1. Kamar Jenazah
No Persyaratan Keterangan
.
1 Letak kamar jenazah harus memiliki akses
langsung dengan IGD, ruang kebidanan, rawat
inap, ruang operasi dan ruang perawatan
intensif
2 Akses menuju kamar jenazah bukan
merupakan akses umum dan diproteksi
terhadap pandangan pasien dan pengunjung
untuk alasan psikologis
3 Bangunan RS harus memiliki akses dan lahan
parkir khusus untuk kereta jenazah
4 Lahan parkir khusus untuk kereta jenazah
harus berdekatan dengan kamar jenazah
1
Disediakan wastafel dan
fasilitas desinfeksi tangan
Setiap ruangan disediakan
minimal 2 (dua) kotak kontak
atau tidak boleh menggunakan
percabangan. Untuk stop
kontak khusus alat
laboratorium disediakan
tersendiri dan harus
kompatibel dengan rencana
alat yang akan dipakai
Ruangan harus dijamin
terjadinya pertukaran udara
baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara
minimal 6 kali per jam dengan
arah udara laminar ke bawah
dan dibuang langsung keluar
bangunan gedung
Ruangan harus
mengoptimalkan pencahayaan
alami. Untuk pencahayaan
buatan dengan intensitas
cahaya 100 lux
7. Ruangan pendingin Luas ruangan menyesuaikan
kebutuhan kapasitas pelayanan
Ruangan harus terhindar dari
banjir
Setiap ruangan disediakan
minimal 2 (dua) kotak kontak
dan belum termasuk kotak
kontak untuk peralatan yang
memerlukan daya listrik serta
tidak boleh menggunakan
percabangan/sambungan
langsung tanpa pengaman arus
Ruangan harus dijamin
terjadinya pertukaran udara
baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara
minimal 10 kali per jam
8. Ruangan ganti pakaian APD Ruangan harus dilengkapi
(dilengkapi dengan toilet) antiseptic footbath dan
wastafel
9. Ruangan kepala instalasi Umum
pemulasaraan jenazah
10. Ruangan jemur alat Persyaratan umum dengan
dilengkapi wastafel
11. Gudang instalasi pemulasaraan Umum
jenazah
12. KM/WC petugas/pengunjung RS kelas C dan D ruangan ini
dapat bergabung dengan ruang
lain
2
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014
Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
3
Alur Kegiatan Instalasi Pemulasarana Jenazah RS Kelas C
4
STANDAR KAMAR JENAZAH (DEPKES, 2004)
5
SURAT KETERANGAN
RUANG RAWAT INAP
TIDAK
ADA PEMERIKSAAN DOKTER
KONSEP ALUR PELAYANAN JENAZAH DO RUMAH SAKIT DALAM
LAPOR
POLISI KEMATIAN WAJAR
TIDAK
SURAT
KEMATIAN
Dari LUAR
YA
JENAZAH DARI RUMAH SAKIT
KONDISI SEHARI-HARI
6
KASUS MEDIKOLOGEL
JENAZAH
KASUS MEDIKOLOEGAL
SAAT KEMATIAN
DIBUAT OLEH DOKTER YANG
MEMERIKSA KEMATIAN DI
AUTOPSI DAN SURAT KEMATIAN RRJ,IRI,IGD,ATAU DOKTER BAG.
DIBUAT OLEH
INSTALANSI RAWAT DARURAT DOKTER BAGIAN FOREKSIK
FORENSIK
SURAT KEMATIAN DIREGRISTRASI OLEH
PETUGAS BAGIAN FOREKSIK
PEMULASARAN JENAZAH
JENAZAH KELUAR MELALUI
PINTO COT ATAU BAGIAN FOREKSIK
KONSEP ALUR PELAYANAN JENAZAH
DIRUMAH SAKIT DALAM KONDISI BENCANA
KORBAN BENCANA
RUMAH SAKIT
PEMERIKSAAN DOKTER
(INDENTIFIKASI POST MORTEM)
PEMULASARAN JENAZAH
7
2. Sumber Daya Manusia
No. Tenaga Kamar Jenazah Keterangan
1. Dokter spesialis forensik
2. Dokter umum
3. Dokter gigi khususnya forensik gigi
4. Teknisi forensik
5. Teknisi laboratorium forensik
6. Tenaga administrasi
7. Tenaga pemulasaran jenazah
8. Supir kereta jenazah
9. Pekarya
3. Sarana
No Sarana Kamar Jenazah Keterangan
.
1. Divisi autopsi
a. Ruang jenazah yang belum membusuk:
- Ruangan otopsi luas 14 x 6 m =84 m
- Kamar pendingin luas 3,5 x 6 m=21 m
- Dapat menampung sebanyak 12 jenazah yang
belum membusuk
b. Ruang jenazah yang sudah membusuk:
- Ruang otopsi luas 6 x 6 m =36 m
- Kamar pendingin luas 3,5 x 6 m=21 m
2. Divisi toksikologi
a. Luas 12 x 6 m=72 m
b. Hanya melakukan pemeriksaan narkoba (kualitatif)
c. Kalau ada pemeriksaan toksikologi lain dikirim ke
laboratorium forensic
3. Divisi patologi
a. Luas 6 x 2,5 m=15 m
b. Melakukan pemeriksaan histopatologi pada korban-
korban yang diotopsi atau memeriksa histopatologi
kiriman dari daerah lain
4. Divisi anthropologi
a. Luas 3,5 x 6 m=21 m
b. Pemeriksaan tulang dewasa
5. Divisi serologi/biomolekuler
a. Luas 6 x 6 m=36 m
b. Memeriksa golongan darah : ABO, MN dan rhesus
6. Divisi odontology
a. Luas 2 x 6 m=12 m
b. Melakukan pemeriksaan odontogram
8
4. Prasarana
a. Bangunan
No Kriteria Keterangan
.
1. Area tertutup harus betul-betul tidak dapat diakses
oleh orang yang tidak berkepentingan; basement dapat
digunakan untuk akses keluar RS
2. Jalur jenazah : berdinding keramik, berlantai yang
tidak berpori, memiliki sistem pembuangan limbah,
sistem sirkulasi udara, sistem pendingin
3. Hubungan antar jalur jenazah dengan petugas:
Ruang autopsy berhubungan langsung dengan
ruang ganti pakaian, dipisahkan dengan antiseptic
footbath
Melalui jalur keluar-masuk jeazah, pintu dalam
4. Hubungan antara area tertutup dengan area terbuka:
Jalur masuk-keluar jenazah menggunakan pintu
ganda
Jalur petugas melalui:
Ruang administrasi forensik berhubungan dengan
ruang administrasi kamar jenazah
Kamar ganti pakaian dengan koridor (dapat
melalui basement) dari ruang pendidikan atau dari
RS
5. Ruang autopsy : minimalis, dalam arti tidak ada meja
periksa yang fixed, mempunyai sistim pendingin udara
dan sistim aliran yang baik
Tersedia lemari alat, lemari barang bukti, air bersih,
saluran pembuangan air limbah, kulkas dengan
freezer, meja periksa organ, timbangan organ, dll
Ruang autopsy infeksius memiliki sistem
penghisap udara ke bawah, lantainya sebaiknya non
porous
Ruang autopsy viewing theatre, memiliki pembatas
transparan (kaca) antar meja periksa dengan kursi
penonton
6. Ruang ganti pakaian dilengkapi dengan kamar mandi
dan toilet, terpisah laki-laki dan perempuan
Antiseptic footbath
Tempat cuci tangan dengan antiseptic
9
Kamar ganti
Kamar mandi dan WC
c. Peralatan
No Peralatan pada kamar jenazah Keterangan
.
1. Mobile
Brankar jenazah terbuat dari almunium atau
stainless steel, hanya sedikit memiliki cekungan,
memiliki saluran pembuangan air, dapat merangkap
sebagai meja autopsy, mudah dibersihkan (brankar
roda dan brankar angkat)
Ambulanz jenazah
2. Non mobile
Pada kondisi normal/sehari-hari
Peralatan autopsi
Peralatan embalming
Peralatan radiologi portable (bila mungkin juga
fluoroskopi)
Peralatan antropometri
Sistim komunikasi internal (intercom) dan
eksternal (telepon, fax, email)
Komputer: data base, office dan fasilitas internet
Kantong mayat
Sarung tangan panjang karet
Apron plastik
Masker
Tutup kepala
Formulir surat kematian
Formulir victim identifikasi missing person
Formulir victim identifikasi dead body
Label jenazah
Pada kondisi bencana
Kit identifikasi bencana missal lapangan
Perlengkapan laboratorium
Viewer (lampu baca foto)
5. Pembiayaan
No Pembiayaan kamar jenazah Keterangan
.
10
1. Pemerintah (Pusat/Daerah): untuk pasien-pasien tidak
mampu dan kasus-kasus bencana
2. Swasta: untuk kasus-kasus non bencana, antara lain:
asuransi kesehatan dan non kesehatan
3. Penggalangan dana masyarakat: untuk kasus non
bencana dan bencana pada pasien-pasien yang tidak
mempunyai asuransi kesehatan dan non kesehatan
11
ruang lain sesuai kebutuhan
b. Meja jenazah 3 meja
c. Almari pendingin 4-6 jenazah
jenazah/ cold chamber
d. Set otopsi Sesuai kebutuhan
e. Set embalming Sesuai kebutuhan
f. Set alat perlindungan Sesuai kebutuhan
diri (APD)
g. Mobile set Sesuai kebutuhan
h. Lab. forensik Sesuai kebutuhan
Sistem Informasi & - Komputer PC+multi media
Komunikasi - Telepon intern
- Telepon ekstern
- Kamera digital, handy cam,
video/TV
- Fax
Transportasi Jumlah mobil jenazah sesuai
kebutuhan
Catatan: Klasifikasi dalam standar ini tidak berbanding lurus dengan klasifikasi
standar RS
12