Anda di halaman 1dari 10

Proses Infeksi

Secara sederhana, penempelan antara virus dan sel inang akan menyebabkan


terjadinya fusi atau peleburan selubung virus dengan membran sel.[5] Selanjutnya, partikel virus
tersebut akan berada di dalam sel inang dan dimulailah proses perbanyakan (replikasi) materi
genetik virus yang berupa RNA utas tunggal.[5] RNA tersebut akan diubah menjadi DNA utas
ganda terlebih dahulu melalui rangkaian proses yang kompleks dengan bantuan enzim
transkriptase balik.[4] DNA utas tunggal virus akan menjadi bagian (terintegrasi) dalam genom
sel inang dengan bantuan enzim integrase.

Protein E

Protein E (DIII) atau envelope merupakan salah satu protein struktural penyusun dari
virus zika. Protein E (DIII) merupakan protein virus zika yang telah diketahui berperan penting
pada proses infeksi dan replikasi. Protein E (envelope) berperan penting pada saat infeksi karena
memediasi perlekatan virus dengan reseptor pada permukaan sel, oleh karena itu senyawa atau
antibodi yang dapat menghambat proses ini berpeluang untuk dikembangkan sebagai antivirus
untuk penangan virus zika

Struktur protein selubung, terdapat 3 domain yang penting untuk proses infeksi, yaitu
domain I berfungsi proses perubahan konfirmasi ketika partikel DENV menempel dengan
reseptor, domain II berperan pada saat fusi dengan membran sel dan domain III bagian yang
menempel pada reseptor sel

Teknik hibridoma 

Adalah teknik pembuatan sel yang dihasilkan dari fusi antara sel B limfosit dengan


sel kanker.[1] Sifat dari sel hibridoma ini adalah imortal. [1] Proses pembuatan dari sel hibridoma
adalah sebagai berikut, pertama-tama dilakukan proses imunisasi dengan
menggunakan antigen tertentu.[1] Kemudian dipisahkan sel B-limfosit dari organ limpa, lalu sel
ini difusikan dengan sel kanker immortal. [1] Tahapan fusi sel hibridoma ini dilakukan dengan
membuat membran sel menjadi lebih permeabel. [1] Sel hibrid hasil fusi inilah yang disebut
sebagai sel hibridoma yang merupakan sel imortal yang dapat menghasilkan antibodi. [1] Dalam
percobaan yang umum dilakukan, proses pembuatan sel hibridoma dilakukan dengan
menggunakan sel mieloma NS-1 dan sel limpa dari mencit
Teknik hibridoma adalah teknik pembuatan sel yang dihasilkan dari fusi antara sel B
limfosit dengan sel kanker. Sel B limfosit diperoleh dari hewan biasanya tikus yang diimunisasi
dengan antigen terntentu, kemudian sel ini difusikan dengan sel mieloma (tumor sel plasma). Sel
hibrid hasil fusi inilah yang disebut sebagai sel hibridoma yang merupakan sel yang dapat
menghasilkan antibodi.

Masalah antibodi dr hewan?


Dilakukan pengembangan selanjutnya
Chimeric antibodi
–Dibuat dengan menggabungkan fraksi variabel antibodi tikus dengan fraksi konstan antibodi
manusia
–Sifat antibodi ini 65% manusia
Contohnya infliximab sebagai obat autoimun (target TNF)
Human antibodi
–Dihasilkan oleh tikus transgenik 􀃆tikus yang genomnya sudah disisipi gen pengkode antibodi
manusia
–Sifat 100% manusia
Contohnya adalimumab

Asam amino
Ikatan Nonkovalen

- Ikatan elektrostatik (ikatan ion)

Sebagai contoh, asam amino aspartat dan glumatat bermuatan negatif, sedangkan lisin,
histidin, dan arginin bermuatan positif. Muatan yang berbeda tsb menyebabkan asam amino tersebut
dapat membentuk ikatan ionik.

- Ikatan Hidrogen

Misalnya:
Asam nukleat : adenin-timin
Guanosine-sitosin
Protein : Gugus (amino) dan CO (gugus karboksil)
- Ikatan hidrofobik
Ikatan nonpolar, contohnya seperti ikatan anntara dua atom karbon dan antara atom karbon
dengan atom hidrogen.
Ikatan kovalen

Merupakan ikatan pemakaian electron secara bersamaan.

Aturan Lipisnski
Aturan Lipinski ini menyatakan bahwa secara umum, obat yang aktif tidak boleh memiliki lebih dari
satu pelanggaran terhadap kriteria berikut :
1. Tidak lebih dari 5 donor ikatan hidrogen (jumlah total ikatan nitrogen - hidrogen dan oksigen -
hidrogen).
2. Tidak lebih dari 10 akseptor ikatan hidrogen (semua atom nitrogen atau oksigen).
3. Massa molekul kurang dari 500 dalton.
4. Koefisien partisi oktanol-air (log-P) yang tidak melebihi 5.
Satuan
Mol adalah satuan pengukuran dalam Sistem Satuan Internasional (SI) untuk jumlah zat. Satuan ini
didefinisikan sebagai jumlah zat kimia yang mengandung jumlah partikel representatif,
misalnya atom, molekul, ion, elektron, atau foton, yang setara dengan jumlah atom dalam
12 gram karbon-12 (12C), isotop karbon dengan berat atom standar definitif 12. Jumlah ini dinyatakan
sebagai bilangan Avogadro, dengan nilai pendekatan 6.022140857×1023 mol−1.
Mol banyak digunakan dalam kimia sebagai cara mudah untuk menyatakan jumlah reaktan dan
produk pada reaksi kimia. Misalnya, persamaan reaksi 2 H2 + O2 → 2 H2O berarti bahwa 2
mol dihidrogen (H2) dan 1 mol dioksigen (O2) bereaksi membentuk 2 mol air (H2O). Mol juga
digunakan untuk menyatakan jumlah atom, ion, atau entitas elementer lainnya dalam sampel zat
tertentu. Konsentrasi larutan umumnya dinyatakan sebagai molaritas, yang didefinisikan sebagai
jumlah mol zat terlarut per liter larutan.
joule per mol, J·mol-1, adalah satu satuan terbitan SI bagi energi per jumlah bahan. Energi diukur
dalam satuan joule, dan jumlah bahan dihitung dalam satuan mol.[1]

Elisa

ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) atau 'penetapan kadar imunosorben taut-enzim' merupakan


uji serologis yang umum digunakan di berbagai laboratorium imunologi. Uji ini memiliki beberapa
keunggulan seperti teknik pengerjaan yang relatif sederhana, ekonomis, dan memiliki sensitivitas yang
cukup tinggi. ELISA diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Peter Perlmann dan Eva Engvall untuk
menganalisis adanya interaksi antigen dengan antibodi di dalam suatu sampel dengan
menggunakan enzim sebagai pelapor (reporter label).

- ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) DIRECT


Teknik ELISA ini merupakan teknik ELISA yang paling sederhana. Teknik ini seringkali
digunakan untuk mendeteksi dan mengukur konsentrasi antigen pada sampel ELISA direct
menggunakan suatu antibody spesifik (monoklonal) untuk mendetaksi keberadaan antigen yang
diinginkan pada sampel yang diuji.
- ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)  INDIRECT
ELISA Indirect ini pada dasarnya juga merupakan teknik ELISA yang paling sederhana,
hanya saja dalam teknik ELISA indirect yang dideteksi dan diukur konsentrasinya merupakan
antibody.
PCR
PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi
keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga digunakan untuk
mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.

Tes PCR untuk Mendiagnosis COVID-19


- Prosedur pemeriksaan diawali dengan pengambilan sampel dahak, lendir, atau cairan
dari nasofaring (bagian antara hidung dan tenggorokan), orofaring (bagian antara mulut
dan tenggorokan), atau paru-paru pasien yang diduga terinfeksi virus Corona.
- Selanjutnya, sampel dahak akan diteliti di laboratorium.
- Nah, karena virus Corona penyebab COVID-19 merupakan virus RNA, deteksi virus ini
dengan tes PCR akan diawali dengan proses konversi (perubahan) RNA yang ditemukan
di sampel menjadi DNA.
- Proses mengubah RNA virus menjadi DNA dilakukan dengan enzim reverse-
transcriptase, sehingga teknik pemeriksaan virus RNA dengan mengubahnya dulu
menjadi DNA dan mendeteksinya dengan PCR disebut reverse-transcriptase polymerase
chain reaction (RT-PCR).
- Setelah RNA diubah menjadi DNA, barulah alat PCR akan melakukan amplifikasi atau
perbanyakan materi genetik ini sehingga bisa terdeteksi. Jika mesin PCR mendeteksi
RNA virus Corona di sampel dahak atau lendir yang diperiksa, maka hasilnya dikatakan
positif.
Elektroforesis DNA
Penentuan UKURAN nukleotida
Sekuensing
Penentuan URUTAN nukleotida

Tes PCR untuk Memastikan Hasil Rapid Test


- rapid test bukanlah tes untuk mendiagnosis. Rapid test hanyalah pemeriksaan penyaring
atau skrining untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM dan IgG yang dihasilkan tubuh
ketika terpapar virus Corona.
- Perlu diketahui, pembentukan antibodi IgM dan IgG membutuhkan waktu yang cukup
lama, bisa hingga 2–4 minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. Oleh sebab itu, hasil
negatif pada rapid test tidak bisa dijadikan penentu seseorang tidak terinfeksi virus
Corona.
- Hasil positif pada rapid test juga tidak bisa dijadikan penentu bahwa seseorang
terinfeksi virus Corona. Hal ini karena antibodi yang terdeteksi bisa saja IgM dan IgG
yang dibentuk oleh tubuh karena infeksi virus yang lain, termasuk virus dari
kelompok coronavirus selain SARS-CoV-2. Hasil seperti ini dikatakan hasil positif palsu
(false positive).
- Di sinilah pentingnya melakukan tes PCR. Tes PCR akan memastikan hasil dari rapid test.
Sampai saat ini, tes PCR merupakan pemeriksaan diagnostik yang dianggap paling akurat
untuk memastikan apakah seseorang menderita COVID-19 atau tidak.
Kenapa parenteral?
Asam lambung dapat merusak insulin sehingga membuatnya menjadi tidak efektif lagi. Terlebih, tebalnya lapisan
mucus pada usus manusia membuat insulin sulit untuk diabsorbsi. Suatu penelitian menunjukkan bahwa hanya
sedikit insulin yang dapat diabsorbsi dan masuk ke pembuluh darah. 

*sifat protein tidak tahan asam

Efeksamping:
–Yang paling seringmunculadalahreaksialergi
–Infeksiserius
–Gangguansistempencernaandansistemsyaraf
Proses metabolik (reaksi biokimiawi) diatur dan dilangsungkan atas pengaturan enzim, sedangkan aktivitas enzim
diatur lagi oleh hormon, agar terjadi hubungan yang harmonis antara proses metabolisme yang satu dengan yang lain
(Sediaoetama, 2008).

Respon tubuh terhada antigen


antibodi men `coated` virus sehingga virus tidak dapat masuk ke sel. ikatan ag-ab akan menarik
makrofag dan sel fagosit. Bakteri akan dimakan dan dieleminasi.

*detail
Respons imun tubuh dipicu oleh masuknya antigen/mikroorganisme ke dalam tubuh dan dihadapi oleh sel
makrofag yang selanjutnya akan berperan sebagai antigen presenting cell (APC). Sel ini akan menangkap
sejumlah kecil antigen dan diekspresikan ke permukaan sel yang dapat dikenali oleh sel limfosit T
penolong (Th atau T helper). Sel Th ini akan teraktivasi dan (selanjutnya sel Th ini) akan mengaktivasi
limfosit lain seperti sel limfosit B atau sel limfosit T sitotoksik.
Kalibrasi
Serangkaian tindakan pada kondisi tertentu untuk menentukan tingkat kesamaan nilai yang diperoleh dari
sebuah alat atau sistem ukur, atau nilai yang direpresentasikan dari pengukuran bahan dan
membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari suatu acuan standar pada kondisi tertentu.
Validasi
Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan,
sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa
mencapai hasil yang diinginkan.

Struktur protein

1. Struktur primer merupakan ikatan-ikatan peptida dari asam amino-asam amino


pembentuk protein tersebut.
2. Struktur sekunder terbentuk dari ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus-gugus
amina dengan atom hidrogen pada rantai samping asam amino, sehingga membentuk
lipatan-lipatan, misalnya membentuk α-heliks.
3. Struktur tersier. Interaksi struktur sekunder yang satu dengan struktur sekunder yang
lain melalui ikatan hidrogen, ikatan ion, atau ikatan disulfida (-S-S-),misalnya terbentuk
rantai dobell-heliks.
4. Struktur kuartener. Struktur yang melibatkan beberapa peptida sehingga membentuk
suatu protein.Pada peristiwa ini, kadang-kadang terselip molekul atau ion lain yang
bukan merupakan asam amino, misalnya pada hemoglobin, yang pada proteinnya terselip
ion Fe3+.

C. Sifat-sifat Protein

1. Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar.
2. Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam atau basa.
3. Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter. Pada titik isoelektriknya, protein
mengalami koagulasi sehingga dapat dipisahkan dari pelarutnya.
4. Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada denaturasi, protein
mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier sampai struktur primernya.

D. Protein Konjugasi

Protein konjugasi merupakan senyawa protein yang mengikat (terikat dengan) molekul lain yang
bukan protein. Protein konjugasi terdiri atas :

1. Nukleoprotein, merupakan protein yang terikat pada asam nukleat, terdapat pada inti sel
dan kecambah biji-bijian.
2. Glikoprotein, merupakan protein yang berikatan dengan karbohidrat, terdapat pada
musin kelenjar ludah, hati dan tendon.
3. Posfoprotein, merupakan protein yang berikatan dengan fosfat yang mengandung lesitin,
terdapat pada susu atau kuning telur.
4. Lipoprotein, merupakan protein yang terikat pada lipid (lemak), misalnya serum darah,
kuning telur atau susu.
5. Kromoprotein (metaloprotein), merupakan protein yang mengikat pigmen atau ion
logam, misalnya hemoglobin.

E. Fungsi Protein

Protein sangat besar peranannya dalam proses metabolisme tubuh, terutama dalam pembentukan
sel-sel baru untuk menggantikan sel yang rusak. Selain itu, fungsi protein lainnya adalah:

1. Sebagai enzim. Enzim merupakan biokatalis. Bagian utama molekul enzim yang disebut
apoenzim merupakan molekul protein.
2. Alat angkut (protein transport). Hemoglobin merupakan protein yang berperan
mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin berperan dalam pengangkutan
ion besi di dalam plasma darah yang selanjutnya dibawa ke dalam hati.
3. Pengatur gerakan (protein kontraktil). Gerakan otot disebabkan oleh dua molekul
protein yang saling bergeseran.
4. Penyusun jaringan (protein struktural). Berfungsi sebagai pelindung jaringan
dibawahnya, misalnya keratin pada kulit dan lipoprotein yang menyusun membran sel.
5. Protein cadangan. Merupakan protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan,
misalnya kecambah dan ovalbumin.
6. Antibodi (protein antibodi). Berperan dalam melindungi tubuh dari mikroorganisme
patogen.
7. Pengatur reaksi (protein pengatur). Berfungsi sebagai pengatur reaksi di dalam tubuh,
misalnya insulin yang berperan dalam mengubah glukosa menjadi glikogen.
8. Pengendali pertumbuhan. Bekerja sebagai penerima (reseptor) yang dapat
memengaruhi fungsi bagian-bagian DNA.

Suatu peristiwa penggabungan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dalam klorofil dengan
bantuan cahaya matahari untuk membentuk karbohidrat. Peristiwa fotosintesis dilakukan oleh
tumbuhan yang memiliki klorofil Klorofil merupakan zat hijau daun yang berperan penting
dalam proses fotosintesis untuk menyerap energi matahari sehingga dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi.
Respirasi merupakan proses penguraian glukosa menjadi air dan karbondioksida. Respirasi
dibedakan menjadi dua macam yaitu respirasi Aerob dan anaerob. Respirasi Aerob merupakan
respirasi yang memerlukan oksigen contohnya yaitu respirasi pada tumbuhan tingkat tinggi.
Sedangkan Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak memerlukan oksigen.
Proses Replikasi Virus
1. Attachment (Perlekatan) ; proses kapsid virus atau envelope protein melekat / berikatan secara
spesifik pada reseptor sel target
2. Penetrasi ; Proses masuknya virus kedalam sel
- FUSI : untuk virus yang memiliki amplop
- Endocytosis : untuk virus yang tidak beramplop
3. Uncoating ; asam nukleat virus terpisah dari coat proteinnya
4. Transkripsi dan Translasi
- Transkripsi adalah sintesa RNA dari RNA atau DNA templet
- Tranlasi adalah sintesa protein dari informasi genetik pada mRNA
5. Maturasi (=assembly). Diawali dengan perakitan protein kapsid yang diikuti dengan packaging
genom virus.
6. Pelepasan (release). Virus yang ber-envelop lepas melalui budding (membran plasma sel inang
membentuk envelop virus), sedangkan virus yang tidak ber-envelop lepas melalui ruptur membran plasma
sel inang (sel inang mati).

Asam Nukleat
- DNA adalah asam nukleat yang di dalamnya terkodekan (tersandikan) informasi bagi sintesis
semua protein sel.
- RNA adalah asam nukleat berutas tunggal yang berfungsi untuk mengolah informasi yang
disandikan di dalam DNA bagi sintesis protein melalui transkripsi dan translasi.
Replikasi
- menghasilkan untai DNA baru yang sama persis dengan DNA induknya
Transkripsi
- proses pemindahan kode genetis dari DNA ke RNA tepatnya jenis m-RNA
Translasi
- adalah proses sintesis protein yang telah dikodekan pada mRNA

Anda mungkin juga menyukai