Anda di halaman 1dari 12

Hukum Perdata

UMUM

Hukum perdata materiiil adalah hukum yang mengatur hubungan antara subyek hukum
yang satu dengan subyek yang lain

Tujuan:
1. Untuk mengatur hubungan hukum para pihak
2. Hak dan kewajiban para pihak
3. Apa yang boleh boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan

Sejarah BW
Corpus iuris civilis (hukum romawi ) Code civil (perancis) BW (belanda) BW indonesia
dengan asas konkordasi

Hukum perdata menurut BW


Buku 1 Tentang orang
Buku 2 tentang benda
Buku 3 tentang perikatan
Buku 4  tentang pembuktian

Subyek Hukum :
1. Orang (Naturlijkperoon)
2. Badan Hukum (rechtperson)perbuatannya diwakili oragan pengurus

Ada aturan agar sesoarang melakukan perbuatan hukum yaitu cakap yang tertuang dalam :

1. Pasal 1329 BW
2. Pasal 1330 BW
Tidak cakap membuat perjanjian yaitu
- Orang yang belum dewasa ( minderjarig)
- Dibawah pengampuan (curatele)
- Perempuan yang telah kawin (dicabut oleh sema 3/1963)
3. Pasal 330 BW
Politik Hukum Belanda
Pasal 163 IS dan Pasal 131 IS

Pasal 163 IS Pasal 131 IS


Tentang Penggolongan penduduk hindia Pemberlakuan hukum keperdataan
belanda dalam kelompk yaitu: yang berbeda :
1. Golongan eropa Eropa  Bw dan WVK
2. Bumi putera Bumiputera Hukum adat
3. Golongan timur asing (cina Timur asing  BW
dan bukan cina)
Akibat hukum Terdapat dualisme Hukum perdata yaitu
Hukum perdata barat( BW)
Hukum adat
Pun juga berlaku untuk hukum perkawinan terdapat dualisme

Hukum Orang
Hukum perkawinan di indonesia yang sebelumnya terdapat dualisme/ pluarisme menjadi
unifikasi sejak adannya uu perkawinan 1 tahun 1974

Unifikasi dalam hukum perkawinan bersifat administratif bukan substansif , untuk


menghindari kekosongan hukum maka diatur aturan peralihan pada pasal 66

Asas asas yang terkadung dalam UU perkawinan


1. Tujuan perkawinan
2. Sahnya perkawinan
3. Asas monogami
4. Batas minimum usia kawin
5. Prinsip perceraian yang dipersulit
6. Hak dan kedudukan suami istri seimbang

Tujuan perkawinan

Tertuang dalam pasal 1 UUP  membentuk keluarga yang bahagia bedasarkan ketuhanan
yang maha esa

Sahnya perkawinan

Perkawinan dalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing masing agama ,artinya
akibat hukum perkawinan sangat erat dengan sahnya perkawinan, masalahnya adalah
bagaimana jika beda agama ?

Asas monogami
Pada prinsipnya UUP menganut asas monogami namun dapat disimpangi dengan pasal 3
ayat 2 UUP manakala hukum agama mengizinkan dan dikehendaki oleh pihak pihak yang
bersangkutan asalkan memenuhi syarat pada pasal 4 dan pasal 5

Untuk melakukan poligami terdapat alasan yaitu: (alternatif)

1. Kewajiban
2. Cacat badan/penyakit
3. Tidak dapat melahirkan

Syaratnnya (kumulatif)

1. Persetujuan
2. Jaminan hidup
3. Berlaku adil

Batas minimum usia kawin

Pasal 7 UUP

Pria19 tahun

Wanita  16 tahun

Ratio legis , agar tercipta perkawinan yang baik tanpa berakhir dengan perceraian serta
memperoleh keturunan yang sehat pula

Pencatatan Perkawinan

Pasal 2 (2) UUP , Pencatatan perkawinan bersifat administratid dan merupakan bukti
adannya perbuatan hukum yang mempunyai efek kepastian hukum dan perlindungan
hukum

Islam KUA

Non Islam  KCS

Harta benda dalam perkawinan

Harta bawaan: Harta yang diperoleh sebelum perkawinan berlangsung termasuk hibah
warisan

Harta bersama : Harta yang diperoleh selama perkawinan berlangsung

Harta perkawinan: Percampuran harta suami dan isteri , jika tidak diperjanjiakan dalam
perjanjian lain maka terjadi persatuan harta suami dan isteri

Perjanjian perkawinan

Dibuat sebelum perkawinan

Bentuk  formalitas tertulis


Yang mengesahkan  pencatatan sipil

Keabsahan , daya mengikat sejak disahkannya oleh pencatan sipill

Keberlakuan sejak perkawinan dialngusngkan

Apa dapat diubah tidak dapat kecuali persetujuan para pihak dan tidak merugikan pihak
ketiga

Anak

Anak sah merupakan anak yang lahir dari perkawinan yang sah

Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah hanya memiliki hubungan keperdataan dengan
ibu dan keluarga ibunnya

Namun bedasarkan putusan MK no 46 tahun 2010 memiliki hubungan keperdataan juga


dengan ayah bilogisnnya asalakn dibuktikan dengan ilmu pengetahuan atau alat bukti lain

Hak dan kewajiban ortu dan anak

Orang tua wajib memelihara dan mendidik anak , kewajiban itu berlaku sampai anak iru
kawin atau mandiri,kewajiban ini terus meskipun perkawinan ortu putus (pasal 45 UUP)
kewajiban alimentasi

Perkawinan campuran dan luar negeri

Campuran  dengan wna

Luar negeri bisa dengan wni atau wna

Hukum Benda
Hukum benda
bersifat memaksa (dwingend), artinya harus dipenuhi dan tidak boleh disimpangi dengan
mengadakan ketentuan baru mengenai hak-hak kebendaan.

Sisitematika buku 2 BW, tentang:


- Kebendaan dan hak kebendaan pada umumnya
- Hak kebendaan yang memeberikan kenikmatan
- Kewarisan
- Piutang piutang yang diistimewakan
- Hak kebendaan yang memberikan jaminan
Hukum harta kekayaan
Buku II tentang benda Buku II tentang perikatan
- Bersifat tertutup - Bersifat terbuka
- Dwingend recht - Aanvulend recht
(memaksa) - Kebebasan berkontrak
- Para pihak tidak pasal 1338 BW (1)
diperbolehkan - Para pihak bebas
menyimpang dari menentukan sendiri
ketentuan buku II BW mengenai format dan
- Pasal pertama buku II substansi kontrak yang
(pasal 499 memberi mereka buat
batasan atau definisi - Pasal pasal buku II tidak
tentang benda memberikan batasan
atau definisi tentang
perikatan

A. PENGERTIAN BENDA
Segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek hak milik (pasal 499 BW)

B. ASAS TENTANG PEMISAHAN BENDA


Hukum adat  Horizontal secheiding (pemisihan horizontal)
Hukum Barat Vertikal ccessie (Pemisihan vertikal)

C. MACAM MACAM BENDA


Secara garis besar jenis-jenis benda yang dikenal BW adalah sebagai berikut:
a. Benda berwujud (contoh: kuda) dan benda tak berwujud (contoh: piutang) lihat
Pasal 503 BW.
b. Benda bergerak (contoh: sepeda) dan benda tidak bergerak (contoh: tanah) lihat
PAsal 504 BW.
c. Benda habis pakai (contoh: roti) dan benda tidak habis pakai (contoh: sapi) lihat
Pasal 505 BW.
d. Benda yang sudah ada dan Benda yang akan ada (1131 BW)
e. Benda yang dapat dibagi (contoh: beras) dan benda yang tidak dapat dibagi (contoh:
kucing). (1296 BW)
f. Benda dalam perdangangan (contoh: beras)dan benda diluar perdaganngan (contoh:
jalan) (1331 BW)

 Benda tak bergerak itu dibedakan antara:


1. Benda tak bergerak menurut sifatnya: tanah dan segala sesuatu yang melekat dengan
tanah

2. Benda tak bergerak karena tujuannya, ialah segala apa yang meskipun tidak secara
sungguh-sungguh digabungkan dengan tanah atau untuk waktu yang agak lama, yaitu
misalnya mesin-mesin dalam suatu pabrik, selanjutnya ialah tak bergerak akrena memang
demikian, 8 diatur dalam Pasal 507 BW.

3. Benda tak bergerak menurut ketentuan undang-undang. Ini berwujud hak hak atas benda
yang tak bergerak, missal: hak memungut hasil atas benda tak bergerak, hak memakai atas
benda tak bergerak, hipotik dan lain-lain

 Benda bergerak dibedakan atas:

1. Benda bergerak karena sifatnya menurut Pasal 509 BW ialah benda yang dapat
dipindahkan, misalnya meja atau dapat berpindah sendiri misalnya ternak.

2. Benda bergerak karena ketentuan undnag-undang menurut Pasal 511 BW ialah hak-hak
atas benda yang bergerak yaitu: hak memungut hasil atas benda bergerak, saham-saham
daripada PT dan lain-lain.

Arti pokok pembagian benda bergerak dan benda tidak bergerak adalah

1. Kedudukan berkuasa (bezit)

2. Penyerahan (levering)

3. Daluwarsa (verjaring)

4. Jaminan (bezwaring)

5. Sita (beslag)

Pembahasan:

a. Kedudukan berkuasa (bezit)

Misalnya terhadap benda bergerak berlaku asas dalam Pasal 1977 BW, yakni bezitter dari
barang bergerak adalah sebagai eigenaar dari barang tersebut. Namun tidak demikian
dengan barang tidak bergerak. Asas dalam pasal ini mendatangkan manfaat, sehingga
mobilitas benda bergerak sebagai objek transaksi menjadi lebih lancar dan efisien.10

b. Penyerahan (levering)

Terhadap benda bergerak, levering dapat dilakukan dengan penyerahan nyata (fetelijke
levering), sedangkan terhadap benda tidak bergerak dilakukan dengan penyerahan yuridis
(juridische levering), dalam dunia praktek disebut balik nama

c. Daluwarsa (verjaring)

Terhadap benda bergerak tidak dikenal daluwarsa karena dengan adanya bezit maka sama
dengan hak milik atas benda tersebut (Pasal 1977 BW). Dalam benda tidak bergerak
mengenal adanya verjaring, yakni antara 20 atau 30 tahun (1963 BW).
d. Jaminan (bezwaring)

Pembebanan terhadap benda bergerak hanya bisa melalui lembaga jaminan gadai (Pand)
yang diatur dalam Pasal 1150 hingga Pasal 1160 BW atau fidusia, sesuai ketentuan UURI No.
42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia. Sedangkan terhadap benda tidak bergerak
khususnya tanah termasuk ruang lingkup jaminan hak tanggungan lalu untuk benda tidak
bergerak adalah hipotik sesuai Undang- Undang No 4 tahun 1996 yang mencabut ketentuan
lembaga jaminan hipotek (Pasal 1162 hingga Pasal 1232 BW). Selain itu lembaga jaminan
fidusia juga bisa diperuntukkan bagi benda tidak bergerak yang tidak bisa dibebani dengan
hak tanggungan.

e. Sita (beslag)

Apabila peluansan suatu perikatan tidak dilakukan secara sukarela oleh debitor, maka
berdasarkan putusan pengadilan, segenap harta yang dimiliki segera disita dan dilelang
untuk melunasi hutangnya. Berdasarkan Pasal 197 HIR, yang mendapat giliran terlebih
dahulu adalah benda bergerak, barulah kemudian apabila tidak mencukup benda tidak
bergerak akan disita.

D. HAK KEBENDAAN DAN HAK PERORANGAN


a. hak kebendaan
Hak kebendaan (zakelijk recht) ialah hak mutlak atas suatu benda di mana hak itu
memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda dan dapat dipertahankan terhadap
siapapun juga.

Ciri-ciri hak kebendaan


1. absolut
2. Droit de suit
3. Droit de preference
4. prioritas
5. Separatis
6. Gugat kebendaan

• Hak kebendaan merupakan hak yang mutlak,


 yaitu dapat dipertahankan terhadap siapapun,
 semua pihak harus enghormati hak kebendaan
 pelanggaran akan menimbulkan hak gugat

• Hak kebendaan itu mempunyai zaaksgevolg atau droit de suit (hak yang mengikuti)
 artinya hak itu akan tetap mengikuti bendanya ke tangan siapapun benda itu berada.
Jadi, hak kebendaan itu melekat pada bendanya sehingga apabila berpindah tangan yang
bersangkutan akan terkena pula untuk wajib menghormatinya.
 Contoh : hak milik ali atas sebuah sepeda yang dipinjamkan kepada budi mengikuti
dimanapun sepada itu berada, meskipun benda tersebeut saat ini ada di budi
• Hak kebendaan mempunyai asas prioritas
 artinya bahwa hak kebendaan yang lahir terlebih dahulu akan diutamakan daripada yang
lahir di kemudian.
 Berlaku apabila terhadap suatu obyek dibebani lebih dari satu hak kebendaan

• Hak kebendaan mempunyai droit de preference (hak terlebih dahulu),


 adanya preferensi (Pasal 1133 BW), bahwa pihak yang memiliki hak kebendaan ini dalam
hal pelunasan harus lebih didahulukan pembayarannya
 didaahulukan dalam hal pelunasan utang dibanding kreditor lainnya

• Pada hak kebendaan, gugatnya disebut gugat kebendaan.


 pemegang hak kebendaan dapat menuntut haknnya dimanapun benda itu berada
 Untuk gugat hak milik dengan gugat revindikasi

• Separatis
 Dalam hal terjadinnya kepailitan pada umumnya , pemegang hak kebendaan terpisah
dari kreditor konkuren yang lainnya
 Pelaksanaan eksekusi benda jaminan dapat dilakukan secara langsung

Macam Macam hak kebendaan


1. Hak kebendaan yang memeberikan kenikmatan , Contoh : hak milik,bezit, HGB,HGU
2. Hak kebendaan yang memberikan jaminan , Contoh ; Hipotik , Gadai , Fidusia

b. hak perorangan

Hak perorangan (persoonlijk recht) merupakan lawan dari hak kebendaan. Merupakan hak
atas sesorang tertentu dan semua hak yang timbul dari perikatan (perjanjian atau undang
undang) Dapat dirinci sebagai berikut: Hak perdata terdiri atas dua hal, yaitu:

1) Hak mutlak (hak absolut), terdiri atas:

a) Hak kepribadian, misalnya hak atas namanya, hidup, kemerdekaan;

b) Hak yang timbul dalam hukum keluarga, yaitu hak yang timbul karena adanya hubungan
antara suami istri, hubungan antara orang dan anak;

c) Hak mutlak atas suatu benda, ini yang disebut sebagai hak kebendaan.

2) Hak nisbi (hak relatif) hak persoonlijk, yaitu semua hak yang timbul karenaadanya
hubungan perutangan yang hanya dapat dipertahankan untuk sementara orang-orang
tertentu saja.

Hak perorangan bersifat relatif :

1. Artinnya hak perorangan itu hannya mengikat pihak pihak tertentu saja (perikatan)
2. Hak tersebut hanya dapat diteggakan dan dipertahankan terhadap orang tertentu
3. Mengikat para pihak yang membuatnnya

Hak Kebendaan Hak perseorangan


Sumber Buku II Sumber Buku III
ABsolut Realtif/Nisbi
Droit de suite Tidak ada
Droit de preference Konkuren
Prioritas Konkuren
Separatis Bersaing/Verifikasi
Gugat kebendaan Gugat perorangan
Revindikasi- hak milik pasal 574 BW

Benturan Antar Hak

Benturan Hak kenedaan – Benturan hak kebendaan – Benturan Hak perorangan –


hak perseorangan hak kebendaan hak perorangan
Berlaku azas droit de Berlaku azas prioritas Berlaku azas konkurensi
preference (kesedarajatan)
Pemegegang hak kebendaan Hak kebendaan I didahulukan Tidak ada preferensi dan
(kreditor preference) lebih lalu hak kebendaan yang lahir prioritas
diutamakan dibanding berikutnnya
pemegang hak perorangan
(kreditor konkruen)
Apabila terhadap satu obyek Pemegang hak perorangan
dibebani lebih dari satu hak yang lebih dahulu
kebendaan diperlakukan sama dengan
pemgang hak perorangan
kemudian
Bagian para kreiditor
pemegang hak perorangan
(kreditor Konkuren sebanding
(proposional)
Kreditor Preference > Hak kebendaan 1>2>3 Konkuren ,Sebanding,
Kreditor konkuren proposional
RELATEVERING VERZAKELIJKING
Hak kebendaan Hak perorangan

Melemhanya sifat unggul hak kebendaan Menguatnya sifat hak perorangan

Menampakan sidat seperti hak Menampakan sifat seperti hak kebendaan


perseorangan

Pasal 1977 BW Pasal 1318,1365,1576 BW

Hak Retensi

hak retensi adalah hak yang diberikan kepada kreditur tertentu, untuk menahan benda
debitur, sampai tagihan yang berhubungan dengan benda tersebut dilunasi, sebagaimana
terdapat dalam Pasal 575 ayat (2), Pasal 1576, Pasal 1364 ayat (2), Pasal 1616, Pasal 1729,
dan Pasal 1812 BW

Sifatnnya:

 accesoir (ikutan) dari perjanjian pokok


 Hutang pokok tersebut harus ada kaitannya dengan benda yang ditahan
 Tak dapat dibagi bagi

Hak Previlage

Hak Privilege merupakan jaminan khusus yang didasarkan pada undang-undang. Hak
privilege atau hak istimewa adalah hak yang didahulukan. Kelebihan hak privilege itu sendiri
hanya bahwa atas hasil penjualan benda tertentu/semua benda milik debitur, ia
didahulukan di dalam mengambil pelunasannya.

E. HAK MILIK
DH pasal 570 BW

Ciri Ciri :
1. Merupakan hak induk terhadap hak kebendaan lainnya
2. Merupakan Inti dari semua hak kebendaan merpakan hak yang selengkap lengkapnnya
3. Bersifat tetap
4. Bersifat elastis
F. LEVERING
Levering adalah peyerahan atau tranfser of ownership (584 BW)/ Peralihan Hak Milik

Cara perolehan Hak MIlik:


1. Pemilikan/pendakuan Ambil madu dihutan
2. Perlekatan mesin melekat degan gedung
3. Daluarsa
4. Pewarisan
5. Penyerahan

Sahnnya Levering 584 BW :

1. Peristiwa perdata/alas hak / (titel yang sah)


2. Dilakukan oleh orang yang berhak berbuat bebas terhadap bendannya

Cara terjadinnya:

1. Penyertahan nyata ( fetelijke levering)


2. Penyerahan Yuridis (Juridische Levering)
Macamnnya :
1. Tradio Brevi Manu
 Penyerahan tangan Pendek
 Artinya: Benda yang akan diserahkan sudah berada di tangan pihak yang
menerima penyerahan
Misal : A Meminjamkan bukunnya kepada B , karena butuh uang A menjual buku
tersebut pada B, Disini tidak perlu penyerahan nyata karena obyek sudah berada di
B
2. Traditio Longa Manu
Penyerahan Tangan Panjang
Artinnya: penyerahn dilakukan dengan bantuan pihak lain
Misal: A menimjamkan bukunnya keapda B , karena butuh uang A menjual buku
tersebut pada c. Disini tidak perlu penyerahan nyata dialukan oleh A kepada C
namun dapat melalui B
3. Constitutum Posserium
 Pnyerahan dengan melanjutkan penguasaan barangnnya
Artinnya penyerahan hak dilakukan secara yuridis sedang penguasaan obyek tetap
pada pihak yang menyerahkan kepemilikan
Misal A menjual bukunnya kepada B , Namun karena A masih membutuhkan Buku
tersebut maka untuk sementara waktu buku tersebut dipinjam oleh A. Disini tidak
terjadi peralihan obyek namun peralihan status.

Levering Benda bergerak:

 Dialukan dengan penyerahan nyata (612 BW)


 Pada umumnya bersamaan dengan penyerahan yuridis

Levering Benda tidak bergerak:

Pada benda tidak bergerak penyerahan nyata dan yuridis tidak terjadi bersamaan

Misal :tanah dan bangunan

- Penyerahan yata dilakukan dengan penyerahan kunci atau pembukaan pagar


- Penyerahan yuridis terjadi pada saat dibuatnnya akta jual beli di PPAT dan diikuti
proses balik nama

G. BEZIT (KEDUDUKAN BERKUASA)


Dh PASAL 529 bw
Kedudukan seseorang yang menguasai suatu kebendaan , baik dengan diri sendiri maupun
melalui peratara orang lain

Unsur Unsur Bezit:


1. Pihak yang membezit
2. Menguasai suatu benda
3. Baik melalui diri sendiri atau perantara orang lain
4. Mempertahankan atau menikmati benda
5. Selaku milik sendiri

Macam Bezit :
1. Itikad baik (531 BW)
2. Itikad buruk (532 BW)

Syarat Bezit :

1. Corpus  keadaan yang menunjukan adannya hubungan anatara orang degan


bendannya
2. Animus Adannya kehendak untuk memiliki bendannya
(KUMULATIF)

Cakap(bekwamd)

Macam macam jaminan

Anda mungkin juga menyukai