Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

1. Civic Intellegence: kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam
dimensi spiritual, rasional, emosional maupun sosial.
Contoh: Dalam pilkada masyarakat dituntut untuk cerdas dan selektif dalam
memilih pemimpin

2. Civic Participation: kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar


tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial maupun sebagai pemimpin
hari depan.
Contoh: Semua warga harus ikut berpartisipasi untuk mewujudkan demokrasi

3. Civic Responsibility: kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga


negara yang bertanggung jawab.
Contoh: Bertanggung jawab dalam pilihannya yang akan berdampak pada
kemajuan daerah
TUGAS 2

Zaman Kutai
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terketak di sungai
Mahakam, Kalimantan Timur. Pada tahun 400 M, masyarakat Kutai membuka
zaman sejarah Indonesia untuk pertama kalinya menampilkan nilai-nilai sosial,
politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para
Brahmana .

Masa Kerajaan Sriwijaya


Unsur-unsur yang terdapat di dalam Pancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, tata pemerintahan atasa dasar musyawarah dan keadilan social telah
telah terdapat sebgai asas-asas yang menjiwai bangsa Indonesia, yang dihayati
serta dilaksanakan pada waktu itu, hanya saja belum dirumuskan secara konkret.
Dokumen tertulis yang membuktikan terdapatnya unsur-unsur tersebut adalah
prasasti-prasasti di Talang Batu, Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo, dan
Kota Kapur.

Masa Kerajaan Majapahit


Pada masa kerajaan ini, istilah Pancasila dikenali yang terdapat dalam buku
Negarakertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu
Tantular. Dalam buku tersebur istilah Pancasila disampung mempunyai arti
"berbatu sendi lima" (dalam Bahasa Sansekerta), juga mempunyai arti "pelaksana
kesusilaan yang lima" (Pancasila Krama).

Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajahan


Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah, terutama tempeh-
rempah yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara di luar Indonesia,
menyebabkan bangsa asing (Eropa) masuk ke Indonesia. Bangsa Eropa yang
membutuhkan rempah-rempah itu mulai memasuki Indonesia yaitu, Portugis,
Spanyol, Inggris, dan Belanda. Masuknya Bangsa Eropa seiring dengan
kemundurannya Kerajaan Majapahit sebagai akibat dari persilihan dan perang
saudara, yang berarti nilai-nilai nasionalisme sudah ditinggalkan, walaupun pada
abad ke-XVI agama Islam berkembang dengan pesat dengan berdirinya kerajaan-
kerajaan Islam, seperti Samudera Pasai, dan Demak, tampaknya tidak mampu
membendung tekanan bangsa Eropa memasuki Indonesia.

Kebangkitan Nasional
Pada awal abad ke 20 adalah awal dari kebangkitan Indonesia yang dimulai
dengan berdirinya organisasi-organisasi seperti Budi Utomo pada tanggal 20 mei
1908 dengan tokohnya yang terkenal adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Kemudian muncul organisasi Serikat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1909, dan
berubah nama menjadi Serikat Islam (SI) pada tahun 1911, dibawah pimpinan
H.O.S.Tjokro Aminoto. Berikutnya muncul pila Inddiche Partij pada tahun 1913
yang dipimpim oleh Douwes Dekker, Cipto Mangun Kusumo, dan Ki Hajar
Dewantara. Dan pada tahun 1927 berdirilah sebuah partai politik yang di pelopori
Ir.Soekarno dan kawan-kawan yaitu PNI (Partai Nasional Indonesia).

Perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang


Jepang mempropagandakan kehadirannya di Indonesia untuk membebaskan
Indonesia dari cengkraman Belanda. Oleh karena itu, Jepang memperbolehkan
pengibaran bendera merah putih serta menyanyikan lagu Indonesia Raya. Akan
tetapi, hal itu hanya tipu muslihat agar rakyat Indonesia mau membantu Jepang
untuk menghancurkan Belanda. Kemudian Indonesia mendapatkan penderitaan
dan penindasan yang luar biasa. Kemerdekaan Indonesia semakin merasa
menjauh, bahkan tidak ada tanda-tandanya sama sekali. Kekecewaan rakyat
Indonesia ini menyebabkan adanya perlawanan-perlawanan terhadap Jepang,
seperti pemberontakan Peta di Blitsr.

Sidang BPUPKI Pertama dan Kedua


- BPUPKI menggunakan sidang yang pertam auntuk membahas dasar
negara Indonesia. Pada kesempatan ini, terdapat 3 tokoh yang membeirkan
pandangan mereka tentang dasar negara Indonesia, yaitu Ir. Soekarno, Mr.
Muhammad Yamin, dan Prof. Dr. Supomo. Meski setelah melalui
pembahasan yang lama dan alot, sidang kali ini belum berhasil
menemukan kata mufakat tentang dasar negara Indonesia.
- Sidang kedua BPUPKI secara khusus membahas usulan dasar negara
sebagaimana yang disusun oleh Panitia 9. Rancangan ini dibahas oleh
panitia perancang UUD yang beranggotakan 19 orang dengan Ir. Soekarno
sebagia ketuanya. Selain itu, dibentuk pula panitia yang berfokus pada tata
bahasa yang digunakan dalam undang-undang dasar. Pada akhirnya,
sidang ini berhasil merumuskan 3 hal inti yang akan dicantumkan dalam
undang-undang dasar, yaitu pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia,
batang tubuh, dan pembukaan UUD.

Sidang Pertama (18 Agustus 1945)


Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan-keputusan
sebagai berikut :
Mengesahkan Undang-Undang dasar 1945 yang meliputi :
Setelah melakukan beberapa perubahan pada piagam Jakarta yang kemudian
berfungsi sebagai pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
1. Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari badan
penyilidik pada tanggal 17 juli 1945, setelah mengalami berbagai
perubahan karena berkaitan dengan perubahan piagam Jakarta, kemudian
berfungsi sebagai undang-undang dasar 1945
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama
3. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan
Musyawarah darurat. 

Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan


Secara ilmiah masa Proklamasi kemerdekaan dapat mengandung pengertian
sebagai berikut :

1. Dari sudut hukum ( secara yuridis) proklamasi merupakan saat tidak


berlakunya tertib hukum kolonial.
2. Secara politis ideologis proklamasi mengandung arti bahwa bangsa
indonesia terbebas dari penjajahan bangsa asing melalui kedaulatan untuk
menentukan nasib sendiri dalam suatu negara Proklamasi Republik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai