Anda di halaman 1dari 19

RESUME BUKU II KUHP TENTANG BENDA ( VAN ZAKEN )

Pengertian Benda (Zaak)


a. Secara yuridis (Pasal 499 BW), segala sesuatu yang dapat dihaki atau yang dapat menjadi
obyek hak milik
b. Menurut terminologi benda di atas ini obyek sebagai lawan dari subyek dalam hukum yaitu
orangdan badan hukum.
c. Dalam KUHPerdata (Pasal 580 dan 511 BW), zaak tidak hanya dalam arti barang berwujudsaja
tetapi juga barang tidak berwujud (hak-hak atas barang yang berwujud)
d. Dalam KUHPerdata terdapat juga istilah zaak yang artinya berbeda-beda, yaitu
perbuatanhukum (Pasal 1792 BW), kepentingan (Pasal 1354 BW), Kenyataan Hukum (Pasal
1263BW)
Sistem Hukum Benda
Sistem Pengaturan hukum benda adalah sistem tertutup orang tidak dapat mengadakan hak-
hak kebendaan baru selain yang sudah ditetapkan oleh undang-undang
Asas-Asas Hukum Benda
1.Asas Hukum Pemaksa (dwingendrecht), orang tidak boleh mengadakan hak kebendaan
yangsudah diatur dalam undang-undang.
2.Asas Dapat Dipindahtangankan semua hak kebendaan dapat dipindahtangankan, kecuali hak
pakai dan hak mendiami.

3.Asas Individualitas objek hak kebendaan selalu benda tertentu atau dapat ditentukan
secaraindividual yang merupakan kesatuan.

4.Asas Totalitas hak kebendaan selalu terletak di atas seluruh objeknya sebagai satu kesatuan.
5.Asas tidak dapat dipisahkan orang yang berhak tidak boleh memindahtangankan sebagiandari
kekuasaan yang termasuk suatu hak kebendaan yang ada padanya.

6.Asas prioritas semua hak kebendaan memberi kekuasaan yang sejenis dengan kekuasaan
atashak milik. Misalnya, sebuah rumah dibebani hak hipotik, kemudian dibebani lagi dengan
hak memungut hasil. Dalam hal ini hipotik diprioritaskan daripada hak memungut hasil.

7.Asas percampuran apabila hak yang membebani dan yang dibebani itu terkumpul dalam
satutangan, maka hak yang membebani itu lenyap. Misalnya, hak memungut hasil lenyap
apabila pemegang hak tersebut menjadi pemilik pekarangan itu, misalnya karena jual beli,
pewarisan,hibah.

8.Asas publisitas hak kebendaan atas benda tidak bergerak diumumkan dan didaftarkan
dalamregister umum, misalnya hak milik dan hak guna usaha. Sedangkan hak kebendaan atas
benda bergerak tidak perlu diumumkan dan didaftarkan, misalnya hak milik atas pakaian sehari-
haridan hak gadai. Kecuali apabila ditentukan lain oleh undang-undang, misalnya hak milik
ataskendaraan bermotor.

9.Asas mengenai sifat perjanjian untuk memperoleh hak kebendaan perlu dilakukan dengan
perjanjian zakelijk , yaitu perjanjian memindahkan hak kebendaan.

Pembedaan Macam-Macam Benda Menurut BW


a.Benda Tidak Bergerak dan Benda Bergerak

1.Benda tidak bergerak benda-benda yang karena sifat nya ,tujuan nya atau penetapan undang-
undang dinyatakan sebagai benda tak bergerak. Benda tak bergerak diataur dalam pasal
506,507, dan 508 BW. Dibagi atas :
i.Sifatnya,
a.Tanah;
b.Segala sesuatu yang bersatu dengan tanah karena tumbuh dan berakar serta
bercabangseperti tumbuh-tumbuhan, buah-buahan yang masih belum dipetik dan sebagainya;
c.Segala sesuatu yang bersatu dengan tanah karena didirikan di atas tanah itu yaitu
karenatertanam dan terpaku.

ii.Tujuannya/Tujuan Pemakaiannya supaya bersatu dengan benda tidak bergerak, seperti :


a.Pada pabrik : mesin, ketel, dan alat lain yang dimaksudkan supaya terus menerus beradadi
situ untuk dipergunakan dalam menjalankan pabrik;
b.Pada suatu perkebunan: segala sesuatu yang dipergunakan sebagai rabuk bagi tanah,ikan
dalam kolam, dan lain-lain;
c.Pada rumah kediaman: segala kaca, tulisan-tulisan, dan lain-lain serta alat-alat untuk
menggantungkan barang-barang itu sebagai bagian dari dinding
d.Barang-barang reruntuhan dari sesuatu bangunan apabila dimaksudkan untuk dipakaiguna
mendirikan lagi bangunan itu.

iii.Penetapan Undang-Undang
a.Hak-hak atau penagihan mengenai suatu benda yang tidak bergerak;
b.Kapal-kapal yang berukuran 20 meter kubik ke atas (dalam hukum perniagaan)

2.Benda bergerak, benda-benda yang karena sifat nya ,tujuan nya atau penetapan undang-
undang dinyatakan sebagai benda bergerak. Benda bergerak diatur dalam pasal 509, 510
dan511 BW. Dibagi atas:
i.Benda yang menurut sifatnya bergerak dalam arti benda itu dapat berpindah ataudipindahkan
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Misalnya, sepeda, kursi, meja, buku, pena, dan
sebagainya;
ii.Benda yang menurut penetapan undang-undang sebagai benda bergerak ialah segala hak atas
benda-benda bergerak. Misalnya: hak memetik hasil dan hak memakai: hak atas bunga
yangharus dibayar selama hidup seseorang; hak menuntut di muka hakim supaya uang tunai
atau benda-benda bergerak diserahkan kepada penggugat; saham-saham dari perseroan
dagang;dan surat-surat berharga lainnya.

Perbedaan antara Benda Bergerak dan Tidak Bergerak mengenai:


1. Hak Bezit berlaku azas seperti yang tercantum dalam pasal 1977 BW

2. Pembebanan (bezwaring),terhadap benda bergerak harus dilakukan pand sedangkan


terhadap benda tidak bergerak harus diakukan dengan hyphoteek (Pasal 1150 dan Pasal
1162 BW).

3. Penyerahan atau leverin. terhadap benda bergerak dilakukan dengan penyerahan nyata
(Pasal 612 BW), sedangkanterhadap benda tidak bergerak dilakukan dengan balik nama
pada daftar umum (Pasal 616 BW).

4. Daluarsa atau verjaring. Terhadap benda bergerak tidak dikenal verjaring sebab bezit di
sini sama dengan eigendom atas benda bergerak itu, sedangkan benda-benda tidak
bergerak mengenal verjaring

5. Penyitaan (beslag). Terhadap benda bergerak dilakukan revindicatoir beslah kemudian


executoir beslah. Apabilatidak mencukupi untuk membayar hutang tergugat kepada
penggugat, baru executoir beslag tersebut dilakukan terhadap benda-benda tidak
bergerak.

b.Benda yang Musnah dan Benda yang Tetap Ada


1.Benda yang musnah, benda-benda yang dalam pemakaiannya akan
musnah,kegunaan/manfaat dari bendanya terletak pada kemusnahannya. Misalnya : makanan
danminuman yang bila dimakan dan diminum (artinya musnah) baru memberi manfaat
bagikesehatan.

2.Benda yang tetap ada, benda-benda yang dalam pemakaiannya tidak mengakibatkan benda
itumenjadi musnah, tetapi memberi manfaat/faedah bagi sipemakai. Seperti cangkir, sendok,
piring, mangkok, mobil, sepeda motor.
Perbedaan antara Benda yang Musnah dan Benda yang Tetap Ada
1.Dalam hukum perjanjian, misalnya perjanjian pinjam pakai (Pasal 1740 s.d. 1753
BW)dilakukan terhadap benda yang tetap ada; sedangkan perjanjian pinjam mengganti (Pasal
1754s.d. 1769 BW) dilakukan terhadap benda yang dapat musnah.

2.Dalam hukum benda, misalnya, hak memetik hasil suatu benda (Pasal 756 s.d. 817
BW)dilakukan terhadap benda yang dapat musnah; sedangkan hak memakai (Pasal 818 s.d. 829
BW)hanya dapat dilakukan terhadap benda yang tetap ada.

c.Benda yang Dapat Diganti dan Benda yang Tidak Dapat Diganti
Perbedaan antara benda yang dapat diganti dan benda yang tidak dapat diganti misalnya dalam
perjanjian penitipan barang. Menurut Pasal 1694 B W pengembalian benda oleh yang dititipi
tidak boleh diganti dengan benda yang lain (in natura). Oleh karena itu, perjanjian penitipan
barang padaumumnya hanya mengenai benda yang tidak akan musnah. Bila benda yang
dititipkan berupa uang,menurut Pasal 714 BW, jumlah uang yang hams dikembalikan harus
dalam mata uang yang samaseperti yang dititipkan, baik mata uang itu telah naik atau telah
turun nilainya.

d.Benda yang Dapat Dibagi dan Benda yang Tidak Dapat Dibagi
1.Benda yang dapat dibagi benda yang apabila wujudnya dibagi tidak mengakibatkanhilangnya
hakikat daripada benda itu sendiri. Misalnya: beras, gula pasir.

2.Benda yang tidak dapat dibagi benda yang apabila wujudnya dibagi mengakibatkanhilangnya
atau lenyapnya hakikat daripada benda itu sendiri. Misalnya: kuda, sapi, uang.

e.Benda yang Diperdagangkan dan Benda yang Tidak Dapat Diperdagangkan


1.Benda yang diperdagangkan, benda-benda yang dapat dijadikan obyek suatu perjanjian.

2.Benda yang tidak diperdagangkan, benda-benda yang tidak dapat dijadikan obyek
(pokok)suatu perjanjian di lapangan harta kekayaan

f.Benda yang Terdaftar dan Benda yang Tidak Terdaftar


Benda-benda yang harus didaftarkan diatur dalam berbagai macam peraturan yang terpisah-
pisahuntuk menjamin kepastian hokum, kepastian hak, serta berkaitan dengan usaha
pemerintah untuk memperoleh pendapatan atas benda yang didaftarkan tersebut, contohnya
peraturan tentang pendaftaran tanah, kapal, dan kendaraan bermotor.

Perbedaan Sistem Hukum Benda dan Sistem Hukum Perikatan


1.Hokum benda dimuat dalam Buku II BW Pasal 499 s.d. 1232, mengatur hubungan hokum
antaraseseorang dengan benda. Sedangkan hukum perikatan dimuat dalam Buku III BW Pasal
1233 s.d.1864 adalah hokum yang mengatur hubungan hukum antara seseorang dengan
seseorang yanglain.

2.Hukum benda menimbulkan hak kebendaan (zakelijk recht) yang bersifat mutlak dan
berlangsunglama, sedangkan hokum perikatan menimbulkan hak perseorangan (persoonlijk
recht
) yang bersifat relative dan ditujukan unthk pemenuhan prestasi dalam waktu yang tidak terlalu
lama.

3.Hukum benda menganut system tertutup, sedangkan hokum perikatan menganut system
terbuka.

Pembedaan Hak Kebendaan


a.Hak kebendaan yang bersifat memberikan kenikmatan

1.Hak atas tanah yang diatur dalam BW telah di cabut oleh UUPA
i.Hak Kebendaan yang memberikan kenikmatan atas bendanya sendiri
Hak Eigendomdan Hak Bezit
ii.Hak Kebendaan yang memberikan kenikmatan atas benda orang lain Hak erfpacht, Hak
memungut hasil, hak pakai, dan hak mendiami.

2.Hak atas tanah yang diatur dalam UUPA

i.Hak milik
Hak Turun Temurun, terkuat & Terpenuh yang dapat di miliki orang atastanah dengan
mengingat hak atas tanah memiliki fungsi sosial (Pasal 20 UUPA)

ii.Hak guna usaha


Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negaradengan jangka waktu
paling lama 25 tahun ; pertanian, peternakan, peikanan (Pasal 28UUPA)

iii.Hak guna bangunan


Hak untuk mendirikan bangunan-banguann diatas tanah yang bukanmiliknya sendiri dalam
jangka waktu paling lama 30 tahun (Pasal 35 UUPA)

iv.Hak pakai
Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil tanah yang dikuasailangsung oleh Negara
atau tanah milik orang lain yang berwenang memberikannya ataudalam perjanjian dengan
pemilik tanahnya, bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan tanah dan
segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan UUPA (Pasal 41
UUPA)

v.Hak sewa untuk bangunan


Hak seseorang atau suatu badan hukum mempergunakan tanahmilik orang lain/keperluan
bangunan dengan membayar sejumlah uang sewa (Pasal 44UUPA)vi.Hak membuka tanah dan
memungut hasil hutan;vii.Hak guna air, pemeliharaan dan penangkapan ikan;viii.Hak guna
ruang angkasa; danix.Hak-hak tanah untuk keperluan suci dan sosial.

Hak Kebendaan yang Bersifat Memberi Kenikmatan


a.Bezit
 Pengertian
Bezit ialah keadaan memegang atau menikmati suatu benda dimana seseorang
menguasainya baik sendiri maupun dengan perantara orang lain seolah-olah itu adalah
kepunyaan sendiri.Hak Milik Eigondom (pasal 539 KUHPer)

 Unsur
1.unsur keadaan dimana seseorang menguasai suatu benda (corpus);
2.unsur kemauan orang yang menguasai benda tersebut untuk memilikinya (animus).

 Fungsi
1.Polisionil Bezit,yaitu siapa yang membezit benda dapat perlindungan hokum sampai
dapatdibuktikan sebaliknya (melalui polisi atau Pengadilan Negeri)
2.Zakenrectelijk bezit , yaitu bezit yang berjalan beberapa waktu tanpaadanya
protesakan berubah jadi hak milik (verjaring).

 Cara memperoleh
1.Dengan jalan Occupatio (mendaku atau menduduki bendanya) yang jalan ini bersifat
originair (asli), artinya memperolehnya itu secara mandiri tanpa bantuan dari orang
yangmembezit lebih dulu.
2.Dengan jalan tradition (penyerahan bendanya) yang jalan ini bersifat derivatief,
artinya memperolehnya dengan bantuan dari orang yang membezit lebih dulu. Bezit
terhadap benda bergerak Mengenai bezit terhadap benda yang bergerak berlaku azas
yang tercantum dalam pasal 1977ayat (1) BW, yang menyatakan “Terhadap benda
bergerak yang tidak berupa bunga, maupun piutang yang tidak harus dibayar kepada si
pembawa, maka barang siapa yang menguasainyadianggap sebagai pemiliknya.”

 Cara kehilangan bezit


1.Karena bendanya diserahkan sendiri oleh bezitter kepada orang lain;
2.Karena bendanya diambil oleh orang lain dari kekuasaan bezitter dan kemudian
selamasatu tahun menikmatinya tidak ada gangguan apapun juga;
3.Karena bendanya telah dibuang (dihilangkan) oleh bezitter;
4.Karena bendanya tidak diketahui lagi dimana adanya;
5.Karena bendanya musnah

b.Hak Milik (Hak Eigendom)


Pengertian Eigendom, hak untuk menikmati kegunaan sesuatu benda dengan
sepenuhnya dan untuk berbuat sebebas-bebasnya terhadap benda itu, asal tidak
bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu
kekuasaan yang berwenang menetapkannya, dantidak menimbulkan gangguan
terhadap hak-hak orang lain, dengan tidak mengurangikemungkinan pencabutan hak itu
untuk kepentingan umum berdasarkan atas ketentuan undang-undang dengan
pembayaran ganti kerugian (Pasal 570 BW, kecuali yang berkaitan dengan tanahdiatur
dalam UUPA)

Hak milik adalah hak yang paling sempurna dan tidak dapa diganggu gugat
(droitinviolable), namun harus mempunyai fungsi social dan tidak boleh menggangu hak
orang lain atau menyalahgunakan hak

 Ciri-Ciri
1.Hak milik merupakan hak induk terhadap hak-hak kebendaan yang lain. Sedangkan
hak-hak kebendaan yang lain merupakan hak anak terhadap hak milik;
2.Hak milik ditinjau dari kualitasnya merupakan hak yang selengkap-lengkapnya;
3.Hak milik bersifat tetap, artinya tidak akan lenyap terhadap hak kebendaan yang
lain.Sedangkan hak kebendaan yang lain dapat lenyap jika menghadapi hak milik;
4.Hak milik mengandung inti (benih) dari hak kebendaan yang lain. Sedangkan hak
kebendaanyang lain hanya merupakan bagian saja dari hak milik.

 Cara Memperoleh
1.Dalam Pasal 584 BW
a.Pengambilan (Toegening atau occupatio)
mengambil benda-benda bergerak yangsebelumnya tidak ada pemiliknya, seperti ikan di
sungai.
b.Penarikan oleh benda lain (natrekking atau accessio)
benda yang dimiliki sebelumnya karena alam bertambah besar. Misalnya binatang
ternak yang berkembang biak
c.Lewat waktu/daluwarsa (verjaring) diatur dalam Pasal 610 BW
d.Perwarisan (erfopvolging) bagi para ahli waris atas boedel warisan yang ditinggalkan
pewaris.
e.Penyerahan (levering atau overdracht) adanya pemindahan hak milik dari
seseorangyang berhak memindahkannya kepada orang lain yang memperoleh hak miliki
itu.

2.Tidak Disebutkan dalam Pasal 584 BW


a. Pembentukan benda (zaaksvorming) membentuk atau menjadikan benda yang
sudahada menjadi benda yang baru. Orang yang menjadikan atau membentuk
bendanya sendirimenjadi benda yang baru itu adalah pemilik benda yang baru
tersebut (Pasal 606 BW).Misalnya kayu diukir menjadi patung; pasir,
b. Penarikan buahnya (vruchttrekking) menjadi bezitter te goeder trouw suatu
bendadapat menjadi pemilik (eigenaar) dari buah-buah/hasil benda yang
dibezitnya (Pasal 575BW).
c. Persatuan atau percampuran benda (vereniging) bercampurnya beberapa
macam bendakepunyaan beberapa orang. (Pasal 607 s.d 609 BW).
d. Pencabutan hak (onteigening) bagi penguasa (Pemerintah) dengan jalan
pencabutanhak milik atas sesuatu benda kepunyaan seseorang/beberapa orang.
Namun, untuk melakukan pencabutan hak milik ini harus berdasarkan
undangundang, dan harus untuk kepentingan umum serta dengan ganti kerugian
yang layak kepada pemiliknya.
e. Perampasan (verbeurdverklaring); yaitu cara memperoleh hak milik atas suatu
bendakepunyaan terpidana yang biasanya dipergunakan untuk melakukan tindak
pidana. Halini disebutkan dalam Pasal 10 KUHPidana sebagai hukuman
tambahan.
f. Pembubaran suatu badan hukum; yaitu cara memperoleh hak milik karena
pembubaransuatu badan hukum, dimana anggota-anggota badan hukum yang
masih ada memperoleh bagian dari harta kekayaan badan hokum tersebut (Pasal
1665 BW).

3. Dilihat dari segi sifat


a. Originail (asli), memperoleh hak milik bukan berasal dari orang lain yang lebih dahulu
memiliki, misalnya dengan pendakuan, penarikan oleh benda lain, dan verjaring.
b. Derivatief, memperoleh hak milik berasal dari orang lain yang dahulu memiliki atas
suatu benda. Jadi, memperolehnya dengan bantuan dari orang yang mendahuluinya.

i.Alas hak yang umum para ahli waris, suami dan isteri karena adanya persatuanharta
kekayaan dalam perkawinan mereka, anggota-anggota badan hokum
yangdibubarkan, dan Negara terhadap harta benda yang terlantar.
ii.Alas hak yang khusus Pembeli setelah adanya levering dalam perjanjian jual-
beli,cessionaris dan legataris

 Cara kehilangan hak milik


1. Karena orang lain memperoleh hak milik itu dengan salah satu cara untuk memperoleh
hak milik seperti telah diuraikan di atas;
2. 2.Karena musnahnya benda yang dimiliki;
3. 3.Karena pemilik melepaskan benda yang dimilikinya dengan maksud untuk melepaskan
hak miliknya.

c.Hak memungut hasil (vruchtgebruik)


PengertianHak memungut hasil hak untuk menarik (memungut) hasil dari benda orang
lain, seolah-olah benda itu miliknya sendiri, dengan kewajiban untuk menjaga benda
tersebut tetap dalamkeadaan seperti semula (Pasal 756 BW). Pasal 757 BWDapat
dilakukan atas benda yang dapat habis (musnah) dan tidak berwujud
Kewajiban pemegang hak memungut hasil (Pasal 782 s.d. 806 BW)
1. Kewajiban pada permulaan adanya hak memungut hasil
a.Membual pencatatan (inventarisasi) terhadap bendabendanya;
b.Mengadakan jaminan-jaminan berupa asuransi dan sebagainya terhadap benda-
bendanya.
2. Kewajiban selama adanya hak memungut hasil
a.Mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap bendabendanya;
b.Menanggung biaya-biaya perbaikan dan pajak yang harus dibayar dalam
melakukan pengurusan benda-benda itu.
c.Memelihara benda-benda itu dengan sebaik-baiknya.
3. Kewajiban pada waktu berakhirnya hak memungut hasil
a.Mengembalikan semua bendanya seperti dalam keadaan semula;
b.Mengganti segala kerusakan atau kerugian atas benda-benda itu jika terjadi.

Hapusnya hak memungut hasil (Pasal 807 BW)


1. Karena meninggalnya pemegang hak tersebut;
2. Karena habisnya waktu yang diberikan untuk hak itu;
3. Karena pemegang hak berubah menjadi pemilik (eigenaar);
4. Karena pemegang hak melepaskan hak memungut hasil itu;
5. Karena verjaring dimana pemegang hak tidak mempergunakan hak memungut hasil
ituselama 30 tahun;
6. Karena musnah atau binasanya bendanya.Hak pakai dan hak mendiami

d.Hak Pakai dan Hak Mendiami


 Diatur pada Buku II titel XI dari Pasal 818 s.d. 829
Hak pakai dan hak mendiami merupakan hak kebendaan yang tejadinya dan hapusnya
samaseperti hak memungut hasil (vruchtgebruik) (Pasal 818 BW).
 Hak pakai sebetulnya sama dengan hak mendiami, hanya apabila hak ini mengenai
rumahkedaiaman maka dinamakan hak mendiami.
 Hak pakai hanya diperuntukkan untuk diri si pemakai dan anggota keluarganya saja
(Pasal 821BW) dan tidak diperbolehkan menyerahkan atau menyewakan haknya kepada
orang lain (Pasal823 BW)
 Hak pakai terhadap binatang berhak mempekerjakannya, tetapi tidak boleh
menikmatianaknya (Pasal 284 BW)
 Barangsiapa mempunyai hak mendiami atas sebuah rumah, ia boleh mendiami rumah
itudengan anggota keluarganya, pun jika ia masih jejaka (Pasal 826 BW) dan tidak
bolehdiserahkan atau disewakan kepada orang lain (Pasal 827 BW.
 Kewajiban pemegang hak pakai dan hak mendiami sama dengankewajiban pemegang
hak memungut hasil (Pasal 819 BW).

Hak Kebendaan yang Bersifat Memberi Jaminan


Hak kebendaan yang bersifat memberi jaminan selalu tertuju terhadap benda orang lain, baik
benda bergerak maupun benda tidak bergerak. Jika benda yang menjadi objek jaminan adalah
benda bergerak,maka hak kebendaan tersebut berupa gadai (pand), sedangkan jika benda yang
menjadi objek jaminanadalah benda tidak bergerak, maka hak kebendaannya berupa hipotik.

a.Hak Gadai ( Pandrecht)


Pengertian Gadai
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak, yangdiberikan
kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya sebagai jaminan pembayaran dan
memberikan hak kepada kreditur untuk mendapat pembayaranlebih dahulu kepada kreditur-
kreditur lainnya atas hasil penjualan benda. (Pasal1150 BW)

Sifatnya Accesoir (perjanjian tambahan) dari perjanjian pinjaman uang (utang piutang).Hak gadai
senantiasa melekat atau mengikuti bendanya dan akan tetap ada meskipunmungkin milik benda itu
kemudian jatuh ketangan orang lain, misalnya kepada ahli waris.

 Ketentuan umum dalam gadai


1. apabila seorang pemegang gadai (pandnemer) kehilangan benda gadai itu, maka ia berhak
meminta kembali benda itu dari tangan siapapun benda tersebut berada selama 3tahun.
2. Hak untuk meminta kembali ini menurut Ps. 1977 (2) BW diberikan kepada pemilik benda
bergerak maka Ps. 1152 (2) BW seolah-olah hak gadai dalam hal ini disamakandengan hak
milik.
3. Unsur terpenting hak gadai adalah bahwa benda yang dijaminkan harus berada
dalamkekuasaan pemegang gadai.

 Objek dari hak gadai


Yang dapat digadaikan ialah semua benda bergerak, meliputi :1.Benda bergerak yang
berwujud2.Benda bergerak yang tidak berwujud, yaitu berupa pelbagai hak untuk mendapatkan
pembayaran utang, yaitu yang berwujud surat-surat piutang aantoonder (kepada si
pembawa),aan order (atas tunjuk), op naam (atas nama)

 Subjek Gadai
Seperti halnya perbuatan-perbuatan hukum yang lain, pemberi dan penerima hak gadai hanya
dapat dilakukan oleh orang-orang yang pada umumnya cakap untuk melakukan perbuatan
hukum. Akan tetapi bagi pemberi gadai ada syarat lagi, yaituia harus berhak mengasingkan
(menjual, menukar, menghibahkan) benda yangdigadaikan.

 Cara mengadakan hak gadaiHak gadai diadakan dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yang
berbeda-bedamenurut jenis barangnya.Apabila yang digadaikan adalah benda bergerak yang
berwujud dan surat piutang yang aan toonder (kepada si pembawa) maka syarat-syaratnya:
1. Harus ada perjanjian untuk memberi hak gadai. Perjanjian ini bentuknya dalamKUHPerdata
tidak disyaratkan apa-apa, oleh karena itu bentuk perjanjian pand(gadai) itu dapat bebas
tidak terikat oleh suatu bentuk yang tertentu.
2. Syarat yang kedua, barangnya yang digadaikan itu harus dilepaskan/ beradadiluar
kekuasaan dari si pemberi gadai. Apabila yang digadaikan itu berwujud surat piutang atas
nama maka syarat-syaratnya:
1.Harus ada perjanjian gadai
2.Harus ada pemberitahuan kepada debitur dari piutang yang digadaikan itu.

Jika kita bandingkan, maka ada beberapa perbedaan antara cessie terhadap piutangatas nama dan gadai
mengenai piutang atas nama.

1. Untuk adanya cessie diperlukan adanya akte (otentik ataupun dibawahtangan). Sedangkan pada
gadai perjanjiannya tidak terikat pada suatu bentuk yang tertentu.
2. Pada cessie dengan adanya akta itu perbuatan hukum itu sudah selesai,sedangkan adanya
pemberitahuan kepada debitur itu ialah supaya si debituritu terikat oleh adanya cessie itu. Pada
gadai dengan adanya akte saja perbuatan hukum itu belum selesai dan baru selesai setelah
adanya pemberitahuan.
3. Cessie

 Hak pemegang gadai


1. Pemegang gadai mempunyai hak untuk menahan benda yang digunakan selama
belumdilunasi hutang pokoknya,bunganya dan biaya-biaya lainnya oleh debitur.
2. Pemegang gadai mempunyai hak untuk mendapatkan pembayaran piutangnya dari
pendapatan penjualan benda yang digadaikan
3. Pemegang gadai mempunyai hak minta ganti biaya-biaya yang telah dikeluarkannyauntuk
memelihara benda yang digadaikan itu
4. Pemegang gadai mempunyai hak untuk menggadaikan lagi benda yang digadaikan
5. Dalam melaksanakan hak gadai secara menjual benda yang digadaikan. Pemegang gadai
berhak untuk didahulukan menerima pembayaran piutangnya sebelum piutang-
piutanglainnya.

 Kewajiban pemegang gadai


1. Pemegang gadai bertanggung jawab atas hilangnya atau berkurangnya harga barangyang
digadaikan jika hal itu disebabkan oleh karena kelalaiannya.
2. Pemegang gadai harus memberitahukan kepada pemberi gadai bilamana ia hendak menjual
barang yang digadaikan kepadanya.
3. Pemegang gadai harus memberikan perhitungan tentang pendapatanpenjualan bendayang
digadaikan dan setelah mengambil pelunasan piutangnya ia harus
menyerahkankelebihannya kepada pemberi gadai
4. Pemegang gadai harus mengembalikan barang/ benda yang digadaikan bilamana hutang
pokok, bungan dan biaya untuk memelihara benda yang digadaikan telah lunas dibayar oleh
debitur.

 Hapusnya Gadai
1. Karena hapusnya perjanjian peminjaman barang
2. Karena perintah pengembalian benda yang akan digadaikan lantaran penyalahgunaan
dari pemegang gadai.
3. Karena benda yang digadaikan dikembalikan dengan kemauan sendiri oleh pemenang
gadai kepada pemberi gadai
4. Karena pemegang gadai lantaran sesuatu sebab menjadi pemilik benda yangdigadaikan

b.Jamian Fidusia

 Pengertian Jaminan Fidusia


1. UU No. 42 tahun 1999 pasal 1 angka (1) Pengalihan suatu atas dasar kepercayaandengan
ketentuan bahwa hak kepemilikannya diahlikan dan penguasaan tetap ada pada pemilik
benda.
2. Pasal 1 angka 2 UUJF Hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud
maupuntidak berwujud dan tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat
dibebani hak tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia sebagai
agunan atas perlunasan uatang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan
kepada pemberi fidusia terhadap kreditur lainnya.

 Obyek Jaminan Fidusia


1. Benda bergerak, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud berupa hak untuk
mendapatkan pembayaran uang yaitu surat berharga.
2. Benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan.
bangunan di atas tanah milik orang lain (UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahandan
Permukiman) dan rumah susun (UU No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun).

 Subyek Jaminan Fidusia


1. Pemberi fidusia
orang perorangan atau korporasi pemilik benda yang menjadi obyek jaminan fidusia, bisa
debitur sendiri (pihak yang mempunyai utang) maupun pihak ketiga.
2. Penerima fidusia
orang perorangan atau korporasi yang mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin
dengan jaminan fidusia.

 Pembebanan, Pendaftaran, dan Pengalihan Jaminan Fidusia


1. Pembebanan dibuat dengan akta notaris dalam Bahasa Indonesia yang merupakan akta
jaminan (Pasal 5 UUJF) yang sekurang-kurangnya memuat :
a.Identitas pemberi dan penerima fidusia;
b.Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia;
c.Uraian mengenai benda yang menjadi pokok jaminan fidusia;
d.Nilai penjaminan; dan
e.Nilai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia
2. Setelah akta jaminan fidusia selesai dibuat, selanjutnya akta didaftarkan oleh
penerimafidusia ke Kantor Pendaftaran Fidusia dengan melampirkan pernyataan
pendaftaran jaminan fidusia yang memuat :
a.Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia;
b.Tanggal, nomor akta jaminan fidusia, nama dan tempat kedudukan notaris yangmembuat
akta jaminan fidusia;
c.Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia;
d.Uraian mengenai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia;
e.Nilai penjaminan; dan
f.Nilai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia.Jaminan fidusia lahir pada tanggal yang
sama dengan tanggal dicatatnya jaminan fidusiadalam buku daftar fidusia.
3. Pengalihan ha katas piutang yang dijamin dengan fidusia mengakibatkan beralihnyademi
hukum segala hak dan kewajiban kreditur lama (penerima fidusia) kepada kreditur baru
(penerima fidusia). Beralihnya jaminan fidusia tersebut didaftarkan kreditur baruke Kantor
Pendaftaran Fidusia.

 Hapusnya Jaminan (Pasal 25 UUJF)


1. Hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia.
2. Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh debitur.
3. Musnahnya benda yang menjadi objek jaminan fidusia.

 Eksekusi Jaminan Fidusia


Eksekusi jaminan fidusia diatur dalam Pasal 29 dan Pasal 31 UUJF. Apabila bertentangandengan
pasal tersebut, maka batal demi hokum (Pasal 32).

c.Hak Tanggungan

 Pengertian hak tanggunganPasal 1 angka 1 UUHT


hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah yangsebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang PeraturanDasar Pokok-Pokok Agraria berikut atau tidak
berikut benda-benda lain yang merupakansatu kesatuan dengan tanah-tanah itu, untuk
pelunasan utang tertentu, yang memberikankedudukan diutamakan kreditor lertentu terhadap
kreditur-kreditur lain

 Sifat hak tanggungan


a. Tidak dapat dibagi-bagi
hak tanggungan membebani setara untuk obyek hak tanggungan dan setiap bagian dari
padanya
b. Bersifat memberikan Hak Preference (droit de prefence)kedudukan yangdiutamakan
kepada kreditur tertentu dari pada kreditur lainnya.
c. Hak tanggungan mengikuti tempat benda berada (droit de suite).
d. Dapat digunakan untuk menjamin utang yang sudah ada atau yang akan ada
e. Memiliki kekuatan eksekutorial kekuatan eksekusi tanpa melalui putusan pengadilanmelalui
penjualan di muka umum.
f. Memiliki Sifat spesialitas dan publisitas menyebabkan timbulnya hak Preferencekreditur

 Obyek hak tanggungan (Pasal 4 UUHT)


- Dalam Pasal 4 UUHT Hak Milik, Hak Guna Usaha, dan Hak Guna Bangunan
- Dalam perkembangannya Hak pakai atas tanah negara
 Subyek hak tanggungan
1. Pihak pemberi hak tanggungan
orang perorangan atau badan hukum yangmempunyai kewenangan untuk melakukan
pembuatan hukum terhadap obyek hak tanggungan yang bersangkutan.
2. Pihak penerima/pemegang hak tanggungan orang perorangan atau badan hukumyang
berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang (kreditur).

 Ciri-ciri hak tanggungan


1. Memberikan kedudukan yang diutamakan atau mendahului kepada pemegangnya (droit de
preference) Pasal 1 angka 1 dan Pasal 20 Ayat (1) UUHT
2. Selalu mengikuti obyek yang dijaminkan dalam tangan siapapun obyek itu berada (droit de
suite).
3. Memenuhi asas spesialitas dan publisitas sehingga dapat mengikat pihak ketiga
danmemberikan kepastian hukum bagi pihak yang berkepentingan.
4. Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya.

 Pendaftaran dan peralihan hak tanggungan


1. Pendaftaran hak tanggungan diatur dalam Pasal 13 UUHT-Wajib didaftarkan pada Kantor
Pertahanan selambat-lambatnya tujuh hari kerjasetelah penandatanganan APHT, PPAT
wajib mengirimkan APHT yang bersangkutan dan warkah lain yang diperlukan.-Pendaftaran
hak tanggungan dilakukan oleh Kantor Pertanahan dengan membuat buku tanah hak
tanggungan dan mencatatnya dalam buku tanah hak atas tanah danmenyalin catatan
tersebut pada sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan.
2. Peralihan hak tanggungan diatur dalam Pasal 16 UUHT
a. Jika piutang yang dijamin dengan hak tanggungan beralih karena cessie, subrogasi,
pewarisan, atau sebab-sebab lain, hak tanggungan tersebut ikut beralih karenahokum
kepada kreditur yang baru.
b. Beralihnya hak tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didaftar oleh
kreditur yang baru kepada Kantor Pertanahan.
c. Pendaftaran beralihnya hak tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan
oleh Kantor Pertanahan dengan mencatat pada buku tanah hak tanggungan serta
menyalin catatan tersebut pada sertifikat hak tanggungan dansertifikat hak atas tanah
yang bersangkutan.
d. Tanggal pencatatan pada buku tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
adalahtanggal hari ketujuh setelah diterima secara lengkap surat-surat yang diperlukan
bagi pendaftaran beralih hak tanggungan dan jika hari ketujuh itu jatuh pada harilibur,
catatan itu diberi tanggal hari kerja berikutnya.
e. Beralihnya hak tanggungan mulai berlaku bagi pihak ketiga pada hari tanggal pencatatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
 Hapusnya hak tanggungan
1. Hapusnya utang yang dijamin dengan hak tanggungan;
2. Dilepasnya hak tanggungan oleh pemegangnya;
3. Pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh ketua Pengadilan
Negeri;
4. Hapusnya hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan.

 Eksekusi hak tanggungan

Apabila debitur cedera janji maka berdasarkan:


1. Hak pemegang hak tanggungan pertama untuk obyek hak tanggungan, atau
2. Titel eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat hak tanggungan;

Obyek hak tanggungan dijual melalui pelelangan umum, menurut tata cara yang
ditentukandalam peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang hak
tanggungandengan hak mendahului daripada kreditur-kreditur lainnya (Pasal 20 ayat (1) UUHT).
Namun, eksekusi dapat dilakukan di bawah tangan dengan lewat waktu setelah satu bulan
apabila pemberi dan pemegang hak tanggungan sepakat melakukannya (Pasal 20 ayat (2)UUHT).

 Pencoretan hak tanggungan


- Setelah hak tanggungan hapus, Kantor Pertahanan mencoret catatan hak
tanggungantersebut pada buku-buku hak atas tanah dan setifikatnya yang dilakukan untuk
ketertiban administrasi saja
- Untuk mencoret hak tanggungan, pihak yang berkepentingan harus mengajukan keKantor
Pertahanan dengan melampirkan sertifikat hak tanggungan yang telah dibericatatan dari
kreditur bahwa hak tanggungan telah hapus.

d.Hipotik

 Pengertian hipotik Pasal 1162 BW


suatu hak kebendaan atas benda-benda tidak bergerak untuk mengambil penggantian
daripadanya bagi pelunasan suatu perikatan.Karena hipotik hanyalah merupakan hak
kebendaan yang bersifat memberi jaminan pelunasan (pembayaran) utang debitur kepada
kreditur, perjanjian pembebanannyamerupakan perjanjiantambahan (accessoir) dari perjanjian
pokok berupa perjanjian utang piutang (perjanjiankredit) antara kreditur dengan debitur

 Kapal laut objek hipotik Kapal menurut Pasal 510 BW sebetulnya termasuk benda bergerak.
Oleh karena itu, untuk bisa dijadikan obyek hipotik kapal tersebut harus terdaftar dalam daftar
kapal Indonesia.

 Subyek hokum
1. Pemberi hipotik (hypotheek geyer)
Pihak yang dapat memberi hipotik atau yang berhak menghipotikkan kapal haruslah pihak
yang berhak memindah tangankan kapal itu (Pasal 1168 B W), orang perorangan atau badan
hukum pemilik kapal yang bersangkutan
2. Penerima hipotik (hypotheek nemer)

 Pembebanan hipotik Pembebanan hipotik adalah melalui perjanjian utang-piutang atau


perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok antara kreditur dan debitur, merupakan perjanjian
yang tidak terikat bentuknya, artinya dapat dibuat secara lisan, tertulis dengan akta di bawah
tangan atautertulis dengan akta otentik. Akan tetapi, dalam dunia perbankan, perjanjian kredit
selaludibuat tertulis bahkan dalam bentuk baku.
 Tingkatan hipotik (Pasal 315 WvK)Atas sebuah kapal dapat dibebani beberapa hipotik. Bilamana
hal ini terjadi, untuk menentukan tingkatan hipotik pertama, hipotik kedua dan seterusnya
didasarkan atas tanggal pendaftarannya.Jika hipotik-hipotik tersebut didaftarkan pada
hari/tanggal yang sama,hipotik itu mempunyai tingkat yang sama.

 Janji-janji dalam hipotik


1. Janji untuk menjual atas kekuasaan sendiri (beding van eigenmachtige veerkoop)Pasal 1178
ayat (2) BW
Pemegang hipotik pertama diperkenankan untuk meminta dijanjikan buat menjual kapal
yang dihipotikkan atas kekuasaan sendiritanpa perantara Pengadilan, jika debitur tidak
memenuhi kewajibannya. Namun, penjualan harus dilakukan di depan umum, dan hasil
penjualan kapal setelahdikurangi dengan piutangnya dikembalikan kepada debitur.
2. Janji tentang sewa (Pasal 1185 BW)
jual-beli tidak mengakibatkan putusnya hubungan persewaan yang telah adasebelumnya.
Dengan adanya ketentuan ini, pemegang hipotik akan menemuikesulitan jika kapal yang
dijadikan jaminan oleh pemberi hipotik disewakan kepada pihak lain. Sebab jika kapal itu
akan dijual sudah tentu calon-calon pembeli akan berpikir panjang, karena benda jaminan
terikat perjanjian sewa, yang tidak putusoleh perjanjian jual-beli yang akan dilakukan.
3. Janji tentang asuransi (Pasal 297 WvK)
Pemegang hipotik dapat minta diperjanjikan kapal yang dijadikan jaminan
supayadiasuransikan, dan jika dikemudian tertimpa overmacht (kebakaran, tenggelam
dansebagainya) uang asuransi harus diperhitungkan untuk pembayaran piutang pemegang
hipotik. Janji tentang asuransi ini harus diberitahukan kepada perusahaan.
asuransi yang bersangkutan, supaya perseroan asuransi terikat oleh adanya janjiyang dibuat
oleh pemberi dan penerima hipotik
4. Janji untuk tidak dibersihkanJanji untuk tidak dibersihkan ini hanya dapat diadakan terhadap
penjualan yangdilakukan secara sukarela oleh pemilik kapal sendiri, bukan penjualan kapal
oleh pemegang hipotik guna melaksanakan haknya atau atas perintah Pengadilan.

 Peralihan hipotik Peralihan piutang yang dijamin dengan hipotik tersebut harus diberitahukan
kepada pegawai pendaftaran dan balik nama kapal untuk dilakukan pencatatan. Adanya
peralihan hipotik tidak berarti hapusnya utang debitur, karena yang terjadi hanyalah perubahan
pemeganghipotik.
 Hapusnya hipotik (Pasal 1209 BW)
1. Hapusnya perikatan pokok;
2. Pelepasan hipotiknya oleh kreditur; dan
3. Penetapan tingkat oleh hakim

e.Previlege (piutang-piutang yang diistemawakan)

 Pengertian Previlege
Pasal 1134 BW, suatu kedudukan istimewa yang diberikan undang-undang kepada orang-orang
yang berpiutang sehingga tingkatannya lebih tinggi dari orang yang berpiutanglainnya, semata-
mata berdasarkan sifat piutangnya.

 Diatur dalam Pasal 1131 s.d. 1149 BW


o Pasal 1131 BW
semua benda kepunyaan seseorang (debitur), baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak baik yang sudah ada maupun yang baru akan adakemudian hari, menjadi
tanggungan untuk semua hutang-hutangnya.
o Pasal 1132 BW
Semua benda kepunyaan debitur tersebut menjadi jaminan semuaorang yang
mempunyai piutang kepadanya, dan pendapatan penjualan benda-bendaitu harus
dibagi di antara semua orang yang mempunyai piutang menurut perimbangan jumlah
piutang masingmasing, kecuali apabila di antara mereka yangmempunyai piutang itu
ada yang oleh undang-undang telah diberikan hak untuk didahulukan daripada yang
lainnya.
o Pasal 1133 BW
mereka yang telah diberikan hak untuk didahulukan itu adalah para kreditor yang
mempunyai hak-hak yang timbul dari privilege, pand, dan hypotheek.

 Privilege bukan merupakan hak kebendaan meskipun sifat-sifatnya menyerupai pand dan
hypotheek, karena tidak memberikan suatu kekuasaan terhadap sesuatu benda.

 Jenis Previlege menurut Undang-Undang


1. Piutang-piutang yang diberikan privilege terhadap benda-benda tertentu
a. Biaya-biaya perkara yang telah dikeluarkan untuk penyitaan dan penjualansuatu benda
(biaya eksekusi) dalam hal menjalankan suatu keputusan atau penetapan Pengadilan.
b. Tunggakan uang sewa dari tanah atau rumah beserta ongkos-ongkos perbaikan yang
menurut undang-undang dipikul oleh penyewa, penagihanuang sewa dan ongkos-
ongkos perbaikan ini mempunyai privilege terhadap benda-benda perabot rumah
(meubileir) yang berada dalam rumah itu di atastanah tersebut.
c. Harga dari benda-benda bergerak yang belum dibayar oleh pembeli. Jika benda yang
belum dibayar harganya ini disita, penjual benda tersebutmendapat privilege atas
pendapatan penjualan benda itu, dengan tidak mempedulikan apakah dalam penjualan
semula itu diperjanjikan pembayaran kontan atau secara menyicil.
d. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan suatu benda. Jika benda yang
diselamatkan ini disita dan dijual, biaya-biaya untuk menyelamatkan benda tersebut
dapat diambil lebih dahulu dari pendapatan penjualan benda itu.
e. Biaya-biaya pembuatan suatu benda yang belum dibayar. Jika benda yangtelah dibuat
ini disita dan dijual, pembuat benda tersebut mendapat privilegeatas pendapatan
penjualan benda itu.

2. Piutang-piutang yang diberikan privilege terhadap semua kekayaan orang yang berutang
a. Biaya-biaya yang berhubungan dengan tindakan hakim yang disebabkan oleh penyitaan
dan pelelangan benda-benda milik orang yang berutang.
b. Biaya-biaya untuk mengubur orang berutang yang meninggal dunia. Hakimdapat
mengurangi jumlah biaya ini yang dapat didahulukan apabila biaya- biaya penguburan
ini ada yang terlalu tinggi.
c. Biaya-biaya pengobatan sakit penghabisan dari orang berutang yangmeninggal dunia.
Biaya-biaya yang dimaksudkan di sini tidak hanyameliputi upah dokter melainkan juga
meliputi uang pembelian obat-obatandan perawatan di rumah sakit.
d. Upah buruh untuk satu tahun dan tahun kerja yang sedang berjalan.
e. Penagihan karena pembelian makanan untuk hidup seharihari angdiperlukan orang yang
berutang dan keluarganya selama 6 bulan yang palingakhir.
f. Penagihan uang penginapan dan perawatan dalam asrama satu tahun yangterakhir.
g. Piutang orang yang belum dewasa atau orang yang berada di bawah pengawasan
curatele terhadap seorang wali atau curator, yang disebabkanoleh kekurangan dalam
mengurus harta benda orang yang belum dewasa danorang yang diawasi itu, yaitu
sepanjang jaminan-jaminan mereka tidak mencukupi
Referensi
Sofwan, Sri Soedewi Masjchoen, Hukum Perdata : Hukum Benda, Yogyakarta : PT Liberty
Buana Raya, 2000

Anda mungkin juga menyukai