I. PENDAHULUAN
Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada Majelis Hakim yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk memberikan jawaban atas Pembelaan yang disampaikan oleh
Penasehat Hukum Terdakwa JIJI ABDUL AZIZ S.Pd BIN UDIB sesuai ketentuan Pasal 182 Ayat (1)
KUHAP, mengingat menurut hemat kami persidangan dalam perkara atas nama Terdakwa JIJI
ABDUL AZIZ S.Pd BIN UDIB telah berjalan dengan lancar dan tertib, pada dasarnya adalah karena
Majelis Hakim secara arif dan bijaksana dalam memimpin jalannya persidangan ini, dan telah
menempatkan Terdakwa JIJI ABDUL AZIZ S.Pd BIN UDIB serta Penasehat Hukumnya sebagai
pihak-pihak yang mempunyai kedudukan yang sama dengan Penuntut Umum, untuk itu kami
haturkan terima kasih yang tulus kepada Majelis Hakim.
Pada hari ini giliran kami selaku Penuntut Umum menyampaikan jawaban terhadap
Pembelaan (Pledoi) dari Penasehat Hukum Terdakwa JIJI ABDUL AZIZ S.Pd BIN UDIB.
Sehubungan dengan Pembelaan dari Penasehat Hukum Terdakwa JIJI ABDUL AZIZ S.Pd
BIN UDIB, sesungguhnya tidak perlu kami berikan jawaban lagi, karena apa yang manjadi materi
pembelaan dari Penasehat Hukum Terdakwa JIJI ABDUL AZIZ S.Pd BIN UDIB tersebut telah cukup
jelas kami uraikan dalam Surat Tuntutan yang kami bacakan pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2012.
Dalam Surat Tuntutan tersebut secara panjang lebar telah kami uraikan perbuatan-
perbuatan yang kami dakwakan kepada Terdakwa JIJI ABDUL AZIZ S.Pd BIN UDIB, mulai dari
unsur-unsur pasal yang didakwakan, kemudian uraian perbuatan yang berkaitan dengan masing-
masing dari unsur pasal-pasal tersebut didukung dengan alat-alat bukti yang sah, fakta-fakta yang
terungkap di persidangan, analisa kami terhadap fakta-fakta persidangan, dilanjutkan dengan
penerapan dari fakta hukum yang terungkap dalam persidangan berikut alat-alat bukti (keterangan
saksi, surat, ahli dan petunjuk serta keterangan terdakwa) dan barang bukti yang diajukan dalam
persidangan ke unsur-unsur pasal-pasal yang terbukti, yang kesemuanya bermuara pada ketentuan-
ketentuan hukum yang berlaku baik dari hukum acaranya maupun terhadap hukum pidana
materiilnya sendiri.
Akan halnya Penasehat Hukum Terdakwa JIJI ABDUL AZIZ S.Pd BIN UDIB, melihatnya
dari sisi yang lain, yang akhirnya mengambil kesimpulan yang berbeda dengan Penuntut Umum,
tentu saja merupakan hal yang biasa terjadi di persidangan. Bahkan hal seperti ini bagi kami adalah
2
diperlukan untuk memberikan masukan yang sebanyak-banyaknya kepada Majelis Hakim, yang
mana diharapkan Majelis Hakim yang mulia dapat memberikan putusan yang obyektif, benar dan
adil. Sebagai bahan atau wacana, perlu juga kami kemukakan dalil-dalil dari ahli hukum pidana Mr.
TRAPMAN dalam buku Prof. Mr. J.M. VAN BEMELEN “Straaf Voordering” cetakan
1950 halaman 90, yang menyatakan :
“Bahwa masing-masing pihak dalam suatu persidangan, yaitu Jaksa Penuntut Umum,
Pembela/Penasehat Hukum, dan Hakim adalah mempunyai fungsi sama, meskipun mereka masing-
masing mempunyai posisi yang berbeda, maka sudah selayaknyalah masing-masing pihak memiliki
pendirian yang berbeda pula, fungsi yang sama adalah karena pada dasarnya masing-masing
berusaha mencari kebenaran dengan menyelidiki secara jujur fakta-fakta perbuatan terdakwa,
maksud dan akibatnya sebagaimana dituduhkan dalam surat dakwaan”
Meskipun sesungguhnya materi yang dikemukakan dalam pembelaan yang disampaikan
oleh Penasehat Hukum Terdakwa JIJI ABDUL AZIZ S.Pd BIN UDIB seluruhnya telah terjawab dalam
Surat Tuntutan dari Penuntut Umum, namun untuk mempertegas dan menambah lebih jelas lagi
beberapa masalah yang disampaikan oleh Penasehat Hukum Terdakwa JIJI ABDUL AZIZ S.Pd BIN
UDIB, maka perlu kiranya kami kemukakan penjelasan tambahan akan hal-hal tersebut.
II. MATERI POKOK PEMBELAAN PENASEHAT HUKUM TERDAKWA JIJI ABDUL AZIZ S.Pd BIN
UDIB
Bahwa setelah membaca dan meneliti pembelaan yang disampaikan Penasehat Hukum
Terdakwa JIJI ABDUL AZIZ S.Pd BIN UDIB, dapat kami uraikan hal-hal yang perlu kami beri jawaban
dan luruskan sesuai fakta persidangan antara lain sebagai berikut :
1. FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN
Dalam pembelaannya penasehat hukum membuat fakta-fakta persidangan dari masing-masing
saksi namun kami sangat menyayangkan keterangan masing-masing saksi yang di
sampaikan dalam sidang yang mulia dan di bawah sumpah ternyata diputarbalikkan oleh
penasehat hukum dan bahkan menambahkan keterangan yang tidak pernah
disampaikan oleh saksi. Untuk lebih rincinya uraian kami ini maka kami akan mengutip
beberapa keterangan yang ditulis oleh sdr penasehat hukum dalam pembelaannya dan
selanjutnya langsung kami beri tanggapan dan jawaban:
Setelah penuntut umum menanggapi dan menjawab mengenai fakta persidangan yang dibuat
oleh penasehat hukum dalam pembelaannya, penuntut umum sangat menyayangkan
sekali tindakan dan cara-cara yang ditempuh oleh penasehat hukum berupa
memutarbalikkan fakta persidangan, membuat fakta-fakta yang tidak ada dipersidangan
seolah-olah ada demi membela kliennya. Memang benar tugas penasehat hukum adalah
membela hak-hak kliennya agar diberikan sesuai hak-hak yang dilindungi oleh undang-undang
namun tentu tidak harus dengan cara melanggar hukum apalagi dengan memutarbalikkan fakta yang
ada. Sangat disayangkan tugas mulia sebagai penegak hukum justru menjadi orang
yang melanggar hukum itu sendiri. Kami tidak tahu betapa besarnya pertanggung jawaban yang
akan dipikul oleh penasehat hukum nantinya yang memutarbalikkan fakta / keterangan para saksi
yang disampaikan dibawah sumpah di depan persidangan dan disaksikan puluhan pasang mata.
Oleh karena kami telah menanggapi dan menjelaskan bahwa fakta-fakta hukum yang
dijadikan oleh penasehat hukum sebagai dasar untuk pembelaannnya merupakan fakta
hukum yang palsu dan dibuat-buat oleh penasehat hukum maka kami tidak heran lagi
kalau penasehat hukum dalam uraian pembelaannya pada akhirnya penasehat hukum
berkesimpulan bahwa terdakwa tidak terbukti melakukan tindak pidana korupsi
sebagaimana dakwaan penuntut umum. Oleh karena fakta hukum yang menjadi dasarnya
sudah tidak benar maka sudah tentu hasil atau kesimpulan pembelaan penasehat hukum juga tidak
benar. Dengan telah kami jelaskan dan uraikan secara rinci bahwa fakta-fakta hukum yang dijadikan
sebagai dasar pembelaan adalah palsu dan dibuat-buat maka kami tidak akan melanjutkan lagi
untuk membahas mengenai pembelaan penasehat hukum mengenai unsur-unsur pasal
tindak pidana korupsi yang dilakukan terdakwa Jiji Abdul Azis Bin Udib sebagaimana yang kami
dakwakan karena apabila fakta-faktanya sudah tidak benar / palsu / dibuat buat tentu
saja pembahasannya juga adalah pembahasan palsu dan tidak benar sehingga
hanya akan menghabiskan waktu saja. Oleh karena itu disamping jawaban terhadap
pembelaan penasehat hukum ini, penuntut umum tetap dengan tuntutan yang telah kami
bacakan pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2012.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, kami Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini
sampai pada kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa Surat Tuntutan Pidana kami Jaksa Penuntut Umum Nomor Register Perkara :
PDS- 21/Srg/12/2012 yang telah kami bacakan pada persidangan hari Kamis tanggal 29
Maret
2012 telah benar pembuktiannya sebagaimana yang telah kami uraikan dalam
pembuktian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan pada terdakwa dalam Dakwaan
Pertama Subsidair dan kami jaksa penuntut umum tetap pada tuntutan.
2. Bahwa Pembelaan terdakwa dan Penasehat Hukumnya pada tanggal 12 April 2012
terhadap dalil-dalil yang diajukan adalah tidak berdasar dan beralasan karena didasarkan
pada fakta-fakta palsu / dibuat-buat, maka haruslah ditolak dan dikesampingkan.
Terakhir kami sangat berharap dan mendoakan semoga majelis hakim diberikan kekuatan
untuk memutus seadil-adilnya “katakanlah yang benar itu adalah benar walaupun pahit”. Amiin.
Demikian jawaban kami selaku Penuntut Umum atas pembelaan (Pledoi) terdakwa melalui
Penasehat Hukumnya yang disampaikan dalam sidang pada hari Kamis tanggal 12 April 2012 .
PENUNTUT UMUM,
ERIANTO.N,SH.MH
Jaksa Pratama Nip 197902032003121004