Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA TEGANGAN

RENDAH DI WILAYAH PT. PLN (PERSERO) AREA BULUNGAN

Zalmadi Syamsudin1), Erlina2), Heri Suyanto3)


Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknik PLN
email : 1zalmadi@sttpln.ac.id, 2erlina@sttpln.ac.id, 3heri.suyanto@yahoo.com

Abstract : In the distribution of electrical energy from the power plant to the consumer
occurs energy loss or shrinkage energy. Losses of energy in a electrical system must
always exist. This is due to the content of prisoners on permanent conductor and the
nature of the network itself. In the process of calculating the energy losses experienced
many difficulties because of the extensive distribution network. So we need a method to
calculate the shrinkage. By performing measurements on distribution substations and
calculate the voltage drop across the channel as well as custody and subsequently look
for peak power losses and average power losses. Next calculate the energy is channeled
so that it can calculate energy losses.

Keywords: Low Voltage Network, Energy Losses.

Abstrak : Dalam pendistribusian energi listrik dari pembangkit hingga ke konsumen


terjadi hilangnya energi atau susut energy. Susut energi pada suatu sistem kelistrikan
pasti selalu ada. Hal ini disebabkan adanya kandungan tahanan pada penghantar yang
bersifat permanen dan sifat alamiah jaringan itu sendiri. Dalam proses perhitungan susut
energi ini banyak dialami kesulitan karena luasnya jaringan distribusi. Sehingga
diperlukan suatu metode untuk menghitung susut tersebut. Dengan melakukan
pengukuran pada gardu distribusi dan menghitung jatuh tegangan serta tahanan
salurannya untuk kemudian dicari rugi daya puncak dan daya rata-rata nya. Selanjutnya
menghitung daya yang tersalur sehingga dapat menghitung susut energinya.

Kata Kunci: Jaringan Tegangan Rendah, Susut Energi.

1. PENDAHULUAN taraf hidup masyarakat, wajar jika ada


penduduk yang menggunakan listrik
Saat ini bisa dikatakan listrik sudah melebihi penduduk lainnya.
menjadi kebutuhan dasar bagi manusia, Perusahaan Listrik Negara (PLN)
tidak memandang status ekonomi, merupakan badan negara yang memiliki
sosial, maupun pekerjaan. Perlu diingat wewenang dalam mengatur lalu lintas
juga pemakai listrik tidak hanya listrik di Indonesia, namun PLN memiliki
masyarakat biasa, perusahaan-perusaha- kewajiban untuk menyediakan listrik bagi
an dan industri-industri merupakan seluruh masyarakat Indonesia, entah dari
pemakai listrik yang paling aktif, melihat golongan masyarakat, perusahaan
pada awal pemakaian listrik, bahwa listrik kantoran ataupun industri-industri. Salah
digunakan untuk memberikan energi satu permasalahan utama yang dihadapi
kepada industri agar bisa berproduksi. PLN adalah besarnya susut-susut daya
Dari kalangan penduduk, listrik digunakan yang terjadi selama proses pengiriman
untuk memenuhi keperluan dan kegiatan listrik tersebut kepada konsumen. Susut
sehari-hari, seperti mencuci baju, daya ini menyebabkan daya yang
memasak, dan digunakan untuk dikirimkan tidak sebesar daya yang
melakukan pekerjaan-pekerjaan rumahan. dihasilkan, apabila dikonversi menjadi
Namun ternyata pemakaian listrik satuan rupiah, maka bisa dikatakan
rumah tangga tidaklah sekecil dan banyak uang yang terbuang secara
sesederhana itu, seiring dengan naiknya percuma.

Jurnal Sutet Vol. 5 No.2 Juni - Desember 2015 | 51


Susut daya tersebut berhubungan rendah, karena jumlah segmen-segmen
dengan banyak faktor, salah satunya yang jauh lebih sedikit.
jumlah pemakai, karena hal tersebut
berhubungan langsung dengan arus 2.1.2 Susut Pada Transformator
yang dikeluarkan, dan notabene semakin Distribusi
besar arus yang mengalir, semakin besar Susut teknis pada Transformator,
susut daya karena kabel dan masalah- terdiri dari susut beban nol dan susut
masalah teknis lainnya. Pemasangan pada waktu pembebanan. Susut beban
transformator yang cocok dengan daya nol yang dikenal sebagai susut besi, tidak
yang terpasang juga berpengaruh tergantung dari arus beban. Sedangkan
terhadap besarnya daya yang dihasilkan, susut pada waktu pembebanan yang
karena apabila transformator berkapasitas dikenal sebagai susut tembaga, bervariasi
kecil diharuskan menyuplai beban besar, sesuai dengan kuadrat arus bebannya.
maka akan terjadi overload dan bisa
menyebabkan kerusakan pada transfor- 2.1.3 Susut Pada Jaringan Tegangan
mator, sebaliknya jika transformator Rendah
berkapasitas besar sementara beban Susut pada jaringan tegangan rendah
yang terhubung kecil, maka transfor- memerlukan pemikiran lebih dalam
mator akan bekerja pada efisiensi yang menentukannya. Hal ini disebabkan
kecil, dan berakibat adanya susut daya karena susut pada jaringan tegangan
pada transformator. Kemudian ada juga rendah merupakan bagian terbesar dari
kemungkinan pencurian listrik oleh susut pada saat distribusi keseluruhan.
masyarakat-masyarakat yang tidak Hasil tepat dapat diperoleh bila dilakukan
bertanggung jawab dan hal ini sangat seperti halnya pada jaringan tegangan
sering terjadi di kehidupan nyata. Seiring menengah, yakni menghitung susut pada
dengan kewajiban PLN untuk menyedia- setiap segmen. Namun cara ini tentunya
kan listrik yang berkualitas kepada akan sangat kompleks mengingat jumlah
pelanggan, maka diperlukan standar segmen jaringan tegangan rendah yang
pelayanan yang baik. Adapun tujuan begitu banyaknya.
dari penelitian ini untuk mengetahui Faktor yang menentukan besarnya
permasalahan dalam penyaluran tenaga susut pada jaringan tegangan rendah
listrik khususnya pada jaringan distribusi adalah jenis atau ukuran saluran yang
tegangan rendah hingga ke konsumen digunakan, panjang suplai energi listrik,
sehubungan dengan susut dan untuk dan besaran waktu pembebanan. Secara
menghitung susut jaringan tegangan umum, jenis beban yang dilayani oleh
rendah pada gardu distribusi KB246 di sistem distribusi ini dibagi dalam beberapa
wilayah PT.PLN (PERSERO) Area sektor, yaitu sektor perumahan, sektor
Bulungan. industri, sektor komersil, dan sektor
usaha. Masing-masing sektor beban
2. LANDASAN TEORI tersebut mempunyai karakteristik yang
2.1 Susut Pada Sistem Distribusi berbeda. Sebab hal ini berkaitan dengan
Susut energi adalah suatu kondisi pola pemakaian energi pada masing-
atau keadaan dimana jumlah energi yang masing pelanggan di sektor tersebut.
disalurkan tidak sama dengan energi yang
diterima pada sisi penerimaan. 2.2 Ketidakseimbangan Beban
Yang dimaksud dengan keadaan
2.1.1 Susut Pada Jaringan Tegangan seimbang adalah suatu keadaan di
Menengah mana :
Susut pada jaringan tegangan 1. Ketiga vektor arus / tegangan sama
menengah adalah jumlah susut yang besar.
diserap oleh tahanan pada masing- 2. Ketiga vektor saling membentuk sudut
masing segmen jaringan tersebut. 120º satu sama lain.
Penentuan susut pada jaringan tegangan Sedangkan yang dimaksud dengan
menengah relatif lebih mudah keadaan tidak seimbang adalah keadaan
dibandingkan pada jaringan tegangan di mana salah satu atau kedua syarat

52 | Jurnal Sutet Vol. 5 No.2 Juni - Desember 2015


keadaan seimbang tidak terpenuhi. 2. Ketiga vektor tidak sama besar tetapi
Kemungkinan keadaan tidak seimbang membentuk sudut 120º satu sama
ada 3 yaitu: lain.
1. Ketiga vektor sama besar tetapi tidak 3. Ketiga vektor tidak sama besar dan
membentuk sudut 120º satu sama tidak membentuk sudut 120º satu
lain. sama lain.

Gambar 1. (a) Vektor arus keadaan seimbang


(b)Vektor arus keadaan tidakseimbang

Gambar (a) menunjukkan vektor akan menyerap tenaga listrik


diagram arus dalam keadaan seimbang. berbanding lurus dengan waktu.
Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga Kehilangan energi listrik pada jaringan
vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah sama dan transformator tersebut
dengan nol sehingga tidak muncul arus diklasifikasi-kan sebagai susut teknis.
netral (I). Sedangkan pada Gambar (b) 2. Pemakaian energi listrik secara ilegal
menunjukkan vektor diagram arus yang baik oleh pelanggan maupun non
tidak seimbang. Di sini terlihat bahwa pelanggan. Kehilangan tenaga listrik
penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, karena pemakaian ilegal tersebut
IT) tidak sama dengan nol sehingga diklasifikasikan sebagai susut non
muncul sebuah besaran yaitu arus netral teknis.
(IN) yang besarnya bergantung dari
2.3.1 Susut Teknis
seberapa besar faktor ketidakseim-
Susut teknis yaitu kehilangan tenaga
bangannya.
listrik pada jaringan dan transformator.
Sifat elektrik dari peralatan-peralatan listrik
2.3 Susut Energi Listrik
pada jaringan transmisi, transformator
Energi listrik diproduksi di pembangkit
pada gardu induk, jaringan tegangan
listrik kemudian ditransmisikan dan
menengah, transformator distribusi, dan
didistribusikan ke pelanggan. Pada proses
jaringan tegangan rendah, yang apabila
penyaluran dan pendistribusian tenaga
dialiri arus listrik akan menyerap energi
listrik sampai ke pelanggan tersebut
listrik berbanding lurus dengan waktu.
terdapat kehilangan energi listrik yang
Konstribusi susut teknis pada sistem
disebabkan oleh :
distribusi tegangan rendah kurang lebih
1. Sifat elektrik dari peralatan listrik
80% dari susut teknis pada seluruh susut
seperti jaringan transmisi, trans-
distribusi. Oleh sebab itu upaya
formator pada gardu-gardu induk,
penekanan susut teknis yang paling
jaringan distribusi pada tegangan
diutamakan adalah memperbaiki sistem
menengah, transformator distribusi
distribusi tegangan rendah.
dan jaringan distribusi tegangan
rendah yang apabila dialiri arus listrik

Jurnal Sutet Vol. 5 No.2 Juni - Desember 2015 | 53


2.3.2 Susut Non Teknis benda asing yang menempel pada
Susut non teknis adalah kehilangan kabel.
energi yang disebabkan oleh pemakaian 5. Penggunaan tenaga listrik yang tidak
tenaga listrik yang tidak sah atau ilegal. terukur seperti pencurian listrik dan
Susut non teknis ini pada umumnya terjadi kebocoran listrik
akibat perilaku negatif para pelanggan 6. Variasi tegangan pelayanan
atau oknum-oknum yang tidak bertang- Tegangan standar pada sistem
gung jawab yang ingin memperoleh tegangan rendah :
keuntungan secara tidak wajar. Kegiatan Satu fasa : 220 V
pencurian energi listrik yang biasanya Tiga fasa : 220/380 V
dilakukan oleh pelanggan adalah dengan Toleransi tegangan pelayanan yaitu
cara memanipulasi alat pembatas dan maksimal +5% dan minimal 10%
pengukur (APP). Untuk non pelanggan (untuk JTR 198 sampai dengan 231 V
biasanya dengan cara mencuri listrik pada sedangkan untuk JTM 18 sampai
tiang JTR. dengan 21 kV).
Penyebab Terjadinya Susut 7. Luas penampang terlalu kecil
1. Terjadi susut pada saluran (penampang tidak sesuai dengan
(penghantar) beban), semakin kecil kawat semakin
2. Kesalahan pada pengukuran besar susutnya.
a. Kesalahan pembacaan stan kWh 8. Panjang jaringan
meter Semakin panjang jaringan menyebab-
b. Kesalahan pada rasio transfor- kan arus yang besar sehingga
mator ukur (Current Transfor- tegangan turun dan energi listrik yang
mator dan Potential Transfor- mengalir banyak yang hilang.
mator) 9. Umur alat
3. Beban tidak seimbang dan arus Umur alat yang terlalu tua dapat
mengalir pada kawat netral menurunkan kinerja alat tersebut.
Adanya arus yang mengalir pada 10. Arus yang terlalu besar dapat
kawat netral, idealnya arus yang menimbulkan panas sehingga dapat
mengalir disepanjang kawat netral merusak alat dan terjadinya losses.
adalah nol. Tetapi karena pengaruh 11. Terlalu banyak percabangan saluran
dari beban yang tidak seimbang maka SR (Sambungan Rumah)
kawat netral akan dialiri arus yang Tarikan SR maksimal 7 untuk
sebagian berubah menjadi panas sambungan pelayanan.
yang didisipasikan ke lingkungan 12. Bila arus listrik yang mengalir ke fasa
sekitar sebagai losses. Besarnya arus R, S, dan T tidak seimbang, maka
yang mengalir sepanjang kawat netral yang terjadi arus akan mengalir ke
akan menyebabkan susut daya di tanah sehingga menyebabkan adanya
sepanjang kawat netral. hambatan di tanah yang besar
Walaupun terdapat pentanahan (maksimal 5 Ω).
netral, terkadang tidak mampu 13. Faktor daya (Cos φ) yang rendah
membuang arus netral yang cukup Faktor daya yang rendah menyebab-
besar akibat beban yang tidak kan timbulnya daya reaktif.
seimbang. Daya reaktif inilah yang disebut susut-
4. Kontak pada sambungan tidak baik susut atau daya yang hilang.
(loss contact)
Sambungan tidak baik juga dapat Cara Mengurangi Susut
mengakibatkan adanya loss contact. Usaha untuk memperkecil susut
Sambungan antar kawat tidak rapat pada sistem distribusi tenaga listrik antara
sehingga terdapat celah udara yang lain :
seharusnya kedap udara menyebab- 1. Optimalisasi kapasitas beban
kan alat cepat rusak. Sambungan a. Memilih ukuran penghantar dan
tidak baik terkadang disebabkan jenis penghantar yang sesuai
adanya ranting pohon ataupun benda- untuk digunakan pada kondisi

54 | Jurnal Sutet Vol. 5 No.2 Juni - Desember 2015


pembebanan jaringan dan sesuai f. Memperpendek jaringan
kemampuan hantar arus (KHA)
b. Memperpendek jarak lintas 4. Melakukan pemeliharaan secara rutin
jaringan untuk mengetahui kondisi alat yang
c. Menaikkan kelas tegangan, masih baik atau yang rusak sebelum
misalnya dari 6 kV menjadi 20 kV terjadi gangguan yang fatal.
d. Menambah feeder baru dan
kemudian mengatur pembagian
bebannya sehingga jatuh 3. METODE PENELITIAN
tegangan pada titik percabangan
ke beban masih dalam batas 3.1 Perhitungan Susut Jaringan
yang diizinkan. Tegangan Rendah
2. Optimalisasi kapasitas transformator, Perhitungan susut jaringan tegangan
lokasi, dan beban yang dilayani rendah, atau pada perhitungan ini yaitu
a. Pemilihan kapasitas dan lokasi susut energi adalah perbandingan antara
transformator distribusi, dikaitkan energi listrik yang disalurkan (Ps) dengan
dengan macam beban yang energi listrik yang terpakai (Pp).
dilayani dengan menjaga agar
jatuh tegangan minimum. Ps  Pp
Susut Energi = x100% …..…. (1)
b. Optimalkan pendayagunaan Ps
transformator, didasarkan pada Atau
faktor beban dari beban yang Susut Energi=
dilayani.
3. Tetap menjaga tingkat tegangan yang Susut Energi rata rata
x100% ….....(2)
diizinkan pada sistem distribusi Energi yang tersalur
Pemilihan tegangan pada jaringan
ditentukan oleh besarnya beban dan jarak Untuk mencari nilai dari susut Energi,
penyaluran dayanya. Maksimal +5% dan harus dicari terlebih dahulu nilai dari jatuh
minimal -10% (untuk JTR 198 sampai tegangan, tahanan saluran, rugi daya, rugi
dengan 231 V sedangkan untuk JTM 18 daya rata-rata dan daya yang tersalur.
sampai dengan 21 kV).
Seringkali dalam proses penyampaian 3.1.1 Susut Daya
tenaga listrik banyak terjadi kehilangan Dalam penyaluran daya melalui
daya listrik sebelum sampai pada jaringan distribusi, terjadi susut teknis,
konsumen. Hal ini dikarenakan jarak yaitu susut daya yang disebabkan adanya
antara transformator dengan sambungan tahanan pada saluran (R).
rumah terlalu jauh sehingga jumlah daya Susut daya yang disebabkan oleh
yang disalurkan menjadi berkurang. arus beban yang mengalir pada
Jumlah sambungan rumah pada satu penyulang adalah:
tiang JTR, jumlah tarikan sambungan ..................................(3)
rumah, dan panjang saluran sambungan Atau :
rumah juga mempengaruhi jatuh .............................(4)
tegangan. Sehingga untuk menguranginya Dimana :
dapat dilakukan dengan cara : I = Arus yang pada penghantar
a. Memindahkan beban dari fasa yang (Ampere)
lebih besar arusnya ke fasa yang r = Tahanan pada Penghantar
lebih kecil (Ohm/Km)
b. Memperpendek jarak antara tiang TR R = Tahanan pada Penghantar (Ohm)
dengan pelanggan Cos φ = Faktor Daya beban
c. Menambah tiang TR L = Panjang Penghantar (km)
d. Menambah gardu sisipan
e. Memperbesar penampang konduktor Untuk mencari susut daya puncak tiap
atau mengganti jenis konduktor yang fasa, maka dapat dihitung dengan rumus
memiliki tahanan jenis lebih kecil sebagai berikut :

Jurnal Sutet Vol. 5 No.2 Juni - Desember 2015 | 55


Susut Daya puncak : ampere dan sebagainya. Tetapi satuan
Pp = .............................................. (5) dari keduanya harus sama.
Dimana : Faktor beban dapat dihitung untuk
Pp = Daya puncak (W) periode tertentu biasanya dipakai harian,
Ip = Arus puncak beban (A) bulanan atau tahunan.
R = Tahanan Saluran (Ω) Pratarata
Fb  …………........…………(9)
Pp
3.1.2 Susut Daya Rata – Rata
Dari perhitungan susut daya tersebut, 3.1.3 Daya yang Tersalur
kita dapat menentukan susut daya rata- Daya yang tersalur adalah daya yang
ratanya, dengan persamaan sebagai masuk ke gardu distribusi dari jaringan
berikut : tegangan menengah.
Susut daya rata – rata : Daya yang tersalur tiap fasa :
P = Ip2 x R x Fr .....................................(6) P = V x Ip x Cos φ x Fb………….....…..(10)
Fr adalah Faktor susut. Dimana Fr untuk Dimana :
daerah perkotaan adalah : P = Daya yang tersalur (W)
Fr = 0,3 Fb x 0,7 Fb2…………......…….(7) V = Tegangan (V)
Ip = Arus puncak (A)
a. Faktor Rugi (Fr) Cos φ = Faktor Daya
Faktor rugi adalah perbandingan Fb = Faktor beban
antara susut daya rata-rata dengan susut
daya pada beban puncak, selama periode
waktu tertentu. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara matematis dapat dinyatakan
sebagai berikut: 4.1 Susut Energi
Susut daya rata  rata Susut energi per jurusan dengan
Fr  …....….(8) uraian sebagai berikut :
Susut daya puncak Total susut energi rata – rata jurusan 1
b. Faktor beban (Fb) Total susut daya rata  rata jurusan
 x1 jam
Faktor beban adalah perbandingan 1000
antara beban rata-rata nya terhadap 86,5565
beban puncaknya dalam periode tertentu.  x1 jam
1000
Beban rata-rata dan beban puncak dapat
= 0,0866 kWh
dinyatakan dalam kilowatt, kilovoltampere,

Tabel 1. Total Susut Energi Rata – rata Fasa R, S, T Siang Hari


Total Susut Daya Total Susut Energi
Susut Daya
Jurusan Fasa Rata-rata Fasa Rata-rata Fasa
Rata-rata (W)
R,S,dan T (W) R,S,dan T (kWh)
R 59,6946
A S 11,9387 86,5565 0,0866
T 14,9232
R 498,445
B S 330,876 1253,7117 1,2537
T 424,3907
R 422,549
C S 331,9012 1074,0495 1,0740
T 319,5993
R 33,163
D S 26,5304 92,8564 0,0929
T 33,163
R 1429,857
E 3608,2127 3,6082
S 1411,8102

56 | Jurnal Sutet Vol. 5 No.2 Juni - Desember 2015


T 766,5455
R 774,592
F S 503,7178 1744,1469 1,7441
T 465,8371
R 65,326
G S 65,6651 233,8397 0,2338
T 102,8486
R 1056,2479
H S 1038,0935 3515,6605 3,5157
T 1421,3191

Tabel 2. Total Susut Energi Rata – rata Fasa R, S, T Malam Hari


Total Susut Daya Total Susut Energi
Susut Daya
Jurusan Fasa Rata-rata Fasa Rata-rata Fasa
Rata-rata (W)
R,S,dan T (W) R,S,dan T (kWh)
R 14,9231
A S 33,163 134,3184 0,1343
T 86,2323
R 407,0608
B S 365,6016 1194,2520 1,1943
T 421,5896
R 89,5343
C S 122,3768 347,8914 0,3479
T 135,9803
R 72,9557
D S 43,1106 162,4972 0,1625
T 46,4309
R 284,3568
E S 294,453 807,6493 0,8076
T 228,8395
R 155,8615
F S 132,652 389,9901 0,3900
T 101,4766
R 309,7081
G S 375,6947 1127,6046 1,1276
T 442,2018
R 98,4973
H S 125,3807 296,8337 0,2968
T 72,9557

Total Energi yang tersalur jurusan 1  Total daya yang tersalur pada jurusan 1 x1 jam
1000

X 1 jam
= 2,9635 kWh

Jurnal Sutet Vol. 5 No.2 Juni - Desember 2015 | 57


Tabel 3. Total Energi yang Tersalur Fasa R, S, T Siang Hari

Total Daya yang Total Energi yang


Daya yang
Jurusan Fasa Tersalur Fasa Tersalur Fasa
Tersalur (W)
R,S,dan T (W) R,S,dan T (kWh)
R 1975,68
A S 439,04 2963,5200 2,9635
T 548,8
R 9891,84
B S 6558,72 23761,9200 23,7619
T 7311,36
R 8386,56
C S 7418,88 22149,1200 22,1491
T 6343,68
R 1097,6
D S 878,08 3073,2800 3,0733
T 1097,6
R 16632
E S 16430,4 44643,2000 44,6432
T 11580,8
R 11791,36
F S 9999,36 31037,4400 31,0374
T 9246,72
R 2195,2
G S 1975,68 7573,4400 7,5734
T 3402,56
R 15640,8
H S 15055,04 47227,0400 47,2270
T 16531,2

Tabel 4. Total Energi yang Tersalur Fasa R, S, T Malam Hari


Total Daya yang Total Energi yang
Daya yang
Jurusan Fasa Tersalur Fasa Tersalur Fasa
Tersalur (W)
R,S,dan T (W) R,S,dan T (kWh)
R 546,35
A S 1092,7 4480,0700 4,4801
T 2841,02
R 8760,555
B 25351,7550 25,3518
S 7706,88
T 8884,32
R 3278,1
C S 4480,07 12238,2400 12,2382
T 4480,07
R 2403,94
D S 1420,51 5354,2300 5,3542
T 1529,78
R 5994,24
E S 9312,48 20872,8000 20,8728
T 5566,08
R 5135,69
F S 4370,8 13221,6700 13,2217
T 3715,18

58 | Jurnal Sutet Vol. 5 No.2 Juni - Desember 2015


R 6529,44
G S 7920,96 14968,0400 14,9680
T 517,64
R 3605,91
H S 4589,34 10599,1900 10,5992
T 2403,94

Untuk menghitung susut energi 4.2 Total Susut Energi


digunakan persamaan : Dari perhitungan tersebt,maka dapat
Susut Energi Jurusan 1 = dihitung total susut energi, dengan
Total susut energi rata  rata R, S , T persamaan berikut
x100%
Total Energi yang tersalur jurusan fasa R, S , T
Total Susut Daya Relatif
Susut energi rata  rata seluruh jurusan
x100% x100%
Energi yang tersalur seluruh jurusan
= 2,9222 %

Tabel 5. Susut Energi pada Siang Hari Untuk siang hari :


Total Susut Energi Rata – Rata Seluruh Jurusan
Total Susut = Susut Energi Rata – Rata fasa R, S, T
Energi
Energi jurusan 1 + Susut Energi Rata – Rata fasa
yang Susut
Rata-rata
Jurusan Tersalur Energi R, S, T jurusan 2 + Susut Energi Rata –
Fasa
Fasa (%) Rata fasa R, S, T jurusan 3 + Susut
R,S,dan T
(kWh)
R,S,dan T Energi Rata – Rata fasa R, S, T jurusan 4
(kWh) + Susut Energi Rata – Rata fasa R, S, T
A 0,0866 2,9635 2,9222 jurusan 5 + Susut Energi Rata – Rata fasa
B 1,2537 23,7619 5,2761 R, S, T jurusan 6 + Susut Energi Rata –
C 1,074 22,1491 4,8490 Rata fasa R, S, T jurusan 7 + Susut
D 0,0929 3,0733 3,0228 Energi Rata – Rata fasa R, S, T jurusan 8.
E 3,6082 44,6432 8,0823 = 0,0866 + 1,2537 + 1,074 + 0,0929 +
F 1,7441 31,0374 5,6193
3,6082 + 1,7441 + 0,2338 + 3,5157 kWh
= 11,609 kWh
G 0,2338 7,5734 3,0871
H 3,5157 47,227 7,4443 Energi Tersalur seluruh jurusan
= Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 1 +
Tabel 6. Susut Energi pada Malam Hari Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 2 +
Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 3 +
Total Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 4 +
Total Susut
Energi
Energi Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 5 +
yang Susut
Rata-rata Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 6 +
Jurusan Tersalur Energi
Fasa Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 7 +
Fasa (%)
R,S,dan T Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 8.
R,S,dan T
(kWh) = 2,9635 + 23,7619 + 22,1491 + 3,0733 +
(kWh)
A 0,1343 4,4801 2,9977 44,6432 + 31,0374 + 7,5734 + 47,227
B 1,1943 25,3518 4,7109 kWh
C 0,3479 12,2382 2,8427
= 182,4288 kWh
D 0,1625 5,3542 3,0350
Sehingga Total Susut Energi Siang Hari :
E 0,8076 20,8728 3,8692
F 0,39 13,2217 2,9497 Susut energi rata  rata seluruh jurusan
x100%
G 1,1276 14,968 7,5334 Energi yang tersalur seluruh jurusan
H 0,2968 10,5992 2,8002

Jurnal Sutet Vol. 5 No.2 Juni - Desember 2015 | 59


11,609 E 3,6082 44,6432 8,0823
= x100% F 1,7441 31,0374 5,6193
182,4288
G 0,2338 7,5734 3,0871
= 6,3636 %
H 3,5157 47,227 7,4443
Total 11,609 182,4288 6,3636
Untuk malam hari :
Susut Energi Rata – Rata Seluruh Jurusan Tabel 8. Total Susut Energi pada Malam Hari
= Susut Energi Rata – Rata fasa R, S, T
jurusan 1 + Susut Energi Rata – Rata fasa Total Susut Total Energi
R, S, T jurusan 2 + Susut Energi Rata – Energi yang
Susut
Rata-rata Tersalur
Rata fasa R, S, T jurusan 3 + Susut Jurusan
Fasa Fasa
Energi
Energi Rata – Rata fasa R, S, T jurusan 4 (%)
R,S,dan T R,S,dan T
+ Susut Energi Rata – Rata fasa R, S, T (kWh) (kWh)
jurusan 5 + Susut Energi Rata – Rata fasa A 0,1343 4,4801 2,9977
R, S, T jurusan 6 + Susut Energi Rata – B 1,1943 25,3518 4,7109
Rata fasa R, S, T jurusan 7 + Susut
C 0,3479 12,2382 2,8427
Energi Rata – Rata fasa R, S, T jurusan 8.
= 0,1343 + 1,1943 + 0,3479 + 0,1625 + D 0,1625 5,3542 3,0350
0,8076 + 0,39 + 1,1276 +0,2968 kWh E 0,8076 20,8728 3,8692
= 4,461 kWh F 0,39 13,2217 2,9497
G 1,1276 14,968 7,5334
Energi Tersalur seluruh jurusan
= Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 1 + H 0,2968 10,5992 2,8002
Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 2 + Total 4,461 107,086 4,1658
Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 3 +
Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 4 + Rn = 0,581 Ω
Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 5 +
Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 6 + Tabel 9. Total Susut Enenrgi Di Penghantar
Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 7 + Netral pada Siang Hari
Energi Tersalur fasa R, S, T jurusan 8. Beban Tahanan
Daya di Susut Energi Di
Jurusan Fasa Penghantar Penghantar
= 4,4801 + 25,3518 + 12,2382 + 5,3542 + (A) (Ω)
Netral (W) Netral(%)
20,8728 + 13,2217 + 14,968 + 10,5992 A N 10 0,581 58,1 5,8100

kWh B N 32 0,581 594,944 59,4944

= 107,086 kWh C N 16 0,581 148,736 14,8736

D N 4 0,581 9,296 0,9296

Sehingga Total Susut Energi Malam Hari : E N 39 0,581 883,701 88,3701

F N 17 0,581 167,909 16,7909


Susut energi rata  rata seluruh jurusan G N 11 0,581 70,301 7,0301
x100%
Energi yang tersalur seluruh jurusan H N 14 0,581 113,876 11,3876

Total 2046,863 204,6863


4,461
= x100%
107,086 Tabel 10. Total Susut Enenrgi Di Penghantar
Netral pada Siang Hari
= 4,1658 %
Susut Energi
Daya Di
Beban Tahanan Di
Jurusan Fasa Penghantar
(A) (Ω) Penghantar
Netral (W)
Tabel 7. Total Susut Energi pada Siang Hari Netral(%)
A N 12 0,581 83,664 8,3664
Total Susut Total Energi B N 19 0,581 209,741 20,9741
Energi yang
Susut C N 6 0,581 20,916 2,0916
Rata-rata Tersalur
Jurusan Energi D N 33 0,581 632,709 63,2709
Fasa Fasa
(%)
R,S,dan T R,S,dan T E N 11 0,581 70,301 7,0301
(kWh) (kWh) F N 9 0,581 47,061 4,7061
A 0,0866 2,9635 2,9222 G N 12 0,581 83,664 8,3664
B 1,2537 23,7619 5,2761 H N 31 0,581 558,341 55,8341
C 1,074 22,1491 4,8490 Total 1706,397 170,6397

D 0,0929 3,0733 3,0228

60 | Jurnal Sutet Vol. 5 No.2 Juni - Desember 2015


5. KESIMPULAN 6. REFERENSI

Dari keseluruhan hasil perhitungan Basri Hasan. 1997. Sistem Distribusi Daya
yang telah diperoleh maka dapat diambil Listrik. Jakarta :Penerbit ISTN.
beberapa kesimpulan yaitu : Marsudi, Djiteng, (1990). Operasi Sistem
1. Persentase total susut energi pada tenaga Listrik, ISTN, Jakarta
tanggal 25 Mei 2016 siang hari adalah Kadir, Abdul (2000). Distribusi Dan
5,8621 %, sedangkan pada malam Utilisasi Tenaga Listrik. Jakarta: UI –
hari yaitu sebesar 3,0641 %. Susut Press.
pada siang hari lebih besar di Pabla, AS., (1986) Sistem Distribusi Daya
karenankan konsumen pada gardu Listrik, Erlangga, Jakarta
KB246 produktifitasnya dilakukan
pada siang hari.
2. Susut yang terjadi pada gardu KB246
masih dalam standar PLN, menurut
SPLN:50 1997, susut yang terjadi
harus 2% s.d 10%
3. Susut energi pada penghantar netral
sangat besar karena daya yang
masuk ke penghantar netral sangat
besar di siang dan malam hari.

Jurnal Sutet Vol. 5 No.2 Juni - Desember 2015 | 61

Anda mungkin juga menyukai