Anda di halaman 1dari 46

Pondasi Untuk Mesin Tipe

Reciprocating (Bab 6)
• Secara konseptual, mesin reciprocating terdiri dari i) batang
engkol, ii) batang penghubung, dan iii) piston (termasuk
batang piston).
• Dalam jenis mesin ini, piston bergerak secara linier, melalui
sebuah sambungan batang, menghasilkan gerakan putar
poros engkol.
• Pertimbangkan mesin reciprocating silinder tunggal yang
ditempatkan di bidang Y-Z.
• Gerakan piston ikut Sumbu Z dan rotasi engkol terhadap
sumbu X (sumbu X normal terhadap bidang kertas).
• Sebuah tipikal susunan skema yang menunjukkan sistem
sedang bergerak seperti yang ditunjukkan pada Gambar
6.2-1.
Multi cylinder machine (in cylinders) position at any instant t
Mesin Tipe Reciprocating
• Gerakan batang penghubung adalah gerakan
yang kompleks, yaitu salah satu ujung batang
penghubung bekerja gerakan linier dan ujung
lainnya melakukan gerakan berputar
Pondasi Untuk Mesin Tipe
Reciprocating (Bab 6)
• Merupakan jenis mesin yang paling tua
digunakan oleh manusia
• Arah pergerakan piston dapat vertikal, rocking,
torsi ataupun horizontal
• Umumnya tipe mesin ini mempunyai
kecepatan operasi lebih kecil dari 1200-1500
rpm.
• Penggunaan mesin ini untuk kecepatan
operasi yang lebih besar terkadang dihindari.
Reciprocating Machines
• Pondasi type rigid blok selalu digunakan untuk
jenis mesin ini dengan pedestal di atasnya
untuk dudukan mesin
• Type box atau caison yang terdiri dari blok
beton berongga yang mendukung mesin di
atasnya
Pondasi Untuk Mesin Tipe
Reciprocating
• Biasanya pondasi untuk mesin ini merupakan
blok pondasi dengan bukaan untuk dudukan
mesin
• Mesin dapat langsung diletakkan di atas blok
pondasi atau diletakkan di atas elastic pad.
• Blok pondasi yang terletak di atas pegas juga
sering digunakan
Blok Type Reciprocating Machine
Box Type Pondasi
Kriteria Perencanaan Pondasi
• Paling sedikit 30% perbedaan antara
kecepatan operasi mesin dan frekuansi alami
dari sistem tanah pondasi
• Amplitudo pondasi harus lebih kecil dari
spesifikasi teknik yang dipersyaratkan
sehingga mesin dapat beroperasi dengan baik
• Pada tanah, resultan tegangan yang terjadi
akibat gaya statis dan dinamik harus lebih kecil
dari tegangan yang diijinkan
Frekuensi Alami
• Frekuensi alami podasi sistem tanah pondasi
sangat dipengaruhi oleh luasan kontak
pondasi, geometrinya, kedalaman
penimbunan, stiffness dan damping dari
tanah
• Juga dipengaruhi oleh gaya tidak seimbang
(unbalance force) dan momen sehubungan
dengan operasional mesin.
LYSMER ANALOG
PONDASI UNTUK RECIPROCATING MACHINES

• Ada enam perpindahan yang pada pondasi


mesin ini yaitu:
• 1. Perpindahan sepanjang sumbu Z
• 2. Perpindahan sepanjang sumbu X
• 3. Perpindahan sepanjang sumbu Y
• 4. Perputaran seputar sumbu X (Pitching)
• 5. Perputaran seputar sumbu Y (Rocking)
• 6. Perputaran seputar sumbu Z (Yawing)
Lumped Parameter
P = Po sin( t )

r
m m
c k
Gνρ
mz + cz + kz = P0 sin(t )

Fundamentals-Modeling-Properties-Performance
Gaya Tidak
Seimbang
Metode Perhitungan
• Perpindahan dan putaran sudut yang terjadi
pada pondasi dihitung secara terpisah-pisah.
• Hasilnya dijumlahkan untuk masing-masing
displacement dan perputaran sudut yang
terjadi
• Jika dihitung secara bersamaan disebut
dengan model coupeled
• Contohnya deformasi akibat sliding dan
rocking yang dapat dihitung secara bersamaan
Lumped Parameter System
Z mz z + cz z + k z z = P0 sin( t )
k
n =
Cz Kz m
Kx
Iψ m X
ψ

Cx

Kψ D = c ccr ccr = 2 k m
Cψ/2 Cψ/2
Fundamentals-Modeling-Properties-Performance
Metode Perhitungan Yang Dapat Digunakan

• Elastic Half Space methode


• Linier elastic weightless spring methode
• Linier elastic weighted spring methode
• Empirical Methode
Hanya dua methode yang akan dibahas pada
kuliah ini
Elastic Half Space
(Sejarah)
Asumsi yang dipakai
• Fondasi diasumsikan sebagai struktur yang sangat kaku,
sehingga fondasi tidak mengalami deformasi
• Fondasi dianggap bergerak dalam “rigid body mode”
dengan 6 DOF
• Tanah dianggap sebagai suatu media elastik yang
homogen dan isotropok.
Asumsi ini hanya berlaku untuk getaran dengan
amplitudo yang kecil. Dengan menggunakan asumsi ini,
maka dapat dikembangkan teori-teori untuk menghitung
amplitudo pondasi akibat getaran mesin di atasnya. Teori-
teori tersebut antara lain:
Gaya Tidak
Seimbang
Tanah dianggap sebagai suatu media
elastik

Soil

Soil

Soil
Dynamic Boussinesq
• Tahun 1904, Lamb menyelidiki permasalahan
getaran pada sebuah getaran tunggal yang
bekerja pada sebuah titik di atas permukaan
elastik.
• Penyelidikan yang dilakukan meliputi gaya
horizontal dan vertikal.
• Hasil penyelidikan ini dapat dikatagorikan
sebagai dynamic Boussinesq problem.
Lamb’s problems
Reissner Analysed
• Reissner, 1936 merumuskan suatu teori
dengan menganggap adanya suatu cakram
yang tipis di permukaan tanah.
• Penyelesaian diperoleh dengan cara
mengintegralkan persamaan Lamb’s untuk
sebuah beban titik.
• Vertikal displacement pada titik pusat
lingkaran diperoleh sebagai berikut:
Reissner Analysed

dimana :
• Qo = Amplitudo gaya yang bekerja pada pondasi
• Z = periode displasement titik pusat lingkaran
•  = frequency lingkaran beban
• Ro = radius luasan beban
• G = modulus geser tanah
• f1, f2 = fungsi perpindahan Reissners’s
• Q = Gaya yang bekerja , yang memiliki amplitudo Qo
Reissner Analysed

Fungsi perpindahan f1 dan f2 berhubungan dengan Poisson’s ratio tanah dan


frequency gaya yang bekerja. Amplitudo getaran diperoleh dari :
Qo
Az = Z
Gr 0
dimana :
Az = amplitudo getaran
Z = dimensionless amplitudo yang dinyatakan :

f12 + f 22
Z=
(1 − bao2 f1 ) 2 + (bao2 f 2 ) 2
Reissner Analyses
b = massa ratio yang dinyatakan :
m  w  1  W
b = 3 =   3
= 3
ro  g  (  / g )ro  ro
 = kepadatan material
 = berat isi material
a0 = dimensionless frequency yang dinyatakan :
 ro
a0 = ro =
G vs
vs= Kecapatan rambat gelombang geser dalam media elastik
Reissner Analyses
Dalam penurunan persamaan tersebut juga diasumsikan bahwa distribusi
tegangan kontak dibawah pondasi uniform. Dalam kenyataannya tentu
asumsi ini sangat berbeda. Sehingga untuk pondasi flexible dinyatakan :
i (t +  )
Qo e
q=
ro2
Qo e i (t +  )
q=
2ro r − r2 o
2

2(ro2 − r 2) Qo e i (t +  )
q=
ro 4
Teori Lumped Parameter, mulai
 Dikembangkan oleh Lysmer dan Richard (1966)
 Bersumber dari “Dynamic Boussinesq Problem”
 Dikembangkan untuk fundasi lingkaran weightless
dengan radius ro.
 Pundasi yang dianalisa berada di atas tanah (tidak
tertanam)
 Respon tanah sebagai spring (k) dan dasphot (c )
untuk berbagai model vibrasi dan tidak tergantung
kepada frequensi operasi mesin yang dipikulnya.
Sebuah penyederhanaan dilakukan oleh Lysmer & Richart
(1966) yang menyatakan kz dan cz sbg parameter bebas. Fungsi
perpindahan dinyatakan :
f f1 + f 2
F= = = F1 + F2
 1 −   1 − 
   
 4   4 
Fungsi F1 dan F2 secara praktis tdk tergantung pd Poisson’s
Ratio.
Mass Ratio (Bz) didefenisikan :

 1 −   1 −  m 
Bz =  b =   3 
 4   4  Gro 
Persamaan getaran didefenisikan menjadi :

i t
mz + cz z + k z z = Qo e (Lysmer
Analog)
dimana :
4Gr0
kz =
1 − = Konstanta pegas,
2
3. 4 r
cz = o
G = Damping Ratio Statik
1 −
Teori Lumped Parameter
• Dalam teori Lumped parameter, respons
dinamik tanah terhadap pundasi dan beban
dinamis dapat dimodelkan sebagai berikut:
• Pegas/Spring dengan harga kekakuan “K”
• Dasphot/damping/redaman dengan harga
koefisient damping “C”
Teori Lumped Parameter
• Model pegas dan damping tersebut bisa
digunakan untuk memodelkan respon vertikal,
horizontal, longitudinal, momen torsi, momen
yawing maupun momen rocking.
• Metode ini digunakan untuk mendapatkan
frekuensi resonansi dan amplitudo getaran
sebuah pondasi lebih sederhana dibandingkan
dengan Metode Elastic Half Space.
Tahapan Perhitungan
• Hitung parameter tanah seperti modulus geser
dynamik tanah, poisson ratio dan berat isi tanah
• Dapatkan gaya-gaya tidak seimbang yang
menyebabkan pondasi bergetar.
• Gaya-gaya ini diperoleh dari pabrik pembuat mesin
• Merencanakan dimensi-dimensi pondasi mesin
untuk menentukan pusat pemakaian gaya tak
seimbang terhadap basis pondasi untuk menghitung
setiap momen puntir atau momen rocking
Tahapan Perhitungan
• Hitung berat total massa pondasi + mesin
• Hitung konstanta pegas statis, kf yang sesuai
dengan model getaran yang ditinjau (getaran
horizontal,vertikal, longitudinal, rocking, torsi,
yauwing)
Tahapan Perhitungan
• Pegas-pegas ini digunakan untuk menghitung
frekuensi alami tak teredam dari sistem
• Hitung radius massa ekuivalent, ro dengan
mengasumsikan bentuk pondasi bujur sangkar
atau empat persegi panjang menjadi bulat
• Hitung damping ratio dari sistem, D
• Hitung frekuensi resonansi, untuk gaya
konstant (constant force) dan eksitasi gaya
yang tergantung pada frekuensi mesin
Hasil Perhitungan
• Hitung amplitudo resonansi, untuk gaya
konstan (constant force) dan eksitasi gaya
yang tergantung pada frekuensi mesin.
• Hasil Perhitungan dengan menggunakan
metode ini masih cukup dekat dengan hasil
eksprimental yang dilakukan di lapangan.
• Sehingga metode ini tetap dipakai dalam
perencanaan pondasi mesin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai