Anda di halaman 1dari 9

IV.

DATA PENGAMATAN
 pH air baku (sampel) = 5,51
 Volume Reaktor = 6, 0052 liter
 Berat Jenis gula = 1,0297 gr/ml
 Berat Jenis Air = 0,9999 gr/ml
 Kadar gula (%) = ( 1,0297 – 0,9999 ) gr/ml
= 0,0298 gr/ml
= 0,0298 x 100 % = 2,98 %
= 29800 ppm
 BOD = 2,98 %
= 14900 ppm

 Penentuan Laju Alir per menit


1. ‫ح‬ 20 = hari
2. Volume = 6,0052 liter

 Penentuan TSS (Total Suspended Solids) total padatan tersuspensi


1. Berat cawan pijar = 32,9686 gram
2. Berat kertas saring = 1,1160 gram
3. Berat cawan pijar dan kertas saring = 37,6712 gram
4. Sampel = 50 ml

 Titrasi untuk standarisasi FAS : 14,476 ml


 Tritasi Fero Ammonium Sulfat (FAS) terhadap sampel

Titrasi FAS (ml)


No.
Blanko Sampel

1. 1,818 1,560

2. 1,708 1,598
V. DAN PENGOLAHAN DATA
Rata-rata 1,763 1,579
1. Menghitung Normalitas FAS
Diketahui : ml K2Cr2O7 = 10 ml
N K2Cr2O7 = 0.25 N
ml FAS = 14,476ml
Jawab :
ml K 2Cr 2O 7 x N K 2CrO 7
Normalitas FAS =
ml FAS
10 ML X 0,25 N
=
14,476 ml
= 0.1727 N

2. Menghitung Kandungan Organic (Chemical Oxygen demand/COD) dari Sampel


Diketahui : ml FAS untuk blanko (a) = 1,763
ml FAS untuk sampel (b) = 1,579
Normalitas FAS (c) = 0,1727
Berat eqivalen oksigen (d) =8
Pengenceran = 100 kali
ml sampel = 2.5 ml
Jawab :
COD (mg O2/l) = [(a-b)c x 1000 x d x p] / ml sampel
= [(1,763 ml – 1,579 ml) 0.1727 N x 1000 x 8 x 100]/2.5 ml
= 10168,576 mg O2/liter = 10.168,576 ppm

3. Menentukan TSS
(c−a)
TSS (mg/liter) = x 106
ml sampel
(37,6712−32,9686)
= x 106
50 ml
= 94052 mg/liter
4. Penentuan Laju Alir sampel dalam reactor (/menit)

Volume
Q =

6,0052
= = 0,3 liter/hari
20
= 0,0283 ml/menit

LAMPIRAN
No PENGAMATAN DAN PENJELASAN
.

1.
Gambar Alat Digester Anaerobik
2.
Sampel dan blanko yang sudah
ditambahkan 1,5 ml pereaksi kalium
bikromat dan 3,5 ml pereaksi asam
sulfat dimasukan ke dalam tabung
hach. Sebelumnya sampel dilakukan
pengenceran sebanyak 20 kali.

Membuat Larutan untuk Standarisasi FAS

1.
Larutan untuk standarisasi FAS adalah
dengan mengencerkan 10 ml larutan
K2CrO7 0,25 N dengan aquades
hingga 100 ml dan menambahkan 10
ml H2SO4 pekat dan tambahkan 5 tetes
indicator ferroin

2.
Larutan tadi dititrasi dengan larutan
standar FAS sampai perubahan warna
dari hijau menjadi merah bata.
Larutan berwarna hijau

Larutan yang tadinya warna hijau


perlahan-lahan menjadi warna merah
bata setelah dititrasi oleh larutan
standar FAS. Larutan satndar FAS
yang diperlukan adalah 14,476 ml
Menentukan COD dari Sampel

1.
Tabung Hach yang berisi sanpel dan
blanko dimasukan pada Hach COD
Digester dan dipanaskan pada suhu
150° selama 2 jam

2.
Setelah pemanasan 2 jam tabung hach
yang berisi sampel dan blanko
didinginkan pada udara terbuka

3.
Setelah sampel dan blanko dingin,
tambahkan 5 tetes indicator ferroin
kemudian titrasi dengan larutan FAS.
Titrasi dihentikan jika terjadi
perubahan warna hijau menjadi coklat
4.
Perubahan warna yang terjadi pada
larutan dari yang tadinya berwarna
hijau menjadi warna coklat

Penentuan TSS

Menyaring sampel air limbah dengan corong buchner


PEMBAHASAN
Oleh : Dini Indriyani (08414004)

Pengolahan limbah secara anaerobik dilakukan apabila air limbah mengandung kadar
COD yang cukup tinggi. Mikrobiologi yang terlibat dalam proses termasuk fakultatif dan
mikroorganisme anaerob, dimana tidak ada oksigen dan mengubah material menjadi produk
akhir gas seperti karbondioksida dan metana. Pengolahan anaerob yang dilakukan adalah
proses satu tahap, dimana reaksi hidrolisis, metanogenesis dan asetogenesis berlangsung
dalam satu reaktor.
Sistem pertumbuhan mikroba pada reaktor yang digunakan adalah gabungan dari
tersuspensi dan terlekat. Ada sebagian mikroba yang tumbuh merata bersama limbah, dan ada
juga yang menempel pada isian. Di dalam reaktor terdapat isian dimana bisa ditempati
mikroba untuk tumbuh. Selain itu, reaktor juga diselimuti dengan jacket untuk menjaga
kondisi suhu.
Dalam praktikum dilakukan dilakukan hanya pengukuran COD awal, TSS, dan
menentukan kadar gula yang terdapat pada air limbah tersebut. Pada pengukururan COD awal
diambil sejumlah sampel dari aliran effluent dari reaktor yang nantinya diencerkan sebanyak
100 kali. Pengenceran ini dilakukan agar COD dapat terukur, karena apabila tidak diencerkan
sampel akan terlalu pekat dan pengukuran tidak optimal. Pada sampel yang telah diencerkan
ditambah pereaksi K2Cr2O7 dan H2SO4.
Setelah ditambah pereaksi sampel dipanaskan pada suhu 150oC selama 2 jam dalam
COD digester. Setelah itu sampel dititrasi dengan FAS yang sebelumnya distandardisasi.
Konsentrasi FAS adalah 0,1727 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan berubahnya warna
larutan dari hijau menjadi merah bata. Nilai COD adalah sebesar 535,168 mg O2/.Kadar
gula yang terkandung adalah sebesar 2,98 % (29800 ppm) dan kandungan BOD nya adalah
sebesar 14900 ppm. Nilai total padatan tersuspensi (TSS) adalah sebesar 94052 mg/liter dan
laju alir sampel yang keluar dari reactor adalah sebesar 0,0283 ml/menit.
Produk akhir dari degradasi anaerob adalah gas, paling banyak metana (CH4),
karbondioksida (CO2), dan sebagian kecil hidrogen sulfide (H2S) dan hydrogen (H2). Proses
yang terlibat adalah fermentasi asam dan fermentasi metana. Dalam fermentasi asam, enzim
ekstraseluler dari grup heterogen dan bakteri anaerob kompleks hidrolisis komponen limbah
organic (protein, lipid, dan karbohidrat). Dalam proses acetogenesi, terjadi fermentasi metana,
dimana rantai pendek asam lemak (selain asetat) diubah menjadi asetat, gas hydrogen, dan
karbondioksida. Selanjutnya, pada metanogenesis, beberapa bakteri anaerob dibawa.
Dihasilkan metana dari asetat dan reduksi karbondioksida.

KESIMPULAN
1) Nilai COD adalah sebesar 535,168 mgO2/L
2) Kadar gula yang terkandung dalam air limbah adalah sebesar 2,98 % atau 29800 ppm
3) Nilai BOD adalah sebesar 14900 ppm
4) Nilai TSS adalah sebesar 94052 mg/liter
5) Laju alir sampel yang keluar dari reactor adalah sebesar 0,0283 ml/menit.

Anda mungkin juga menyukai