BAB 9
ISLAM DAN DAKWAH
Secara etimologi (bahasa) dakwah berasal dari kata da’wah yang bersumber pada kata
da’â-yad’û-da’watan yang berarti panggilan, ajakan atau seruan dan undangan atau do’a.
Menurut M. Natsir
Dakwah ialah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada prorangan manusia
dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di
dunia ini, dan yang meliputi al-amar bi al-ma’ruf an-nahyu an al-munkar dengan berbagai
macam cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam
perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.
Muhammad Natsir mengemukakan bahwa tujuan dakwah adalah:1
a. Memanggil manusia kepada syari’at untuk memecahkan persoalan hidup, baik
persoalan hidup perorangan ataupun rumah tangga, berjamaah, bermasyarakat, bersuku-suku,
berbangsa-bangsa dan bernegara.
b. Memanggil manusia kepada fungsi hidup sebagai hamba Allah Swt di muka bumi,
menjadi pelopor, pengawas, pemakmur, pembesar kedamaian bagi umat manusia.
c. Memanggil manusia kepada tujuan hidup yang hakiki yaitu menyembah Allah Swt.
sebagai satu-satunya zat Pencipta.
Keberhasilan dakwah rasulullah yang paling menonjol pada masa dakwah sirriyah,
dapat diringkas ada 3 strategi penting dan sangat mendasar , antara lain ;
a) Dakwah dengan cara rekruitment (ad-da’wah ‘alâ al-isthifa’).
b) Dakwah dengan memberdayakan kaum wanita.
c) Dakwah difokuskan pada pembinaan aqidah.
Kemudian pada fase dakwah jahriyyah. Adapun poin-poin penting yang mendorong
keberhasilan dakwah rasulullah antara lain :
a) Dakwah kepada kerabat (da’watul aqrobîn).
1
b) Dakwah dengan menggunakan media umum (dakwah ‘âmmah).
c) Dakwah dengan tulisan (surat)
Suatu kaum yang senantiasa berpegang teguh pada prinsip ber-amar ma'ruf nahi
munkar akan mendapatkan balasan dan pahala dari Allah Swt. yang antara lain berupa:
1. Ditinggikan derajatnya ke tingkatan yang setinggi-tingginya (QS. Ali Imran: 110).
2. Terhindar dari kebinasaan sebagaimana dibinasakannya Fir'aun beserta orang-orang yang
berdiam diri ketika melihat kedzalimannya.
3. Mendapatkan pahala berlipat dari Allah sebagaimana sabda Nabi Saw.: "Barangsiapa
yang mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala
orang yang mengamalkannya sampai hari kiamat, tanpa mengurangi pahala mereka
sedikitpun".
4. Terhindar dari laknat Allah sebagai mana yang terjadi pada Bani Isra'il karena
keengganan mereka dalam mencegah kemunkaran. (QS. Al-Maidah: 78-79).
Da'wah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan metode yang tepat akan menghantarkan
dan menyajikan ajaran Islam secara sempurna. Ketegasan dalam menyampaikan amar ma'ruf
dan nahi munkar bukan berarti menghalalkan cara-cara yang radikal. Implementasinya harus
dengan strategi yang halus dan menggunakan metode tadarruj (bertahap) agar tidak
menimbulkan permusuhan dan keresahan di masyarakat. Dalam menyampaikan da'wah amar
ma'ruf nahi munkar, para da'i dituntut memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, baik kepada
Allah maupun masyarakat dan negara.
Dalam Islam, jihad tidak disyariatkan atas asar fanatisme agama kontra pengikut agama
lain. Pada kenyataannya, Islam adalah agama toleran yang mengakui keberadaa agama-agama
lain dan tidak bertujuan membinasakannya. Islam juga tidak memaksakan keyakinan atas
penganut agama lain, sebagaimana dalam al-Qur’an: (al baqrah 256)
Jihad menurut bahasa Jihad berasal dari kata bahasa arab yaitu “”جاهَد َيُ َجا ِه ُد ِجهَادًا
َ artinya
bersungguh-sungguh, mencurahkan segala kemampuan dan kekuatan yang ada untuk
mencapai sesuatu yang dicintai dan menolak semata yang dibenci.
Madzhab Maliki dan imam hanafi berpendapat bahwa hukum Jihad di jalan Allah untuk
menegakan Syiar-Nya adalah Wajib Kifayah. Hukumnya menjadi wajib Ain dengan perintah
imam (Ulil Amri) dan terjadinya serangan Musuh. Sedangkan madzhab syafii mengatakan
bila peperangan terjadi di negeri musuh, maka hokum jihad adalah wajib kifayah, bila erjadi
di negeri kita, makasemua penduduk harus mempertahankannya semaksimal mungkin.
Tetapi kalau kita mau mengadakan penelitian secara jujur dan berbekal ilmu yang
cukup, siap mental serta berjiwa dan berhati yang sehat dan waras, kita akan mengakui bahwa
jihad itu bagia dari ibadah yang di syari’atkan oleh Allah yang dapat memberikan rahmat bagi
seluruh manusia di alam ini baik yang muslim maupun yang non muslim dan terutamanya
bagi yang muslim. Mudah-mudahan dengan mengerti sebagian tujuan jihad dapat
menjembatani fikiran kita untuk dapat memahami tujuan operasi jihad yang terjadi dimana-
mana selama ini.
a. Menjaga kedudukan Islam dan kaum muslimin Allah berfirman (QS As_Shof (61) : 9)
b. Untuk menghancurkan setiap penghalang yang menghalang-halangi dan merintangi
tegaknya dan tersebarnya Dak’wah Islamiyah.
c. Menolak serangan orang-orang kafir
d. Menolong orang-orang yang lemah dan tertindas
e. Allah hendak membedakan orang beriman dengan orang kafir dan menjadikan daripada
orang beriman sebagai syuhada (orang-orang yang mati syahid)
f. Membersihkan orang beriman dari dosa dan untuk membinasakan orang-orang yang kafir
g. Menteror, menakutkan dan menggerunkan serta menggentarkan musuh-musuh Islam
h. Membenarkan yang benar dan membatilkan yang batil
a. Keutamaan Jihad
1) merupakan suatu pengorbanan yang paling besar dan ibadah yang paling utama
setelah keimanan.
2) Jihad itu lebih utama dari pada memakmurkan Masjidil Haram.
3) Jihad memiliki kedudukan palng tinggi dalam Islam, dan diganjar dengan ganjaran
yang sangat besar.
Apabila kita mengikuti perkembangan berita di berbagai media massa terutama yang
berhubungan dengan persoalan pergaulan remaja, maka akan kita dapatkan beberapa kasus
yang memprihatinkan sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak guna
mempersiapkan generasi masa depan yang lebih baik. Gaya hidup remaja yang semakin bebas
dan longgar serta jauh dari norma agama saat ini hampir melanda lapisan remaja di berbagai
tempat baik di kota maupun di desa.Manusia adalah makhluk sosial. Oleh sebab itu
merupakan kewajaran apabila manusia senang bergaul dan hidup bersama dengan sesama
dalam sebuah komunitas sosial. Di kalangan remaja, dorongan untuk berkumpul dan bergaul
dengan sesama remaja merupakan salah satu ciri utama mereka. Lain dari pada itu, hasrat
untuk bergaul dan mencintai lawan jenis pada diri remaja juga mulai tumbuh dan
berkembang.
Islam dan Pergaulan dengan Lawan Jenis
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa Islam tidak melarang manusia untuk melakukan
pergaulan dengan lawan jenis, akan tetapi Islam memberikan aturan dan rambu-rambu yang
harus diikuti guna mewujudkan pergaulan yang sehat yang akan membawa kebahagiaan dan
keselamatan di dunia dan di akherat. Di antar etika tersebut adalah:
1) Jangan berduaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim
2) Jangan dekat-dekat zina
3) Jangan memandang lain jenis dengan syahwat
4) Jangan melihat atau mempertontonkan Aurat
5) Budayakan Rasa Malu