Anda di halaman 1dari 4

Objek Hukum

Menurut KUH Perdata pasal 499 yang dimaksud dengan objek hukum adalah
benda yaitu segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum atau segala sesuatu yang
menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subjek hukum atau segala
sesuatu yang dapat menjadi objek hak milik. Dengan kata lain, objek hukum merupakan
segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan dapat menjadi pokok suatu
hubungan hukum.

Hukum Benda

Hukum kebendaan atau biasa yang dikenal dengan hukum benda merupakan
semua kaidah hukum yang mengatur apa yang diartikan dengan benda dan mengatur
hak-hak atas benda. Dalam hukum benda dijelaskan mengenai pengertian benda,
macam-macam benda dan macam-macam hak kebendaan. Singkatnya, hukum benda
adalah peraturan yang mengatur hak-hak atas benda yang sifatnya mutlak.

Macam-macam Benda

Menurut pasal 499 KUHPer, benda adalah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak
yang dapat dikuasai oleh hak milik. Menurut artian ilmu hukum, benda adalah segala
sesuatu yang dapat menjadi objek hukum dan barang-barang yang dapat menjadi milik
serta hak setiap orang yang dilindungi oleh hukum. Sementara itu, menurut KUH
Perdata benda dapat dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya:

1. Benda berwujud dan benda tidak berwujud


Benda berwujud adalah benda yang bisa diraba atau dilihat, sedangkan
benda tidak terwujud adalah sebaliknya, seperti berupa hak cipta, hak merek
dan tagihan-tagihan. Benda berwujud juga dibedakan dalam kepentingan
pemindahtanganan, yakni:
 Benda berwujud bergerak, pemindah tanganannya harus secara nyata dari
tangan ke tangan.
 Benda berwujud tidak bergerak, pemindah tanganannya harus dilakukan dengan
balik nama. Contohnya jual beli rumah.
2. Benda Bergerak dan Benda Tidak Bergerak
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya dapat dipindahkan
(Ps.509 KUH Perdata). Benda bergerak karena ketentuan undang-undang
adalah hak-hak yang melekat pada benda bergerak (Ps.511 KUH Perdata),
misalnya hak memungut hasil atas benda bergerak, hak memakai atas benda
bergerak, hak gadai dan lain sebagainya. Ada 2 golongan benda bergerak yaitu:
 Benda yang menurut sifatnya bergerak dalam arti benda itu dapat dipindah atau
dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain seperti sepeda motor, mobil dan
lain-lain.
 Benda yang menurut penetapan undang-undang sebagai benda bergerak ialah
segala hak atas benda-benda bergerak. Seperti hak memetik hasil dan hak
memakai, hak atas bunga yang harus dibayar selama hidup seseorang.

Benda tidak bergerak adalah benda yang menurut sifatnya tidak dapat
dipindahpindahkan. Ada 3 golongan benda tidak bergerak yaitu :

 Benda yang menurut sifatnya tidak bergerak, dan dapat dibagi menjadi 3,
yaitu:
a. Tanah
b. Segala sesuatu yang bersatu dengan tanah karena tumbuh atau berakar
seperti tumbuh-tumbuhan.
c. Segala sesuatu yang tertanam dan bersatu dengan tanah seperti bangunan.
 Benda tak bergerak yang menurut tujuan pemakaianya supaya bersatu dengan
benda tak bergerak seperti mesin-mesin di pabrik.
 Benda tak bergerak yang menurut ketetapan undang-undang seperti :
- Hak hak atau penagihan mengenai suatu benda yang tak bergerak (hak opstal,
hak hipotek, hak tanggungan dan sebagainya).
- Kapal-kapal yang berukuran 20 meter kubik keatas. Arti penting pembedaan
benda sebagai bergerak dan tidak bergerak terletak pada :
a. Penguasaannya (bezit)
b. Penyerahannya (levering)
c. Kadaluwarsa (verjaaring)
d. Pembebanannya (bezwaring)
e. Pensitaan (beslag)
3. Benda dipakai habis dan benda tidak dipakai habis
Pembedaan ini penting artinya dalam hal pembatalan perjanjian. Pada
perjanjian yang obyeknya adalah benda yang dipakai habis, pembatalannya sulit
untuk mengembalikan seperti keadaan benda itu semula, oleh karena itu harus
diganti dengan benda lain yang sama / sejenis serta senilai, misalnya beras, kayu
bakar, minyak tanah dan lain-lain. Pada perjanjian yang obyeknya adalah benda
yang tidak dipakai habis tidaklah terlalu sulit bila perjanjian dibatalkan, karena
bendanya masih tetap ada, dan dapat diserahkan kembali, seperti pembatalan jual
beli televisi, kendaraan bermotor, perhiasan dan lain-lain.
4. Benda sudah ada dan benda akan ada
Perbedaan kedua macam benda ini terletak pada pembebanan sebagai
jaminan hutang, atau pada pelaksanaan perjanjian. Benda sudah ada dapat
dijadikan jaminan hutang dan pelaksanaan perjanjiannya dengan cara menyerahkan
benda tersebut. Benda akan ada tidak dapat dijadikan jaminan hutang, bahkan
perjanjian yang objeknya benda akan ada bisa terancam batal bila pemenuhannya
itu tidak mungkin dapat dilaksanakan (Pasal1320 butir 3 KUH Perdata).
5. Benda dalam perdagangan dan benda luar perdagangan
Perbedaan kedua macam benda ini terletak pada pemindahtanganannya
merupakan jual beli atau hak warisan. Benda dalam perdagangan dapat diperjual
belikan dengan bebas, atau diwariskan kepada ahli waris, sedangkan benda luar
perdagangan tidak dapat diperjual belikan atau diwariskan, contohnya lapangan
umum, tanah wakaf, narkotika atau benda benda yang melanggar ketertiban dan
kesusilaan .
6. Benda dapat dibagi dan benda tidak dapat dibagi
Perbedaan kedua macam benda ini terletak pada pemenuhan prestasi suatu
perjanjian. Dimana terhadap benda yang dapat dibagi, prestasi pemenuhan
perjanjian dapat dilakukan tidak sekaligus, dapat bertahap, misalnya perjanjian
memberikan satu ton beras dapat dilakukan dalam beberapa kali pengiriman, yang
penting jumlah keseluruhannya harus satu ton. Lain halnya dengan benda yang
tidak dapat dibagi, maka pemenuhan prestasi tidak dapat dilakukan secara
bertahap, melainkan harus secara seutuhnya, misalnya perjanjian sewa menyewa
mobil, tidak bisa sekarang diserahkan rodanya, kemudian pengiriman selanjutnya
setirnya.
7. Benda terdaftar dan benda tidak terdaftar
Perbedaannya terletak pada pembuktian kepemilikannya. Benda
terdaftar dibuktikan dengan bukti pendaftarannya, umumnya berupa
sertifikat/dokumen atas nama si pemilik, seperti tanah, kendaraan bermotor,
perusahaan, hak cipta, telepon, televisi dan sebagainya. Pemerintah lebih mudah
melakukan kontrol atas benda terdaftar, baik dari segi tertib administrasi
kepemilikan maupun dari pembayaran pajaknya. Benda tidak terdaftar sulit
untuk mengetahui dengan pasti siapa pemilik yang sah atas benda itu, karena
berlaku azas ‘siapa yang menguasai benda itu dianggap sebagai pemiliknya’.
Contohnya, perhiasan, alat alat rumah tangga, hewan piaraan, pakaian dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai