Anda di halaman 1dari 14

MATERI KULIAH HK ADMINISTRASI

Oleh: Dr. Rr. Herini Siti Aisyah, S.H.,MH.

I. ADMINISTRASI DAN HUKUM ADMINISTRASI


1. PERISTILAHAN
Mengenai istilah hukum administrasi negara di Indonesia belum ada keseragaman
Ada 4 istilah yg digunakan dalam HAN, yaitu:
- Hukum Tata Usaha Negara – Administratifrecht
- Hukum tata pemerintahan – bestuur recht
- Hukum administrasi
- Hukum administrasi negara, alasannya : HAN merupakan istilah yg luas
pengertiannya sehingga memberikan kemungkinan ke arah pengembangan
cabang ilmu hukum tersebut ke arah yg lebih luas sesuai dengan perkembangan
pembangunan.
2. LAPANGAN PEMERINTAHAN
Hukum administrasi termasuk hukum publik, oleh karena itu sifat yg melekat pada
hukum publik, melekat juga pada hukum administrasi. Akan tetapi ternyata dalam
beberapa hal HAN tidak seluruhnya termasuk hukum publik. Ada beberapa bagian
lain yg termasuk hukum perdata seperti misalnya hukum perburuhan & pencabutan
hak milik atas tanah
3. ILMU PEMERINTAHAN
Administrasi dalam konsep hukum administrasi : pemerintahan sedangkan
administrasi dalam ilmu administrasi negara berkonotasi : manajemen.
Dengan demikian dalam konteks hukum administrasi tidak perlu menambahkan
atribut negara karena pemerintahan dengan sendirinya menunjuk negara. Dari
penegasan arti administrasi adalah pemerintahan dalam kajian hukum administrasi
masalah pemerintahan menjadi titik sentralnya. Dengan demikian kajian hukum
administrasi menitikberatkan pada aspek hukum pemerintahan antara lain hukum
mengenai kewenangan, organisasi publik, prosedur pemerintahan dll.
4. PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN UMUM PADA MASA DEPAN
Hukum administrasi merupakan salah satu cabang ilmu hukum yg masih muda yg
tadinya merupakan bagian dari ilmu HTN kemudian berkembang menjadi disiplin
ilmu tersendiri. Dengan timbulnya masalah-masalah khusus yg disebabkan oleh
kompleksitas masyarakat dari negara modern maka pemerintah modern makin
banyak mencampuri berbagai segi kehidupan masyarakat secara langsung. Hal
tersebut menghendaki peraturan & penanganan praktek secara khusus pula.
Demikian perkembangan hukum administrasi lambat laun menjadi suatu disiplin
ilmu hukum tersendiri yg sangat dipengaruhi oleh faktor intern & ekstern dari
negara yang bersangkutan.
Jadi hukum administrasi modern itu tergantung dari 2 macam dorongan, yaitu:
- Dorongan dari sudut politik dan pemerintahan;
- Perkembangan dalam bidang hukum administrasi otonom.
Hukum administrasi merupakan istilah yg luas pengertiannya sehingga memberikan
kemungkinan ke arah pengembangan cabang ilmu hukum tersebut ke arah yg lebih
luas sesuai dengan perkembangan pembangunan & kewajiban negara RI di masa yg
akan datang.
II. DEFINISI DALAM DESKRIPSI HUKUM ADMINISTRASI
a. LAPANGAN HUKUM ADMINISTRASI
Lapangan hukum administrasi dibedakan antara hukum administrasi khusus dan
hukum administrasi umum, yakni:
b. LAPANGAN HUKUM ADMINISTRASI KHUSUS:

Peraturan-peraturan hukum yang berhubungan dengan bidang tertentu dari kebijaksanaan


penguasa

Contoh: hukum tata ruang, hukum perizinan bangunan

- Administrasi dalam arti sempit: semua kegiatan tulis menulis, catat mencatat, surat
menyurat, ketik mengetik serta penyimpanan dan pengurusan hal-hal yg bersifat teknis
ketata usahaan semata-mata.

- Pemerintah dalam arti sempit: organ/alat perlengkapan negara yang diserahi tugas
pemerintahan atau melaksanakan undang-undang, jadi pemerintah hanya berfungsi sebagai
badan eksekutif (eksekutif/ bestuur)

c. LAPANGAN HUKUM ADMINISTRASI UMUM:

Peraturan-peraturan hukum yg terikat pada suatu bidang tertentu dari kebijaksanaan penguasa

Contoh : AUPB dan UU PTUN

- Administrasi dalam arti umum : proses kerjasama antara 2 orang atau lebih berdasarkan
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan

- Pemerintah dalam arti umum : semua badan yang menyelenggarakan semua kekuasaan di
dalam negara, baik ekonomi maupun kekuasaan legislatif dan yudisiil

jadi meliputi badan-badan yang menentukan haluan dan berkedudukan di pusat, kemudian terdapat
juga instansi-instansi yg melaksanakan keputusan dari badan-badan itu.

Sedangkan Van Vollenhoven mengemukakan dalam arti luas tugas pemerintah itu terbagi dalam 4
fungsi .yakni:

1. Pembentuk undang-undang (regeling)

2. Pelaksana/pemerintah (bestuur)

3. Polisi (politie) dan

4. Keadilan (rechtspraak)
Menurut W.F. Prins, bahwa perkembangan hukum administrasi bermula dari lapangan-lapangan
khusus karena kebutuhan untuk mengatur lapangan-lapangan pekerjaan pemerintahan dalam
bidang khusus tertentu

Dengan bertitik tolak dari pengertian hukum administrasi dan lapangan hukum administrasi
adalah lapangan bestuur dan besturen, dari daftar tersebut dapat dikelompokkan aturan-aturan
yg meliputi:

1. Aturan pokok yg memuat garis-garis besar sebagai instruksi di bidang penyelenggaraan


kesejahteraan sosial
2. Bidang tata hukum yg diasumsikan timbul atau tumbuh dari sistem GBHN
- aturan-aturan di bidang ekonomi
- Aturan-aturan di bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME
- Aturan di bidang politik, aparatur pemerintah, hukum, penerangan dan pers serta hubungan
luar negeri
3. Bidang tata hukum yg asumsinya tumbuh dari kegiatan manusia Indonesia seutuhnya
4. Bidang tata hukum yg dihubungkan dengan departemen yg mengasuhnya (objecten van
staatszorg
III. DESKRIPSI HUKUM ADMINISTRASI
1. KEDUDUKAN HUKUM ADMINISTRASI DALAM KERANGKA HUKUM
Hukum Administrasi sebagai Hukum Antara
Administrasi negara sebagai suatu sistem memiliki beberapa sub sistem yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi seperti tugas, fungsi, organisasi, kepegawaian,
keuangan, materiil dll.
Apabila terjadi suatu perubahan pada satu sub sistem maka akan mempengaruhi
sub sistem-sub sistem lainnya.
Jadi keseluruhan sub sistem ini harus bergerak serasi, selaras dan seimbang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan

2. PENDEKATAN HUKUM ADMINISTRASI


Perbedaan Pendekatan Hukum Administrasi dari Pendekatan Kekuasaan ke
Pendekatan Perilaku.
Pada dasarnya negara dalam melakukan hubungan-hubungan hukum tunduk pada
hukum biasa akan tetapi agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka
dalam rangka menjamin kesejahteraan umum, pejabat administrasi dengan maksud
agar masyarakat tunduk pada pemerintahnya. Sebab bila menggunakan kekuasaan
biasa ada kemungkinan masyarakat tidak Mau tunduk, karena itu digunakan
pendekatan kekuasaan yaitu kekuasaan memaksa dengan perintah administrasi
negara tersebut ditaati’
Hukum administrasi klasik hanya memberi perhatian pada jabatan (ambt) dan
pemangku jabatan (ambt) ataupun ambtsdrager. Dengan fokus demikian, perhatian
terhadap perilaku orang yang memangku jabatan sangat kecil.
Pendekatan behavioural (perilaku) memungkinkan masuknya aspek baru dalam
hukum administrasi yaitu aspek orang (de persoon in het bestuursrecht), aspek
tersebut melahirkan sisi kontrol yang lain yang menyangkut kepatutan perilaku
(hehoorlijkheid). Pengujian terhadap kapatutan perilaku bukanlah masalah legalitas
tapi masalah kepatutan yang bersandar pada norma etika.

IV. PENDEKATAN HUKUM ADMINISTRASI


Ada 3 pendekatan utama dalam hukum administrasi, yaitu:
1. PENDEKATAN TERHADAP KEKUASAAN
Hukum administrasi Inggris sangat populer dengan pendekatan ultra vires.
Hukum administrasi Belanda yg menekankan segi-segi rechtmatigheid yg pada
dasarnya berkaitan dengan rechtmatigheidscontrol.
Pendekatan-pendekatan tersebut menggambarkan kekuasaan pemerintahan
sebagai fokus hukum administrasi.
2. PENDEKATAN HAK ASASI
Merupakan pendekatan baru dalanm hukum administrasi Inggris. Fokus utama
pendekatan baru ini pada 2 hal yaitu:
a. Perlindungan hak-hak asasi;
b. Asas-asas pemerintahan yg baik.
3. PENDEKATAN FUNGSIONARIS
Pendekatan ini tidak menggusur pendekatan sebelumnya tetapi melengkapi
pendekatan yg ada dengan titik pijak bahwa yg melaksanakan kekuasaan
pemerintahan adalah pejabat (orang). Oleh karena itu hukum administrasi
pemerintah harus memberikan perhatian kepada perilaku aparat.
Dengan pendekatan ini norma hukum administrasi tidak hanya meliputi norma
pemerintahan tetapi juga norma perilaku aparat.
Di belanda norma perilaku aparat digali dari praktek ombudsman. Ada @ norma
dasar bagi perilaku aparat yaitu sikap melayani & terpercaya.

V. RUANG LINGKUP HUKUM ADMINISTRASI


1. LANDASAN HUKUM ADMINISTRASI
Hukum administrasi sebagai hukum publik berlandaskan padaprinsip-prinsip negara
hukum (rechtstaat) dan prinsip-prinsip demokrasi dan sesuai dengan konsep hukum
administrasi sebagai instrumen yuridis, hukum administrasi juga mengandung
karakter instrumental.
Dengan demikian 3 landasan hukum adaministrasi adalah:
a. Negara hukum
Landasan negara hukum berkaitan dengan jaminan perlindungan hukum
terhadap kekuasaan pemerintahan. Asas-asas umum negara hukum yg
langsung berkaitan dengan jaminan perlindungan hukum bagi masyarakat
terhadap kekuasaan pemerintah adalah:
- Asas legalitas dalam pelaksanaan pemerintahan (wetmatigheid van bestuur: soal
kewenangan, prosedur, & substansi);
- Perlindungan hak asasi (grondrechten: hak klasik & hak sosial);
- Pembagian kekuasaan di bidang pemerintahan (machts verdeling: a.l. melalui desentralisasi
fungsional maupun teritorial);
- Pengawasan oleh pengadilan (rechterlijke controle)
b. Demokrasi
Landasan demokrasi terutama berkaitan dengan prosedur & substansi dalam
penyelenggaraan pemerintahan baik berupa pengambilan keputusan maupun
berupa perbuatan-perbuatan nyata. Prinsip-prinsip demokrasi yg melandasi
hukum administrasi adalah:
- Kedudukan badan perwakilan rakyat;
- Asas bahwa tidak ada jabatan seumur hidup (afzetbaarheid van bestuur);
- Asas keterbukaan dalam pelaksanaan pemerintahan (openbaarheid: aktif & pasif)
- Peran serta (inspraak)
c. Karakter instrumental
Dengan konsep sturen hukum administrasi merupakan instrumen yuridis.
Persoalannya ialah bagaimanakah dengan instrumen tersebut dapat tercapai
tujuan pemerintahan. Dalam kaitan ini, landasan hukum administrasi adalah:
- Efektif (doeltreffenheid : hasil guna)
- Efisien (doelmatigheid : daya guna)
2. FUNGSI HUKUM ADMINISTRASI
Konsep yg menjadi rujukan yaitu:
Konsep P. De Haan et al – Bestuurecht in de social Rechstaat memaparkan 3 fungsi
hukum administrasi:
a. Fungsi Normatif meliputi organisasi & instrumen pemerintah;
b. Fungsi Instrumental adalah: fungsi instrumental aktif dalam bentuk
kewenangan, fungsi instrumental pasif berupa beleid;
c. Fungsi jaminan meliputi jrnis jaminan yaitu jaminan pemerintahan menyangkut
aspek doelmatigheid dan democratie antara lain : keterbukaan, inspraak dan
berbagai mekanisme kontrol perlindungan hukum & ganti kerugian.
VI. KEDUDUKAN HUKUM ADMINISTRASI DALAM KERANGKA HUKUM
1. Hukum Administrasi Sebagai Hukum Antara
Administrasi negara sebagai suatu sistem memiliki beberapa sub sistem yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi seperti tugas, fungsi, organisasi, kepegawaian,
keuangan, materiil dll.
Apabila terjadi suatu perubahan pada satu sub sistem maka akan mempengaruhi sub sistem-
sub sistem lainnya.
Jadi keseluruhan sub sistem ini harus bergerak serasi, selaras dan seimbang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan

2. Perbedaan Hukum Administrasi Dengan Hukum Perdata dan Hukum Pidana

Hukum Perdata termasuk hukum privat sedangkan hukum pidana masuk hukum publik
- Hubungan Hukum Administrasi dengan Hukum Perdata adalah:
Menurut Mr. Ir. M.M Van Praag menyatakan bahwa sudah menurut kodratnya dan juga
menurut sejarah perkembangannya sendiri, bahwa kedua bidang hukum perdata dan hukum
administrasi itu tidak saling sentuh menyentuh dan masing-masing berdiri sendiri dalam
bidangnya
Sedangkan hubungan hukum administrasi dengan hukum pidana menurut Dr. H. J. Romeijn :
Bahwa hukum pidana dapat dipandang sebagai hukum pembantu (hulprecht) bagi hukum
administrasi, karena penetapan sanksi pidana merupakan sarana untuk menegakkan hukum
administrasi.
VII. SUMBER HUKUM ADMINISTRASI
1. PANCASILA SEBAGAI SUMBER HUKUM ADMINISTRASI
Pancasila mewujudkan dirinya dalam:
- Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
- Dekrit presiden 5 juli 1959
- UUDNRI Tahun 1945 &
- Surat perintah 11 Maret 1966
Pancasila sebagai sumber hukum, seperti yg tercantum di dalam TAP MPR No III/MPR/2000
di pasal 1 (3) disebutkan: Pancasila dikatakan sebagai sumber hukum dasar nasional
sebagaimana yg tertulis dalam Pembukaan UUD tahun 1945 yaitu ; Ke Tuhanan YME,
Kemanusiaan yg adil dan beradab, Persatuan Indonesia, & Kerakyatan yg dipimpin oleh
hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan batang tubuh UUD Tahun 1945.
Dekrit merupakan Keputusan Presiden RI yg berisi :
a. Pembubaran konstituante;
b. Berlakunya UUD 1945 & tidak berlakunya lagi UUDS 1950
c. Pembentukan MPRS & DPAS.

UUD proklamasi adalah UUD 1945 yg terdiri atas pembukaan & pasal-pasal

Surat perintah 11 Maret 1966 antara lain berisi: perintah kepada Letjen Soeharto,
Menteri/Panglima AD, untuk & atas nama Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin
Besar Revolusi, mengambil segala tindakan yg dianggap perlu, untuk terjaminnya keamanan
& ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan & jalannya revolusi serta menjamin
keselamatan pribadi & kewibawaan pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin
Besar Revolusi, Mandataris MPRS demi keutuhan bangsa & negara RI & melaksanakan
dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi

2. SUMBER HUKUM ADMINISTRASI DALAM ARTI FORMAL/NORMA BERJENJANG


Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yg memuat norma hukum
yg mengikat secara umum dan dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yg
berwenang melalui prosedur yg ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
- TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPR-GR mengenai sumber tertib
hukum RI dan tata urutan perundang-undangan RI
Urutannya adalah sbb:
a. UUD 1945
b. Ketetapan MPR
c. UU
d. Peraturan Pemerintah
e. Keputusan Presiden
f. Peraturan Pelaksana yg terdiri dari : Peraturan Menteri dan Instruksi Menteri
(Ketentuan dalam Tap MPR ini sudah tidak berlaku)

- Tap MPR No.III/MPR/2000 Tentang sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-
undangan
Urutannya adalah sbb:
a. UUD 1945
b. Tap MPR
c. UU
d. Peraturan Pemerintah pengganti UU
e. PP
f. Keppres
g. Peraturan Daerah
(ketentuan dalam Tap MPR ini sudah tidak berlaku)
- UU No.10 tahun2004 tentang pembentukan peraturan perundan-undangan
Urutannya adalah sbb:
a. UUDNRI Tahun 1945
b. UU/Perpu
c. Peraturan Pemerintah
d. Peraturan Presiden
e. Peraturan Daerah
(Ketentuan dalam UU ini sudah tidak berlaku)
- UU No. 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan
Urutannya adalah sbb:
a. UUDNRI Tahun 1945
b. Ketetapan MPR
c. UU/Perpu
d. Peraturan Presiden
e. Peraturan Daerah Propinsi
f. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
3. SUMBER HUKUM ADMINISTRASI DALAM PENGERTIAN SOSIOLOGI & SEJARAH
- Sumber-sumber Hukum dalam Pengertian Sosiologis
Faktor-faktor Sosiologis dapat berbentuk macam-macam:
a. Situasi sosial ekonomis-------menentukan isi UU;
b. Hubungan-hubungan politik.
- Sumber Hukum Dalam Pengertian Sejarah
Dalam arti sejarah istilah hukum punya 2 makna, yakni:
a. Sebagai sumber pengenal dari hukum yg berlaku pada suatu saat tertentu;
b. Sebagai sumber tempat asal pembuat UU menggalinya dalam penyusunan suatu aturan
menurut UU.
VIII. ASPEK NORMATIF HUKUM ADMINISTRASI
Dalam konsep negara hukum kemasyarakatan (sociale rechtstaat) hukum administrasi
didefinisikan sebagai instrumen yuridis yg memungkinkan pemerintah mengendalikan
kehidupan masyarakat & pada sisi yg lain memungkinkan masyarakat berpartisipasi
dalam pengendalian tersebut.

Sturen (sturing); yuridis, materiil, formil, personil


---------------------------------------------------------------------.

Pemerintahan--------perlindungan hukum-----------masyarakat
----------------------------------------------------------------------
Partisipasi (peran serta)

Dengan konsep tersebut unsur-unsur pokok hukum administrasi adalah:


1. Sturen (sturing)
2. Partisipasi (peran serta)
3. Perlindungan hukum bagi masyarakat
Unsur-unsur tersebut di atas sekaligus merupakan aspek/ dimensi normatif hukum
administrasi yg meliputi:
1. Hukum mengenai kekuasaan pemerintah
2. Hukum mengenai organisasi publik : organisasi dan instrumen
3. Hukum mengenai perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap kekuasaan
pemerintahan.

IX. KEKUASAAN PEMERINTAHAN


SIFAT KEKUASAAN
- KEKUASAAN TERIKAT : hanya melaksanakan peraturan & tdk bebas, ka;au kekuasaan itu
digunakan maka keputusannya adl. Keputusan yg terikat. Ukuran keabsahan pada peraturan,
penggunaannya yg terikat tmsk alat ukurnya
- KEKUASAAN BEBAS : ‘bebas’ berkenaan dg freies ermessen, tp bkn berarti tdk ada
aturannya. Jadi dlm hal tsb sll ada hukumnya
Freies Ermessen, yg diberikan oleh pemerintah utk menilai/ mengambil kebijaksanaan
1. JENIS/BENTUK TINDAK PEMERINTAHAN, dikaitkan dg regulasi
Hk Adm----Hukum : - Figur hk (publik)----- kekuasaan pemerintahan (obyek) di luar L & Y
- Jenis :
a. umum (utk sel.bid.pemerintahan), misal uu PTUN
b. Khusus (sifatnya sektoral jd hny bid.tertentu saja) misal: perda IMB dll
# (2 hal tsb diatas merupakan dari segi substansi)
# Dari segi sifat/ciri khas dari hk adm.adl.: norma hk yg berhubungan/berantai
# Dari segi bentuk hk :
- Legislasi : UU, Perda
- Regulasi (mengendalikan masyarakat)
a. Regulasi berupa aturan yg mengandung umum, ada 2 aspek :
- Yg konkrit (utk umum), misal: izin IMB, keputusan2 tata ruang, keputusan2 gubernur
- Yg konkrit individual (hal2 tertentu utk org2 tertentu), misal: SK pensiun, SK Gubernur

b. Public service (menyelenggarakan kepentingan umum/kepentingan masyarakat), misal :


penyediaan air bersih/air minum

Jadi obyek hk adm.hny keks.pem-an dlm hub-nya dg rakyat


2. KEKUASAAN PEMERINTAH PUSAT
Pemerintah Pusat: perangkat ngr kesatuan RI yg terdiri dari presiden beserta para menteri’
Dlm m-jln-kan pemerintahan ngr, keks & tgg jwb adl.di tangan presiden, pem-an b-dsr-kan
atas sistem konstitusi (hk dasar) tdk bersifat absolutisme (keks,yg tdk terbatas)
3. KEKUASAAN PEMERINTAH DAERAH
Pemerintah Daerah: kpl daerah beserta perangkat daerah otonom yg lain sbg bdn eksekutif
daerah
Pemerintahan daerah adl: penyelenggara pem-an daerah otonom oleh pem.daerah & DPRD
menurut asas desentralisasi
4. HUBUNGAN ANTARA PUSAT & DAERAH
Hubungan antar penyelenggara ngr baik di pusat maupun daerah dilaksanakan dg menaati
norma2 kelembagaan, kesopanan, kesusilaan, & etika yg berlandaskan Pancasila & UUDNRI
1945
5. ASAS PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
Dlm hubungan tsb hrs berpegang teguh pd asas2 umum penyelenggara ngr yg meliputi:
1. Asas kepastian hk: asas dlm ngr hk yg mengutamakan landasan perat,per-uu-an, kepatutan
& keadilan dlm setiap kebijakan penyelenggara ngr
2. Asas tertib penyelenggara ngr: asas yg mjd landasan keteraturan, keserasian &
keseimbangan dlm pengendalian penyelenggara ngr
3. Asas kepentingan umum : asas yg mendahulukan kesejahteraan umum dg cara yg aspiratif,
akomodasi & selektif
4. Asas keterbukaan : asas yg membuka diri thd hak masy.utk memperoleh informasi yg bnr,
jujur & tdk diskriminatif ttg penyelenggaraan ngr dg tetap memperhatikan perlindungan atas
hak asasi pribadi, gol.& rahasia ngr
5. Asas proporsionalitas: asas yg mengutamakan keseimbangan ant.hak & kwjbn
penyelenggara ngr
6. Asas profesionalitas: asas yg mengutamakan keahlian yg berlandaskan kode etik &
ketentuan peraturan per-uu-an yg berlaku
7. Asas akuntabilitas : asas yg menentukan bhw setiap keg.& hsl akhir dari keg. Penyelenggara
ngr hrs dpt dipertanggung jwb-kan kpd masy. Atau rakyat sbg pemegang kedaulatan
tertinggi ngr sesuai dg ketentuan per-uu-an yg berlaku

6. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTAR PEMERINTAH


1. KOORDINASI, antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah harus ada
koordinasi/kerjasama yg baik yg diatur dengan keputusan bersama.
Daerah dapat mengadakan kerjasama dengan badan lain yg diatur dengan keputusan
bersama

2. PENGAWASAN PEMERINTAHAN

Pem.pusat b-wenang melakukan pengawasan


3. DESENTRALISASI & DEKONSENTRASI
- DESENTRALISASI : penyerahan wewenang pem-an oleh pem.kpd daerah otonom dlm
kerangka ngr kesatuan RI
- DEKONSENTRASI : pelimpahan wewenang pem-an dari pem.kpd gubernur sbg wkl pem.
&/atau perangkat pusat di daerah
Daerah otonom : kesatuan masy.hk yg mempunyai bts daerah tertentu;b-wng mengatur &
mengurus kepentingan masy.setempat mnrt prakarsa sendiri b-dsr-kan aspirasi masy. Dlm
ikatan ngr kesat. RI
Asas Umum Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan:
- Kewenangan pemerintah pusat di daerah Propinsi dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi
dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat;
- Kewenangan tersebut dilaksanakan oleh dinas propinsi sebagai perangkat daerah propinsi;
- Penyelenggaraan dekonsentrasi dibiayai atas beban pengeluaran pembangunan APBN;
- Pencatatan dan pengelolaan keuangan dalam penyelenggaraan dekonsentrasi dilakukan
secara terpisah dari APBD;
- Gubernur memberitahukan kepada DPRD tentang kegiatan dekonsentrasi.

Daerah yg dibentuk berdasarkan asas desentralisasi & dekonsentrasi adalah daerah Propinsi

Daerah yg (berwenang untuk menentukan & melaksanakan kebijakan/prakarsa sendiri


berdasarkan aspirasi masyarakat) dibentuk berdasarkan asas desentralisasi adalah daerah
kabupaten dan daerah kota.

PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH, adalah:

- Digunakannya desentralisasi, dekonsentrasi & tugas pembantuan;


- Penyelenggaraan asas desentralisasi secara utuh & bulat yg dilaksanakan di daerah
kabupaten & daerah kota;
- Asas tugas pembantuan yg dapat dilaksanakan di daerah propinsi, kabupaten, daerah kota
dan desa.

X. KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA (KTUN)


1. KTUN SEBAGAI SALAH SATU TINDAK PEMERINTAHAN
Tindakan pemerintah harus berdasarkan pada wewenang yang ada, dan wewenang bisa
diperoleh berdasarkan, kewenangan:
- ATRIBUSI : wewenang yg melekat pada suatu jabatan, wewenang yg diperoleh melalui
pembagian kekuasaan.
- DELEGASI : dalam hal ada pemindahan/ pengalihan suatu kewenangan yg ada.
- MANDAT : pelimpahan pelaksanaan wewenang yg bersifat intern

Perbedaan antara Delegasi dan Mandat:


DELEGASI
- Pengalihan wewenang & tgg jwb/tgg gugat
- Tdk dlm hubungan atasan-bawahan
- Pemberi delegasi tdk dpt menggunakan sendiri wewenang yg sdh didelegasikan
MANDAT
- Pengalihan pelaksanaan wewenang
- Hubungan atasan – bawahan
- Pemberi mandat tetap dpt menggunakan sendiri wewenang tsb

2. KONSEP WEWENANG
Dalam aspek hukum administrasi, penyelenggaraan pemerintahan yang baik tidak terlepas
dari makna wewenang yang dimiliki dan digunakan oleh pemerintah. Masalah wewenang
Prajudi Atmosudirdjo membedakan antara wewenang (competence) dan kewenangan
(authority) yang dalam hukum administrasi dibedakan pengertiannya, walaupun dalam
praktek perbedaan itu tidak terlalu dirasakan. Kewenangan adalah apa yang disebut
kekuasaan formal yang berasal dari kekuasaan legislatif (diberikan oleh Undang-undang).
Sedangkan wewenang adalah pendelegasian sebagian kekuasaan untuk melakukan sesuatu
tindakan hukum.
Dalam kepustakaan hukum administrasi Belanda, masalah wewenang selalu menjadi bagian
yang penting dan bagian awal dari hukum administrasi karena obyek hukum administrasi
adalah wewenang pemerintahan (bestuurs bevoegdheid)
Dalam konsep hukum publik, wewenang merupakan suatu konsep inti dalam hukum tata
negara dan hukum administrasi. Dalam hukum tata negara, wewenang (bevoegdheid)
dideskripsikan sebagai kekuasaan hukum (rechtsmacht). Jadi dalam konsep hukum publik,
wewenang berkaitan dengan kekuasaan hukum.

Selanjutnya dikatakan oleh Philipus M. Hadjon:

“Sebagai konsep hukum publik, wewenang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga


komponen, yaitu pengaruh, dasar hukum dan konformitas hukum. Komponen pengaruh
ialah penggunaan wewenang dimaksudkan untuk mengendalikan perilaku subyek hukum.
Komponen dasar hukum, bahwa wewenang itu selalu harus dapat ditunjuk dasar hukumnya
dan komponen dasar konformitas hukum mengandung makna adanya standar wewenang,
yaitu standar umum (semua jenis wewenang) dan standar khusus (untuk jenis wewenang
tertentu)

Setiap wewenang dibatasi oleh materi (substansi), ruang (wilayah: locus) dan waktu
(tempus). Di luar batas-batas tersebut, suatu tindak pemerintahan merupakan tindakan
tanpa wewenang (onbevoegdheid). Tindakan tanpa wewenang (onbevoegdheid) ini bisa
berupa onbevoegdheid ratione materiae, onbevogdheid ratione loci (wilayah),
onbevoegdheid ratione temporis (waktu). Ruang lingkup legalitas tindak pemerintahan
meliputi: wewenang, prosedur, dan substansi.

3. KONSEP KTUN
- KTUN menurut AWB (Belanda), Keputusan didefinisikan dalam pasal 2 UU AROB, pada ayat 1
: keputusan menurut UU ini diartikan keputusan tertulis dari suatu organ administratif yg
ditujukan pada suatu akibat hukum; ayat 2 : Bukan termasuk keputusan dalam arti UU ini
adalah (a) suatu keputusan yg mempunyai tujuan umum dan (b) suatu tindakan hukum
menurut hukum perdata; ayat 3 : suatu keputusan disamakan dengan suatu penolakan
untuk memberikan suatu keputusan. Organ administratif dianggap telah menolak pemberian
keputusan, apabila jangka waktu yg ditentukan menurut UU untuk mengambil suatu
keputusan telah berlalu, tanpa ada pemberian suatu keputusan, atau kalau tidak ada jangka
waktu semacam itu apabila dalam waktu yg wajar tidak diberikan suatu keputusan.
Keputusan tertulis harus berasal dari suatu organ administratif (organ penguasa atau
jabatan), ada kaitannya dengan kekuasaan pemerintah. Jadi suatu keputusan secara definisi
berasal dari suatu organ pemerintahan.
- Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) menurut UU PTUN adalah : suatu penetapan tertulis
yg dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yg berisi tindakan hukum Tata
Usaha Negara yg berdasarkan peraturan perundang-undangan yg berlaku yg bersifat
konkret, individual, dan final yg menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata
4. MACAM_MACAM KTUN
# Van Der Wel membedakan keputusan atas :
a. De rechtsvastellende beschikkingen
b. De constitutieus beschikkingen yg terdiri atas:
-belastende beschikkingen (keputusan yg memberi beban)
- begunstigende beschikkingen (keputusan yg menguntungkan); statusverleningen
( penetapan status)

c. de afwijzende beschikkingen (keputusan penolakan)

# E Utrecht membedakan ketetapan atas:

a. Ketetapan positif & negatif

Ketetapan positif menimbulkan hak & kewajiban bagi yg dikenai ketetapan

Ketetapan negatif tidak menimbulkan perubahan dalam keadaan hukum yg telah ada,
ketetapan negatif dapat berbentuk pernyataan tidak berkuasa (onbevoegd verklaring)
pernyataan tidak diterima (niet ontvankelijk verklaring) atau suatu penolakan (afwijzing).

b.Ketetapan deklaratur & ketetapan konstitutif

Ketetapan deklaratur hanya menyatakan bahwa hukumnya demikian (rechtsvastellende


beschikking)

Ketetapan Konstitutif adalah membuat hukum (rechtscheppend)

c. Ketetapan kilat & ketetapan yg tetap (blijvend)


Menurut Prins ada 4 macam ketetapan kilat:
- Ketetapan yg bermaksud mengubah redaksi (teks) ketetapan lama;
- Suatu ketetapan negatif
- Penarikan atau pembatalan suatu ketetapan
- Suatu pernyataan pelaksanaan (uitvoerbaarverklaring)
d. Dispensasi, izin (vergunning) lisensi dan konsensi

# Prajudi Atmosudirdjo membedakan 2 penetapan, yaitu:

1. Penetapan negatif (penolakan), hanya berlaku satu kali saja sehingga seketika
permintaannya tidak boleh diulangi lagi
2. Penetapan positif (permintaan dikabulkan), terdiri dari 5 golongan yakni:
a. Yg menciptakan keadaan hukum baru pada umumnya
b. Yg menciptakan keadaan hukum baru hanya terhadap suatu obyek saja
c. Yg membentuk atau membubarkan suatu badan hukum
d. Yg memberikan beban (kewajiban)
e. Yg memberikan keuntungan, penetapan yg memberikan keuntungan adalah:
- Dispensasi : pernyataan dari pejabat administrasi yg berwenang, bahwa suatu ketentuan
undang-undang tertentu memang tidak berlaku terhadap kasus yg diajukan seseorang di
dalam suatu permintaannya.
- Izin atau vergunning: dispensasi dari suatu larangan
- Lisensi : izin yg bersifat komersial & mendatangkan laba
- Konsesi: penetapan yg memungkinkan konsesionaris mendapat dispensasi, izin, lisensi & yg
semacam wewenang pemerintahan yg memungkinkannya untuk memindahkan kampung,
membuat jalan, dsb. Oleh karena itu pemberian konsesi haruslah dengan kewaspadaan,
kebijaksanaan & perhitungan yg sematang-matangnya
Atas pembagian & uraian Prajudi tentang penetapan (beschikking) seperti tersebut di atas
maka hal-hal yg perlu dicatat adalah:
a. Menurut Prajudi atmosudirdjo, beschikking lahir dari suatu permohonan & sejalan
dengan itu dibedakannya atas penetapan positif & negatif. Melihat pada kepustakaan &
praktek tidak selamanya beschikking lahir atas suatu permohonan yg berkepentingan
lebih-lebih belastende besschikking
b. Menurut Prajudi, izin atau vergunning adalah dispensasi dari suatu larangan. Rumusan
demikian menumbuhkan dispensasi dengan izin. Dispensasi beranjak dari ketentuan yg
pada dasarnya melarang suatu perbuatan sebaliknya izin beranjak dari ketentuan yg
pada dasarnya tidak melarang suatu perbuatan tetapi untuk dapat melakukannya
disyaratkan prosedur tertentu harus dilalui. Dispensasi merupakan suatu relazatio regis
Hal ini berarti bahwa dalam keadaan tertentu suatu ketentuan hukum dinyatakan tidak
berlaku untuk hal tertentu
c. Menurut Prajudi, lisensi adalah izin yg bersifat komersial dan mendatangkan laba. Dalam
rumusan ini perlu diperhatikan bahwa izin itu sendiri tidak komersial mungkin yg
dimaksudkan adalah bidang usahanya yg bersifat komersial & mendatangkan laba

# Dalam buku B de Goede “Beeld” van het Nederlands Bestuursrecht terhadap


pengelompokan beschikking

- Begunstigende en belastende beschikkingen (KTUN yg menguntungkan & yg memberi


beban)
- Gebonden en vrije beschikkingen (KTUN terikat & KTUN bebas)
# dalam buku P de Haan cs Bestuursrecht in de sociale rechtstaat terdapat pengelompokan
beschikking atas:
- Persoonlijke en zakelijk (KTUN perorangan & kebendaan)
- Rechtsvaststellend en rechtsscheppend (KTUN deklaratif & konstitutif)
- Vrijk en gebonden (KTUN yg memberi beban & yg menguntungkan)
- Eenmaligen voortdurend (KTUN seketika/kilat & KTUN langgeng)
Berdasarkan uraian hal tersebut diatas maka dapat dibedakan tentang macam KTUN, yakni:
a. KTUN perorangan & KTUN Kebendaan
KTUN Perorangan adalah KTUN yg diterbitkan berdasarkan kualitas pribadi orang
tertentu (ini merupakan dasar lahirnya KTUN perorangan), contoh : SIM, SK
pengangkatan dsb.
KTUN Kebendaan adalah KTUN yg diterbitkan atas dasar kualitas kebendaan, contoh:
sertifikat hak milik atas tanah.
Hak yg timbul dari KTUN kebendaan bisa dialihkan kepada pihak lain sedang KTUN
perorangan tidak bisa
b. KTUN deklaratif & KTUN konstitutif
KTUN deklaratif adalah hubungan hukum yg pada dasarnya sudah ada, contoh akte
kelahiran, KTUN deklaratif bukanlah alat bukti mutlak
KTUN Konstitutif adalah adanya KTUN merupakan syarat mutlak lahirnya hubungan
hukum, contoh sertifikat HGB, SK dan KTUN konstitutif merupakan alat bukti yg mutlak.
Jadi tidak ada hubungan hukum tanpa adanya KTUN yg sifatnya konstitutif
c. KTUN terikat & KTUN bebas
KTUN terikat pada dasarnya KTUN itu hanya melaksanakan ketentuan yg sudah ada
tanpa adanya suatu ruang kebebasan bagi pejabat yg bersangkutan, contoh pemberian
SIM harus sudah 17 thn
KTUN bebas didasarkan pada suatu kebebasan bertindak yg lazimnya dikenal dengan
asas freies ermessen (dicretionary power), ada 2 macam kebebasan yaitu kebebasan
kebijaksanaan & kebebasan interpretasi
d. KTUN menguntungkan & KTUN yg memberi beban
Para pihak dalam KTUN, antara pemohon dengan pejabat TUN dan pihak ketiga
e. KTUN kilat & KTUN langgeng
Pembedaan ini di dasarkan pada kekuatan berlakunya KTUN yg berlakunya seketika
(sekali pakai). Relevansi pembedaan ini berkaitan dengan kemungkinan pengenaan
sanksi administrasi seperti pencabutan izin.

5. LEGALITAS KTUN
Dalam hukum administrasi, persoalan legalitas tindak pemerintahan berkaitan dengan
pendekatan terhadap kekuasaan pemerintahan.
Pendekatan kekuasaan berkaitan dengan wewenang yg diberikan menurut UU berdasarkan
asas legalitas atau asas rechtmatigheid. Dengan demikian dalam pendekatan tersebut
menentukan kontrol atau pengawasan terhadap penggunaan kekuasaan. Dalam hal terdapat
penyimpangan atau pelanggaran terhadap penggunaan kekuasaan oleh pemerintah, maka
tanggung jawab negara dilakukan atas dasar asas legalitas. Asas legalitas dibedakan atas : (1)
asas Legalitas Formal dan (2) asas legalitas substansial
Legalitas Formal berkaitan dengan wewenang prosedur sedangkan legalitas substansial
berkaitan dengan tujuan.
Setiap tindakan pemerintahan mensyaratkan keabsahan atau legalitas wewenang, prosedur
dan substansi, sesuai dengan asas rechtmatigheid van bestuur.
Legalitas substansial yg bertumpu pada asas tujuan dalam literatur Belanda dikenal sebagai
specialiteit beginsel. Secara substansial specialiteit beginsel mengandung makna bahwa
setiap kewenangan mengandung tujuan tertentu.
Dalam hal tidak terpenuhi legalitas tersebut menyebabkan cacat dalam tindakan
pemerintahan. Cacat wewenang mengakibatkan tindakan pemerintahan atau keputusan
pemerintah menjadi batal demi hukum (nietig). Cacat prosedur tidak menyebabkan tindakan
atau keputusan pemerintah menjadi batal namun kekurangan yg ada harus dilengkapi. Cacat
prosedur dapat dimohonkan pembatalan dan bukan batal demi hukum.
6. RESPONSIBILITY DAN LIABILITY DALAM KTUN
Responsibility merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah pada parlemen secara
politis, yg meliputi collective and individual responsibility. Bentuk lain dari responsibility
adalah legal responsibility yg bisa dilaksanakan di pengadilan.
Konsep Liability adalah merupakan tanggung gugat, misalnya state liability, ini merupakan
konsep tanggung gugat kepada negara atau pemerintah dalam arti mereka harus memberi
kompensasi jika terjadi kerugian atau derita secara langsung atau tidak langsung, materiil
atau mental kepada warganya.

Anda mungkin juga menyukai