Anda di halaman 1dari 3

Menurut Pasal 499 KUHPerdata, pengertian benda (zaak) adalah segala sesuatu yang dapat

menjadi obyek hak milik. Yang dapat menjadi obyek hak milik dapat berupa barang dan
dapat pula berupa hak, seperti hak cipta, hak paten, dan lain – lain.

Hukum benda sendiri adalah terjemahann dari istilah bahasa Belanda, yaitu “zakenrecht”.
Menurut Prof. Soediman Kartohadiprodjo, hukum kebendaan ialah semua kaidah hukum
yang mengatur apa yang diartikan dengan benda dan mengatur hak – hak atas benda. Adapun
menurut Prof. L.J.Apeldoorn, hukum kebendaan adalah peraturan mengenai hak – hak
kebendaan. Jadi hukum benda adalah peraturan-peraturan hukum yang mengatur mengenai
hak- hak kebendaan yang sifatnya mutlak (P.N.H.Simanjuntak, 2015 :177)

Sementara hukum harta kekayaan adalah keseluruhan ketentuan hukum atau aturan
normative atau kaedah hukum yang mengatur tentang hak-hak kebendaan seseorang
subjek hukum yaitu hubungan-hubungan hukum antara subjek hukum satu sama lain
terhadap harta bendanya sebagai objek hukum, baik terhadap harta benda tidak
berwujud (immaterial goederen) maupun harta benda berwujud (materiel goederen).
Dalam hukum perdata, hukum benda merupakan bagian dari hukum harta kekayaan.
Dari hubungan-hubungan hukum antar subjek hukum ini melahirkan hak-hak
kebendaan (zakelijke recht).

Dalam hukum kebendaan, yang paling penting adalah pemabgian benda bergerak dan benda
tak bergerak, sebab pembagian ini mempunyai akibat yang sangat penting dalam hukum.
Menurut Pasal 540 KUHPerdata, tiap- tiap kebendaan adalah benda bergerak atau benda tak
bergerak

1. Benda bergerak adalah benda-benda yang karena sifatnya atau karena penetapan
undang-undang dinyatakan sebagai benda bergerak, misalnya kendaraan, surat- surat
berharga, dan sebagainya. Dengan demikian kebendaan bergerak ini sifatnya adalah
kebendaan yang dapat dipindah atau dipndahkan (Pasal 509 KUHPerdata). Menurut
Pasal 505 KUHPerdata, benda bergerak ini dapat dibagi atas benda yang dapat
dihabiskan dan benda yang tidak dapat dihabiskan
2. Benda tidak bergerak adalah benda-benda yang karena sifatnya, tujuan pemakaiannya
atau karena penetapan undang-undang dinyatakan sebagai benda tak bergerak,
misalnya tanah, bangunan, dan sebagainya

Menurut Djaja S.Meliala, Benda dapat dibedakan atas :

1. Benda berwujud dan tidak berwujud (Pasal 503 KUHPerdata)

2. Benda bergerak dan tidak bergerak (Pasal 504 KUHPerdata)

3. Benda dapat dipalai habis dan tidak dapat dipakai habis (Pasal 505 KUHPerdata)

4. Benda yang sudah ada dan benda yang aka nada (Pasal 1334 KUHPerdata)

5. Benda dalam perdagangan dan diluar perdagangan (Pasal 537, 1444, dan 1445

KUHPerdata)
6. Benda yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi (Pasal 1296 KUHPerdata)

7. Benda terdaftar dan tidak terdaftar (Undang-Undang Hak Tanggungan, Fidusia)

8. Benda atas nama dan tidak atas nama (Pasal 613 KUHPerdata jis UUPA dan PP

No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah) ( Djaja S. Meliala, 2015 : 4-5)

Dari pembedaan macam – macam benda sebagaimana disebut diatas, yang terpenting adalah
pembedaan atas benda bergerak dan tidak bergerak, serta pembedaan atas benda terdaftar dan
tidak terdaftar. Contoh benda terdaftar, misalnya : kendaraan bermotor, tanah, kapal, hak
cipta, hak tanggungan, fidusia, telepon, dll. Sedangkan benda tidak terdaftar (tidak atas nama)
adalah benda- benda bergerak yang tidak sulit pembuktian pemiliknya karena berlaku asas
“yang menguasai dianggap sebagai pemiliknya”, seperti alat-alat rumah tangga, pakian,
perhiasan, hewan-hewan peliharaan dll.

2. Buku II BW membahas tentang kebendaan berupa barang dan hak. Pada Buku II
KUHPerdata, diatur secara jelas tentang apa yang pengertian Hak Milik, bagaimana cara
memperoleh Hak Milik, Siapa saja yang dapat memilik Hak Milik, dan kapan hak milik
tersebut dapat hilang atau beralih dan lain sebagainya.

Bagaimana hubungan Buku II BW dengan hukum tanah Indonesia? Dalam pengertia benda,
terdapat konsep hak milik dan hak punya. Hak milik berasal dari konsep eigendom
sebagaimana diatur dalam Buku II KUH Perdt. Konsep ini mengandung nilai
liberalisme individual dari si pemegang hak milik itu. Pada pasal 51 ayat 7 IS, pada Stb
1872 No. 117 tentang Agraris Eigendom Recht yaitu memberi hak eigendom (hak milik)
pada orang Indonesia.

Hak Eigendom adalah hak kebendaan yang paling luas. Hak ini juga di atur dalam Buku II
bab 3. Yang dimaksud Eigendom menurut Pasal 570 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(Burgerlijke wetboek/BW) adalah “Hak untuk menikmati kegunaan sesuatu kebendaan
dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan
sepenuhnya, asal tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum yang
ditetapkan oleh penguasa yang berwenang dan tidak mengganggu hak-hak orang lain;
kesemuanya itu dengan tak mengurangi kemungkinan pencabutan hak tersebut demi
kepentingan umum berdasarkan atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran
sejumlah ganti rugi”. Berdasarkan ketentuan konversi Pasal 1 ayat (1) UUPA, Hak Eigendom
atas tanah yang ada dikonversi menjadi hak milik, tetapi si pemegang hak harus memenuhi
syarat-syarat yang melekat pada hak milik yaitu berstatus WNI tunggal (Pasal 21).

Selamat siang Jasmine, izin memberi tanggapan mengenai adanya contoh benda dalam
hukum kebendaan.

Berdasarkan artikel yang saya baca, sebenarnya ada banyak pembagian macam-macam
benda. Mulai dari undang-undang yang membagi benda menjadi Benda yang dapat diganti
(contoh : uang ) dan yang tak dapat diganti (Contoh : seekor kuda), Benda yang dapat
diperdagangkan(praktis tiap barang dapat diperdagangkan) dan yang tidak dapat
diperdagangkan atau diluar perdagangan (contoh : jalan – jalan dan lapangan umum), Benda
yang dapat dibagi (contoh : beras) dan yang tidak dapat dibagi (contoh: seekor kuda). Benda
yang bergerak (contoh: perabot rumah) dan yang tak bergerak (contoh: tanah) (Soebekti,
1979 : 50 – 51).

Namun dari pembagian macam-macam benda yang telah disebutkan diatas, yang paling
penting adalah pemabagian benda bergerak dan benda tak bergerak, sebab pembagian ini
mempunyai akibat yang sangat penting dalam hukum. Menurut Pasal 540 KUHPerdata, tiap-
tiap kebendaan adalah benda bergerak atau benda tak bergerak

1. Benda bergerak adalah benda-benda yang karena sifatnya atau karena penetapan
undang-undang dinyatakan sebagai benda bergerak, misalnya kendaraan, surat- surat
berharga, dan sebagainya. Dengan demikian kebendaan bergerak ini sifatnya adalah
kebendaan yang dapat dipindah atau dipndahkan (Pasal 509 KUHPerdata). Menurut
Pasal 505 KUHPerdata, benda bergerak ini dapat dibagi atas benda yang dapat
dihabiskan dan benda yang tidak dapat dihabiskan

2. Benda tidak bergerak adalah benda-benda yang karena sifatnya, tujuan pemakaiannya
atau karena penetapan undang-undang dinyatakan sebagai benda tak bergerak,
misalnya tanah, bangunan, dan sebagainya

Sekian jawaban dari saya, terimakasih dan salam semangat!

Anda mungkin juga menyukai