Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

COVID-19

NAMA : GENTA BUANA SAPUTRA


KELAS : IX B

SMP NEGERI 2 SAROLANGUN


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat


Tuhan yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa
kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga makalah tentang
‘WABAH COVID 19’ ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, makalah ini dibuat membahas terkhususnya 3 negara teratas
penyebaran virus corona tertinggi di dunia serta beberapa factor yang bisa
menyebabkan kesembuhan penderita virus corona (Covid 19). Check This Out
Guysssssss………

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah


pengetahuan rekan-rekan siswa pada khususnya dan para pembaca umumnya
tentang Virus yang merupakan salah satu bagian dari pelajaran Biologi.

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini


bisa dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya
kami meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang
kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta
kritikan yang membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih
baik lagi.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………….. i
Daftar Isi……………………………………………………………… ii

BAB I Pendahuluan…………………………………………………... 1
Latar Belakang…………………………………………….. 1.1
Rumusan Masalah…………………………………………. 1.2
Tujuan Penulisan…………………………………………... 1.3
BAB II Pembahasan…………………………………………………... 2
Tiga Negara dengan Jumlah Kesembuhan Paling
Banyak Penderita COVID-19……………………………... 2.1
Faktor-faktor yang Menyebabkan Sembuhnya
Penderita COVID-19………………………………………. 2.2
Data Grafik Negara terjangkit Covid-19…………………... 2.3
BAB III Penutup……………………………………………………… 3
Kesimpulan………………………………………………… 3.1

Daftar Pustaka………………………………………………………... iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seluruh dunia di kejutkan dengan adanya Wabah Covid-19 yang
mengakibatkan banyaknya manusia yang terkena penyakit tersebut bahkan puluhan
ribu orang meninggal dunia. WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menetapkan
coronavirus disease (Covid-19) sebagai pandemi pada 11 maret 2020 karena penyakit
ini telah melewati fase wabah dan epidemi.Hingga 28 Maret, lebih dari 620.000 kasus
COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari 190 negara dan teritori, mengakibatkan lebih
dari 28.800 kematian dan 137.000 kesembuhan
Pandemi koronavirus 2019–2020 atau dikenal sebagai pandemi COVID-19
adalah peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris:
coronavirus disease 2019, disingkat COVID-19) di seluruh dunia. Penyakit ini
disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah
COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada
bulan Desember 2019.
Virus SARS-CoV-2 diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui
percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk. Percikan ini juga dapat
dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat menyebar akibat
menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah
seseorang. Penyakit COVID-19 paling menular saat orang yang menderitanya
memiliki gejala, meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul.
Periode waktu antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar lima hari,
tetapi dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari. Gejala umum di antaranya
demam, batuk, dan sesak napas. Komplikasi dapat berupa pneumonia dan sindrom
gangguan pernapasan akut. Tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk
penyakit ini. Pengobatan primer yang diberikan berupa terapi simtomatik dan suportif.
Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan di antaranya mencuci tangan,
menutup mulut saat batuk, menjaga jarak dari orang lain, serta pemantauan dan isolasi
diri untuk orang yang mencurigai bahwa mereka terinfeksi.
Pandemi ini telah menyebabkan gangguan sosioekonomi global, penundaan atau
pembatalan acara olahraga dan budaya, dan kekhawatiran luas tentang kekurangan
persediaan barang yang mendorong pembelian panik. Misinformasi dan teori
konspirasi tentang virus telah menyebar secara daring, dan telah terjadi insiden
xenophobia dan rasisme terhadap orang Tiongkok dan orang-orang Asia Timur atau
Asia Tenggara lainnya

1.2. Rumusan Masalah


1. Mengetahui seberapa banyak jumlah penderita covid-19 di Negara
China, Korea Selatan dan Iran
2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penderita covid-19
sembuh dari 3 Negara tersebut.

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui berapa banyak jumlah penderita covid-19 di Negara
China, Korea Selatan dan Iran baik ODP, PDP dan Positif terkena
wabah tersebut.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat menyembuhkan
penderita covid-19 di 3 Negara tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tiga Negara dengan Jumlah Kesembuhan Paling Banyak Penderita


COVID-19
Lebih dari 151 ribu orang di seluruh dunia dinyatakan sembuh dari virus
corona (Covid-19). Tingkat kesembuhan global hingga Senin (30/3) mencapai 20
persen dari total 722.088 infeksi virus corona di seluruh dunia. Sementara itu,
berdasarkan data yang dihimpun situs Worldometers, jumlah pasien yang dinyatakan
meninggal karena virus corona di seluruh dunia mencapai 33.976 orang atau 4,69
persen.
Pandemi virus corona terlihat mulai dapat dikendalikan di negara-negara yang
terdampak lebih awal. Setidaknya ada tiga negara dengan tingkat kesembuhan tinggi,
yakni China, Korea Selatan, dan Iran. Kebijakan lockdown dan menjaga jarak sosial
(social distancing) disinyalir dapat membantu pemerintah menekan wabah
tersebut.Ditambah lagi dengan pengetesan agresif dan penanganan medis yang baik
dapat membantu pemerintah mencapai kemenangan melawan virus corona.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom
Ghebreyesus mengatakan, kapasitas pengetesan yang luas dan menjaga jarak sosial
merupakan langkah terbaik untuk melawan pandemi corona hingga vaksin
ditemukan.Angka kesembuhan yang tinggi di beberapa negara dapat memberikan
harapan bagi negara-negara terdampak, dengan terus mangambil langkah-langkah
untuk menekan penyebaran virus. Berikut 3 sampel Negara yang jumlah penderita
COVID-19 nya paling banyak sembuh, diantaranya adalah :
1. China
Sebagai negara yang pertama kali terdampak, di mana mayoritas kasus global
dan kematian paling banyak berasal dari negara tersebut. Pemerintah China segera
menerapkan kebijakan karantina ketat, termasuk memberlakukan penutupan akses
(lockdown) di provinsi terdampak Hubei pada Januari lalu. Pemerintah China juga
memberlakukan larangan perjalanan dan menggalakkan kampanye menjaga jarak
sosial (social distancing).
Melansir Business Insider Singapore, angka kesembuhan virus corona di
China mulai melampaui jumlah kasus aktif sejak 6 Maret lalu. Pemerintah kemudian
mengklaim bahwa China telah berhasil mengatasi pandemi.Kini China justru
memiliki angka kesembuhan paling tinggi di seluruh dunia yakni 77.467 kasus, 93
persen dari total 83.074 kasus corona yang ada di sana. Pemerintah China tampaknya
sudah dapat mengendalikan jumlah infeksi dari dalam China.Penemuan kasus baru
yang dilaporkan China sebagian besar terdeteksi dibawa oleh orang-orang dari luar
negeri, terutama wilayah terdampak seperti AS dan Eropa. Pemerintah pun
mewajibkan seluruh pendatang dari luar negeri untuk menjalani karantina selama 14
hari.
Sementara itu, menyusul jumlah infeksi domestik yang cenderung menurun,
China mulai melonggarkan kebijakan-kebijakannya terkait virus corona.Pemerintah
China mencabut status lockdown Provinsi Hubei sejak pekan lalu. Status isolasi di
Kota Wuhan, yang menjadi tempat kemunculan dan penyebaran virus corona pertama
kali, juga akan dicabut pada 8 April mendatang.
2. Korea Selatan
Berdasarkan data Worldometers, tingkat kesembuhan dari virus corona di
Korea Selatan telah mencapai 54 persen atau 5.228 dari total 9.661 kasus yang ada di
sana. Sebanyak 4.811 pasien di antaranya sudah diperbolehkan pulang dari rumah
sakit pada Sabtu (28/3) lalu.Dilaporkan The Korea Times pada Senin (30/3), pejabat
kementerian kesehatan Korsel Yoon Tae-ho mengatakan, tingkat kesembuhan yang
terbilang tinggi di Korsel dapat dicapai karena pengujian agresif, pengawasan ketat,
karantina, kebijakan menjaga jarak sosial, serta perawatan medis dari para dokter dan
perawat.
Setelah melaporkan kasus virus corona pertama pada 20 Januari lalu,
pemerintah Korsel mulai memperbanyak tempat tes corona dan mendorong warga
untuk mau memeriksakan diri.Demi mempermudah warga, Korsel menerapkan tes
pemeriksaan gratis hingga membuka tes pemeriksaan Covid-19 melalui layanan
drive-through.
Melansir Anadolu, setidaknya 364.942 orang di Korsel telah melakukan
pemeriksaan virus corona. Sebanyak 341.332 orang dinyatakan negatif, sementara
14.369 lainnya masih menunggu hasil tes keluar. Serupa dengan China, di samping
infeksi domestik yang menurun, Korsel juga dihadapkan dengan kemunculan kasus
baru yang terdeteksi dibawa dari luar negeri.
Untuk itu, pemerintah Korsel memperpanjang kebijakan menjaga jarak sosial
hingga 5 April mendatang untuk meredam penyebaran virus corona. Mereka juga
meminta warga untuk meghindari aktivitas yang memerlukan kontak dekat di tempat
tertutup, seperti kegiatan keagamaan dan kegiatan olahraga di dalam ruangan.
3. Iran
Sebanyak 12.391 dari total 38.309 pasien infeksi virus corona di Iran
dilaporkan sembuh atau 32,3 persen. Lebih dari 11 ribu pasien diperbolehkan keluar
dari rumah sakit pada Jumat (27/3) kemarin. Sementara itu, pasien yang dinyatakan
meninggal sebanyak 2.640 orang.Sejak mengumumkan kematian pertama akibat virus
corona pada 19 Februari lalu, Iran mulai mengambil langkah-langkah untuk
mencegah penyebaran virus corona. Apalagi setelah banyak pejabat Iran yang juga
terinfeksi virus.
Naiknya kasus infeksi virus corona di Iran disebabkan oleh banyaknya
pengakuan warga yang mengalami gejala infeksi. Selain itu, Iran juga telah
memperluas kapasitas pengetesan di seluruh negeri. Kemenkes bahkan mengimbau
para warga untuk mengunjungi situs daring mereka dan melaporkan gejala-gejala
yang berpotensi, beserta identitas mereka. Data yang masuk dalam situs tersebut
digunakan untuk mengidentifikasi jumlah potensi kasus.
Untuk itu, pemerintah Iran menangguhkan kegiatan belajar di sekolah dan
universitas hingga April mendatang dan meniadakan kegiatan di parlemen guna
menekan penyebaran wabah corona. Mereka juga menutup sementara empat situs
ziarah utama di Iran, termasuk makam Fatima Masumeh di Qom. Kegiatan salat
Jumat pun dilarang.
Selain itu, pemerintah juga meminta seluruh warganya untuk tidak bepergian
menjelang liburan Tahun Baru Persia. Namun, imbauan ini tidak dihiraukan oleh
sebagian besar warga.Oleh karena itu, pemerintah Iran memberlakukan aturan
pembatasan akses yang lebih ketat.

2.2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Sembuhnya Penderita COVID-19


Dari 3 Negara tersebut banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan pasien
yang terkena pandemi sembuh dari Covid-19, yaitu :
1. China
- Semua bermula dengan keputusan mengunci Wuhan oleh otoritas Cina. Tepat
pukul 10 pagi 23 Januari 2020, lebih dari 60 juta orang di Hubei, provinsi
tempat Wuhan berada, dikarantina dan dikenakan larangan perjalanan.
- Melindungi kelompok rentan
Dalam kasus wabah yang mengancam kesehatan dan jiwa manusia banyak ini.
Kelompok yang dianggap rentan seperti tenaga kesehatan, geriartri atau lanjut
usia perlu mendapat perlindungan yang optimal. Bukan berarti, orang yang
muda tidak berpotensi tertular virus corona. Melainkan pada kelompok rentan
seperti orang tua, komplikasi yang timbul akibat Covid-19 ini bisa jadi lebih
berat.
- Karantina wilayah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan biostatistik Harvard yang
menggunakan 25.000 data di Wuhan, menunjukkan karantina wilayah ini
mengurangi angka R, yakni kemampuan virus untuk menularkan, dari 3,88
menjadi 1,25. Contohnya, bila 1 orang bisa mentransmisikan atau menularkan
ke 4 orang, maka dengan karantina wilayah orang yang tertular berkurang
menjadi 2 orang. Meskipun untuk menghilangkan Covid-19, maka R harus di
bawah 1. Karantina wilayah ini dilakukan dengan social distancing (jaga jarak
aman) atau physical distancing dan juga pelarangan bepergian ke luar selama
virus corona masih mewabah.
- Menerapkan pengintaian (surveilans) canggih terhadap warganya yang
berisiko terkena COVID-19 supaya tidak menularkan ke lebih banyak orang.
Surveilans China terhadap warganya menggunakan aplikasi pembayaran
bernama Kode Kesehatan Alipay (Alipay Health Code) keluaran Ant
Financial, perusahaan Jack Ma. Ada pula pelacakan berbasis QR-code di
aplikasi perpesanan WeChat keluaran Tencent.Semua warga China perlu
punya aplikasi itu di ponsel mereka, karena pada dasarnya Alipay adalah
aplikasi pembayaran supaya warga bisa bertransaksi tanpa uang tunai. Tiap
orang yang punya Alipay bakal menerima kode warna yang mengindikasikan
kondisi kesehatan:
- Hijau: Anda bukan warga yang perlu karantina, jadi boleh bepergian
- Kuning: Anda harus mengisolasi diri di rumah
- Merah: Anda adalah warga yang diisolasi dengan pengawasan penuh
2. Korea Selatan
- Melakukan pemeriksaan sebanyak 400.000 orang dengan cara drive-thru,
sehingga bisa mengetahui beban penyakit dan lokasinya.Untuk diketahui, cara
tes virus corona drive-thru yang dimaksudkan adalah pasien datang
menggunakan mobil, mengisi formulir dan dapat hasil tesnya. Jika pasien
dilakukan rapid tes, maka hasilnya akan diterima langsung setelah tes usai.
Sementara, jika dilakukan tes laboratorium hasilnya bisa didapatkan dalam
sehari.
- Pemerintah Korea Selatan selalu beri informasi yang terbuka kepada publik.
- Korea Selatan juga melakukan Social Distancing untuk memotong
pertumbuhan kasus. Dengan populasi 51 juta orang, mereka telah menutup
sekolah-sekolah, kantor-kantor dan melarang pertemuan besar.
- Terdapat kamera pengecek suhu di tiap pintu masuk gedung dan petugas
berpakaian pelindung di tempat umum untuk mengingatkan warga agar
mencuci tangan mereka.
- Memiliki aplikasi peringatan terkait jarak dengan area terjangkit atau
memasuki kawasan orang positif Covid-19.
3. Iran
Berikut langkah-langkah yang diambil pemerintah Iran dalam proyek bersama
mengatasi penyebaran dan efek virus Corona:
1. Meliburkan sekolah
Pertama, meliburkan sekolah-sekolah, hauzah ilmiah (pusat pendidikan
keagamaan) dan kampus-kampus universitas. Selain itu, mereka juga
mengurangi jam kerja kantor-kantor pelayanan publik.
2. Rumah sakit dan ambulan khusus
Kedua, menyediakan rumah sakit dan ambulans khusus untuk penanganan
warga yang terjangkiti Corona. Di Tehran saja sudah ditetapkan 18 rumah
sakit khusus menangani pasien Corona dan 50 ambulans.
3. Alokasi dana khusus
Presiden Rouhani menandatangani dana khusus 'perang melawan corona'
sebanyak 2 triliun riyal.
4. Produksi massal masker dan disinfektan
Keempat, dalam hitungan hari membangun pabrik yang mampu memproduksi
100.000 botol larutan dan 35.000 gel desinfektan pada setiap kerja. Iran
melibatkan tentara dalam memproduksi masker dan negara ini tercatat mampu
memproduksi 300 ribu masker dalam setiap shift kerja. Masker dan
desinfektan yang diproduksi ini kemudian dibagikan gratis ke masyarakat.
Pemerintah juga mampu mengendalikan harga masker di pasaran, sehingga
tidak terjadi lonjakan harga yang irasional untuk sebuah masker.
5. Penyemprotan fasilitas umum
Kelima, melibatkan tentara, polisi, dan sukarelawan dalam melakukan
penyemprotan cairan desinfektan di tempat-tempat publik setiap harinya. Di
stasiun, dalam kendaraan publik (bis, metro, kereta api), masjid, sekolah-
sekolah, stadion olahraga dan jalan-jalan umum.
6. Pemeriksaan rutin di area publik
Iran melakukan pemeriksaan kesehatan rutin di tempat-tempat publik dengan
pelibatan santri dan mahasiswa dengan menggunakan alat khusus pendeteksi
pengidap virus corona.
7. Sosialisasi kesehatan diri
Ketujuh, aktif melakukan kampanye menjaga kebersihan dan kesehatan diri
kepada masyarakat, melalui iklan layanan masyarakat, poster, himbauan di
media cetak dan elektronik serta menyampaikan langsung ke masyarakat.
8. Transparansi jumlah kasus corona
Pemerintah Iran juga transparan terkait kasus virus Corona. Penyelenggaraan
pemilu yang sisa dua hari bahkan tidak menghalangi pemerintah untuk
mempublikasikan kasus kematian pertama akibat corona di Iran. Keterbukaan
dan transparansi yang dilakukan Iran demi menjaga kesehatan warganya.
9. Tindakan tegas penyebar hoaks
Iran memandang penting ketersediaan informasi benar terkait efek virus
corona sebagai kebutuhan penting masyarakat. Di sisi lain, pemerintah Iran
juga bertindak tegas terhadap penyebar hoaks dan pihak-pihak yang sengaja
menciptakan kekacauan dengan maksud mengerus kepercayaan publik kepada
pemerintah. Puluhan penyebar hoaks telah dijebloskan ke penjara, dan
hukuman berat telah menanti.
10. Program vaksin dan obat
Pemerintah meluncurkan tiga proyek baru untuk menciptakan vaksin dan obat
ampuh corona. Pemerintah Iran percaya dalam waktu yang tidak lama, vaksin
dan obat ampuh penangkal corona segera ditemukan dan diproduksi besar-
besaran. Hal ini juga didorong karena aktifnya tim medis melakukan
pengecekan kesehatan bahkan sampai rumah ke rumah.
2.3. Data Grafik Neggara terjanggkit Covid-1
19
A
A. Negarra China
*D
Data update teerakhir 03 Apriil 2020 China, Korea Selatann, dan Iran.

KASUS K
K EMATIA
AN CHINA
A
3.34
3.335
3.33
3.325
3.32
3.315
3.31
3.305
3.3
3.295
3.29
Kaasus Kematian 

3i Marett  01‐Apr 02
2‐Apr 03‐Apr 04‐Apr 05‐‐Apr 06‐Apr 07‐Apr 08‐A
Apr 09‐Apr

TOTALL KASUS  CHINA
81.9

81.8

81.7

81.6

81.5

81.4

81.3
T
Total Kasus

31‐Mar 01‐Apr 02‐‐Apr 03‐Apr 04‐Apr 05‐A


Apr 06‐Apr 07‐Apr 08‐Ap
pr 09‐Apr
B. Negara Korea Selatan

KASUS PENYEBARAN KOREA SELATAN
31‐Mar 01‐Apr 03‐Apr 04‐Apr 05‐Apr 06‐Apr 07‐Apr 08‐Apr 09‐Apr

6.973
6.776
6.694
6.598
6.463
6.325
6.021
5.567
5.408

KASUS PENYEBARAN

KASUS KEMATIAN KOREA SELATAN
31‐Mar 01‐Apr 02‐Apr 03‐Apr 04‐Apr 05‐Apr 06‐Apr 07‐Apr 08‐Apr 09‐Apr
204
200
192
186
183
177
174
169
165
162

KASUS KEMATIAN
TOTAL KASUS KOREA SELATAN
31‐Mar 01‐Apr 02‐Apr 03‐Apr 04‐Apr 05‐Apr 06‐Apr 07‐Apr 08‐Apr 09‐Apr

10.423
10.384
10.331
10.284
10.237
10.156
10.062
9.976
9.887
9.786

TOTAL KASUS 

C. Negara Iran

KASUS PENYEBARAN IRAN 
31‐Mar 01‐Apr 02‐Apr 03‐Apr 04‐Apr 05‐Apr 06‐Apr 07‐Apr 08‐Apr 09‐Apr
29.812
27.039
24.236
22.011
19.736
19.736
16.711
16.711
15.473
13.911

KASUS PENYEBARAN
KASUS KEMATIAN IRAN 
31‐Mar 01‐Apr 02‐Apr 03‐Apr 04‐Apr 05‐Apr 06‐Apr 07‐Apr 08‐Apr 09‐Apr

3.992
3.872
3.872
3.603
3.603
3.452
3.161
3.161
3.036
2.757

KASUS KEMATIAN 

TOTAL KASUS IRAN 
31‐Mar 01‐Apr 02‐Apr 03‐Apr 04‐Apr 05‐Apr 06‐Apr 07‐Apr 08‐Apr 09‐Apr
64.586
62.589
62.589
58.226
58.226
55.743
50.468
50.468
47.593
41.495

TOTAL KASUS 

 
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pandemi COVID-19 menjadi wabah yang menakutkan bagi penduduk dunia. Tidak
hanya berpotensi mematikan penduduk tetapi juga dapat merugikan berbagai aspek lainnya
seperti ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat. Penyebaran pandemi COVID 19 jika tidak
segera ditangani bisa semakin luas. Oleh karena itu, Italia yang memiliki jumlah penderita
dan kematian akibat COVID 19 tertinggi sedangkan Tiongkok yang merupakan negara paling
awal ditemukan COVID 19 memiliki berbgai kebijakan untuk mengatasi pandemi tersebut.
Berbagai faktor dapat menjadi penghalang dalam penghentian penyebaran pandemi tersebut
akan tetapi berbagai evaluasi kebijakan terus dilakukan guna mencegah penularan semakin
luas.

Berdasarkan pada bembahasan diatas berbagai faktor yang menjadi pembeda antara
Italia dan Tiongkok dalam mengatasi Pandemi COVID 19 anatara lain:

1. Tiongkok mempunyai sistem pemerintahan yang lebih totoriter


sehingga mudah untuk mengatur warga negaranya untuk melakukan
pembatasan secara ketat. Berbeda dengan Italia yang memiliki paham
demokratis liberal yang masyarakatnya masih menyepelekan di awal-awal
penyebaran COVID 19 dinegaranya. Sehingga perlu pengerahan militer dan
hukuman penjara untuk menertibkan masyarakatnya ditengah pandemi.
2. Tiongkok mampu membuat fasilitas kesehatan untuk menampung
ribuan pasien corona dengan waktu 2 pekan, sementara Italia melakukan
koordinasi dengan Uni Eropa dan negara sekitarnya untuk membantu
penyediaan fasilitas kesehatan dan tenaga medis.
3. Berbagai insetif ekonomi diberikan kepada warga Italia yang belum
terpapar supaya tidak kawatir ketika masa lockdown, sedangkan Tiongkok
hanya berfokus kepada penanganan kesehatannya untuk mengjilangkan wabah
sehingga dengan hilangnya COVID 19 diharapkan akan memulihkan kembali
perekonomian negaranya.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal:
Budi Asyhari-Afwan. 2011. “Nasionalisme–Pragmatis: Pilihan Model Kapitalisme a la Cina”.
JurnalMAARIF, Vol.06, No.02 November 2011, Hal 73-85
Djalante, Riyanti et.al. 2020. “Building resilience against biological hazards and pandemics: COVID-
19 and its implications for the Sendai Framework”. Progress in Disaster Science (6)2-6.
Ghebreyesus,Tedros Adhanom, Soumya Swaminathan. 2020. “COVID-19 Control in China During
Mass Population Movements at New Year”. The Lancet.Vol(395). 7 Maret 2020.
Indolfi, Ciro, Carmen Spaccarotella. 2020. “The Outbreak of COVID-19 in Italy: Figthing the
Pandemic”. Jurnal Pre-proff. https://doi.org/10.1016/j.jaccas.2020.03.012, diakses pada 4 April
2020.
Remuzzi, Guiseppe, Andrea Remuzzi. 2020. “COVID-19 and Italy: What Next?”.The
Lancet.https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30627-9, diakses pada 4 April 2020.
Shereen, Muhammad Adnan et.al. 2020. “COVID-19 Infection: Origin, Transmission, and
Characteristics of Human Corona Viruses”. Journal of Advanced Research( 24) 91–98.
Harian Online:
Aria, Pingit. 2020. “Aturan dan Efek Lockdown di Italia, Bagaimana Cegah Corona di Indonesia?,
https://katadata.co.id/berita/2020/03/16/aturan-efek-lockdown-di-italia-bagaimana-cegah-
corona-di-indonesia. diakses pada 5 Maret 2020
CNN Indonesia. 2020. “Ahli: Lockdown Wuhan Sukses Blokir700 ribu Kasus Baru Corona”,
https://m.cnnindonesia.com/teknologi/20200401121458-199-489063/ahli-lockdown-wuhan-
sukses-blokir-700-ribu-kasus-baru-corona, diakses pada 5 Maret 2020
CNN Indonesia. 2020. “Ekspor China AnjlokImbas Virus Corona”,
https://m.cnn.indonesia.com/ekonomi/20200113181248-532-464991/ekspor-china-anjlok-
imbas-virus-corona. diakses pada 5 Maret 2020
Lestari, Lili. 2020. “Italia Lockdown: Kasus Kematian Bertambah, Ekonomi Terpukul”,
https://amp.wartaekonomi.co.id/berita276930/italia-lockdown-kasus-kematian-bertambah-
ekonomi-terpukul/1. diakses pada 5 Maret 2020
Nathaniel, Felix. 2020. “Bagaimana Masyarakat Dunia Bertahan Hidup di Tengah Lockdown?”,
https://tirto.id/bagaimana-masyarakat-dunia-bertahan-hidup-di-tengah-lockdown-eFFk. diakses
pada 5 Maret 2020
Rachman, Syaiful. 2020. “Geram Warga Italia remehkan Corona, Cuadrado: Ikuti Instruksi
Pemerintah”. https://www. Suara.com/bola/2020/30/20/223136/geram-warga-italia-remehkan-
corona-cuadrado-ikuti-intruksi-pemerintah, diakses pada 5 Maret 2020
Website lainnya:
www.covid19.go.id. diakses tanggal 4 pril 2020
www.who.int.diakses tanggal 4 pril 2020
www.kemenlu.go.id. diakses tanggal 4 pril 2020

Anda mungkin juga menyukai