dengan tegas
Tidak bisa lisan

Isi Surat Wasiat


1. Erfstelling
Testamentair erfgenaam (keadaan sama)
Berhak atas aktiva dan pasiva
2. Legaat
Pemberian berupa
a. Satu/beberapa benda tertentu
b. Seluruh benda dari suatu jenis, misal: benda bergerak
c. Hak untuk memungut hasil seluruh/sebagian harta warisan
Hanya punya hak tagihan
a. Tidak dikenal penggantian tempat
b. Tidak wajib inbreng

Syarat membuat testament


1. Dewasa dan cakap
2. Akal sehat
3. Tidak dalam pengampuan
4. Tidak ada unsur penipuan, kekhilafan, paksaan
5. Isi jelas dan tidak bertentangan dengan kesusilaan

Penafsiran Testament
1. Umum
Jika ada kata cukup jelas, penafsiran tidak boleh menyimpang
2. Khusus
a. 877 BW
Seluruh Ahli Waris “Kepentingan keluarga terdekat”
b. 878 BW
Seluruh fakir miskin “fakir miskin”
c. 962 BW
Hibah dengan beban “Hibah untuk kepentingan beberapa orang”
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

d. 971 BW
Hutang dilunasi testament untuk kreditur tidak berarti beberapa orang

Bentuk testament (931 BW)


1. Terbuka
Akta otentik
Di hadapan notaris
Dihadiri 2 saksi, jika tanpa saksi pada saat ditandatangani saksi wajib hadir pewaris
menjelaskan lagi ke saksi
2. Olographis
Ditulis sendiri/dibuat sendiri
Diserahkan ke notaris, bisa terbuka/tertutup
Dapat dicabut dengan akta otentik
3. Rahasia
Ditulis sendiri/menyuruh orang
Disegel, saksi 4
Pembuktian oleh BPH dengan dibuatkan berita acara
4. Dibuat di luar negeri (945 BW)
Akta otentik
Menurut cara negara tersebut
5. Dibuat dalam keadaan darurat
a. Peperangan
b. Perjalanan laut
c. Daerah terjangkit penyakit menular
6. Testamen bawah tangan (codicil testament)
Tidak di hadapan notaris
Ditandatangani pewaris
Isi:
a. Pengangkatan pelaksana wasiat
b. Penguburan pewaris
c. Hibah pakaian dan mebel-mebel

Legitieme Portie
Yang berhak:
1. Anak sah
1 = ½ bagian
2 = ⅔ bagian
3 = ¾ bagian
2. Orang tua/nenek dan kakek
½ bagian
3. Anak Luar Kawin
½ bagian
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Tidak dapat menjadi saksi:


1. Ahli Waris, Legataris/keluarga sampai derajat IV
2. Anak, cucu, keluarga sampai derajat IV, Notaris
3. Pembantu notaris

Batasan, tidak boleh:


1. Fidei Commis (wasiat lompat tangan) dibolehkan asal:
a. Pemikul beban seorang anak/lebih
b. Penunggu adalah anak/keturunan baik yang telah/akan lahir
c. Bagian bebas daripada warisan
2. Wasiat kepada suami/isteri yang menikah tanpa izin
3. Isteri kedua jumlahnya > ¼ atau > anak terkecil
4. > hak pewaris
5. Untuk keuntungan walinya
6. Anak Luar Kawin > bagiannya
7. Onwaardig

Inkorting dan Inbreng


1. Inbreng
Ahli Waris saja
Tidak tergantung pada tuntutan Ahli Waris/Legataris (wajib)
Tidak dipotong tapi diperhitungkan sebagai hibah
2. Inkorting
Siapa saja yang menerima hibah
Jika ada Legitieme Portie

Nilai hibah dihitung pada keadaan benda saat hibah diberikan


Harga dihitung saat warisan terbuka

Sikap Ahli Waris


1. Menerima (murni)
Aktiva dan Pasiva
● Tegas (akta otentik dan akta bawah tangan)
● Diam-diam
2. Menerima dengan syarat
Terbatas pada boedel warisan, bukan harta pribadi

Kewajiban
1. Membuat catatan boedel warisan
2. Menjamin pelunasan hutang pewaris
3. Mengurus harta warisan
4. Membuat pertanggungjawaban 7 bulan setelah pengurusan
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

JAMINAN

Jaminan Umum
1131 BW
Segala kebendaan, baik bergerak maupun tidak bergerak menjadi tanggungan
Kreditur konkuren atau seimbang

Jaminan Khusus
1132 BW
Dibagi menurut besar kecilnya piutang (apabila hartanya tidak mencukupi)
Kecuali ada alasan untuk didahulukan (terdapat kemungkinan kreditur preferen)
1133 BW
Hak untuk didahulukan: Hak istimewa, gadai, hipotek
1134 BW
Hak istimewa
Tingkatannya lebih tinggi dari kreditur lain karena sifat piutangnya
Gadai dan Hipotek
Lebih tinggi dari hak istimewa kecuali ditentukan lain

Privilege
Hak untuk didahulukan atau hak istimewa
Semua privilege ditentukan oleh undang-undang bahkan tidak diperkenankan untuk ditafsirkan
Privilege harus dituntut, apabila pemilik privilege diam saja maka dianggap sebagai kreditur
konkuren
Tidak mempunyai hak untuk menjual sendiri bendanya atau menuntut benda di pihak ketiga.
Kelebihannya adalah didahulukan di dalam mengambil pelunasan atas hasil penjualan benda
milik debitur
Bukan merupakan hak kebendaan
Privilege yang didahulukan atau lebih tinggi bahkan dari gadai dan hipotek:
1. Biaya perkara (1139 sub 1 dan 1149 sub 1 BW)
2. Hak orang yang menyewakan (1142 BW)
3. Biaya-biaya untuk menyelamatkan barang (1150 BW)
4. Hak-hak tagihan atas kapal (316 jo. 318 KUHD)
5. Privilege fiskal (pajak dan pendapatan negara) (1137 BW)

Macam privilege
1. Privilege umum
Diberikan terhadap semua kekayaan debitur. Ditentukan berdasarkan yang terjadi lebih
dahulu
2. Privilege khusus
Diberikan terhadap benda tertentu dari debitur. Mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
dari privilege umum

Jaminan Benda Bergerak


Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

1. Gadai
Dalam perjanjian gadai tidak diperbolehkan kreditur memiliki barang gadai dalam hal
debitur tidak memenuhi kewajibannya

Sifat Gadai
Umum
a. Absolut
b. Droit de suite
c. Droit de preference
Khusus
d. Accessoir
e. Barang gadai tidak dapat dibagi atau ondeelbaar
f. Merupakan jaminan pembayaran kembali utang
g. Inbezitstelling
Barang gadai berada di kekuasaan kreditur atau penerima gadai

Cara gadai
a. Benda berwujud
Membuat perjanjian gadai dan penyerahan secara nyata
b. Benda tidak berwujud
1. Gadai piutang atas nama (Vordering op Naam)
Persetujuan harus tertulis dan konsensual lalu memberitahukan kepada
orang terhadap hak siapa yang digadaikan harus dilaksanakan
2. Gadai piutang atas bawa (Vordering Aan Tonder)
Perjanjian secara tertulis maupun lisan. Surat piutang menerangkan
utang debitur kepada pemegang surat. Pemegang berhak menagih utang
sambil mengembalikan surat yang bersangkutan
Contoh: Sertifikat Deposito
3. Gadai piutang atas tunjuk (Vordering Aan Order)
Catatan punggung (endosement) menyatakan penyerahan tagihan
wesel/cek pada orang yang dibubuhi tanda tangan oleh orang yang
memindahkan
Contoh: wesel

Hak penerima gadai (Kreditur)


a. Parate executie
Menjual atas kekuasaan sendiri dalam hal debitur wanprestasi (1155 BW)
b. Surat berharga penjualannya dapat dilakukan di bursa tempat pemegang gadai
tinggal (1155 ayat (2) BW)
c. Dapat menempuh jalan ke pengadilan: (1156 BW)
1. Mohon agar Hakim menentukan cara penjualan barang gadai
2. Mohon agar Hakim mengizinkan pemegang gadai membeli sendiri barang
gadai dengan harga yang ditentukan hakim
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

d. Penggantian semua biaya yang bermanfaat untuk keselamatan benda gadai


(1157 BW)
e. Memperhitungkan bunga piutang untuk dibayarkan padanya (1158 BW)
f. Hak retentie, menahan benda debitur sampai membayar sepenuhnya utang
pokok, bunga, biaya lain (1159 BW)

Kewajiban penerima gadai (kreditur)


a. Menguasai selaku houder atau natuurlijke bezitter, tidak boleh menikmati atau
memindahtangankan benda yang dijaminkan
b. Merawat benda gadai yang ada di tangannya, jika lalai bertanggung jawab atas
kehilangan atau kemerosotan benda gadai (1157 BW)
c. Memberitahu debitur apabila benda akan dijual selambat-lambatnya pada hari
berikutnya (1156 BW)
d. Mengembalikan benda gadai setelah prestasi perjanjian pokok selesai beserta
pembayaran bunga dan biaya tambahan untuk keselamatan benda (1159 BW)

Hak pemilik gadai (debitur)


a. Hak atas kelebihan hasil penjualan
b. Hak meminta pendapatan atas barang yang dijaminkan

Kewajiban pemilik gadai (debitur)


a. Menyerahkan fisik benda yang digadaikan
b. Menyerahkan kelengkapan dokumen sebagai bukti pemilik benda
c. Mengganti biaya yang diperlukan kreditur untuk menjaga keselamatan benda
Perbedaan Gadai Barat dan Gadai Adat
Pada gadai adat, objeknya adalah tanah dan tidak mengenal daluwarsa dalam hak
menebus, namun dibatasi Putusan MA No. 810/1970
Dalam praktik sering terjadi mengulang gadaikan

2. Fidusia
Dalam fidusia terjadi dua perbuatan:
a. Penyerahan hak milik benda secara kepercayaan kepada kreditur
b. Kreditur sebagai pemikik baru meminjamkan secara kepercayaan benda yang
masih ada dalam penguasaan debitur

Objek jaminan fidusia:


a. Benda bergerak berwujud dan tidak berwujud
b. Benda tidak bergerak yang tidak dibebani hak tanggungan dalam UUHT

Ciri-ciri fidusia:
1. Accesoir
2. Jaminan Pelunasan Utang
3. Constitutum Possessorium
Penyerahan hak milik tanpa menyerahkan benda fisik
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

4. Droit de Preference
5. Parate executie
Kreditur berhak menagih piutangnya dari hasil penjualan tanpa titel executorial
6. Jaminan kebendaan
7. Droit de suite
8. Asas publisitas
Fidusia wajib didaftarkan pada kantor pendaftaran fidusia untuk pengetahuan
publik mengenai benda yang telah dijadikan jaminan fidusia
9. Asas spesialitas
10. Dapat diberikan kepada lebih dari seorang kreditur
Dengan syarat diberikan pada saat yang sama
Contoh: Pembiayaan kredit konsorsium dan pinjaman sindikasi
11. Larangan fidusia ulang

Cara mengadakan fidusia


1. Perjanjian pokok
2. Penyerahan kebendaan
3. Perjanjian pinjam pakai atau bruiklening

Jaminan Benda Tidak Bergerak


1. Hipotek

Sifat hipotek
Umum
a. Absolut
b. Droit de Suite
c. Droit de Preference
Khusus
d. Accessoir
e. Ondeelbar atau tidak dapat dibagi
Hak hipotek tidak hapus dengan dibayarnya sebagian utang
f. Mengandung hak atas pelunasan utang

Objek
a. Bagian yang tak dapat dibagi dalam benda tak bergerak yang merupakan hak
milik bersama secara bebas
b. Kapal yang didaftar (lebih dari 20 m³)
c. Hak konsesi pertambangan
d. Hak konsesi (S. 1918)

UU Rumah Susun (UU No. 16 Tahun 1986)


a. Dibebani hipotek apabila tanah berstatus hak milik atau hak guna bangunan
b. Dibebani fidusia, apabila tanah berstatus hak pakai atas tanah negara
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

UU Perumahan dan Pemukiman No. 4 Tahun 1992


Sama seperti BW, perbedaan pada status tanah yaitu hak milik dengan asas pemisahan
horizontal

UU HT (UU No. 4 Tahun 1996)


a. Istilah hipotek dan fidusia dalam UU RS tidak berarti lagi karena bukan hak
jaminan atas tanah
b. Hak tanggungan dapat dibebankan pada rumah susun dan hak milik atas RS
yang didirikan di atas tanah hak pakai atas tanah negara
c. Fidusia tidak dapat dijaminkan terhadap hak pakai atas tanah negara, dimana
harus memenuhi asas publisitas
Hipotek tidak berlaku lagi atas tanah dan segala sesuatu yang berkaitan dengan tanah

Asas hipotek
a. Publisitas
b. Spesialitas
Pengikatan hipotek dilakukan atas benda yang ditunjuk secara khusus

Pesawat udara
Wajib mempunyai tanda pendaftaran

Jaminan Hipotek Pesawat udara


Pasal 12 UU No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan (sudah tidak berlaku sejak UU
No. 1 Tahun 2009 diundangkan)
a. Pesawat terbang dan helikopter yang mempunyai tanda pendaftaran dan
kebangsaan Indonesia dapat dibebani hipotek
b. Pembebanan hipotek harus didaftarkan

Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tidak menjelaskan jaminan apa yang
digunakan untuk jaminan pesawat terbang
Namun, Penjelasan Pasal 15 UU Jabatan Notaris (UU No. 2 Tahun 2014) menjelaskan
bahwa notaris berwenang membuat akta hipotek pesawat terbang

Kapal Laut
Pasal 510 BW Kapal laut adalah benda bergerak
Pasal 314 BW Kapal Indonesia paling sedikit berukuran 20 m³ dibukukan dalam suatu
register kapal, dapat dijaminkan dengan hipotek

Lembaga Credietverband
Lembaga jaminan untuk memenuhi kebutuhan penerimaan kredit dari golongan bumi
putera
Pengertian credietverband sama dengan hipotek
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Perbedaannya adalah hipotek diberikan secara umum, credietverband hanya bank


tertentu dan hipotek dapat dijaminkan lebih dari satu kali sedangkan
credietverband tidak

2. Hak tanggungan
Hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan dengan tanah

Sifat
a. Ondelbaar atau tidak dapat dibagi
b. Accessoir
c. Dapat dibebani lebih dari 1 kali
d. Parate Excecutie

Objek
a. Dapat dinilai dengan uang, karena utang yang dijamin adalah uang
b. Hak yang wajib didaftar dalam Daftar Umum karena memenuhi Asas Spesialitas
dan Publisitas
c. Dapat dipindahtangankan

Objek Hak Tanggungan adalah Hak Atas Tanah dengan Status:


a. Hak Milik
b. Hak Guna Usaha
c. Hak Guna bangunan
d. Rumah susun yang berdiri di atas tanah hak milik, hak guna bangunan, dan hak
pakai atas tanah negara
e. Rumah susun yang bangunannya berdiri di atas tanah hak milik, hak guna
bangunan, dan hak pakai atas tanah negara
f. Hak pakai atas tanah negara yang wajib didaftar dan dapat dipindahtangankan

Hak tanggungan hapus karena:


a. Hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan
b. Hapusnya utang
c. Dilepaskannya hak tanggungan oleh pemegang hak tanggungan melalui
pernyataan tertulis
d. Pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh ketua PN

Proses pembebanan hak tanggungan


a. Perjanjian utang piutang yang dijamin
b. Pembuatan akta pemberian hak tanggungan oleh PPAT
c. Didaftarkan oleh kantor pertanahan
d. Jika hak tanggungan atas tanah hak yang berasal dari konversi lama yang belum
didaftarkan, maka secara bersamaan permohonan pendaftaran hak atas tanah
pernah dilakukan
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Sertifikat Hak Tanggungan adalah tanda bukti adanya Hak Tanggungan yang memiliki
kekuatan eksekutorial

Resi Gudang
Dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di Gudang yang terbitkan oleh
Pengelola Gudang

Jaminan atas resi gudang


Jaminan yang dibebankan pada resi gudang untuk pelunasan utang, yang memberikan
kedudukan untuk diutamakan bagi penerima hak jaminan terhadap kreditur yang lain

Macam resi gudang


1. Resi gudang atas nama
Mencantumkan nama pihak yang berhak menerima penyerahan barang. Penyerahan
dilakukan dengan akta otentik
2. Resi gudang atas perintah
Mencantumkan perintah pihak yang menerima penyerahan barang pengalihannya
dengan endosemen dan penyerahan resi gudangnya

Eksekusi resi gudang


1. Lelang umum
2. Penjualan langsung

Skema
1. Debitur menyimpan barang di gudang yang dikelola pengelola gudang
2. Pengelola gudang mendaftarkan barang di pusat registrasi resi gudang, menerbitkan
resi gudang, dan menyerahkan pada debitur
3. Debitur meminjam uang pada kreditur dengan verifikasi kepada pengelola gudang dan
pusat registrasi resi gudang
4. Pusat registrasi resi gudang melakukan pencatatan dalam buku daftar pembebanan hak
jaminan atas resi gudang
5. Konfirmasi pada kreditur
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

PERIKATAN

Definisi perikatan
Definisi perikatan tidak diatur dalam BW
“Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana
pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain
berkewajiban memenuhi tuntutan itu” – Soebekti

Sumber perikatan
Pasal 1233 BW
1. Perjanjian
2. Undang-undang

Macam perikatan
1. Perikatan bersyarat
Digantungkan pada suatu peristiwa yang masih akan datang dan masih belum tentu
akan terjadi. Terdapat dua jenis yaitu:
a. Perikatan dengan suatu syarat tangguh
Menangguhkan lahirnya perikatan peristiwa tersebut
b. Perikatan dengan suatu syarat batal
Membatalkan suatu perikatan jika peristiwa terjadi
2. Perikatan dengan ketetapan waktu
Ketetapan waktu tidak menangguhkan lahirnya suatu perikatan tetapi menangguhkan
pelaksanaannya ataupun menentukan lama waktu berlakunya suatu perjanjian atau
perikatan
3. Perikatan mana suka (alternatif)
Debitur dibebaskan jika ia menyerahkan salah satu dari dua barang yang disebutkan
dalam perjanjian tetapi tidak boleh memaksa kreditur menerima sebagian dari satu dan
sebagian dari yang lain. Hak memilih ada pada debitur namun jika tidak ditegaskan
maka ada di kreditur
4. Perikatan tanggung menanggung atau solider
Tiap-tiap debitur dapat dituntut untuk memenuhi seluruh utang
5. Perikatan yang dapat dibagi dan yang tak dapat dibagi
Perikatan yang dapat dibagi menurut imbangan tidak boleh mengurangi hakekat prestasi
tersebut
6. Perikatan dengan ancaman hukuman
Ditentukan bahwa debitur untuk jaminan pelaksanaannya diwajibkan melakukan sesuatu
apabila perikatannya tidak dipenuhi

Perjanjian
Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang lain atau lebih (Pasal 1313 BW)
Sistem terbuka
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian


selama tidak melanggar ketertiban umum dan kesusilaan

Pasal 1338 ayat (1) BW


Pacta Sunt Servanda
Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya

Asas Konsensualisme
Perjanjian dan perikatan yang timbul karenanya sudah dilahirkan sejak detik tercapainya
kesepakatan. Perjanjian sah jika sudah sepakat mengenai hal-hal yang pokok dan tidak
diperlukan formalitas. Berkaitan dengan 1320 BW

Syarat perjanjian (1320 BW)

1 dan 2 syarat subjektif


Mengenai orang-orangnya atau subyeknya yang mengadakan perjanjian
Dapat dibatalkan (voidable)
Pada ketidakcakapan dapat dibatalkan oleh orang yang tidak cakap
Bagi yang belum dewasa dapat dibatalkan setelah ia dewasa

3 dan 4 syarat objektif


Mengenai perjanjiannya sendiri atau objek dari perbuatan hukum yang dilakukan itu
Batal demi hukum (null and void)

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya


Persetujuan kedua belah pihak diberikan secara bebas. Dalam hukum perjanjian
terdapat tiga sebab yang membuat perizinan tidak bebas:
a. Paksaan
Paksaan rohani atau paksaan jiwa bukan paksaan fisik
b. Kekhilafan
Kekhilafan atau kekeliruan terjadi apabila salah satu pihak khilaf tentang hal-hal
pokok dari apa yang diperjanjikan atau tentang sifat-sifat yang penting dari
barang yang menjadi objek perjanjian, atau mengenai orang dengan siapa
diadakan perjanjian itu
Harus sedemikian rupa hingga seandainya orang itu tidak khilaf ia tidak akan
memberikan persetujuannya
c. Penipuan
Satu pihak dengan sengaja memberikan keterangan-keterangan palsu atau tidak
benar disertai dengan tipu muslihat untuk membujuk pihak lawan
2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian
Orang-orang yang tidak cakap membuat suatu perjanjian (1320 BW)
a. Orang-orang yang belum dewasa
b. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

c. Orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan undang-undang dan semua


orang kepada siapa undang-undang telah melarang membuat
perjanjian-perjanjian tertentu
3. Suatu hal tertentu
Apa yang diperjanjikan hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak jika timbul suatu
perselisihan
4. Suatu sebab yang halal

Asas Personalia
Pasal 1315 BW
Tiada seorang pun dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu
janji, melainkan untuk dirinya sendiri
Pasal 1340 BW
Suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya

Pengecualian terhadap asas personalia (asas kepribadian)


1. Janji untuk pihak ketiga
Pasal 1317 BW
Seseorang membuat perjanjian memperjanjikan hak-hak orang lain kepada pihak ketiga
Digambarkan sebagai suatu penawaran yang dilakukan oleh pihak yang dilakukan oleh
pihak yang minta diperjanjikan hak-hak kepada pihak ketiga
2. Perjanjian garansi
Pasal 1316 BW
Perjanjian dimana seseorang menanggung atau menjamin seorang ketiga dengan
menjaminkan orang tersebut akan berbuat sesuatu
Bukan penanggungan (borgtocht) karena bukan accessoir

Perluasan personalia
Pasal 1318 BW
Jika seorang minta diperjanjikan suatu hal, maka dianggap bahwa itu adalah untuk ahli
warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak daripadanya, kecuali jika dengan tegas
ditetapkan atau dapat disimpulkan dari sifat perjanjian, bahwa tidak demikian maksudnya.
1. Ahli waris
2. Golongan yang memperoleh alas hak khusus

Actio Pauliana
Pasal 1341 BW
Tiap kreditur boleh mengajukan batalnya segala perbuatan yang tidak diwajibkan yang
dilakukan oleh debitur yang merugikan baginya, asal dibuktikan bahwa ketika perbuatan
dilakukan si debitur atau orang dengan atau untuk siapa debitur berbuat mengetahui bahwa
perbuatan itu membawa akibat kerugian bagi kreditur.
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Pelaksanaan perjanjian (Prestasi)


1. Memberikan atau menyerahkan suatu barang
2. Berbuat sesuatu
3. Tidak berbuat sesuatu

Wanprestasi
Dapat berupa empat macam:
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya
2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan
3. Melakukan apa yang dijanjikannya tapi terlambat
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya

Hukuman atau akibat-akibat bagi debitur


1. Ganti rugi
Hanya yang dapat diduga akibat langsung dari wanprestasi
a. Biaya
Segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh
satu pihak
b. Rugi
Kerugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan kreditur yang diakibatkan
oleh kelalaian si debitur
c. Bunga
Kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah dibayangkan atau
dihitung oleh kreditur
Bunga moratoir
Bunga yang harus dibayar karena debitur alpa atau lalai membayar utangnya,
tidak boleh melebihi 6% (1250 BW)
2. Pembatalan perjanjian
Kembali pada keadaan sebelum perjanjian diadakan
1266 BW: Perjanjian tidak otomatis batal tetapi harus dimintakan pembatalan kepada
hakim
3. Peralihan risiko
Risiko adalah kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena suatu kejadian di
luar kesalahan salah satu pihak
4. Membayar biaya perkara

Pembelaan debitur yang lalai:


1. Mengajukan tuntutan adanya keadaan memaksa
Keadaan memaksa adalah suatu alasan untuk dibebaskan dari kewajiban membayar
ganti rugi
Keadaan tersebut tak terduga, tak disengaja, dan tak dapat dipertanggungjawabkan
2. Mengajukan bahwa si berpiutang sendiri juga telah lalai (exceptio non adimpleti
contractus)
3. Mengajukan bahwa kreditur telah melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Hapusnya perikatan (1381 BW)


1. Pembayaran
Setiap pemenuhan perjanjian secara sukarela
Subrogasi
Penggantian hak-hak berpiutang oleh seorang pihak ketiga yang membayar kepada si
berpiutang, menggantikan kedudukan kreditur lama
Cessie
Piutang dijual oleh kreditur lama kepada orang yang nanti menjadi kreditur baru.
Perbedaan dengan subrogasi adalah pada subrogasi ia mati atau hapus biarpun satu
detik karena dibayar, sedangkan yang kedua tidak hapus namun keseluruhan
dipindahkan kepada kreditur baru
2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan
3. Pembaharuan utang (novasi)
Utang yang baru berlainan sifat dari utang yang lama, sebuah perjanjian baru
Terdapat 3 macam jalan (1413 BW)
a. Apabila seorang yang berutang membuat suatu perikatan utang baru guna orang
yang mengutangkannya, yang menggantikan utang yang lama yang dihapuskan
karenanya
b. Apabila seseorang berutang baru ditunjuk untuk menggantikan orang berutang
lama, yang oleh si berpiutang dibebaskan dari perikatannya
c. Apabila sebagai akibat suatu perjanjian baru, seorang kreditur baru ditunjuk
untuk menggantikan kreditur lama, terhadap siapa si berutang dibebaskan dari
perikatannya
4. Perjumpaan utang atau kompensasi
5. Percampuran utang
Kedudukan kreditur dan debitur berkumpul pada satu orang, maka terjadilah demi
hukum suatu percampuran utang dengan mana utang itu dihapuskan
Contoh: menjadi ahli waris tunggal krediturnya, debitur kawin dengan kreditur
6. Pembebasan utang
Pembebasan suatu utang tidak boleh dipersangkakan, tetapi harus dibuktikan
7. Musnahnya barang yang terutang
8. Batal/pembatalan
9. Berlakunya suatu syarat batal
10. Lewatnya waktu
Daluwarsa acquisitif
Daluwarsa untuk memperoleh hak milik atas suatu barang
Daluwarsa extinctif
Daluwarsa untuk dibebaskan dari suatu perikatan
Daluwarsa tuntutan hukum baik kebendaan maupun perseorangan adalah lewat
waktu 30 tahun (1967 BW)
Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Pasal 1365 BW
Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan
orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk mengganti kerugian tersebut”

Unsur-unsur perbuatan melawan hukum


1. Perbuatan
Aktif: dengan sengaja melakukan perbuatan yang menimbulkan kerugian pada orang
lain
Pasif: Melanggar suatu keharusan sehingga menimbulkan kerugian pada orang lain
2. Melawan Hukum
a. Dalam arti sempit (sebelum 1910)
i. Bertentangan dengan kewajiban hukum orang lain
ii. Bertentangan dengan hak subyektif orang lain
b. Dalam arti luas
Setelah yurisprudensi perkara Cohen x Lindenbaum
iii. Bertentangan dengan kesusilaan
iv. Bertentangan dengan PATIHA (kepatutan, ketelitian, dan kehati-hatian)
3. Kesalahan
Dalam arti luas: kesengajaan dan kelalaian
Alasan pembenar
a. Keadaan memaksa (overmacht)
b. Pembelaan terpaksa
c. Melaksanakan undang-undang
d. Perintah atasan
4. Kerugian
Kerugian materiil dan kerugian imateriil
Tanggung gugat (vicarious liability)
a. Golongan orang tua dan wali (Pasal 299 BW)
b. Golongan majikan dan mereka yang mengangkat orang-orang lain untuk
mewakili urusan-urusan mereka dan tanggungjawab terhadap barang
pengawasannya pada umumnya (Pasal 1367 BW)
c. Golongan guru sekolah dan kepala sekolah
d. Pemilik binatang (1368 BW)
e. Pemilik gedung (1369 BW)

PMH terhadap tubuh dan jiwa manusia (1370 BW)


Yang lazimnya mendapat nafkah dari pekerjaan korban (suami, isteri, orang tua, anak)
dapat menuntut ganti rugi yang harus dinilai menurut keadaan dan kekayaan kedua
belah pihak

PMH terhadap luka atau cacat badan (1371 BW)


Diktat Hukum Perdata oleh Intan Hendrawati, S.H. – Mahkamah Agung

Selain biaya pengobatan dapat meminta kerugian yang disebabkan luka atau cacat
badan tersebut

PMH terhadap nama baik (1372 BW)


Ganti rugi pemulihan nama baik

5. Hubungan kausalitas antara kesalahan dengan kerugian


Pembatasan dengan teori relativitas: agar seseorang dapat dimintakan
tanggungjawabnya karena telah melakukan perbuatan melanggar hukum, maka tidak
cukup hanya menunjukkan adanya hubungan kausal antara perbuatan yang dilakukan
dengan kerugian yang timbul. Akan tetapi, perlu juga ditunjukkan bahwa norma atau
perbuatan yang dilanggar tersebut dibuat memang untuk melindungi kepentingan
korban.

Strict Liability
Seseorang yang kegiatannya beresiko menimbulkan kerugian, bertanggung jawab atas
kerugian yang muncul sebagai konsekwensi yang wajar dari kegiatan tersebut. Dengan
demikian tidak perlu ada pembuktian mengenai kesalahan.

Dalam strict liability, penggugat tidak perlu membuktikan bahwa tergugat telah melakukan
pelanggaran hukum. Penggugat hanya perlu membuktikan bahwa kerugian yang diderita
adalah akibat dari perbuatannya.

Anda mungkin juga menyukai