Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR JAWABAN

UJIAN TENGAN SEMESTER (UTS)


SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2020/2021
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PANCASILA

Nama Mahasiswa : Ratu Cahaya Fortuna


Nomor Pokok : 3018210181
Nomor Urut :-
Kelas :E
Mata Ujian : Hukum Perikatan
Nama Dosen : Puspasari Dewi, SH.,MKn
Hari/Tanggal : Senin, 20 Oktober 2020
Semester : Gasal 2020/2021

1. Jelaskan pengertian benda? dan uraikan konsep benda menurut Kitab Undangundang
Hukum Perdata
2. Apakah pengertian hak kebendaan serta sebutkan dan jelaskan sifat hak kebendaan?
3. Sebutkan dan uraikan macam-macam benda, beserta contohnya?
4. Didalam ketentuan perihal benda pentingnya mengenal perbedaan pengaturan
mengenai benda bergerak dan benda tidak bergerak. Jelaskan mengenai :
a. Bezit; b. Levering; c. Verjaring; d. Bezwaring.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat tertutup didalam pengaturan kebendaan
pada KUHPerdata? Apa perbedaannya dengan pengaturan mengenai perikatan. Nb :
Semua jawaban dilengkapi uraian dan dasar hukum

Jawaban :

1. Pengertian benda dalam arti luas disebut dalam Pasal 509 KUHPerdata yaitu benda
ialah tiap barang-barang dan hak-hak yamg dapat dikuasai dengan hak milik atau
denga kata lain benda dalam konteks hukum perdata adalah segala sesuatu yang dapat
diberikan / diletakkan suatu Hak diatasnya, utamanya yang berupa hak milik. Dengan
demikian, yang dapat memiliki sesuatu hak tersebut adalah Subyek Hukum,
sedangkan sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum.

Berdasarkan Pasal 504 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), benda


dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu benda bergerak dan benda tidak bergerak. Mengenai
benda tidak bergerak diatur dalam Pasal 506 – Pasal 508 KUHPer. Sedangkan untuk
benda bergerak, diatur dalam Pasal 509 – Pasal 518 KUHPer.
 Untuk Benda Tidak Bergerak dibagi dalam 3 golongan :
 Benda tidak bergerak karena sifatnya (Pasal 506 KUHPerdata)
misalnya tanah dan segala sesuatu yang melekat atau didirikan di
atasnya, atau pohon-pohon dan tanaman-tanaman yang akarnya
menancap dalam tanah atau buah-buahan di pohon yang belum
dipetik, demikian juga barang-barang tambang.
 Benda tidak bergerak karena peruntukannya atau tujuan
pemakaiannya (Pasal 507 KUHPer) misalnya pabrik dan barang-
barang yang dihasilkannya, penggilingan-penggilingan, dan
sebagainya. Juga perumahan beserta benda-benda yang dilekatkan
pada papan atau dinding seperti cermin, lukisan, perhiasan, dan lain-
lain; kemudian yang berkaitan dengan kepemilikan tanah seperti
rabuk, madu di pohon dan ikan dalam kolam, dan sebagainya; serta
bahan bangunan yang berasal dari reruntuhan gedung yang akan
dipakai lagi untuk membangun gedung tersebut, dan lain-lain.
 Benda tidak bergerak karena ketentuan undang-undang misalnya,
hak pakai hasil, dan hak pakai atas kebendaan tidak bergerak, hak
pengabdian tanah, hak numpang karang, hak usaha, dan lain-lain
(Pasal 508 KUHPer).

 Untuk Benda Bergerak dibagi dalam dua golongan :


 Benda bergerak karena sifatnya yaitu benda-benda yang dapat
berpindah atau dapat dipindahkan misalnya ayam, kambing, buku,
pensil, meja, kursi, dan lain-lain (Pasal 509 KUHPer).

Termasuk juga sebagai benda bergerak ialah kapal-kapal, perahu-perahu,


gilingan-gilingan dan tempat-tempat pemandian yang dipasang di perahu
dan sebagainya (Pasal 510 KUHPer).
 Benda bergerak karena ketentuan undang-undang (Pasal 511
KUHPer) misalnya:
a. Hak pakai hasil dan hak pakai atas benda-benda bergerak;
b. Hak atas bunga-bunga yang diperjanjikan;
c. Penagihan-penagihan atau piutang-piutang;
d. Saham-saham atau andil-andil dalam persekutuan dagang, dan
lain-lain.

2. Hak kebendaan adalah hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda
dan dapat dipertahankan terhadap siapapun. Hubungan ini menimbulkan hak
kebendaan yang bersifat mutlak (absolut).
 Hak kebendaan adalah Hak Mutlak (absolut), artinya hak ini dapat
dipertahankan terhadap setiap orang.
a. Hak kepribadian, contohnya : hak atas namanya, hak kehormatannya,
hak hidup, hak kemerdekaan dan sebagainya.
b. Hak-hak yang terletak di dalam hukum keluarga, contohnya : hak-hak
yang timbul karena adanya hubungan antara suami isteri dan sebagainya.
c. Hak mutlak atas sesuatu benda atau hak kebendaan, yaitu suatu hak yang
diberikan kepada seseorang yang memberikan kekuasaan langsung atau
suatu benda yang dapat dipertahankan terhadap setiap orang.
 Hak kebendaan memberikan wewenang yang sangat luas kepada pemiliknya.
Hak ini dapat dijual, dijaminkan, disewakan, atau dapat dipergunakan sendiri.

3. Pembedaan berbagai macam kebendaan dalam hukum perdata berdasarkan perspektif


kitab undang-undang hukum perdata.
KUH perdata membeda-bedakan benda dalam berbagai macam,
1) Kebendaan dibedakan atas benda tidak bergerak (anroe rende zaken) dan benda
bergerak (roerendes zaken) (pasal 504 KUH perdata)
2) Kebendaan dapat dibendakan pula atas benda yang berwujud atau bertubuh
(luchamelijke zaken) dan benda yang tidak berwujud atau berubah (onlichme
Lijke Zaken) (pasal 503 KUH perdata)
3) Kebendaan dapat dibedakan atas benda yang dapat dihabiskan (verbruikbare
zaken) (pasal 505 KUH perdata), pembedaan kebendaan demikian ini diatur
dalam pasal-pasal 503,504 dan 505 KUH perdata yang berbunyi sebagai
berikut: (pasal 503, tiap-tiap kebendaan adalah bertubuh/ tidak bertubuh), (pasal
504, tiap-tiap kebendaan adalah bergerak atau tidak bergerak, satu sama lain
menurut ketentuan-ketentuan dalam kedua bagian berikut), (pasal 505, tiap-tiap
kebendaan bergerak adalah dapat dihabiskan/tak dapat dihabiskan kebendaan
terlepas dn benda-benda sejenis itu, adalah kebendaan bergerak). Selain itu, baik
didalam buku I dan buku II KUH Perdata, kebendaan dibedakan atas benda
yang sudah ada (tegenwoordige zaken) dan benda yang baru akan ada
(taekomstige zaken) (pasal 1134 KUH Perdata) dibedakan lagi atas kebendaan
dalam perdagangan (zaken in de handel) dan benda diluar perdagangan (zaken
buiten de handel) (pasal 1332 KUH Perdata), kemudian kebendaan dibedakan
lagi benda yang dapat dibagi (deelbare zaken) dan benda yang tidak dapat
dibagi (ondeelbare zaken) (pasal 1163 KUH Perdata), serta akhirnya kebendaan
dibedakan atas benda yang dapat diganti (vervangbare zaken) dan benda yang
tidak dapat dibagi (onvervange zaken) (pasal 1694 KUH Perdata). Pembedaan
benda yang sangat penting yaitu pembedaan atas benda bergerak dan tidak
bergerak serta benda terdaftar dan benda tidak terdaftar. Pembedaan macam
kebendaan berdasarkan totalitas bendanya :
Didasarkan kepada ketentuan dalam pasal 500 dan pasal 501 KUH Perdata yang
menyatakan sebagai berikut :
Pasal 500
“Segala apa yang kaarena hukum perlekatan termasuk dalam sesuatu kebendaan
sepertipun segala hasil dari kebendaan itu, baik hasil karena alam maupun hasil
karena pekerjaan orang lain, selama yang akhir-akhir ini melekat paada kebendaan itu
laksana dan akar terpaut pada tanahnya, kesemuanya itu adalah bagian dari pada
kebendaan tadi”
Pasal 501
“Dengan tak mengurai ketentuan-ketentuan istimewa menurut undang-undang atau
karena perjanjian tiap-tiap hasil perdata adalah bagian dari pada sesuatu kebendaan,
jika dan selama hasil itu belum dapat ditagih”.

Dari pasal-pasal diatas benda dapat dibagi menjadi benda pokok (utama) dan benda
perlekatan. Benda pokok adalah benda yang semula telah dimiliki oleh seseorang
tertentu, sedangkan benda perlekatan adalah setiap yang (1) karena perbuatan alam ;
(2) karena perbuatan manusia ; (3) karena hasil perdata yang belum dapat ditagih.
4. Jelaskan mengenai :
a. Bezit; b. Levering; c. Verjaring; d. Bezwaring.

No. BENDA BERGERAK BENDA TAK BERGERAK


01 Hak Bezit Barang siapa menguasai benda tak
Pasal 1977 KUHPerdata (Bezitter bergerak tidak bisa dianggap sebagai
dari benda bergerak adalah pemilik dari benda tak bergerak itu.
eigenaar)
02 Pembebanan (bezwaring) Harus dilakukan dengan lembaga
Harus digunakan lembaga jaminan Hypotheek (Pasal 1150 dan
jaminan gadai pand Pasal 1162 KUHPerdata)
03 Penyerahan (Levering) Pasal 1616 KUHPerdata
Pasal 612 KUHPerdata. Dapat Harus dilakukan dengan balik nama
dilakukan dengan penyerahan pada daftar umum
nyata
04 Kadaluarsa (Verjaring) Seorang dapat memperoleh hak milik
Benda bergerak tidak dikenal karena lampaunya 20 tahun (dalam hal
kadaluarsa, sebab bezit sama ada alas hak yang sah), atau 30 tahun
dengan eigendom (dalam hal tidak ada alas hak) yang
disebut dengan acquisitieve verjaring
05 Penyitaan (Beslag) Executoir Beslag
Revindikatoir Beslag: penyitaan Penyitaan yang dilakukan untuk
untuk menuntut kembali sesuatu melaksanakan putusan pengadilan.
benda bergerak miliknya yang
berada dalam kekuasaan orang
lain

5. Sistem pengaturan hukum benda adalah sistem tertutup, artinya orang tidak dapat
mengadakan hak-hak kebendaan baru selain yang sudah ditetapkan dalam undang-
undang. Jadi hanya dapat mengadakan hak kebendaan terbatas pada yang sudah
ditetapkan dalam undang-undang saja (menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan) Hal
ini berlawanan dengan sistem hukum perikatan, di mana hukum perikatan mengenal
sistem terbuka, artinya orang dapat mengadakan perikatan ataupun perjanjian
mengenai apa pun juga, baik yang sudah ada aturannya dalam undang-undang
maupun yang belum ada peraturannya sama sekali. Jadi, siapapun boleh mengadakan
suatu perikatan atau perjanjian mengenai apa pun juga. Dengan demikian, hukum
perikatan mengenal asas kebebasan berkontrak. Namun demikian, berlakunya asas
kebebasan berkontrak ini dibatasi oleh undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban
umum.

Sistem yang dianut dalam Buku II/Hukum Benda adalah system tertutup.
Sistem tertutup artinya orang tidak dapat mengadakan/membuat hak-hak kebendaan
yang baru selain yang sudah ditetapkan dalam undang-undang. Jadi hak-hak
kebendaan yang diakui itu hanya hal-hak kebendaan yang sudah diatur oleh undang-
undang.
Kita tidak boleh misalnya mengadakan hak milik baru yang tidak sama dengan hak
milik yang sudah diatur oleh undang-undang.
Berbeda dengan sistem yang dianut oleh hukum perikatan dalam buku III, yaitu
sistem terbuka.
Sistem terbuka artinya setiap orang dapat bebas membuat perjanjian apa saja selain
apa yang telah ditetapkan oleh undang-undang asal tidak bertentangan dengan
undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum.
Sistem terbuka ini merupakan cerminan dari pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata yang
berbunyi sebagai berikut:
“semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya”
Jadi buku III/hukum perikatan menganut asas kebebasan berkontrak.

Anda mungkin juga menyukai