Bab II. Darah
Bab II. Darah
DARAH
Darah berperanan penting dalam sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi merupakan sistem
transport yang mensuplai zat-zat yang diabsorpsi dari saluran pencernaan dan oksigen ke
jaringan, mengembalikan karbondioksida ke paru-paru dan produk metabolisme lainnya ke
ginjal, berfungsi dalam pengaturan temperature tubuh dan mendistribusikan hormon-hormon
dan zat-zat lain yang mengatur fungsi sel.
Darah terdiri atas unsur seluler dan plasma. Unsur seluler terdiri atas: erythrocyte
(RBC/SDM), leucocyte (WBC/SDP), trombocyte (platelets) dan kadang-kadang ada sel-sel
campuran dari sistem reticuloendotelia. Plasma merupakan fraksi ekstraseluler terdiri atas:
air, protein, elektrolit, glukosa, enzim-enzim dan hormon. Pada orang dewasa, erythrocyte,
leucocyte dan trombosit dibentuk dalam sumsum tulang. Pada fetus, sel-sel darah juga
dibentuk di dalam hati dan limpa.
Erythrocytes (RBC)
Erytrocytes atau sel darah merah (SDM) membawa hemoglobin dalam sirkulasi. Sel
darah merah berbentuk piring (disc) yang biconcave (Gambar lihat di buku referensi) yang
dibentuk dalam sumsum tulang, berdiameter 4-8 µm. Pada mamalia sel darah merah tidak
bernukleus, kecuali pada awal pembentukan dan pada hewan-hewan tertentu. Sel darah
merah pada unggas bernukleus dan berbentuk elips. Sel darah merah terdiri dari air (65%),
Hb (33%) dan sisanya terdiri dari sel merah stroma, lemak, mineral, vitamin, bahan organik
lainnya dan ion K (merupakan ion intraseluler yang dominant).
Fungsi Darah
Darah merupakan cairan tubuh yang bersirkulasi dan hampir semua organ menerima
suplai darah. Fungsi darah antara lain sbb:
1. Berperanan dalam respirasi (transport oksigen dan karbondioksida)
2. Transport bahan makanan, terutama absorbed food
3. Eksresi (kidney, lungs, skin dan intestine)
4. Pengaturan suhu tubuh (melalui oksidasi CHO dan Lemak)
5. Menjaga keseimbangan asam-basa (buffering capacity)
6. Regulasi keseimbangan air
7. Pertahanan tubuh
8. Transport hormon
9. Penggumpalan darah (aksi thrombocytes)
10. Transport bahan-bahan metabolit (supply of chemical)
Volume darah bervariasi tergantung pada umur, ukuran fisik, aktivitas fisik,
kesehatan, makanan, status reproduksi (laktasi, bunting) dan faktor-faktor lingkungan.
Pengaturan volume darah secara kontinyu diatur oleh:
Produksi RBC
Pada fetus erythropoiesis terjadi secara aktif di dalam hati, limpa, nodus lympaticus
dan kelenjar thymus, sedangkan pada hewan dewasa terjadi pada sumsum tulang (bone
marrow). RBC pada tiap species mamalia mempunyai karakteristik, kemampuan bertahan
berkisar 25 hari pada tikus dan 140-150 hari pada kuda (silahkan lihat di buku refensi untuk
melengkapi informasi ini)
Abnormalitas RBC
Abnormalitas RBC yang sering dijumpai adalah anemia. Anemia adalah penurunan
Hb atau jumlah RBC per unit volume darah dibawah normal. Anemia ini disebabkan oleh
hilangnya darah, kurangnya erythropoiesis dan rusaknya RBC. Anemia menyebabkan
kurangnya oksigen di dalam jaringan sehingga dapat menyebabkan naiknya denyut jantung,
frekuensi pernafasan dan darah yang dipompakan. Secara umum penyebab terjadinya anemia
pada ternak adalah:
1. Penghisapan darah oleh parasit
2. Penyakit infeksi
3. Keracunan
4. Defisiensi makanan
Leucocytes (WBC)
Ukuran WBC sedikit lebih besar dibandingkan RBC. WBC tidak berwarna
(transparan). Secara umum ditemukan di dalam darah dan diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Granulocytes (granular appearance) : neutrophil, eosinophil, basophil
2. Agranulocytes : lymphocytes, monocytes
Kambing 1300:1
Domba 1200:1
Kuda 1000:1
Sapi 800:1
Manusia 700:1
Anjing (Kucing) 600:1
Babi 400:1
Ayam 100:1
Ada 13 faktor yang sangat berperan penting dalam proses pembekuan darah. Faktor-
faktornya sbb:
I. Fibrinogen
II. Protrombin
III. Tromboplastin
IV. Calsium
V. Proaserin, Faktor labil, Globulin aselerator
VII. Prokonvertin, SPCA, Faktor Stabil
VIII. Faktot antihemofili (AHF), Antihemofili Faktor A, Globulin
Antihemofili (AHG)
IX. Plasma Tromboplastin Komponen (PTC)
X. Faktor Stuart Power
XI. Plasma Tromboplastin Antesewden (PTA), Faktor Antihemofili C
XII. Faktor Hageman, Faktor Glass
XIII. Fibrin-Stabilizing Faktor, Faktor Laki-Lorano (LL)
Nasib erythrocytes
Sel pada sistem reticuloendotelial akan merusak erythrocytes yang lemah dan tua. Sel-
sel tersebut dikenal sebagai histiocyte, macrophages atau clasmatocytes yang ukuran, bentuk
dan lokasinya bervariasi. Sel-sel tersebut merusak erythrocytes yang tua dengan cara
ingesting.
Sel-sel reticuloendothelial termasuk pula stellate atau kupffer, yang didapat pada
dinding sinus darah pada hati. Sel-sel ini sama dengan sel-sel pada spleen (limpa) dan sel-sel
tertentu pada sumsum tulang dan nodus limpatikus. Pada saat erythrocytes dirusak, maka Fe
yang terkandung dalam Hb disimpan, sedangkan bagian pigmen diubah menjadi pigmen
empedu dan menjadi produk eksretory. Hati dan limpa merupakam tempat penyimpanan Fe
yang tidak segera digunakan dalam memproduksi hemoglobin baru.