BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Karena banyaknya pedagang gorengan khususnya pisang molen di Tomoni yang menggunakan bahan
dasar pisang. Dari bahan tersebut mereka hanya mengambil daging buahnya saja, sedangkan kulitnya
dibuang begitu saja, hingga menimbulkan bau tidak sedap. Atas dasar itulah kami ingin mencari solusi
dari permasalahan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Zat apa saja yang terkandung dalam kulit pisang ?
2. Apakah kulit pisang dapat diubah menjadi energi listrik?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mencari solusi dari sampah kulit pisang yang dibuang begitu saja.
2. Mencari energi alternatif dari kulit pisang.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Mendaurulang limbah yang terbuang begitu saja.
2. Menciptakan energi yang ramah lingkungan.
E. HIPOTESIS
- Kulit Pisang Dapat Diubah Menjadi Energi Listrik
- Daun
Masyarakat pedesaan memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkus makanan,biasanya membungkus
kue-kue tradisional dan pembungkus nasi dan dimanfaatkan juga sebagai pakan ternak seperti
kambing,sapi dan kerbau.
- Buah
Buah pisang selain dimanfaatkan sebagai sumber vitamin dan mineral juga dapat dimanfaatkan menjadi
produk olahan antara lain pisang sale, tepung pisang, sari buah, buah dalam sirup, keripik pisang dan
berbagai olahan kue moderen dan tradisional. Buah pisang mengandung vitamin C, B kompleks, B6.
Pisang bisa menjadi pengganti makanan pokok, sehingga mengurangi ketergantungan rakyat Indonesia
terhadap beras.
- Bunga
Bunga pisang disebut juga jantung pisang, karena bentuknya seperti jantung. Biasanya dimanfaatkan
untuk membuat sayur,karena kandungan protein dan vitaminnya. Selain dibuat sebagai sayur bunga
pisang dapat juga dijadikan manisan dan acar.
- Kulit buah
Kulit buah ini biasanya digunakan senagai bahan pakan ternak, namun seiring berjalannya waktu limbah
kulit pisang ini tidak lagi digunakan sebagai pakan ternak melainkan sebagai energi listrik yang ramah
lingkungan.
B. Teori Dasar Sel Listrik
Baterai merupakan sistem elektrokimia. Tiap sel baterai terdiri atas elektroda yang berbeda dipisah
satu sama lain dalam cairan penghantar yang disebut elektrolit. Masing-masing elektroda memiliki sistem
sendiri dan menghasilkan potensial yang beda. Perbedaan potensial di antara keduanya disebut
elektromotive force. Energi kimia yang dihasilkan dari reaksi sel merupakan sumber listrik yang
disuplai baterai ketika digunakan. Zat-zat periaksi dalam sel sekunder secara lengkap dan efisen dapat
dikembalikan ke keadaan asalnya dengan memberkan arus listrik dengan arah yang berlawanan, tetapi
dalam sel primer hal ini tidak mungkin atau hanya sebagian saja. Hanya jenis tertentu saja dari baterai
primer yang dapat diperbaharui, yaitu dengan cara menggati elektroda dan slektrolotnya.
Ketika dua terminal sel dihubungkan dengan sirkuit luar dan kabel, arus yang mengalir proporsional
dengan besarnya EMF dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan baterai dan sirkuit luar. Arus
mengalir melewati elektrolit oleh partikel muatan yang disebut ion dan melewati bagian logam dari sirkui
oleh elektron. Reaksi kimia terjadi pada permukaan elektroda di mana terjadi perubahan dari konduksi
elektronik menjadi konduksi ionik dan sebaliknya.
Alat :
Pisau
Gergaji besi
Obeng
Batang lidi
Jam dinding
Cara membuat :
1. Siapkan semua barang yang dibutuhkan secara lengkap
2. Potong kulit pisang kecil-kecil
3. Buka tutup baterai ( - ) menggunakan gergaji besi, hati-hati batang karbon jangan sampai patah
4. Keluarkan semua isi karbon pembatas antara positive dan negative jangan sampai robek dan rusak
5. Masukkan kulit pisang yang sudah dipotong-potong menggunakan batang lidi dan tutup kembali tutup
baterai dengan rapi
6. Cek aliran listrik dengan menggunakan jam dinding
BAB IV PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan untuk mengetahui apakah kulit pisang berpotensi sebagai baterai ternyata benar,
bahwa memang kulit pisang berpotensi menjadi batrai kering ramah lingkungan. Percobaan yang
dilakukan oleh kami dapat membuktikan bahwa, kalau baterai kulit pisang yang kami buat dapat
menghasilkan listrik. Untuk kulit pisang kepok menggunakan jam dinding menghasilkan listrik selama
satu hari satu malam sedangkan kulit pisang susu menghasilkan listrik selama tujuh hari.
Baterai kulit pisang hasil percobaan kami dalam menghantarkan listrik tidak sesempurna seperti baterai
umumnya. Hal ini karena faktor yang kurang mendukung penelitian yang dilakukan oleh kelompok kami.
Salah satu faktor tersebut adalah kurangnya sarana dan prasarana.
Konstruksi baterai kulit pisang sama dengan batrerai biasa. Perbedaannya hanya pada elektrolitnya. Kulit
pisang mangandung beberapa mineral yang dapat berfungsi sebagai elektrolit. Mineral yang terdapat pada
kulit pisang yang terbanyak adalah kalium (K+). Kulit pisang juga mengandung garam yodium yang
mengandung klorida (Cl-) dalam jumlah sedikit reaksi antara kalium dan garam sodium dapat membentuk
garam kalium klorida (KCl).
Menurut Drs, Asep Jamal 2008 (KCl) merupakan elektrolit kuat yang mampu terionisasi dan mampu
menghantarkan arus lisrtrik. Pisang juga mengandung magnesium dan seng. Magnesium dapat bereaksi
dengan klorida menjadi elektrolit kuat.
Dalam penelitian ini juga melakukan percobaan dengan baterai dengan pastanya yang telah diambil dan
dibiarkan kosong sebagai kontrol, kemudian dilakukan menggunakan jam dinding, ternyata tidak
menyala, ini membuktikan bahwa batrei yang tidak mempunyai pasta ( zat elektrolit ) tidak mampu
manghantarkan arus listrik.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis ternyata:
1. Semua kulit pisang dapat menghasilkan energi listrik dalam bentuk baterai kering
2. Di dalam kulit pisang terkandung zat yang dapat menghasilkan energi listrik, yaitu kalium ( K+ ) dan
klorida ( Cl- ) yang apabila digabungkan akan menghasilkan garam kalium klorida ( KCl ) yang dapat
menghantarkan arus listrik
3. Hipotesis berhasil
B. Saran
Penulis ingin memberikan saran atau masukan yaitu:
1. Kepada pembaca, untuk lebih mengerti karya tulis ini dan mengembangkannya menjadi sebuah karya
tulis ini dapat mengembangkan menjadi sebuah karya tulis ilmiah yang akan lebih baik nantinya
2. Kepada sekolah, agar menjadi karya tulis ini sebagai rujukan dalam pengembangan penelitian yang
berkenaan masalah diatas
ABSTRAK(INTISARI)
Judul karya ilmiah ini adalah : Pemanfaatan Kulit Pisang Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Brownis”
Latar Belakang penelitian ini adalah untuk memanfaatkan bagian tumbuhan atau buah yang tidak bisa
digunakan. Kita tahu bahwa kulit pisang hanya bisa dimanfaatkan sebagai makanan hewan, contohnya
kambing. Kami berfikir untuk memanfaatkannya, yaitu dengan cara dibuat bahan tambahan pembuatan
brownis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kulit pisang dapat dibuat brownies yang
mengandung cukup nutrisi.
Manfaat penelitian ini adalah kita bisa memanfaatkan bagian tumbuhan yang tidak dimanfaatkan. Metode
yang digunakan untuk memperoleh dan mengelola data adalah eksperimen langsung dan melalui tinjauan
pustaka.
Secara singkat dari hasil penelitian dapat dikataan bahwa kulit pisang bisa digunakan untuk pembuatan
brownis. Cara membuatnya sama dengan membuat bronis namun ditambahkan kulit pisang.
Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa kulit pisang dapat dibuat sebagai bahan tambahan
pembuatan brownies.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat umumnya hanya mengkonsumsi buahnya saja, sedangkan kulitnya dibuang yang akan
mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Apabila limbah kulit pisang tersebut dibiarkan begitu
saja maka tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya penumpukan sampah atau limbah kulit pisang.
Oleh karena itu pengolahan limbah kulit pisang merupakan salah satu alternatif masalah tersebut.
Semua bagian dari tanaman pisang dapat dimanfaatkan bukan hanya buahnya saja, namun daun dan
akarnya pun dapat bermanfaat. Namun masih ada yang belum dimanfaatkan yaitu kulinya.
Ketika seseorang memakan pisang dan membuang kulitnya sembarangan maka akan menyebabkan orang
lain tergelincir.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat tema mengenai pemanfaatan kulit pisang sebagai
bahan dasar pembuatan brownies sebagai alternatif bahan pangan yang dapat dikonsumsi banyak orang.
2.1.5 Brownies
Makanan yang dibuat dari tepung terigu, minyak, telur, gula dan biasanya ditambahkan dengan coklat dan
pemanis buatan.
2.2 Hipotesis
1. Kulit pisang dapat dibuat brownies
2. Brownies dari kulit pisang mengandung cukup nutrisi bagi tubuh
3. Kulit pisang memiliki banyak kandungan gizi yang penting bagi tubuh
No Bahan Jumlah
1 Kulit Pisang 500 gram (30 biji)
2 Tepung Terigu 125 gram
3 Gula Putih 250 gram
4 Telur 250 gram
5 Minyak Goreng 250 gram
6 Beaking Powder 20 gram
7 Air 100 ml
Kulit pisang banyak mengandung karbohidrat,vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, glukosa dan air
sehingga baik untuk kesehatan.
Dalam segi ekonomis, brownies kulit pisang lebih murah dari brownies yang dijual di pasaran.
Modal yang dikeluarkan
• 500 gram Kulit pisang
• 250 gram Telur : Rp. 2500
• 125 gram Tepung terigu : Rp. 1000
• 250 gram Gula putih : Rp. 3000
• 250 gram Minyak goreng : Rp. 2500
• 20 gram Beaking powder : Rp. 2000
• 1 Liter Minyak tanah : Rp. 5500
• 100 Bungkus kue brownies : Rp. 1500
Jumlah Rp. 18000
Dari bahan di atas, dapat dihasilkan 100 bungkus x 19 gram = 1900 gram
• Brownis yang sering di jual :
Rp. 3000 = 6 Biji
Jadi, 1 biji = Rp. 500
• Brownis Kulit pisang :
Rp. 3000 = 10 biji
Jadi, 1 biji = Rp. 300
Maka Rp. 300 x 100 biji = Rp. 30000
Jadi, Brownies dari kulit pisang lebih murah dari pada brownies pada umumya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kulit pisang dapat dibuat brownies denagn cara seperti pembuatan brownies dengan menggunakan
tepung terigu.
2. Kulit pisang mengandungan karbohidrat, vitamin, kalsium, protein dan glukosa sehingga baik untuk
kesehatan.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk mengetahui berapa persen
kandungannya.
2. Untuk pengujian lebih lanjut perlu adanya peralatan modern yang lebih memadai.
3. Perlu diadakan sosialisasi ke masyarakat tentang pemanfaatan kulit pisang sebagai bahan dasar
brownies
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Ir. Endang Vita A, MM tanaman jeruk adalah tanaman yang termasuk dalam Genus Citrus yang
terdiri dari 2 Sub Genus yaitu Eucitrus dan Papeda. Tanaman jeruk yang termasuk eucitrus paling banyak
dan paling luas dibudidayakan karena buahnya enak dimakan. Tanaman jeruk yang termasuk Papeda,
buahnya tidak enak dimakan karena daging buahnya terlalu banyak mengandung asam dan berbau wangi
agak keras seperti jeruk purut.
Pada hakekatnya tanaman jeruk merupakan tanaman khas dan cocok di daerah sub tropis. Dengan kata
lain hasil panen jeruk yang diperoleh dari daerah tropis sangat tinggi, baik secara kuantitas maupun
kualitas.
Suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman jeruk adalah antara 25 – 30C. Suhu rata-
rata 21C selama 2 sampai 3 bulan merupakan kondisi yang sangat baik. Ketingggian tempat di atas
permukaan laut menentukan juga apakah suatu jenis jeruk cocok bagi pertumbuhan dan
perkembangannya Ketinggian tempat menentukan suhu dimana setiap kenaikan tinggi tempat 100 meter,
suhu menurun sebesar 0,610C. Jeruk manis baik ditanam pada ketinggian 600-1200m diatas permukaan
laut, jeruk keprok dan jeruk siam pada ketinggian 500-1200m diatas permukaan laut. Curah hujan yang
optimum bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman jeruk adalah 1900-2400 m setahun.
Selain itu, tanaman jeruk memerlukan tanah yang relatif dalam, agar akar tanaman dapat tumbuh dengan
baik. Akar tanaman hanya tumbuh dan berkembang pada daerah yang tidak tergenang air. Sifat kimia
tanah yang paling menentukan untuk tanaman jeruk adalah keasaman tanah (pH) dan kemampuan tanah
untuk menahan unsur hara. Tanaman jeruk dapat tumbuh pada kisaran pH 4 – 9, tetapi pH yang optimal
adalah 4,5 -8,0.
Pada dasarnya jeruk dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi tanaman tersebut tidak tahan terhadap
genangan air dan kurang mampu bersaing dengan tanaman lainnya atau gulma untuk menyerap unsur
hara dalam tanah. Oleh karena itu, jeruk sangat cocok dibudidayakan pada tanah yang mempunyai
struktur gembur, tekstur berpasir hingga lempung berliat.
Kulit jeruk mengandung atsiri yang terdiri dari berbagai komponen seperti terpen, sesquiterpen, aldehida,
ester dan sterol3. Minyak kulit jeruk dapat digunakan sebagai flavor terhadap produk minuman,
kosmetika, dan sanitari. Harga ekstrak minyak jeruk relatif mahal. Penjelasan berikut ini adalah cara
membuat minyak kulit jeruk dengan cara yang sederhana dan murah.
Sering kali kita memakan jeruk dan membuang kulitnya begitu saja, padahal banyak manfaat yang bisa
kita peroleh dari kulit jeruk. Seperti untuk manisan kulit jeruk, campuran pembuat kue, dan yang paling
produktif adalah minyak kulit jeruk yang dapat digunakan sebagai flavor terhadap produk minuman,
kosmetika, dan sanitari.
Jeruk merupakan tanaman khas dan memerlukan suhu rata-rata 20 derajat, cocok untuk ditanam pada
daerah sub tropis.
Rincian komponen minyak kulit jeruk adalah sebagai berikut: limonen (94%), mirsen (2%), llinalol
(0,5%), oktanal (0,5%), dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial (0,1%), valensen
(0,05%), ¬-sinnsial (0,02%), dan ¬- sinensial (0,01%).
PEMBAHASAN
4.2 Potensi kulit jeruk sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil
Dalam kulit jeruk terdapat minyak atsiri yang mudah menguap. Selain itu, gas yang terdapat dari kulit
jeruk ini juga mudah terbakar. Dalam kondisi yang masih segar, penulis mencoba menyemprotkan
minyak atsiri tersebut pada nyala api lilin. Ternyata yang terjadi adalah api membesar dan menimbulkan
percikan-percikan api kecil.
Hal ini berarti bahwa minyak atsiri yang terkandung dalam kulit jeruk ini berpotensi sebagai bahan bakar.
Daya bakarnya cukup luar biasa, tanpa tambahan zat lain ataupun proses lainnya. Gas ini telah
menunjukkan bahwa minyak atsiri ini sangat berpotensi sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil.
Sebelumnya telah ada pihak yang mencoba mengkaji tentang apa yang terkandung dalam kulit jeruk ini
ternyata pada kulit jeruk mengandung atsiri yang terdiri dari berbagai komponen seperti terpen,
sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol3. Minyak kulit jeruk dapat digunakan sebagai flavor terhadap
produk minuman, kosmetika, dan sanitari.
Rincian komponen minyak kulit jeruk adalah sebagai berikut: limonen (94%), mirsen (2%), llinalol
(0,5%), oktanal (0,5%), dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial (0,1%), valensen
(0,05%), ¬-sinnsial (0,02%), dan ¬- sinensial (0,01%). (Kresno Aji)
Dalam kulit jeruk terdapat minyak atsiri yang mudah menguap dan terbakar. Atas kondisi itu, penulis
berpendapat bahwa minyak atsiri dari kulit jeruk digolongkan lebih dekat sebagai gas.
Dari fakta ini sangat memungkinkan minyak atsiri pada kulit jeruk ini sebagai pengganti bahan bakar
fosil, namun sejauh ini penulis belum bias mengkaji lebih jauh untuk memanfaatkan minyak atsiri ini
sebagai pengganti bahan bakar fosil. Kemungkinannya sangat dekat sekali minyak atsiri pada kulit jeruk
sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil karena daya bakarnya sangat luar biasa.
4.3 Minyak atsiri dari kulit jeruk sebagai minyak yang mudah menguap dan terbakar
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang,
serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu
ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan
dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan
minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan
sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing
dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-
kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau
menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa
komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan
efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan
campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu
senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri
termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam
minyak/lipofil.
Di dalam kulit jeruk terdapat zat-zat seperti limonen (94%), mirsen (2%), llinalol (0,5%), oktanal (0,5%),
dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial (0,1%), valensen (0,05%), ¬sinnsial (0,02%),
dan ¬sinensial (0,01%).
Menurut penulis, minyak atsiri yang terkandung dalam kulit jeruk terdapat senyawa-senyawa sejenis
senyawa yang menyebabakan titik didih minyak atsiri tersebut rendah, namun sejauh ini penulis hanya
dapat memprediksikan berdasarkan cirri-ciri kimia yang ada pada minyak atsiri.
Kami juga berpendapat bahwa minyak atsiri ini memiliki perubahan entalpi (H) atau kalor pembakaran
standar (HC, C adalah combustion atau pembakaran) yang kurang dari 1000 Kj/mol seperti yang ada
pada gas alam. (T.Sasongko,dkk)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa minyak atsiri yang terkandung dalam kulit
jeruk memiliki potensi sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil.
5.2 Saran
Untuk penelitian lanjutan hendaknya dapat mengkaji lebih jauh bagaimana minyak atsiri dalam kulit jeruk
ini dapat menggantikan posisi bahan bakar fosil.
Kumpulan Contoh KIR Populer
Setelah berbicara sedikit bau tentang ide kir sekarang saatnya saya akan memberikan hal yang lebih
real dari pada sekedar teori saja yaitu contoh. Untuk kir populer, kumpulan contohnya dapat sobat
pelajari melalui tautan-tautan berikut:
1. Pemanfaatan Kulit Pisang Untuk Selai
2. Contoh KIR Kulit Jeruk Untuk Bahan Bakar
3. Contoh KIR: Pemanfaatan Kulit Durian Di Indonesia
4. Kulit Pisang Sebagai Sumber Gizi Alternatif
5. Zat Pada Ludah Manusia Dapat Percepat Penyembuhan Luka
6. Manfaat Ginseng
7. Tentang Bahayanya Narkoba
8. Dampak Pencemaran Air Oleh Limbah Pemukiman Pada Masyarakat
9. Penggunaan Narkoba Dikalangan Para Remaja
10. Pemanfaatan Daun Mimba
11. Pencemaran Lingkungan oleh Limbah Pemukiman