Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGERJAAN BENDUNG
Mata Kuliah : Metode Pelaksanaan Konstruksi

Dosen Pengampuh :

Budi Setiawan ST., M.T.

Disusun Oleh :

Nama : Carles Amat

NPM : 1940301057

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas teknuk
Universitas Borneo Tarakan
2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat-Nya. Penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengerjaan Bendungan Mata Kuliah Metode Pelaksanaan
Konstruksi, Teknik Sipil Universitas Borneo Tarakan, dengan baik dalam waktu yang tepat.

Secara pribadi penulis sangat berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Metode
Pelaksanaan Konstruksi yang sedia waktu dan jasanya kepada kami dalam berbagi ilmu pengetahuan
yang sangat bermanfaat untuk kami kedepannya, ucapan terima kasih ini saya ucapkan kepada:

1. Budi Setiawan S.T., M.T.


2. Teman-teman seperjuangan angkatan 2019

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis mengharapkan kritikan atau saran agar tidak mengulangi kesalahan dalam penulisan makalah
selanjutnya, sekian dan terima kasih.

Tarakan, 21 April 2021

Penulis

Carles Amat
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

I.I. Latar belang........................................................................................................1

I.II. Rumusan Masalah..............................................................................................1

I.III. Tujuan...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

II.I. Dasar-dasar Teori..............................................................................................2

II.II. Metode Pelaksanaan Pembuatan Bendung.......................................................3

BAB III PENUTUP.............................................................................................................11

III.I. Kesimpilan.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Bendung adalah suatu bangunan konstruksi yang dibuat dari pasangan batu kali atau pasangan
batu karang ,bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang berfungsi untuk
menaikan elevasi muka air untuk kepentingan irigasi.

I.II. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas adalah:

1. Apa itu bendung


2. Uraikan pengerjaan bendung

I.III. Tujuan

1. Mengetahui apa itu bendung


2. Mengetahui cara pengerjaan bendung
BAB II
PEMBAHASAN
II.I. Dasar-dasar teori

Klasifikasi Bendung

Adapun klasifikasi bendung menurut Erwan Mawardi (Tahun 2006) sebagai berikut:

1. Bendung berdasarkan fungsinya:


a. Bendung penyadap, digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk berbagai keperluan
seperti untuk irigasi, air baku dan sebagainya.
b. Bendung pembagi banjir, dibangun di percabangan sungai untuk mengatur muka air sungai,
sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit rendah sesuai dengan kapasitasnya.
c. Bendung penahan pasang, dibangun dibagian sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut
antara lain untuk mencegah masuknya air asin.
2. Bendung berdasarkan tipe strukturnya:
a. Bendung tetap,bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi pemBendung ya tidak dapat
diubah, sehingga muka air di hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki. Pada
bendung tetap elevasi muka air dihulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai yang
sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik ataupun turun). Bendung tetap biasanya
dibangun pada daerah hulu sungai. Pada daerah 9 hulu sungai kebanyakan tebing-tebing
sungai relative lebih curam dari pada di daerah hilir.
b. Bendung gerak, bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi pemBendung ya dapat
diubah susuai yang dikehendaki. Pada bendung gerak elevasi muka air di hulu bendung dapat
dikendalikan naik atau turun sesuai yang dikehendaki dengan membuka atau menutup pintu
air. Bendung gerak biasanya dibangun pada hilir sungai atau muara.
3. Berdasarkan dari segi sifatnya:
a. Bendung permanen, seperti bendung pasangan batu, beton, dan kombinasi beton dan
pasangan batu.
b. Bendung semi permanen, seperti bendung broncong.
c. Bendung darurat, yang dibuat oleh masyarakat pedesaan seperti bendung tumpukan batu dan
sebagainya.)

II.II. Metode Pelaksanaan Pembuatan Bendung

1. Pembuatan bendung dimulai dengan pembuatan diversion channel (saluran pengalihan)


yang dibangun di sebelah kanan sungai
2. Pekerjaan dimulai dengan dengan mengerjakan diversion work dengan menggali tanah
dan pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah sungai dialihkan lokasi
bendung dapat dikeringkan melalui proses dewatering.

Gambar pengalihan aliran sungai

3. Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah dengan


excavator dan hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke disposal area
atau disimpan sebagai stock untuk material timbunan sesuai dengan jenis dan spesifikasi
tanah

Gambar pekerjaan galian tanah

4. Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan pekerjaan galian batu
5. Dipilih metode drilling and blasting, yaitu pada permukaan batuan dibuat pola blasting.
Kemudian dibuat lubang dengan rock drill (cradler rock driller) atau canal drilling untuk
diisi sejumlah bahan peledak (dynamit) dan detonator sebagai pemicunya

Gambar pekerjaan pada tanah keras

6. Setelah peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan excavator dan diangkut dump truck
ke disposal area
7. Galian batuan dengan blasting (peledakan)biasanya sulit untuk membentuk dasar galian
yang rapi sesuai rock line excavation yang ada dalam shop drawing
8. Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excavator untuk membentuk
dan merapikan galian batuan
9. Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan yang harus dilakukan
adalah finising permukaan batuan dengan membersihkan semua loose material dan
menutup permukaan dengan splash grouting.
10. Splash grouting adalah campuran semen pasir dan air yang disiramkan ke permukaan
batuan

Gambar pekerjaan splash grouting

11. Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk fondasi, tubuh bendung,
kolam olakan (stilling basin) dan piers serta column
12. Di permukaan bendung yang terjadi pergesekan dengan air sungai dimana diasumsikan
terdapat batuan lepas, ranting dan pohon, oleh karena itu perlu dilapisi dengan steel fibre
concrete
13. Pada bendung gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat mesin penggerak pintu,
dipasang berupa katrol (hoist) elektrik untuk menaikkan dan menurunkan pintu
Gambar hoist room bendung gerak

14. Setelah bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai apron dan lantai stilling basin
yang diikuti pekerjaan backfill dengan material terseleksi (selected embankment)
15. Jembatan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena menggunakan precast prestressed
concrete, yang dilaunching dengan metode launching trus
16. Pekerjaan sipil utama yang paling berat adalah pembuatan pier dan hoist deck, karena
perlu ketelitian dan akurasi yang tinggi agar interfacing dengan pekerjaan pintu (hydro
mechanical) tidak banyak menemui kesulitan
17. Dalam penentuan penggunaan perancah bekisting di lantai hoist room perlu penanganan
khusus karena pada ketinggian 28 m, harus melakukan pekerjaan beton dengan beban
ratusan ton dan lendutan yang cukup besar

Gambar urutan pekerjaan tubuh bendung


Gambar pemasangan pilar movable weir dan masangan king shore hoist deck

18. bendung gerak dan bendung tetap merupakan lintasan kritis . Sedangkan pekerjaan
apron, stilling basin dan fishway  merupakan pekerjaan tidak kritis tetapi dapat
dilaksanakan paralel dengan pekerjaan bendung sesuai kapasitas penyediaan beton per
hari
19. Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing formwork dengan dua tipe,
yaitu untuk lengkung dipakai bekisting baja dan untuk yang lurus digunakan bekisting
kayu dan plywood
Gambar pembuatan pier dan
kolom beton
20. Pada tahap pelaksanaan pengecoranbeton untuk pier terdapat dua jenis beton yang harus
dilaksanaan bersama untuk menghindari sambungan dingin (cold joint) yaitu antara beton
biasa dan beton campuran berton campuran steel fibre
21. Agar kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan kawat ayam yang ditahan dengan besi
beton atau wire mesh
22. Pengecorannya dilakukan secara bergantian dalam waktu yang relatif bersamaan antara
steel fibre concrete dan beton biasa
23. Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada dan elevasi di atasnya sesuai dengan
ketinggian climbing formwork

Gambar pengecoran pier dan kolom beton bendung


24. Untuk dinding bangunan hoist room yang awalnya adalah beton biasa, dilakukan inovasi
menjadi kolom dan balok rangka baja dengan dinding precast prestressed panel (hollow
core wall) untuk dinding maupun plat atap.
BAB III
PENUTUP
III.I. Kesimpulan
Bending adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka air
sungai agar bisa disadap. Bending merupakan salah satu bagian dari bangunan utama. Fungsi
utama dari bangunan utama/bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air dari sungai
yang di bendung sehingga air bisa di sadap dan di alirkan ke saluran lewat bangunan
pengambilan (intake structure). Bendung terdiri atas dua jenis yaitu, bendung tetap dan bendung
gerak. Dalam penentuan suatu bendung perlu dilihat pemilihan lokasi bendung yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Desain Hidrolik Bendung Tetap. Bandung: CV, Alfabeta


http//:www.google.com

http//:www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai