27
28
2.2 HERNIA
2.2.1. Pengertian Hernia
Hernia merupakan penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskuloaponeurotik
dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia (Jong, 2005).
Hernia merupakan penonjolan visus atau organ dari posisi normal (dari satu
ruang ke ruang lain) melalui pintu yang lemah. Hernia terjadi pada locus
minorus resistensi atau daerah dengan resistensi rendah. Kantong hernia
merupakan divertikulum dari peritoneum dan mempunyai leher dan badan. lsi
hernia dapat terdiri atas setiap struktur yang ditemukan dan dapat merupakan
sepotong kecil omentum sampai organ padat yang besar. Pelapis hernia
dibentuk dari lapisan-lapisan dinding abdomen yang dilewati oleh kantong
hemia.
4) Hernia Strangulata
Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap
dan terjadi gangguan pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga
dapat terjadi nekrosis. Jika yang mengalami strangulasi hanya sebagian
dinding usus disebut Hernia Richter. Biasanya pasase usus masih ada,
mungkin terganggu karena usus terlipat sehingga disertai obstruksi usus.
Apabila sebagian dinding kantong hernia terbentuk dari organ yang
merupakan isis hernia seperti caecum, kolon sigmoid atau kandung kemih,
disebut hernia geser. Hernia geser dapat terjadi karena isi kantong berasal
dari organ yang letaknya retroperitoneal.
Menurut letaknya dibagi menjadi 6, yaitu:
1) Hernia inguinalis, terjadi apabila kantong dan isi hernia masuk ke dalam
annulus internus dan penonjolan pada trigonum Hasselbach . Hernia
inguinalis dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Hernia inguinalis lateralis
Hernia inguinalis lateralis (indirek) merupakan suatu benjolan yang
melewati annulus internus dan kanalis inguinalis yang terletak di
lateral pembuluh darah arteri dan vena epigastrika inferior dan hernia
dapat sampai ke scrotum yang disebut hemia scrotalis . Benjolan ini
dapat keluar masuk tergantung dari tekanan di dalam abdomen.
b. Hernia inguinalis medialis.
Hernia inguinalis medialis (direk) adalah hernia yang kantongnya
menonjol langsung ke anterior melalui dinding posterior canalis
inguinalis medial terhadap arteri vena epigastrika inferior. Pada hernia
ini mempunyai conjoint tendo yang kuat, hernia ini tidak lebih hanya
penonjolan umum dan tidak pernah sampai ke skrotum. Hernia ini
sering ditemukan pada laki-laki terutama laki-laki yang sudah lanjut
usia dan tidak pernah ditemukan pada wanita. Hernia direk sangat
jarang bahkan tidak pernah mengalami strangulasi atau inkaserata.
Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan hernia inguinalis direk
30
2) Hernia dapatan atau akuista yaitu hernia yang timbul karena berbagai faktor
pemicu. Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali congenital atau
kelemahan dinding.
2.2.3. Etiologi
Penyebab terjadinya hernia, yaitu:
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian
dalam hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat tempat
tertentu.
b. Hernia congenital tidak sempurna
Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai
defek pada tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan
tahun) setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena
dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan, batuk,
menangis).
4. Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan
tetapi disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya,
antara lain:
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang
sering mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.
b. Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya
yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia
karena banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban
kerja jaringan ikat penyokong pada LMR.
c. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d. Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.
32
e. Sikatrik.
f. Penyakit yang melemahkan dinding perut.
g. Merokok
h. Diabetes mellitus
2.2.5. Penatalaksanaan
2.2.5.5 Manajemen Medis
Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan
jalan pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa
ditegakkan. Adapun jenis tindakan pembedahan untuk hernia, yaitu:
1) Herniotomy
a. Indikasi Pembedahan
Pada pasien yang mengalami hernia dimana tidak dapat kembali
dengan terapi konservatif.
Pada pasien hernia ingunalis lateralis, hernia ingunalis lateralis
inkarserata, hernia ingunalis medialis (hernia ingunalis direkta),
hernia femoralis dan hernia femoralis inkarserata.
b. Kontra Indikasi
Pasien dengan peninggian tekanan intra abdomen.
33
1. Duk Klem 5
2. Desinfeksi Klem 1
3. Pinset Cirugis 2
4. Pinset Anatomis 2
5. Scaple Handle 1
No. 3
35
6. Mosquito Klem 1
7. Pean Bengkok 6
8. Pean Lurus 2
9. Kocher Lurus 2
10. Gunting 1
Metzembaum
36
14. Langenbeck 2
2. Bengkok 1
3. Cucing 1
4. Couter / 1/1
Conection
Suction
o Set Linen
Jumlah
No. Jenis Linen Gambar
(Buah)
1. Scort Steril 6
3. Sarung meja 1
mayo
4. Handuk streil 6
d. Instrumentasi Teknik
Lakukan serah terima pasien dengan perawat ruang rawat inap di
ruangan premedikasi.
Saat pasien berada di ruang premedikasi, lakukan proses sign in
sebelum dilakukan induksi anestesi, meliputi:
o Konfirmasi identitas, area operasi, tindakan operasi, dan lembar
persetujuan operasi.
o Penandaan area operasi
39
2) Herniorafi (Hernioplasty)
a. Definisi
Suatu tindakan dengan cara memotong kantong hernia, menutup defek
dan menjahit pintu hernia.
b. Ruang lingkup
Benjolan di daerah inguinal dan dinding depan abdomen yang masih
bisa dimasukkan ke dalam cavum abdomen. Kadang benjolan tidak bisa
diamsukkan ke cavum abdomen disertai tanda-tanda obrtruksi seperti
muntah, tidak bisa BAB serta nyeri.
c. Indikasi Operasi
- Hernia reponibel
- Hernia irreponibel
- Hernia inkaserata
- Hernia strangulata
d. Teknik Operasi
Dengan menggunakan Metode Bassini merupakan teknik herniorafi
yang pertama dipublikasi, dilakukan rekonstruksi dasar lipat paha
dengan cara mengaproksimasi muskulus transversus abdominis, dan
fasia transversalis dengan traktus iliopubik dan ligamentum inguinale.
Teknik dapat diterapkan baik pada hernia direk maupun indirek.
Herniotomi dan Herniorafi menurut Bassini
o Pasien tidur dalam posisi terlentang. Dilakukan antisepsis pada
daerah sekitar lipat paha sesisi hernia.
o Lakukan anastesi lokal menurut Brown dengan novokain 1% pada
tempat-tempat berikut:
- Suntikan intrakutan sampai membenjol pada tempat kira-kira dua
jari medial sias.
43
2. Manajemen keperawatan
a. Pre operasi :
Pengkajian : ditujukan pada nyeri, ada tonjolan (pembengkakan) di daerah
inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang hernia dan penanganannya.
Pengkajian juga ditujukan pada riwayat. Diagnosa keperawatan : masalah
keperawatan yang bisa muncul adala gangguan kenyamanan, kecemasan,
kurang pengetahuan dan resiko tinggi terjadi reinkarserata. Intervensi
keperawatan (secara umum) ; beri posisi kepala tempat tidur ditinggikan, bila
hernia turun/menonjol dimasukan kembali secara manual, anjurkan
menggunakan sabuk hernia, beri analgesik sesuai advis, hindari manuever yang
bisa meningkatkan tekanan intraabdominal : batuk kronik, angkat berat,
mengedan secara kuat dan anjurkan untuk kompres dingin pada daerah yang
bengkak.
b. Post operasi :
Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah resiko tinggi
infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka operasi,
dan pendidikan pasien untuk perencanaan pulang.