1929 5299 1 PB
1929 5299 1 PB
1, Juni 2018
Available at : at ETTISAL JOURNAL OF COMMUNICATION
P-ISSN: 2503-1880 E-ISSN: 2599-3240
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/ettisal
http://dx.doi.org/10.21111/ettisal.v3l1.1929
Abstrak
Interaksi dan interkonektivitas menjadi hal yang niscaya pada era masyarakat informasi hari
ini. Hasrat manusia untuk saling berkelompok dan berjejaring satu sama lain, dalam era teknologi
dan informasi hari ini mewujud dalam relasi yang diperantarai oleh media, salah satunya
media sosial. Dari beragam media sosial yang paling berkembang saat ini adalah Whatsapp,
dimana memungkinkan untuk membentuk kelompok- kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk
mengamati dan memahami bagaimana relasi dan pola interaksi grup alumni SD yang secara
psikologis dipengaruhi oleh memori masa kecil, kemudian terjalin sebuah konstruksi emosional
dalam relasi interpersonal persahabatan hingga dewasa. Peneliti berpartisipasi bersama subyek
untuk mendapatkan kedalaman data melalui metode kualitatif dengan pendekatan etnografi
virtual. Hasil penelitian menunjukkan, pola relasi terbentuk hingga dewasa karena beberapa
telah ada kedekatan dan kedalaman interaksi sejak SD. Relasi sosial hadir dalam dimensi ruang
dan waktu di media sosial, terdiri dari interelasi antara rekonstruksi, visibility dan praktik dari
interaksi dan komunikasi antar anggota. Menurut Martin Buber, tingkatan interaksi mewujud
dalam interaksi model komunikasi I-You dan I-Thou. Perjumpaan kembali setelah puluhan tahun,
tidak menghilangan kenangan masa kecil sehingga bentuk – bentuk relasi tersebut hadir kembali
melalui acara reuni, arisan rutin dan basket secara periodik.
Kata kunci: grup whatsapp, pola relasi, interaksi sosial
that the forms of the relationship are re-present bulan April 2014. Dan per September 2015,
through reunions, routine social gatherings and pengguna aktif WhatsApp tercatat sebanyak 900
basketball periodically.
juta. Layanan chatting WhatsApp menunjukkan
Keywords: Whatsapp group, sosial model, social pertumbuhan signifikan dengan menghimpun
interaction 1,5 miliar pengguna aktif bulanan alias monthly
active users (MAU) di tahun 2017.
Sebagai salah satu media sosial dengan
Pendahuluan pengguna terbanyak, WA menyediakan
Manusia sebagai makhluk sosial tidak berbagai fitur yang memudahkan para
bisa dilepaskan dari kehidupan berkelompok pengguna untuk berkomunikasi, berpromosi,
dan bersosialisasi. Dalam sebuah penelitian eksistensi diri hingga membentuk kelompok
yang dilakukan oleh William Schultz, seorang atau biasa disebut dengan WA Group. Seorang
memasuki kelompok karena didorong oleh pengguna, bisa memiliki beberapa grup dengan
kebutuhan interpersonal diantaranya inclusion, kebutuhan yang berbeda, untuk keperluan
control dan affection. Inclusion berkaitan dengan bisnis, studi, trah/ keluarga, alumni, arisan,
keinginan seseorang menjadi bagian atau masuk atau komunitas-komunitas lain sesuai dengan
dalam kelompok. Control berhubungan dengan kepentingan pengguna. Salah satu WA Group
keinginan seseorang untuk mengendalikan yang menarik untuk diamati adalah grup
orang lain dalam sebuah tatanan hirarkis. alumni. Pada masing – masing orang, grup
Affection lebih pada keinginan untuk alumni yang diikuti ini bisa dari alumni SD
memperoleh keakraban emosional dari anggota sampai kuliah. Beberapa begitu bangga karena
kelompok lain. Kebutuhan interpersonal ini punya jaringan yang luas dengan bergabung
pada diri seseorang mungkin berkekurangan, di grup-grup tersebut. Pada umumnya grup
berlebihan atau ideal (Rakhmat, 2009 : 167). alumni di WA untuk menunjukkan eksistensi
Sejalan dengan pesatnya teknologi mereka, segala keberhasilan dalam usaha
komunikasi dan informasi hari ini, hasrat untuk ataupun mengasuh dan mendidik anak- anak.
berkelompok dan berjejaring semakin menguat. Pada sisi lain juga sebagai ajang silaturahmi
Bentuk-bentuk komunikasi dan relasi mereka agar pertemanan tetap terjaga. Dalam hal
seolah ”berpindah” atau malah “diperpanjang” yang berbeda juga untuk menjalin relasi bisnis
dengan hadirnya beragam bentuk media hingga berbesan.
sosial. Seorang yang memiliki infrastruktur Beberapa penelitian berkaitan dengan
yang mendukung, mampu memiliki lebih dari WA Group ini telah mengemuka dalam berbagai
dua media sosial untuk berbagai kebutuhan, topik. Ada satu penelitian yang melihat alasan
keperluan dan kepentingan. Salah satu aplikasi seseorang bertahan dalam satu WA Group
yang digandrungi saat ini adalah whatsapp tertentu, dengan menggunakan perspektif
(WA). WhatsApp resmi memulai kiprahnya teori motivasi dari Abraham Maslow dan
di App Store pada November 2009. Menurut teori pertukaran sosial Thibault & Kelley’s.
portal online tekno.kompas.com tentang Dari penelitian tersebut diperoleh hasil
pengguna aktif bulanan whatsappdinyatakan bahwa seseorang yang bertahan di WA Group
bahwa per Februari 2013 pengguna aktif dikarenakan bonding, sharing dan kemudahan
WhatsApp meledak di angka 200 juta. Angka berhubungan serta kebutuhan informasi
ini membengkak dua kali lipat pada bulan (Rahmaniar, 2017). Pada penelitian lain melihat
Desember dan naik lagi menjadi 500 juta pada grup WA sebagai media yang digunakan
dosen dalam proses pembelajaran mahasiswa. menurut akreditasinya. Sekolah ini memiliki misi
Dengan menggunakan konsep Technology diantaranya menyelenggarakan pendidikan
Acceptance Model (TAM) dan menguji 122 berlandaskan cinta kasih, mewujudkan pribadi
responden dengan menggunakan Partial Least yang cerdas, jujur, bertanggungjwab, terampil
Square (PLS), diperoleh hasil bahwa persepsi dan menguasai IPTEK serta membudayakan
kebermanfaatan berpengaruh signifikan sikap peduli lingkungan. Beberapa murid
terhadap kebiasaan yang mengarah pada pada tahun 1990an rata-rata berdomisili di
penggunaan proses belajar (Tikno, 2017). Riset Blitar, ada beberapa kesamaan lain yakni dari
berikutnya bertujuan untuk menggambarkan segi agama dan ras (keturunan Tionghoa)
penggunaan jargon pada WA Group mahasiswa yang menjadikan masing- masing dari para
linguistik S2 kelas A, Universitas Negeri siswa memiliki kedekatan. Banyak dari orang
Yogyakarta. Melalui penelusuran tersebut tua atau wali murid yang menjadi pengusaha
ditemukan penggunaan bahasa, bentuk dan di Blitar sehingga relasi antar orang tua juga
fungsi jargon. Semuanya terdiri dari 54 jargon, dekat. Interaksi dan kedekatan yang terjalin
meliputi 17 jargon Bahasa Indonesia, 20 jargon hingga kini masih dapat dirasakan meski sudah
Bahasa Inggris, 4 jargon bahasa asing dan 13 bermetamorfosis dalam bentuk media sosial-
jargon dalam bentuk singkatan (Wulandari, WA Group alumni SDK St. Maria. Beberapa
2016). di antara alumni ada yang bekerja dan tetap
Melihat perkembangan isu penelitian di tinggal di Blitar, sehingga pada waktu tertentu
atas, dalam tulisan ini hendak memaparkan tema masih bisa berkumpul secara langsung. Alumni
yang berbeda terkait bagaimana pola interaksi menjadi bagian yang akan terus melekat sebagai
dan relasi sosial melalui media sosial secara bagian dari civitas akademika, oleh karenanya
khusus dalam WA Group Alumni angkatan penguatan melalui media diharapkan mampu
1996 SD Katolik Santa Maria Blitar. Bentuk membawa perubahan dan sumbangsih bagi
interaksi dan relasi yang hadir melalui media pendidikan.
sosial turut mengubah cara kita berkomunikasi
Kajian Teori
secara khusus antar alumni. Alumni juga
Revolusi teknologi dan informasi yang
menjadi salah satu stakeholder penting dari
sedemikian pesat mengubah cara berkomunikasi
sebuah institusi pendidikan. Kehadirannya
dan bentuk-bentuk konsumsi media. Salah satu
menjadi entitas yang tidak terpisahkan dalam
riset yang dipublikasikan oleh Crawdtap, Ipsos
perkembangan lembaga pendidikan. Database
MediaCT dan The Wall Street Journal pada
alumni menjadi bagian yang krusial sebagai
1994, menunjukkan waktu yang dihabiskan
tolak ukur sejauhmana proses belajar mengajar
khalayak untuk mengakses internet dan
yang sudah ditempuh mampu diterapkan dan
media sosial jauh lebih banyak dibandingkan
bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
mengakses media tradisional. Media sosial
Masing-masing jenjang pendidikan memiliki
(Medsos) adalah medium di internet yang
ciri khas alumni tersendiri. Maka memahami
memungkinkan pengguna merepresentasikan
pola interaksi dan relasi sosial di tengah
dirinya maupun berinteraksi, bekerjasama,
massifnya perkembangan teknologi menjadi
berbagai, berkomunikasi dengan pengguna
hal yang urgen untuk melihat perubahan dan
lain dan membentuk ikatan sosial secara virtual
tantangan yang dihadapi oleh para alumni ini.
(Nasrullah, 2015 : 2,11).
SDK St. Maria Blitar dipilih karena
Kehadiran teknologi dan perangkatnya
menjadi sepuluh Sekolah Dasar swasta terbaik
telah meremediasi ke dalam ruang dan waktu dan kolaborasi (Van Djik dalam Alyusi, 2016 :
balik, altruism, gotong-royong, jaringan dan kolaborasi (Van Djik dalam Alyusi,
sisi kehidupan masyarakat. Kadang kita 37-44).
2016 : 37-44).
tidak bisa lagi secara sadar membedakan Model realitas sosial-siber yang
mana kehidupan nyata (offline) dan manaModel dimodifikasi olehyangGotved
realitas sosial-siber dimodifikasimenggunakan
oleh Gotved menggunakan
yang tidak (online). Cara berinteraksi dalam perspektif kontruksi sosial, interaksi sosial
perspektif kontruksi sosial, interaksi sosial yang merupakan landasan awal
perspektif media baru, oleh Manovich dibagi yang merupakan landasan awal budaya
budaya maupun struktur sosial. Model modifikasi Gotved tersebut ditunjukkan
dalam dua tipe. Pertama, tipe terbuka (open), maupun struktur sosial. Model modifikasi
pengguna memiliki kebebasan menentukan Gotved
sebagai berikut : tersebut ditunjukkan sebagai berikut :
bagaimana jaringan ini akan dibentuk dan
proses interaksi terjadi. Tipe kedua, tipe
tertutup, khalayak disodorkan pada pilihan –
pilihan yang membawa pada arah dan tujuan
berbeda. Jaringan antar pengguna ini menjadi
karakter dasar dari media sosial, yang tidak
sekedar memperluas hubungan pertemanan
atau pengikat tetapi juga membangun interaksi
antar pengguna. Secara sederhana, interaksi
di media sosial minimal berbentuk saling
Gambar 1. Model
mengomentari, memberikan emoticon tertentu, GambarGotved 1.: Model
Segitiga realitas
Gotved sosial-siber
: Segitiga dimensi ruang dan waktu
realitas
berbagi informasi, perasaan, video atau foto, sosial-siber
(Sumber dimensi ruang
: Nasrullah, 2015 dan
: 58) waktu
serta promosi (Nasrullah, 2015 : 25, 27). (Sumber : Nasrullah, 2015 : 58)
Interaksi sosial merupakan hubungan Dari model tersebut bisa dilihat
Dari modelbagaimana
timbal balik antar individu maupun kelompok, tersebut bisa komunitas
dilihat bagaimana terjadionline
komunitas
online terjadi dan aspek-
dan aspek-
yang menghasilkan proses saling mempegaruhiaspek yang aspek yang
muncul muncul mengikutinya.
mengikutinya. Penggunaan
Penggunaan teknologi mengubah realitas
dan menghasilkan hubungan tetap, sehingga teknologi mengubah realitas sosial, yang
sosial, yang dalam kondisi tertentu mengaburkan batas – batas antara teknologi
memungkinkan pembentukan struktur sosial. dalam kondisi tertentu mengaburkan batas
Hidup dalam kelompok merupakan sebuah dan sosial.–Dimensi
batas ruang
antaraadalah upaya melihat
teknologi dan karakter
sosial.yang ada di dalamnya
Dimensi
adaptasi yang memberikan perlindungan, dan prosesruang
interaksiadalah
manusia upaya melihat karakter
dalam menghasilkan yang dimensi
budaya. Sementara
kerjasama, persaingan dan komunikasi untuk ada di dalamnya dan proses interaksi manusia
waktu menjadi sebuah sejarah yang menghasilkan pemaknaan, orientasi maupun
meningkatkan peluang bertahan hidup. Pada dalam menghasilkan budaya. Sementara
era revolusi informasi, masyarakat berinteraksi
regulasi. Gotved
dimensimenggunakan
waktu struktur
menjadidan sebuah
interaksi, berdasarkan pada kenyataan
sejarah yang
dengan orang lain dalam bentuk komunitas menghasilkan pemaknaan, orientasi maupun
virtual. Komunitas virtual sendiri, memiliki regulasi. Gotved menggunakan struktur dan
beberapa karakteristik yaitu komposisi dan interaksi, berdasarkan pada kenyataan bahwa
aktivitas, organisasi sosial yang mempunyai di dunia virtual, baik manusia maupun mesin
kebijakan dan peraturan dalam komunitas berkontribusi dalam menciptakan realitas.
online. Karakteristik berikutnya adalah bahasa Realitas di media sosial sangat kompleks,
dan interaksi, mempertukarkan berbagai karena megandung relasi, serta negosiasi antara
simbol, juga makna budaya dan identitas. Selain offline dengan online (Nasrullah, 2015 : 52-58).
itu, dalam interaksi sosial (online) modal sosial Melalui WA Group perlu dilihat juga
menjadi elemen yang penting, diantaranya bagaimana sebuah kelompok melibatkan
adalah kepercayaan, kohesifitas, hubungan interaksi antar anggotanya. Kelompok
timbal balik, altruism, gotong-royong, jaringan mempunyai dua tanda psikologis, pertama
anggota kelompok merasa terikat dengan through the virtual. Dalam hal ini melakukan
kelompok (sense of belonging). Kedua, nasib interpretasi dan reinterpretasi internet sebagai
anggota-anggota kelompok saling bergantung sebuah cara sekaligus medium yang digunakan
sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara untuk berkomunikasi, sekaligus menempatkan
tertentu dengan hasil yang lain. Dalam sebuah internet sebagai sebuah kultur dan artefak
komunikasi kelompok, juga ada beberapa kultural yang fokus pada arus koneksitas antar
klasifikasi, diantaranya: kelompok primer- user di internet.
sekunder, ingroup outgroup, rujukan dan Pengambilan data dilakukan dalam
keanggotaan, deskriptif dan perskriptif. Dari dua tahap. Tahap pertama, dilakukan secara
klasifikasi tersebut, masing- masing memiliki online (melalui WA) dengan subyek tentang
tiga macam pengaruh kelompok, yakni : hal-hal yang berkaitan dengan WA Group
konformitas, fasilitas sosial dan polarisasi DK St. Maria Blitar. Tahap kedua, dilakukan
(Baron & Byrne dalam Rakhmat, 2009 : 141-149). secara offline, untuk memperdalam wawancara
Interaksi sosial dalam kelompok, online ataupun juga melakukan klarifikasi
menurut Martin Buber dibedakan dalam tiga dan konfirmasi terhadap wawancara yang
tingkatan, yaitu I-it, I-You, I-Thou. Interaksi telah dilakukan secara online. Informan utama
model I-it, melihat keberadaan orang lain hanya dalam penelitian ini adalah tiga orang sebagai
sebagai obyek, tidak mengakui keberadaan inisiator dari terbentuknya WA Group Alumni
orang lain secara personal. Komunikasi I-You, SDK St. Maria Blitar angkatan 1996 dan satu
terjadi secara lebih personal, serupa dengan orang sebagai salah satu yang aktif dalam
komunikasi dunia maya dan forum internet, menanggapi komentar – komentar di grup
ketika orang bertemu karena memiliki kesamaan serta satu orang yang menginisasi pertemuan
hobi dan gagasan. Komunikasi I-Thou, melihat secara offline. Teknik observasi partisipan
manusia saling menguatkan dan mengharagai dalam etnografi virtual, dilakukan dengan dua
keunikan masing- masing. Di tingkatan I-Thou, cara, yaitu : online dan offline. Secara online ikut
melihat orang lain dengan segala keutuhan dan bergabung dan berpartisipasi aktif sebagai
kepribadiannya (Wood, 2013 : 22-23) anggota WA Group alumni tersebut. Melakukan
pengamatan secara langsung dinamika, isu,
Metode
mencermati bahasa verbal - nonverbal dan
Penelitian ini menggunakan metode
tema yang dibicarakan serta perkembangan
etnografi virtual. Berdasarkan subyek dan
grup WA ini. Secara offline lebih memahami
obyek penelitian mencoba memahami
karakter individu atau kelompok ketika berada
bagaimana individu atau kelompok budaya
di dunia nyata, apakah kebiasaan di dunia
memahami kehidupan virtualnya. Realitas
maya memiliki keterkaitan dengan kebiasaan
virtual dalam konteks ini dipahami sebagai
di dunia online atau sebaliknya.
sebuah representasi tata ruang dari domain
digital dan data dimana pengguna terlibat Hasil dan Pembahasan
satu sama lain, terutama berinteraksi dengan Setiap individu yang pernah
data dan pesan (Shields dalam Arif, 2012 : 172). mengenyam pendidikan formal, tentu menjadi
Dalam hal ini, etnografer menjadi bagian dalam bagian dari entitas dimana dia menempuh
cyberspace. Etnografer maupun informan harus studi. Beberapa jenjang tersebut melahirkan
dirasakan kehadiran antar keduanya. Etnografi alumni-alumni yang secara otomatis melekat
virtual dijelaskan sebagai ethnography in, of and pada setiap orang yang telah menyelesaikan
pendidikannya. pada umumnya, alumni ini belakangnya pengan bentuk group dimana kita
terbagi dalam beberapa angkatan tahun masuk. mudah saling kontak sehingga mudah kumpul.
Jadi awalnya kita kumpul di Café, terus tercetus
Salah satunya yang menjadi subyek penelitian untuk membuat group dimana kita lebih mudah
ini adalah alumni SDK. Santa Maria Blitar saling komunikasi apabila mau reuni, kumpul-
angkatan 1996. SD Katolik St. Maria Blitar kumpul atau ada teman dari luar kota / negeri yang
datang. Beberapa nomor kontak memang sudah
adalah salah satu sekolah swasta di Bltar yang ada sebelumnya, karena ada di Deni (Daniel Lim),
berdiri sejak 1 Agustus 1928 berdasarkan SK 11/ Anton atau aku, sebagian kan pasienku Ros”. (Eko
AYF/422.110.8/1927. Sekolah ini memiliki visi Wijaya, 28 Desember 2017, Blitar)
kembali ingatan-ingatan masa kecil di sekolah musibah lain. Sedangkan kesenangan, bisa
(nostalgia). Kadang geli mengingat lugunya kita dilihat saat berbagi komentar-komentar lucu
pas masih SD dulu”. (Daniel Lim, 24 April 2018,
via WA) atau gambar-gambar humoris di grup, sehingga
bisa mengurai kepenatan atau kejenuhan.
“…Ceritanya pas aku datang ke Graha Bangunan, Salah seorang anggota group yang aktif, Nofan
untuk survey cari distributor baru area Blitar, aku mengungkapkan topik pembicaraan yang
ketemu sama managernya, Bu Sasa. Anak buahnya
Deni, lalu Deni tiba-tiba masuk ikut gabung, terus biasanya dibahas. Dia bekerja sebagai Site
ngobrol-ngobrol akhirnya entah kenapa kok bisa Manager di bidang property, Senggigi-Lombok.
bicara alumnus SDK, lalu aku gak nyadar kalau
Deni itu ternyata Daniel Lim. Lalu malamnya ”Topik-topik yang gak terlalu serius atau yang
aku, Deni dan dr. Eko ketemuan terus seingatku pas serius tapi canggung, untuk meramaikan
di situ mulai buat untuk group WA”. (Anton, 8 group saja bila kadang obrolannya sudah terlalu
Januari 2018, di Blitar) menyinggung terlalu serius. Maksudnya terlalu
serius kalau sudah membahas masalah politik,
Akhirnya terbentuklah WA Group “SDK SARA, pekerjaan atau yang bisa membuat salah
satu anggota group tersinggung. Kadang malah
Sanmar Hore 96” pada 10 November 2016 yang membuat grup gak nyaman. Seneng ae sih bisa
awalnya beranggotakan 6-7 orang, hingga ngobrol lagi sama teman-teman SD yang sudah
berjalannya waktu bertambah menjadi belasan lama gak ketemu. Jadi bisa saling silaturahmi dan
mempererat persahabatan. Sebagai ajang curhat
dan kini berjumlah 66 orang. Kata “Hore” yang pisan. Yang pasti jangan dipakai buat obrolin poltik
disematkan pada nama grup ingin mencoba atau agama, buat have fun aja dan silaturahmi”.
kembali mengingatkan masa-masa kecil yang (Nofan, 5 Januari 2017, di Blitar).
penuh kegembiraan dan agar keceriaan itu Secara keseluruhan jumlah alumni
juga hadir dalam grup WA hari ini, bahkan pada tahun 1996 sekitar 90an yang terbagi
saat menghadapi masalah agar senantiasa dalam dua kelas. Hanya saja yang bergabung
tersenyum dan bersyukur. Proses pertambahan di WA Group baru 66 orang. Dari 66 orang ini
anggota tidak lepas dari pencarian kontak masing- masing mempunyai latar belakang
secara gethok tular dan juga karena beberapa pekerjaan yang berbeda mulai dari wiraswasta,
orang masih relatif sering berkontak, hingga pengusaha, PNS hingga kerja profesi lain. Hal
akhirnya saling mengajak bergabung di grup. lain yang melatarbelakangi grup ini adalah
Jika ditilik lebih jauh, keanggotaan tujuan dan proses terbentuknya yang alamiah.
dalam kelompok ini salah satunya memiliki sense Berangkat dari bertemunya beberapa orang,
of belonging atas almamater yang sama dan juga ngobrol lalu tercetuslah ide pembentukan
memori masa kecil yang berkesan. Kelompok grup ini. Ditinjau dari aspek tujuan, lebih
dalam WA ini dilasifikasikan dalam in-group bersifat interpersonal sebagaimana kelompok
(kelompok kita). Beberapa ciri dalam in-group deskriptif yang lebih menekankan untuk
diungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, “membina hubungan manusiawi yang
kesenangan dan kerjasama. Kesetiaan tercermin hangat”. Hubungan manusiawi di sini lebih
dari jumlah anggota yang relatif masih bertahan mengarah pada silaturahmi dan persahabatan,
selama hampir dua tahun, meskipun lama karena beberapa sempat kehilangan kontak
tidak bertemu dan ada beberapa yang saling dan lama tidak pernah bertemu. Tidak saling
lupa karena perubahan fisik. Solidaritas dan menyinggung antara satu dengan yang lain,
kerjasama hadir saat ada teman yang kesusahan, juga sebagai wadah untuk memperkuat jejaring
para anggota memberikan dukungan moril sesuai dengan profesi masing – masing.
maupun materiil. Misalnya saat ada anggota Lebih jauh, pada kelompok deskriptif
keluarga yang meninggal atau sakit maupun
berawal dari “ruang sosial” lalu dibawa dan komunikasi antar pengguna. Para anggota
pada “ruang virtual” telah bermetamorfosis “mengidentifikasi” kembali diri mereka melalui
sebagai realitas sosial-siber yang dibentuk WA Group dengan aspek verbal serta non
oleh dimensi ruang dan waktu. Seperti yang verbal (melalui emoticon), sebagai cara untuk
disampaikan Gotved, waktu menjadi bagian mengingat kembali pertemanan, persahabatan
dari sejarah yang ditunjukkan melalui cara dan juga berbagai kenangan masa SD yang
berkomunikasi anggota grup mulai dari face to membuat berkesan atau “trauma”.
face hingga menggunakan berbagai media hari Perjalanan relasi sosial melalui WA
ini. Dalam rentang waktu itu, masing- masing Group alumni 96 ini ternyata tidak berhenti
anggota grup akan menghasilkan orientasi pada aktivitas di ruang virtual. Setelah satu
harapan dan keinginan sebagai bagian untuk tahun WA Group terbentuk, para anggota
mempertahankan kohesifitas kelompok. Setelah berkoordinasi melalui group dan bertemu
orientasi dan struktur terbentuk, interaksi langsung untuk mengadakan reuni pertama di
tersebut akan menghasilkan regulasi yang bulan 13 Juli 2017 yang dihadiri oleh sekitar 40
memberikan arah bagaimana berkomunikasi orang termasuk para guru. Awalnya reuni akan
di WA Group alumni. Sehingga hal-hal yang diadakan pada tanggal 2 Juli 2017 di Ayam
mengandung unsur SARA, politik atau kata- Bakar Bu Mamik, tapi dari koordinasi panitia
kata yang bisa menyinggung pribadi anggota akhirnya menentukan tanggal 13 Juli 2017 di
menjadi “rambu-rambu” yang tidak akan Hotel Puri Perdana Blitar. Beberapa orang
mengemuka di WA Group . mengawalinya dengan pertemuan kelompok
Realitas sosial-siber tidak hanya kecil untuk anggota yang berdomisili di Blitar.
dimaknai dalam dimensi waktu, tapi juga Antusiasme menjelang reuni pertama terlihat
dimaknai dalam dimensi ruang. Dalam pada percakapan berikut ini :
pandangan Gotved, dimensi ini memunculkan Para anggota mengawalinya dengan
perspektif terhadap rekonstruksi, visibility saling bertegur sapa dan menanyakan kabar,
maupun praktik. Semua bahasa, realitas, objek, serta mencoba mengingat memori masa
analogi, ekspresi maupun objek yang ada di kecil. Kemudian Daniel Lim sebagai salah
dunia nyata dikonstruksi atau direkonstruksi satu penggagas group ini mulai mengajak
di dunia siber. Semuanya menjadi pengalaman dan menawarkan tanggal
Para anggota mengawalinya dan
dengan saling tempat
bertegur untuk
sapa dan menanyakan
yang ditunjukkan dengan ruang atau melalui bertemu. Daniel menawarkan juga pada Pak
kabar, serta mencoba mengingat memori masa kecil. Kemudian Daniel Lim
sebagai salah satu penggagas group ini mulai mengajak dan menawarkan tanggal
layar gadget masing- masing. Sebagai contoh, Paulus sebagai guru yang masuk dalam anggota
dan tempat untuk bertemu. Daniel menawarkan juga pada Pak Paulus sebagai
untuk menandakan kehadiran anggota WA group. Pembicaraan kemudian berlanjut seperti
guru yang masuk dalam anggota group. Pembicaraan kemudian berlanjut seperti
Group alumni adalah rekonstruksi dari di bawah ini :
di bawah ini :
profil diri yang diperkenalkan dalam forum,
sehingga diketahui oleh anggota yang lain.
Ruang di media sosial juga berkait dengan
geografi dan demografi pengguna. Ketika
para anggota memperkenalkan kembali siapa
mereka, sekaligus juga menunjukkan citra
diri di dunia virtual yang merepresentasikan
penampakan (visibility) dan identitas anggota
Tidak mudah untuk mencari waktu dan meminta semua berkumpul, kadang
(pengguna) group. rekonstruksi dan visibility di Gambar 1. Screenshot chat grub WA tentang
karena alasan mengurus anak atau pekerjaan sehingga membuat yang berkumpul
media sosial merupakan praktik dari interaksi reuni Alumni
adalah orang yang sama. Beberapa dari mereka juga mengajak sang anak jika
asisten rumah tangga sedang mudik. Salah seorang guru yang tergabung dalam
grup ini, Pak Paulus, merupakan salah satu guru favorit dan terkenal galak serta
disiplin kala itu. Tetapi ketika bergabung di grup, perbincangan dengan sang guru
Vol.3, No.1, Juni 2018
sudah mulai cair seperti layaknya teman. Berikut lanjutan obrolan di group
Tidak mudah untuk mencari waktu dan proses ini terlihat bahwa negosiasi antara offline
meminta semua berkumpul, kadang karena dan online mampu menciptakan sebuah relasi
alasan mengurus anak atau pekerjaan sehingga yang hampir tidak ada batas. WA Group alumni
membuat yang berkumpul adalah orang yang ini seolah “meruntuhkan” sekat virtual dan
sama. Beberapa dari mereka juga mengajak sang nyata. Jika dipahami lebih jauh, perjumpaan
anak jika asisten rumah tangga sedang mudik. itu lahir salah satunya karena kesamaan
Salah seorang guru yang tergabung dalam grup almamater dan juga ikatan pertemanan serta
ini, Pak Paulus, merupakan salah satu guru persahabatan yang terkenang sejak kecil. Pada
favorit dan terkenal galak serta disiplin kala itu. masa-masa SD anak memiliki apa yang disebut
Tetapi ketika bergabung di grup, perbincangan sebagai golden age, yang mampu menyimpan
dengan sang guru sudah mulai cair seperti memori berkaitan dengan perilaku, relasi serta
layaknya teman. Berikut lanjutan obrolan di karakteristik individu. Kehadiran teknologi
group berkaitan dengan rencana temu alumni membantu “menyambung” keterputusan jarak,
pertama : ruang dan waktu hingga kohesifitas kelompok
semakin dikuatkan.
Setelah reuni ini berlangsung, interaksi
sosial antara anggota mewujud dalam
beberapa hal yakni arisan dan olah raga basket
bersama. Menyitir dari pernyataan Martin
Buber, tingkatan interaksi yang terlihat dalam
WA Group ini adalah I-You dan I-Thou. Model
komunikasi I-You terjadi secara lebih personal
Gambar 2. Screenshot grub WA tentang agendayang
Euforia temu alumni tersebut menstimulus temu alumni berikutnya
karena kesamaan hobi dan gagasan. Dalam
reuni Alumni yang semakin matang
berlangsung pada 27 Desember 2018. Beberapa orang yang pada temu pertama
grup WA ini obrolan lebih bersifat ringan, have
Euforia temu alumni tersebut
berhalangan hadir dikarenakan perkerjaan dan acara keluarga, akhirnya bisa hadir
fun, selain itu juga berupa ucapan selamat ulang
menstimulus temu alumni berikutnya yang
pada temu alumni periode berikutnya. Sayangnya pada temu alumni yang kedua
tahun. Suatu kali kadang malah cenderung
berlangsung
ini tidak dihadiripada
oleh para27
guru,Desember 2018.lebih
tapi acara yang dikemas Beberapa
santai dan rasa
vulgar, yaitu mengungkap kenakalan dan
orang yang pada temu pertama berhalangan
kekeluargaan serta kekompaan begitu kental.
kejahilan waktu kecil, tipikal para guru saat SD
hadir Pada dikarenakan perkerjaan dan acara
reuni pertama berbagai kesan dirasakan mulai dari merasa terkejut ada
juga menjadi hal kadang dibicarakan. candaan
yang masih memiliki kesamaan ciri fisik ketika SD maupun ada yang berubah
keluarga, akhirnya bisa hadir pada temu yang mengarah ke arah seks juga menjadi
drastis. Banyak yang tidak percaya setelah puluhan tahun, ternyata masih bisa
alumni periode berikutnya. Sayangnya pada salah satu hal yang memicu komentar dari
bertemu kembali. Rasa senang, haru dan geli ketika muncul kembali ingatan
temu alumni yang kedua ini tidak dihadiri oleh anggota grup. Sampai pada awal Agustus 2017
kenangan masa kecil di SD. Pada proses ini terlihat bahwa negosiasi antara offline
para guru, tapi acara yang dikemas lebih santai tercetuslah ide dari salah satu anggota untuk
dan online mampu menciptakan sebuah relasi yang hampir tidak ada batas. WA
dan rasa kekeluargaan serta kekompaan begitu mengadakan arisan. Ternyata responnya cukup
Group alumni ini seolah “meruntuhkan” sekat virtual dan nyata. Jika dipahami
kental. antusias, ada sekitar 20 orang tergabung dalam
lebih jauh, perjumpaan itu lahir salah satunya karena kesamaan almamater dan
Pada reuni pertama berbagai kesan
juga ikatan pertemanan serta persahabatan yang terkenang sejak kecil. Pada masa- arisan tersebut baik dari luar kota maupun
dirasakan mulai dari merasa terkejut ada yang yang berdomisili di Blitar. Alasan mereka yang
masih memiliki kesamaan ciri fisik ketika SD di luar kota tetap ikut arisan meski tidak bisa
maupun ada yang berubah drastis. Banyak hadir secara langsung adalah untuk menjaga
yang tidak percaya setelah puluhan tahun, silaturahmi dan masih tetap bisa berkomunikasi
ternyata masih bisa bertemu kembali. Rasa meski hanya melalui WA Group.
senang, haru dan geli ketika muncul kembali Tingkatan interaksi berikutnya
ingatan kenangan masa kecil di SD. Pada menggunakan model komunikasi I-Thou,
melalui model ini individu saling menguatkan simbol, foto, meme, atau video unik sering
dan menghargai keunikan masing-masing. diposting sebagai ungkapan rasa atau tanggapan
Orang lain dilihat dengan segala keutuhan dan atas komentar yang diberikan. Diksi khas 90an,
kepribadiannya, sebagai manusia yang unik ataupun candaan khas jawa timuran juga masih
dan menerima mereka secara utuh. Dalam mendominasi saat obrolan berlangsung. Pola
komunikasi I-Thou, seorang terbuka sepenuhnya interaksi dan relasi di dalam WA Group alumni
pada orang lain, mempercayai orang lain untuk ini telah berproses membentuk sebuah “budaya
menerima diri apa adanya dengan segala virtual” dan identitas tersendiri yang “hanya”
kelebihan dan kekurangan. Melalui WA Group dimiliki oleh anggota group .
ini pernah satu kali ada alumni yang mengalami
Kesimpulan
musibah ketika SMU dan sempat trauma secara
Dari bahasan di atas, terlihat
psikologis. Pada akhirnya masing-masing dari
bahwa media sosial sudah menjadi jantung
anggota grup WA mencoba saling menguatkan,
dalam cara Alumnus SDK St. Maria Blitar
menghibur lalu beberapa yang berdomisili
1996 berkomunikasi. Hal ini memicu juga
di Blitar mengajak bertemu secara langsung.
beragam riset tentang seluk – beluk media
Tekanan secara psikologis pasca kecelakaan
dan bagaimana audiens mengkonsumsinya.
sempat membuatnya melakukan aktivitas yang
Dengan menggunakan etnografi virtual, teknik
tidak lazim, seperti mengunggah dan mengedit
pengambilan data dilakukan dengan dua cara,
dengan ragam aplikasi, puluhan foto saat
yaitu online dan offline. Sehingga bisa dipahami
anggota berkumpul bersama. Mengunggah
bagaimana kekhasan percakapan ketika di WA
beberapa video hingga membuat beberapa
chat, emoticon, cara bercanda dan sapaan. Pada
anggota mengeluh karena menyedot kuota.
teknik offline, informasi yang diperoleh lebih
Berbagai ekspresi dan rasa yang terlontar dalam
dalam dengan memperhatikan bagaimana
group alumni ini membuat para anggota grup
gesture, intonasi serta memahami pola pikir serta
juga belajar memahami bahwa dalam anggota
sharing informan dalam WA Group.
group memiliki keunikan dan kekhasan mereka
Teknologi tidak hanya sekedar “alat”
masing- masing.
yang membantu memudahkan segala urusan
Dalam komunitas virtual- WA Group
manusia, tetap telah menjadi nadi dalam setap
alumni ini ada beberapa karakteristik yang
gerak dan aktivitas hidup kita. Media sosial
kuat, yakni aktivitas yang secara konsisten
pada juga turut membentuk peradaban serta
dilakukan. Ada arisan yang dua minggu sekali
kebudayaan kita. Cara pandang berkait dengan
diadakan untuk mempererat silaturahmi dan
ruang dan waktu seolah bisa sangat fleksibel
juga frekuensi saling kontak yang intens.
dan tanpa sekat. Nalar pikir kita juga hampir
Pada acara tersebut, kadang ada alumni yang
(atau mungkin sudah) terdeterminasi oleh
berdomisili di Malang atau Surabaya ikut hadir
massifnya media sosial ini, pola pikir pragmatis,
untuk sekedar sharing atau menikmati tempat
efektif, cepat dan efisien menjadi kredo yang
makan baru serta kuliner di Blitar. Kegiatan
akan sering dilantunkan. Apalagi jika menilik
lain adalah olahraga basket yang beberapa kali
padatnya aktivitas manusia yang seolah hampir
ini masih diikuti oleh anggota laki-laki, karena
tidak ada waktu untuk saling bertatap muka,
anggota perempuan biasanya lebih fokus pada
bicara dengan santai dan panjang lebar.
urusan domestik rumah tangga. Karakteristik
Kehadiran media sosial merasuk hingga
lain adalah pada aspek bahasa. Bahasa yang
mengubah secara fundamental pola interaksi
digunakan lebih ekspresif. Selain itu simbol-
http://www.suluh.co.id/berita-915-fenomena-
grup-wa-alumni.html akses 2 April 2018
https://tekno.kompas.com/read/2016/11/17/06150017/
ini.negara.dengan.jumlah.pengguna.
whatsapp.terbanyak.di.dunia akses 20
Mei 2018