DAN ALUR
Oleh:
1. NI WAYAN ARI RAHAYUNI (10)
2. KADEK INDAH DWIJAYANTI (11)
3. PUTU AYU SUADNYANI (12)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
dengan judul “Sistem informasi kesehatan, definisi, tujuan dan alur” tepat pada
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan motivasi berbagai pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu. Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat konstruktif sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Definisi Sistem Informasi Kesehatan.................................................................3
B. Tujuan Sistem Informasi Kesehatan...................................................................5
C. Alur Sistem Informasi Kesehatan.......................................................................6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................11
A. Simpulan...........................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek yang mengalami banyak perkembangan
dan perubahan terutama pada masa reformasi sat ini. Dengan adanya reformasi
dibidang kesehatan maka sat ini paradigma pelayanan kesehatan lebih difokuskan
pada upaya-upaya promotif dan preventif. Paradigma sehat ini merupakan modal
pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang akan mampu mendorong
masyarakat bertindak mandiri dalam menjaga kesehatan mereka terutama kesadaran
akan pentingnya upaya kesehatan yang bersifat promotif dan proventif. Rumah sakit
mempunyai tantangan besar menghadapi persaingan yang semakin terbuka sehingga
perlu suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan yang merupakan komunitas
profesi paling besar mengalami perubahan paradigma dari pelayanan yang hanya
berorientasi pada pemberi layanan menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode untuk meningkatkan kepuasan pasien. Isu
yang berkembang saat ini adalah pengembangan pemanfaatan sister informatika
kesehatan khususnya keperawatan (Shultz,2014).
Teknologi informasi memberikan perubahan besar terhadap pengolahan data dan
dokumentasi di semua sektor industri termasuk pelayanan kesehatan. Penggunaan
sistem manajemen informasi berbasis komputer dalam bidang kedokteran dan
pelayanan kesehatan telah dimulai sejak tahun 1950. Bagian yang sangat penting di
sektor kesehatan adalah pelayanan keperawatan karena perawat adalah kelompok
besar yang sangat mempengaruhi langsung kualitas pelayanan yang diterima oleh
pasien. (Dhake, 2013).
Sistem InformasiKeperawatan(SIK) merupakan integrasi data, informasi, dan
pengetahuan untuk mendukung pasien dan perawat dalam pengambilan keputusan di
1
seluruh peran perawat dan pengaturan, dengan menggunakan struktur informasi,
proses, dan teknologi (Thompson, 2002). Sistem informasi keperawatan (SIK) juga
membantu sistem klinik dalam mengelola data keperawatan dan juga kegiatannya.
(Dhake, 2013).Selain itumemberikan manfaat di lingkungan rumah sakit apabila
dikelola dengan baik, yaitu menghemat waktu dalam melakukan pendokumentasian,
data yang tercatat akan lebih aman dan resiko untuk hilang jauh lebih sedikit daripada
manual sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari staf perawat
(Cheryl, 2007).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi sistem informasi kesehatan dalam keperawatan?
2. Apakah tujuan dari sistem informasi kesehatan?
3. Bagaimana alur sistem informasi kesehatan dalam keperawatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi sistem informasi kesehatan dalam keperawatan
2. Untuk mengetahui tujuan dari sistem informasi kesehatan
3. Untuk mengetahui bagaimana alur sistem informasi kesehatan dalam
keperawatan
D. Manfaat Penulisan
1. Secara teoritis
Secara teoritis penulisan ini dapat dimanfaatkan untuk memperluas teori tentang
sistem informasi kesehatan dalam layanan keperawatan.
2. Manfaat praktis
Bagi mahasiswa untuk membantu dalam pengembangan wawasan tentang sistem
informasi kesehatan dalam layanan keperawatan serta sebagai refrensi dalam
pembuatan tugas tentang sistem informasi keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pembuatan laporan. SIK juga dapat dipergunakan untuk membuat perawatan pasien
menjadi lebih efektif dan ekonomis. Biasanya digunakan padakomponen klinik
termasuk riwayat dan pengkajian pasien, rencana dan pelayanan keperawatan, catatan
perkembangan, pendidikan pasien dan perencanaan pulang pasien. Semua ini dapat
dilaksanakan di kantor keperawatan atau dengan system yang lebih maju di sisi
tempat tidur pasien. (Swansburg & Swanburg, 2001)
Sistem informasi kesehatan adalah mekanisme pengumpulan, pengolahan,
analisis dan pengiriman informasi yang dibutuhkan untuk mengorganisasikan dan
mengoperasikan pelayanan kesehatan dan juga untuk penelitian dan pelatihan. Sistem
informasi kesehatan adalah sejumlah komponen dan prosedur yang terorganisir
dengan tujuan untuk menghasilkan informasi untuk meningkatkan keputusan
manajemen pelayanan kesehatan pada setiap tingkat sistem kesehatan. Seperti sistem
lainnya, sistem informasi kesehatan terdiri dari komponen yang saling berhubungan
yang dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu:
a. Proses informasi, yang terdiri dari:
1. Pengumpulan data
2. Pengiriman data
3. Pengolahan data
4. Analisis data
5. Penyajian informasi
b. Manajemen sistem informasi, yang terdiri dari:
1. Sumber daya sistem informasi kesehatan meliputi orang-orang (perencana,
manajer, ahli statistik, ahli epidemiologi, pengumpul data), perangkat keras
(register, telepon, komputer), perangkat lunak (kertas karbon, format laporan,
program pengolah data) dan sumber dana.
2. Aturan-aturan organisasi, misalnya penggunaan standar diagnosa dan
penanganan, uraian tugas petugas, prosedur manajemen distribusi, prosedur
pemeliharaan komputer yang memungkinkan efisiensi penggunaan sumber
daya sistem informasi kesehatan.
4
Oleh karena itu, dalam merancang atau merancang kembali sistem informasi
kesehatan dibutuhkan penekanan pada pengaturan yang sistematis setiap komponen
baik proses informasi maupun manajemen sistem informasi tersebut.
5
6. Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
7. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi
bidang kesehatan
Tujuan dari manajemen Sistem Kesehatan adalah untuk mengkoordinasikan dan
memberikan dukungan perencanaan dan manajemen kepada tingkat penyedia
pelayanan kesehatan. Beberapa contoh dari fungsi manajemen Sistem Kesehatan
adalah sebagai berikut:
1. penetapan kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan kesehatan
2. koordinasi lintas sectoral
3. perencanaan strategis dan penyusiinan program kesehatan
4. penganggaran dan alokasi sumber daya finansial
5. pengorganisasian sistem, termasuk mekanisme rujukan
6. pengembangan tenaga kesehatan, termasuk pendidikan berkelanjutan
7. manajemen sumber daya, mencakup keuangan, tenaga kesehatan, dan informasi
kesehatan
8. manajemen dan distribusi peralatan, bahan, dan obat
9. surveilans penyakit
10. penyehatan lingkungan
11. pengawasan terhadap pelayanan-pelayanan kesehatan.
Fungsi-fungsi manajemen terhadap sistem kesehatan berbeda antara satu tingkat
administrasi dengan tingkat administrasi lainnya. Fungsi-fungsi itu ditetapkan dengan
mengacu pembagian kewenangan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.
6
entri hanya perlu dilakukan satu kali sehingga data yang sama akan disimpan secara
elektronik dan bisa dikirim dan diolah. SIK Terintegrasi yang berbasis elektronik
adalah strategi pengembangan yang akan diadopsi untuk meringankan beban
pencatatan dan pelaporan petugas kesehatan di lapangan. Dalam rangka mewujudkan
SIK Terintegrasi, dikembangkan model SIK Nasional yang menggantikan sistem
yang saat ini masih diterapkan di Indonesia. Model ini memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi tetapi tetap dapat menampung SIK Manual untuk
fasilitas kesehatan yang masih mempunyai keterbatasan infrastruktur (seperti pasokan
listrik dan peralatan komputer serta jaringan internet). Kedepan semua pemangku
kepentingan SIK bisa bergerak menuju ke arah SIK Komputerisasi dimana proses
pencatatan, penyimpanan dan diseminasi informasi bisa lebih efisien dan efektif serta
keakuratan data dapat ditingkatkan. Terdapat komponen-komponen yang saling
terhubung dan saling terkait, yaitu :
1. Sumber Data Manual
2. Sumber Data Komputerisasi
3. Sistem Informasi Dinas Kesehatan
4. Sistem Informasi Pemangku Kepentingan
5. Bank Data Kesehatan Nasional
7
Fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta wajib
menyampaikan laporan sesuai standar dataset minimal dan jadwal yang telah
ditentukan. Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem manual akan
melakukan pencatatan, penyimpanan dan pelaporan berbasis kertas. Laporan
dikirimkan dalam bentuk hardcopy (kertas) berupa data rekapan/agregat ke dinas
kesehatan kabupaten/kota. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi
offline, laporan dikirim dalam bentuk softcopy berupa data individual ke dinas
kesehatan kabupaten/kota. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi
online, data individual langsung dikirim ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam
format yang telah ditentukan. Petugas kesehatan di lapangan (bidan desa, perawat
desa/perawat perkesmas, posyandu, polindes) melapor kepada puskesmas yang
membinanya, berupa data rekapan/agregat sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Selanjutnya akan dikembangkan program mobile health (mHealth) dengan teknologi
informasi dan komunikasi sehingga data individual dapat langsung masuk ke Bank
Data Kesehatan Nasional. Di dinas kesehatan kabupaten/kota, laporan hardcopy dari
semua fasilitas pelayanan kesehatan (kecuali milik pemerintah provinsi dan
pemerintah pusat) akan dientri ke dalam aplikasi SIKDA generik. Laporan softcopy
yang diterima, akan diimpor ke dalam aplikasi SIKDA Generik selanjutnya semua
bentuk laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan provinsi
melakukan hal yang sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk laporan dari
unit pelayanan kesehatan milik Provinsi. Informasi yang bersumber dari luar fasilitas
kesehatan (misalnya kependudukan) akan diambil dari sumber yang terkait
(contohnya BPS) dan dimasukkan ke dalam Bank Data Kesehatan Nasional. Semua
pemangku kepentingan yang membutuhkan informasi kesehatan dapat mengakses
informasi yang diperlukan dari bank Data Kesehatan Nasional melalui website
Kemenkes.
8
Gambar 2. Jaringan Bank Data
9
4. Tahap 4 - Pengembangan dan Implementasi e-Health lainnya, termasuk
telemedicine, distance learning, dll.
Sistem Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik adalah upaya dari Kemenkes dalam
menerapkan standarisasi Sistem Informasi Kesehatan, sehingga dapat tersedia data
dan informasi kesehatan yang akurat, tepat dan cepat, dengan mendayagunakan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pengambilan keputusan/kebijakan dalam
bidang kesehatan di Kabupaten/Kota, Provinsi dan Kementerian Kesehatan. SIKDA
Generik merupakan aplikasi elektronik yang dirancang untuk mampu menjembatani
komunikasi data antar komponen dalam sistem kesehatan nasional yang meliputi
puskesmas, rumah sakit, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi,
dan Kementerian Kesehatan. SIKDA Generik terdiri dari 3 aplikasi sistem informasi
elektronik yaitu Sistem Informasi Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi
Manajemen Dinas Kesehatan, dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
SIKDA Generik ini akan didistribusikan kepada seluruh fasilitas kesehatan dalam
rangka pengembangan SIK komputerisasi (Tim Pengajar FKM-Unsrat, 2017)
10
BAB III
A. Simpulan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) yang menjelaskan bahwa Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah
suatu sistem pengelolan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintah
secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam
rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) bertujuan untuk mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan yang
komprehensif berhasil guna dan berdaya guna dalam mendukung pembangunan
kesehatan mencapai masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Alur SIK
terdapat 7 komponen yang saling terhubung dan saling terkait, yaitu : Sumber Data
Manual, Sumber Data Komputerisasi, Sistem Informasi Dinas Kesehatan Sistem
Informasi Pemangku Kepentingan, Bank Data Kesehatan Nasional.
B. Saran
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional secara online
diharapkan dapat memudahkan manajemen kesehatan dalam menghasilkan informasi
yang berkualitas, mendukung pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Selain itu,
bagi pemangku kepentingan dalam kebijakan dapat terus menyempurnakan sistem
informasi kesehatan sejalan dengan pengembangkan IPTEK yang secara pesat
berkembang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Cheryl, et al. (2007). Improving program documentation quality through the
application of continuous improvement processes. The Journal of Continuing
Education in Nursing Vol 38 No 6. Diunduh pada tanggal 24 juni 2021 dari
http://proquest.umi.com/pqdweb?
index=16&did=1382110771&SrchMode=1&sid=1&Fmt=6&VInst=PROD&
VType=PQD&RQT=309&VName.
Dhake, K.. (2013) Advantages nad disadva ntages of nursing information system.
Journal Health care system : Buzzle diunduh tanggal 24 juni 2021 dari
http://www.buzzle.com/articles/advantages-and-disadvantages.
Rahmawati, N. A. and Bachtiar, A. C. (2018) ‘Analisis dan perancangan sistem
informasi perpustakaan sekolah berdasarkan kebutuhan sistem’, Berkala Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, 14(1), p. 76. doi: 10.22146/bip.28943.
Shultz, C. M. (2009). Preparing to Work in an Informatics-Based World. Diunduh
pada tanggal 24 juni 2021 dari http://www.nsa.org.
Swansburg & Swansburg, (2001) Pengembangan staf keperawatan : suatu komponen
pengembangan SDM.EGC: Jakarta
Thomas,. Richards, Karen,. (2013) Eliminating Errors in Vital Signs Documentation.
CIN : Nursing centre.com Volume 31 Number 9Pages 422 – 427 diunduh
tanggal 24 juni 2021
Tim Pengajar FKM-Unsrat (2017) Modul Kuliah Sistem Informasi Kesehatan Konsep
Dasar dan Penerapan Sistem Informasi Kesehatan. Manado: Kampus
UNSRAT Manado.
12