Anda di halaman 1dari 6

WALI KOTA BALIKPAPAN

Kepada Yth,
Seluruh Warga Masyarakat Kota
Balikpapan

di –
Balikpapan

SURAT EDARAN
Nomor : 300/ 1402 /Pem.

TENTANG
PELAKSANAAN RANGKAIAN KEGIATAN IBADAH
BULAN SUCI RAMADHAN DAN IDUL FITRI 1442 H/2021
DALAM RANGKA PENCEGAHAN, PENGENDALIAN DAN PENANGANAN
PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI KOTA BALIKPAPAN

Dasar :
a. Instruksi Gubernur Kalimantan Timur Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro Untuk Pengendalian, Pencegahan dan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 di Provinsi Kalimantan Timur.
b. Surat Edaran Wali Kota Balikpapan Nomor 300/1265/Pem tanggal 25 Maret 2021 tentang Perpanjangan
Ketiga Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro dan Kota
Untuk Pencegahan, Pengendalian dan Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 di Kota
Balikpapan.
c. Pertimbangan perkembangan kondisi pandemi COVID-19 di Kota Balikpapan, terhadap 5 (lima)
unsur/parameter yang meliputi tingkat kematian, tingkat kesembuhan, tingkat kasus aktif, tingkat
keterisian tempat tidur Rumah Sakit dan Ruang Isolasi, serta positivity rate (proporsi tes positif).
Dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa dalam rangka upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran wabah COVID-19, maka
Pemerintah Kota Balikpapan menetapkan pengaturan Protokol Kesehatan COVID-19 bagi kegiatan
Ibadah atau kegiatan Sosial di Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H/2021;
2. Pengaturan Protokol Kesehatan COVID-19 bagi kegiatan Ibadah Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri
1442 H/2021, tersebut poin 1 meliputi :
a. Kegiatan Ibadah Ziarah Kubur :
1) Dianjurkan Ibadah Ziarah Kubur dilakukan mulai dari 7 (tujuh) hari sebelum Bulan
Ramadhan, agar masyarakat yang berziarah kubur tidak bersamaan dan berkerumun;
2) Protokol kesehatan COVID-19 yang wajib diterapkan bagi Penziarah kubur, yaitu :
- kepada semua Penziarah kubur wajib diukur suhu tubuh dengan thermogun, persyaratan
yang bisa masuk area Pemakaman maksimal suhu tubuh 37,3°C;
- menggunaan masker;
- mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan handsanitizer;
- menjaga jarak dengan Penziarah kubur yang lain;
- tidak berkerumun, terutama pada saat antri masuk dan keluar Pemakaman;
- dalam kondisi sehat tidak memiliki gejala seperti demam, batuk/pilek, kehilangan
penciuman, sesak napas.
- tidak melakukan salaman atau pelukan langsung secara kontak fisik antara Penziarah
kubur yang satu dengan lainnya;
- tidak mengikutsertakan anak-anak dibawah umur 10 tahun;
- diterapkan sistem antrian Penziarah kubur, yang diperbolehkan masuk bersamaan dalam
lingkungan Pemakaman maksimal 50 % dari kapasitas Pemakaman.
b. Kegiatan Ibadah Sholat Wajib 5 Waktu/Jum’at dan Sholat Taraweh di Masjid atau
Musholla:
1) Pengurus Masjid atau Musholla yang menyelenggarakan ibadah sholat 5 Waktu/Jum’at dan
sholat Tarawih secara berjamaan di Masjid atau Musholla, wajib memiliki petugas COVID-19
yang melaksanakan fungsi penerapan Protokol Kesehatan bagi seluruh Jemaah yang
mengikuti ibadah Sholat Wajib 5 Waktu/Jum’at dan Sholat Tarawih di Masjid atau Musholla;

Hal 2/2) Protokol …


-2-

2) Protokol kesehatan COVID-19 yang wajib diterapkan bagi seluruh Jemaah yang mengikuti
ibadah Sholat Wajib 5 Waktu/Jum’at dan Sholat Tarawih di Masjid atau Musholla, yaitu :
- kepada semua Jemaah wajib diukur suhu tubuh dengan thermogun, persyaratan yang bisa
mengikuti ibadah sholat 5 Waktu/Jum’at dan sholat Tarawih secara berjamaan di Masjid
atau Musholla maksimal suhu tubuh 37,3°C;
- menggunaan masker;
- mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan handsanitizer;
- menjaga jarak terutama jarak dalam barisan shaf;
- tidak berkerumun, terutama pada saat antri masuk dan keluar Masjid/Musholla;
- dalam kondisi sehat tidak memiliki gejala seperti demam, batuk/pilek, kehilangan
penciuman, sesak napas.
- menggunakan perlengkapan ibadah sendiri seperti sajadah, mukena/sarung, Al’quran, dan
lainnya;
- tidak melakukan salaman atau pelukan langsung secara kontak fisik antara Jemaah yang
satu dengan lainnya;
- melakukan sterilisasi menyemprotan disinfektan secara berkala, terutama sterilisasi
lingkungan tempat Ibadah pada saat sebelum atau sesudah digunakan;
- tidak menggunakan mic secara bergantian, apabila menggunakan mic secara bergantian,
maka mic sebelum digunakan kembali oleh orang berikutnya, agar disterilisasi kemballi
dengan penyemprotan disinfektan atau cairan handsanitizer;
- durasi per kegiatan ibadah agar diatur paling lama 2 (dua) jam, apabila melebihi waktu 2
(dua) jam, maka wajib melakukan relaksasi atau break sterilisasi selama 1 (satu) jam;
- apabila mengundang Imam/Khotib/Penceramah dari luar Kota Balikpapan, wajib memiliki
keterangan hasil pemeriksaan Rapid Antigen Negatif, yang masih berlaku untuk selama 3
(tiga) hari;
- Penggunaan Masjid/Musholla untuk kegiatan Sholat Wajib 5 Waktu/Jum,at dan Tarawih
secara berjemaah, maksimal 50 % dari kapasitas Masjid/Musholla.
c. Kegiatan Ibadah Tadarus Aqur’an di Masjid atau Musholla:
1) Dianjurkan Ibadah Tadarus Alqur’an dilakukan di rumah masing-masing;
2) Apabila dilakukan secara berjemaah di Masjid, Musholla atau tempat lainnya, maka Protokol
kesehatan COVID-19 yang wajib diterapkan bagi seluruh Jemaah yang mengikuti ibadah
Tadarus Alqur’an, yaitu :
- kepada semua Jemaah Tadarus Alqur’an wajib diukur suhu tubuh dengan thermogun,
persyaratan yang bisa mengikuti ibadah Tadarus Al’quran secara berjemaah maksimal
suhu tubuh 37,3°C;
- menggunaan masker;
- mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan handsanitizer;
- menjaga jarak dengan Jemaah lain;
- tidak berkerumun, terutama pada saat antri masuk dan keluar Masjid/Musholla;
- dalam kondisi sehat tidak memiliki gejala seperti demam, batuk/pilek, kehilangan
penciuman, sesak napas.
- menggunakan perlengkapan ibadah sendiri seperti sajadah, mukena/sarung, Al’quran, dan
lainnya;
- tidak melakukan salaman atau pelukan langsung secara kontak fisik antara Jemaah yang
satu dengan lainnya;
- tidak menggunakan mic secara bergantian, apabila menggunakan mic secara bergantian,
maka mic sebelum digunakan kembali oleh orang berikutnya, agar disterilisasi kemballi
dengan penyemprotan disinfektan atau cairan handsanitizer;
- durasi per kegiatan ibadah Tadarus Alqur’an agar diatur paling lama 2 (dua) jam, apabila
melebihi waktu 2 (dua) jam, maka wajib melakukan relaksasi atau break sterilisasi selama
1 (satu) jam;
- Penggunaan Masjid/Musholla untuk kegiatan Tadarus Alqur’an secara berjemaah, maksimal
50% dari kapasitas Masjid/Musholla.
d. Kegiatan Ibadah Sahur dan Buka Puasa Bersama :
1) Dianjurkan Ibadah Sahur dan Buka Puasa Bersama dilakukan di rumah masing-masing;

Hal 3/2) Apabila …


-3-

2) Apabila dilakukan secara berjemaah di Masjid, Musholla atau tempat lainnya, maka Protokol
kesehatan COVID-19 yang wajib diterapkan bagi seluruh Jemaah yang mengikuti ibadah
Sahur dan Buka Puasa Bersama, yaitu :
- kepada semua Jemaah yang mengikuti Sahur dan Buka Puasa Bersama wajib diukur suhu
tubuh dengan thermogun, persyaratan yang bisa mengikuti kegiatan Sahur dan Buka
Puasa Bersama maksimal suhu tubuh 37,3°C;
- menggunaan masker;
- mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan handsanitizer;
- menjaga jarak dengan Jemaah lain;
- tidak berkerumun, terutama pada saat antri masuk dan keluar Masjid/Musholla/Tempat
lainnya;
- dalam kondisi sehat tidak memiliki gejala seperti demam, batuk/pilek, kehilangan
penciuman, sesak napas.
- menggunakan perlengkapan ibadah sendiri seperti sajadah, mukena/sarung, Al’quran, dan
lainnya;
- tidak melakukan salaman atau pelukan langsung secara kontak fisik antara Jemaah yang
satu dengan lainnya;
- tidak menggunakan mic secara bergantian, apabila menggunakan mic secara bergantian,
maka mic sebelum digunakan kembali oleh orang berikutnya, agar disterilisasi kemballi
dengan penyemprotan disinfektan atau cairan handsanitizer;
- durasi per kegiatan ibadah Sahur dan Buka Puasa Bersama agar diatur paling lama 2 (dua)
jam, apabila melebihi waktu 2 (dua) jam, maka wajib melakukan relaksasi atau break
sterilisasi selama 1 (satu) jam.
- Penggunaan Masjid/Musholla/Tempat lainnya untuk kegiatan Sahur dan Buka Puasa
Bersama, maksimal 50 % dari kapasitas Masjid/Musholla/Tempat lainnya.
e. Kegiatan Ibadah I’tiqaf di Masjid atau Musholla:
Protokol kesehatan COVID-19 yang wajib diterapkan bagi seluruh Jemaah yang mengikuti
kegiatan ibadah itiqaf di Masjid atau Musholla, yaitu :
- kepada semua Jemaah yang mengikuti Ibada I’tikaf wajib diukur suhu tubuh dengan
thermogun, persyaratan yang bisa mengikuti kegiatan I’tikaf berjemaah maksimal suhu tubuh
37,3°C;
- menggunaan masker;
- mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan handsanitizer;
- menjaga jarak dengan Jemaah lain;
- tidak berkerumun, terutama pada saat antri masuk dan keluar Masjid/Musholla;
- dalam kondisi sehat tidak memiliki gejala seperti demam, batuk/pilek, kehilangan penciuman,
sesak napas.
- menggunakan perlengkapan ibadah sendiri seperti sajadah, mukena/sarung, Al’quran, dan
lainnya;
- tidak melakukan salaman atau pelukan langsung secara kontak fisik antara Jemaah yang satu
dengan lainnya;
- tidak menggunakan mic secara bergantian, apabila menggunakan mic secara bergantian,
maka mic sebelum digunakan kembali oleh orang berikutnya, agar disterilisasi kemballi
dengan penyemprotan disinfektan atau cairan handsanitizer;
- durasi per kegiatan ibadah Tadarus Alqur’an agar diatur paling lama 2 (dua) jam, apabila
melebihi waktu 2 (dua) jam, maka wajib melakukan relaksasi atau break sterilisasi selama 1
(satu) jam.
- Penggunaan Masjid/Musholla untuk kegiatan I’tikaf secara berjemaah, maksimal 50 % dari
kapasitas Masjid/Musholla.
f. Kegiatan Pesantren Ramadhan:
Protokol kesehatan COVID-19 yang wajib diterapkan bagi seluruh Jemaah yang mengikuti
kegiatan Pesantren Ramadhan, yaitu :
- kepada semua Jemaah yang mengikuti kegiatan Pesantren Ramadhan wajib diukur suhu
tubuh dengan thermogun, persyaratan yang bisa mengikuti kegiatan Pesantren Ramadhan
maksimal suhu tubuh 37,3°C;
- menggunaan masker;
- mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan handsanitizer;
Hal 4/menjaga …
-4-

- menjaga jarak dengan Jemaah lain;


- tidak berkerumun, terutama pada saat antri masuk dan keluar Masjid/Musholla/Tempat
kegiatan;
- dalam kondisi sehat tidak memiliki gejala seperti demam, batuk/filek, kehilangan penciuman,
sesak napas.
- menggunakan perlengkapan ibadah sendiri seperti sajadah, mukena/sarung, Al’quran, dan
lainnya;
- tidak melakukan salaman atau pelukan langsung secara kontak fisik antara Jemaah yang satu
dengan lainnya;
- tidak menggunakan mic secara bergantian, apabila menggunakan mic secara bergantian,
maka mic sebelum digunakan kembali oleh orang berikutnya, agar disterilisasi kemballi
dengan penyemprotan disinfektan atau cairan handsanitizer;
- durasi per kegiatan Pesantren Ramadhan agar diatur paling lama 2 (dua) jam, apabila
melebihi waktu 2 (dua) jam, maka wajib melakukan relaksasi atau break sterilisasi selama 1
(satu) jam.
- Penggunaan Masjid/Musholla/Tempat lainnya untuk kegiatan Pesantren Ramadhan, maksimal
50 % dari kapasitas Masjid/Musholla/Tempat lainnya.
g. Kegiatan Peringatan Nuzulul Qur’an :
1) Penyelenggara peringatan Nuzulul Qur’an, wajib memiliki petugas COVID-19 yang
melaksanakan fungsi penerapan Protokol Kesehatan bagi seluruh Jemaah yang mengikuti
kegiatan peringatan nuzulul Qur’an di Masjid, Musholla atau tempat lainnya;
2) Protokol kesehatan COVID-19 yang wajib diterapkan bagi seluruh Jemaah yang mengikuti
kegiatan peringatan nuzulul Qur’an, yaitu :
- kepada semua Jemaah wajib diukur suhu tubuh dengan thermogun, persyaratan yang bisa
mengikuti peringatan nuzulul Qur’an maksimal suhu tubuh 37,3°C;
- menggunaan masker;
- mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan handsanitizer;
- menjaga jarak;
- tidak berkerumun, terutama pada saat antri masuk dan keluar Masjid/Musholla/Tempat
lainnya;
- dalam kondisi sehat tidak memiliki gejala seperti demam, batuk/p ilek, kehilangan
penciuman, sesak napas.
- menggunakan perlengkapan ibadah sendiri seperti sajadah, mukena/sarung, Al’quran, dan
lainnya;
- tidak melakukan salaman atau pelukan langsung secara kontak fisik antara Jemaah yang
satu dengan lainnya;
- melakukan sterilisasi menyemprotan disinfektan secara berkala, terutama sterilisasi
lingkungan tempat Ibadah pada saat sebelum atau sesudah digunakan;
- tidak menggunakan mic secara bergantian, apabila menggunakan mic secara bergantian,
maka mic sebelum digunakan kembali oleh orang berikutnya, agar disterilisasi kemballi
dengan penyemprotan disinfektan atau cairan handsanitizer;
- durasi per kegiatan ibadah agar diatur paling lama 2 (dua) jam, apabila melebihi waktu 2
(dua) jam, maka wajib melakukan relaksasi atau break sterilisasi selama 1 (satu) jam;
- apabila mengundang Penceramah dari luar Kota Balikpapan, wajib memiliki keterangan
hasil pemeriksaan Rapid Antigen Negatif, yang masih berlaku untuk selama 3 (tiga) hari;
- Penggunaan Masjid/Musholla/Tempat lainnya untuk kegiatan peringatan nuzulul Qur’an,
maksimal 50 % dari kapasitas Masjid/Musholla/Tempat lainnya.
h. Kegiatan Penerimaan dan Penyaluran Zakat :
1) Penyelenggara/Panitia penerimaan dan penyaluran zakat, wajib memiliki petugas COVID-19
yang melaksanakan fungsi penerapan Protokol Kesehatan bagi seluruh Jemaah yang
mengikuti kegiatan penerimaan dan penyaluran zakat di Masjid, Musholla atau tempat
lainnya;
2) Protokol kesehatan COVID-19 yang wajib diterapkan bagi seluruh Jemaah yang mengikuti
kegiatan penerimaan dan penyaluran zakat, yaitu :
Hal 5/Penerimaan …
-5-

Penerimaan Zakat :
- kepada semua Jemaah wajib diukur suhu tubuh dengan thermogun, persyaratan yang bisa
mengikuti kegiatan penerimaan zakat maksimal suhu tubuh 37,3°C;
- menggunaan masker;
- mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan handsanitizer;
- menjaga jarak;
- tidak berkerumun, terutama pada saat antri masuk dan keluar Masjid/Musholla/Tempat
lainnya;
- dalam kondisi sehat tidak memiliki gejala seperti demam, batuk/filek, kehilangan
penciuman, sesak napas.
- tidak melakukan salaman atau pelukan langsung secara kontak fisik antara Jemaah yang
satu dengan lainnya;
- melakukan sterilisasi menyemprotan disinfektan secara berkala, terutama sterilisasi
lingkungan tempat kegiatan pada saat sebelum atau sesudah digunakan;
- tidak menggunakan mic secara bergantian, apabila menggunakan mic secara bergantian,
maka mic sebelum digunakan kembali oleh orang berikutnya, agar disterilisasi kemballi
dengan penyemprotan disinfektan atau cairan handsanitizer;
- durasi per kegiatan ibadah agar diatur paling lama 2 (dua) jam, apabila melebihi waktu 2
(dua) jam, maka wajib melakukan relaksasi atau break sterilisasi selama 1 (satu) jam;
- Penggunaan Masjid/Musholla/Tempat lainnya untuk kegiatan penerimaan zakat, maksimal
50 % dari kapasitas Masjid/Musholla/Tempat lainnya.
Penyaluran Zakat
- kegiatan penyaluran zakat, memiliki kewajiban penerapan Protokol Kesehatan Covid-19
yang sama dengan kegiatan penerima zakat sebagaimana tersebut di atas;
- untuk kegiatan penyaluran zakat terhadap masyarakat lebih dari 30 orang pada tempat
dan waktu bersamaan, diwajibkan mengajukan rekomendasi kepada Satgas Penanganan
COVID-19 Kota Balikpapan.
i. Kegiatan Takbiran:
1) Penyelenggara/Panitia Takbiran, wajib memiliki petugas COVID-19 yang melaksanakan fungsi
penerapan Protokol Kesehatan bagi seluruh Jemaah yang mengikuti kegiatan Takbiran di
Masjid, Musholla atau tempat lainnya;
2) Protokol kesehatan COVID-19 yang wajib diterapkan bagi seluruh Jemaah yang mengikuti
kegiatan Takbiran, yaitu :
- kepada semua Jemaah takbiran wajib diukur suhu tubuh dengan thermogun, persyaratan
yang bisa mengikuti kegiatan Takbiran maksimal suhu tubuh 37,3°C;
- menggunaan masker;
- mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan handsanitizer;
- menjaga jarak;
- tidak berkerumun, terutama pada saat antri masuk dan keluar Masjid/Musholla/Tempat
lainnya;
- dalam kondisi sehat tidak memiliki gejala seperti demam, batuk/filek, kehilangan
penciuman, sesak napas.
- tidak melakukan salaman atau pelukan langsung secara kontak fisik antara Jemaah yang
satu dengan lainnya;
- melakukan sterilisasi menyemprotan disinfektan secara berkala, terutama sterilisasi
lingkungan tempat Ibadah pada saat sebelum atau sesudah digunakan;
- tidak menggunakan mic secara bergantian, apabila menggunakan mic secara bergantian,
maka mic sebelum digunakan kembali oleh orang berikutnya, agar disterilisasi kemballi
dengan penyemprotan disinfektan atau cairan handsanitizer;
- durasi per kegiatan ibadah agar diatur paling lama 2 (dua) jam, apabila melebihi waktu 2
(dua) jam, maka wajib melakukan relaksasi atau break sterilisasi selama 1 (satu) jam;
- Penggunaan Masjid/Musholla/Tempat lainnya untuk kegiatan Takbiran, maksimal 50% dari
kapasitas Masjid/Musholla/Tempat lainnya.
j. Kegiatan Sholat Idul Fitri :
1) Penyelenggara/Panitia kegiatan sholat Idul Fitri, wajib memiliki petugas COVID-19 yang
melaksanakan fungsi penerapan Protokol Kesehatan bagi seluruh Jemaah yang mengikuti
kegiatan sholat Idul Fitri di Masjid, Musholla atau tempat lainnya;
Hal 6/2) Protokol …
-6-

2) Protokol kesehatan COVID-19 yang wajib diterapkan bagi seluruh Jemaah yang mengikuti
kegiatan sholat Idul Fitri, yaitu :
- kepada semua Jemaah wajib diukur suhu tubuh dengan thermogun, persyaratan yang bisa
mengikuti sholat Idul Fitri berjemaah maksimal suhu tubuh 37,3°C;
- menggunaan masker;
- mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau dengan handsanitizer;
- menjaga jarak;
- tidak berkerumun, terutama pada saat antri masuk dan keluar Masjid/Musholla/Tempat
lainnya;
- dalam kondisi sehat tidak memiliki gejala seperti demam, batuk/pilek, kehilangan
penciuman, sesak napas.
- menggunakan perlengkapan ibadah sendiri seperti sajadah, mukena/sarung, Al’quran, dan
lainnya;
- tidak melakukan salaman atau pelukan langsung secara kontak fisik antara Jemaah yang
satu dengan lainnya;
- melakukan sterilisasi menyemprotan disinfektan, terutama sterilisasi lingkungan tempat
Ibadah pada saat sebelum atau sesudah digunakan;
- tidak menggunakan mic secara bergantian, apabila menggunakan mic secara bergantian,
maka mic sebelum digunakan kembali oleh orang berikutnya, agar disterilisasi kemballi
dengan penyemprotan disinfektan atau cairan handsanitizer;
- durasi per kegiatan ibadah agar diatur paling lama 2 (dua) jam, apabila melebihi waktu 2
(dua) jam, maka wajib melakukan relaksasi atau break sterilisasi selama 1 (satu) jam;
- apabila mengundang Penceramah dari luar Kota Balikpapan, wajib memiliki keterangan
hasil pemeriksaan Rapid Antigen Negatif, yang masih berlaku untuk selama 3 (tiga) hari;
- Penggunaan Masjid/Musholla/Tempat lainnya untuk kegiatan sholat Idul Fitri, maksimal
50 % dari kapasitas Masjid/Musholla/Tempat lainnya.
k. Kegiatan Halal Bil Halal :
1) Dianjurkan agar tidak mengadakan kegiatan Halal Bil Halal;
2) Kegiatan Halal Bil Halal maupun kegiatan Silaturahim/maaf memaafkan antar sesama, dapat
dilakukan secara virtual.
3. Satgas Penanganan COVID-19 Kota Balikpapan dan Kecamatan, akan melakukan pengawasan
kegiatan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H/2021, apabila ditemukan adanya kegiatan Ibadah
Ramadhan dan Idul Fitri yang tidak menerapkan protokol kesehatan sehingga berpotensi
membahayakan terjadinya penularan COVID-19, maka Satgas COVID-19 dapat melakukan tindakan
penghentian kegiatan.
4. Kegiatan di Masjid, Musholla dan Fasilitas Umum yang berskala lingkungan RT, wajib mengikuti
ketentuan PPKM Mikro di lingkungan RT masing-masing. Apabila berada dalam Zona Orange atau
Merah maka untuk sementara ditutup kecuali hanya untuk kegiatan Azan Sholat 5 Waktu dan Sholat
bagi Penjaga Masjid/Musholla.
5. Penyajian menu makanan dan minuman untuk setiap kegiatan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri
sebagaimana tersebut diatas, dianjurkan dalam bentuk kemasan/kotakan.

Demikian untuk dilaksanakan dan dipatuhi, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.

No NAMA PEJABAT Jabatan Paraf Ditetapkan di : Balikpapan


Pada tanggal : 1 April 2021
1. Sayid MN Fadli Sekretaris Daerah

2. Syaiful Bahri Asisten Tata Pemerintahan WALI KOTA BALIKPAPAN


SELAKU KETUA SATUAN TUGAS,
3. Sayid Muhdar Kepala Bagian Pemerintahan

H. M. RIZAL EFFENDI, SE
Tembusan disampaikan kepada Yth. :
1. Gubernur Kalimantan Timur di Samarinda;
2. FORKOPIMDA Kota Balikpapan;
3. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Balikpapan;
4. Kepala OPD se Kota Balikpapan.

Anda mungkin juga menyukai