PENDAHULUAN
diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
masyrakat . Oleh karena itu tatanan rumah tangga sehat dapat diwujudkan
dengan perilaku sehat dan lingkungan sehat beberapa indikator perilaku hidup
besrih dan sehat di tatanan rumah tangga meliputi mencuci tangan dengan
jamban sehat. Adapun pelaku perilaku hidup bersih dan sehat adalah petugas
dll ) . (Kemenks 2019 ) anak balita masih memiliki imunitas tubuh yang rendah
sehingga lebih rentan terhadap serangan infeksi ,kuman dan penyakit jika tidak
bersih dan terawat . Hal tersebut berkaitan dengan sikap perilaku hidup bersih
dan sehat. Anak balita sangat membutukan figur seperti perempuan dalam hal
mengasuh anak umumnya di lakukan oleh seorang ibu ( Cabra 2019) . ( Dwigita
2020) menyatakan peranan ibu sangat dominan menentukan kualitas hidup anak
di kemudian hari seingga sangatla penting bagi merekan untuk menerapkan dan
memahami perilaku hidup bersih dan sehat pada anak balita tersebut.
Berdasarkan observasi peneliti dengan beberapa orang tua yang memiliki anak
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat . masih ditemui ibu yang
tersebut dapat diketahui bahwa kesadaran ibu dalam perilaku hidup bersih dan
DKI Jakarta 56,8% dan terendah papua 16,4% terdapat 20 dari 33 provinsi yang
bagian paling timur dari wilayah jawa timur yang di tingali oleh beberapa suku
terserang diare faktor penyebab nya adalah buruknya perilaku hidup bersih dan
sehat. Berdasarkan Hasil observasi peneliti dengan beberapa orang tua yang
sidoarjo ada 5 orang ibu yang belum menerapkan tentang perilaku hidup berih
dan sehat seperti membuang sampah rumah tangga di belakang rumah, dan
di kebun . Ada 2 orang ibu yang sudah mengerti tentang pentingnya perilaku
hidup sehat di lingkungan sekitar mereka tinggal. Dari data yang di peroleh
peneliti dari puskesmas sukodono pada tahun 2021 Jumlah kepala keluarga di
Kelurahan sambungrejo tahun 2021 sebanyak 1057 KK, jumlah anak balita di
desa tersebut adalah 76 anak dari ibu.76 Sedangkan angka kejadian diare pada
anak di Desa sambungrejo pada bulan januari 2021 sebanyak 40 kasus diare
pada anak. Sedangkan data perilaku hidup bersih dan sehat orang tua balita di
desa sambungrejo yang di peroleh dari puskesmas sukodono cuci tangan 40%
,air bersih 50% ,jamban sehat 40% ,mengelola sampah rumah tangga 20%
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat itu sangat dianjurkan kepada
tetapi masih sangat masyarakat yang belum menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat .Faktor utama penyebab rendah perilaku hidup bersih dan sehat adalah
faktor sosial budaya dan pengetahuan dari observasi peneliti ada ibu yang sudah
orang tua ibu dulu mengatakan kalau di bakar nantik anaknya bisa mengalami
suleten/impetigo kemunculan bercak merah dan lepuhan pada kulit sehingga ibu
tidak membakar pampers anak hanya di buang di kebun dekat lingkungan mereka
tinggal dan ada juga ibu yang mengatakan mencuci botol susu hanya membilas
mengunakan air bersih saja padahal hanya membilas tidak menjamin botol itu
bersih dari kuman. Rendanya sikap dan kesadaran ibu bisa berdampak timbulnya
penyakit yang di sebabkan oleh perilaku hidup sehat yang buruk seperti diare .
Penyakit diare jika terlambat bisa mengakibatkan anak dehidrasi dan juga bisa
mengalami kematian . Maka penerapan perilaku idup bersih dan sehat perlu di
bersih untuk mencegah terjadinya diare pada anak adalah salah satunya dengan
ibu dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencega diare pada
mempunyai anak umur 1- 4 tahun , masih ada ibu yang kurang memiliki
kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekitar tempat
mereka tinggal terbukti masih ada ibu yang tidak mencuci tanggan sebelum
1. Bagi peneliti
Bersih dan Sehat ( PHBS ) untuk mencegah diare Pada Anak Usia 1 – 4
selanjutnya.
2. Bagi responden
dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) untuk mencegah diare
dan suatu gambaran bahwa Peningkatan kesadaran ibu dalam Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat ( PHBS ) dapat mencegah terjadinya diar pada anak