Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau
determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat
sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi
kerja dan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka
kematian bayi pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku
perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatan
lingkungan) dan faktor kesehatan lingkungan.
Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang
berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal
ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran
lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) 
Masa datang kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan
lebih kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan
jenjang pendidikan yang memadai. 
Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan
adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada
metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan
oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur
juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kesehatan lingkungan
2. Apa saja ruang lingkup kesehatan lingkungan
3. Bagaimana pengelolaan sampah
4. Bagaimana pengelolaan air bersih
5. Bagaimana rumah sehat
6. Apa saja peran fungsi dan tugas perawat kesehatan lingkungan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kesehatan lingkungan
2. Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan lingkungan
3. Untuk mengetahui pengelolaan sampah
4. Untuk mengetahui pengelolaan air bersih
5. Untuk mengetahui rumah sehat
6. Untuk mengetahui peran fungsi dan tugas perawat kesehatan lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi kesehatan lingkungan


Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Himunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) mendefinisikan
kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia (Mundiatum dan Daryanto, 2015).
Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan
masyarakat modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam
hubungannya dengan lingkungan, dengan tujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan nilai-nilai kesehatan manusia pada tingkat setinggi –
tingginya dengan jalan memodifisir tidak hanya faktor social dan lingkungan
fisik semata-mata,tetapi juga terhadap semua sifat-sifat dan kelakuan-kelakuan
lingkungan yang dapat membawa pengaruh terhadap ketenangan, kesehatan
dan keselamatan organisme umat manusia ( Mulia Ricky M,2005)

B. Ruang lingkup
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan
merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan
kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup
kesehatan lingkungan (Kesling), yaitu :
1. Penyediaan air minum, khususnya yang menyangkut persediaan jumlah air
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran, termasuk masalah
pengumpulan, pembersihan dan pembuangan
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor, termasuk anthropoda, binatang mengerat
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh perbuatan manusia
6. Higiene makanan, termasuk hygiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan Kerja, terutama pengaruh buruk dari faktor fisik, kimia dan
biologis
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemik/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan

Tujuan Kesehatan Lingkungan, yaitu terciptanya keadaan yang serasi


sempurna dari semua faktor yang ada di lingkungan fisik manusia, sehingga
perkembangan fisik manusia dapat diuntungkan, kesehatan dan kelangsungan
hidup manusia dapat dipelihara dan ditingkatkan

C. Pengelolaan sampah
1. Pengelolaan sampah organik
Di Indonesia, sebagian besar sampah merupakan sampah organik.
Data menunjukkan bahwa rata-rata komposisi sampah di beberapa kota
besar di Indonesia adalah :organik (25%), kertas (10%), plastik (18%),
kayu (12%), logam (11%),kain (11%), gelas (11%), lain-lain (11%).
Sampah organik dapat di manfaatkan secara langsung, tanpa
melalui proses tertentu, untuk pakan ternak, khususnya ikan. Sampah
organik juga dapat diproses untuk berbagai keperluan diantaranya adalah
pakan ternak dan kompos.
a. Sampah organik untuk pakan ternak
Sampah organik, khususnya sisa makanan, dapat diolah lebih lanjut
menjadi pakan ternak. Sampah yang telah dipilah, kemudian masuk
dalam pabrik untuk di jadikan pakan ternak. Dari sampah organik
dapat di hasilkan pelet untuk pakan ikan.
b. Kompos
sampah organik juga bisa dimanfaatkan untuk sektor pertanian.
Dengan bantuan mikroorganisme (mikroba), sampah organik bisa
dimanfaatkan untuk memupukan tanaman yaitu melalui proses
pengomposan. Kompos adalah hasil penguraianparsial/tidak lengkap
dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara
artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi
lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik dan anaeroik
(Modifikasi dari J.H.Crawford,2003)
sementara itu, pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-
mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Jadi, pada prinsipnya semua bahan-bahan organik padat dapat
dikomposkan, misalnya : limbah oganik rumah tangga, sampah-
sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-
limbah pertanian, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas,
limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll. Bahan organik
yang sulit dikomposkan antara lain : tulang, tanduk, dan rambut.
Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu
mikroba yang aktif pada suhu tinggi.

Kompos memiliki banyak manfaat ditinjau dari beberapa aspek :


1) Aspek ekonomi
a) Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
b) Mengurangi volume/ukuran limbah
c) Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
d) Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli
e) Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan
peralatan dan instalasi yang mahal
2) Aspek lingkungan
a) Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
b) Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
c) Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak
lingkungan
3) Aspek bagi tanah/tanaman
a) Meningkatkan kesuburan tanah
b) Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
c) Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
d) Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
e) Meningkatkan kualitas hasil panen
f) Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
g) Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
h) Meningkatkan retensi/ketersediaan hara didalam tanah

2. Pengelolaan sampah anorganik


Sampah anorganik biasanya berupa botol, kertas, plastik, kaleng,
sampah bekas alat-alat elektronik dan lain-lain. Sifatnya sukar diurai oleh
mikroorganisme, sehingga akan bertahan lama menjadi sampah. Untuk
mengtasi masalah-masalah sampah anorganik, dapat dilakukan cara-cara
berikut ini
a. Reduce ( mengurangi penggunaan )
Penanganan sampah anorganik dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu reduce, reuse, dan recycle (daur ulang). Mengurangi sampah bis
dilakukan, yaitu dengan menerapkan pola hidup sederhana dimana
selalu memperhatikan hal-hal berikut :
1) Menentukan prioritas sebelum membeli barang
2) Mengurangi atau menghindari konsumsi/pengunaan barang yang
tidak dapat didaur ulang oleh alam
3) Membeli produk yang tahan lama
4) Menggunakan produk selama mungkin, tidak terlalu menganut
mode
Menggunakan barang-barang yang masih layak pakai juga
merupakan salah satu perilaku yang menguntungkan, baik secara
ekonomis maupun ekologis, misalnya botol minuman, sirup dan alat-
alat elektronik.
b. Reuse (menggunakan ulang)
Banyak sekali barang-barang yang setelah digunakan bisa
digunakan ulang dengan fungsi yang samadengan fungsi awal tanpa
melalui prosespengelolaan. Sebagai contoh, jika membeli botol
minuman ukuran besar dan botol tersebut digunakan kembali sebagai
tempat minuman, maka sudah ikut mengurangi jumlah sampah yang
dibuang kelingkungan.
c. Recycle ( daur ulang)
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat
yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk/ material bekas pakai. Material
yang dapat digunakan antara lain :
1) Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krim kopi baik yang putih
bening maupun yang bewarna terutama gelas atau kaca yang tebal
2) Kertas, terutama kertas bekas dikantor, koran, majalah,kardus
kecuali kertas yang berlapis (minyak atau plastik)
3) Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue, rangka
meja, besi rangka beton.
4) Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jerigen,ember.
Pengelolaan sampah anorganik dengan cara daur ulang merupakan
salah satu cara yang efektif, karena selain menguntungkan secara
ekonomis juga secara ekologis. Adapun sampah yang dapat didaur
ulang diantaranya: sampah plastik, sampah logam, sampah kertas,
sampah kaca dan lain-lain. Adapun proses daur ulang sampah tersebut
akan menghasilkan barang-barang dengan :
1) Bentuk dan fungsi tetap
Misalnya : daur ulang kertas dengan hasil dan bentuk yang sama,
plastik pembungkus yang di daur ulang dengan bentuk dan fungsi
yang sama.
2) Bentuk berubah tetapi fungsi tetap
Misal : daur ulang botol bekas air mineral
3) Bentuk berubah dan fungsi pun berubah
Misal : plastik menjadi sedotan, bekas sedotan menjadi hiasan,
plastik menjadi gantungan pakaian, dan beberapa barang hasil
kerajinan tangan (handycraft)

D. Pengelolaan air bersih


1. Pengelolaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga
Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih
cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di
dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang
dewasa, sekitar 55-60 % berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar
65 % dan untuk bayi sekitar 80%. Air dibutuhkan oleh manusia untuk
memenuhi berbagai kepentingan antara lain: diminum, masak, mandi, mencuci
dan pertanian.
Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang
memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per
hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah
kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum air harus
mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit
bagi manusia.

Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak yang dibutuhkan
manusia sepanjang masa. Sumber air yang banyak dipergunakan masyarakat
adalah berasal dari :
a. Air permukaan, yaitu air yang mengalir di permukaan bumi akan
berbentuk air permukaan.
b. Air tanah, secara umum terbagi menjadi : air tanah dangkal yaitu terjadi
akibat proses penyerapan air dari permukaan tanah, sedangkan air tanah
dalam terdapat pada lapis rapat air pertama
c. Air atmosfer/meteorologi/air hujan, dalam keadaan murni sangat bersih
tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu dan lain sebagainya.
Air mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kesehatan. Apabila
tidak diperhatikan, maka air yang dipergunakan masyarakat dapat menggangu
kesehatan manusia.untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar
tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar
oleh bermacam-macam limbah dan hasil kegiatan manusia, baik limbah dari
kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan
lainya (Wardhana,2004)

Ada 4 macam klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air sebagai


media penularan penyakit yaitu (kuanoputranto, 1986)
a. Water borne disease, yaitu penyakit yang penularannya melalui air yang
terkontaminasi oleh bakteri pathogen dari penderita atau karier. Bila air
yang mengandung kuman pathogen terminum maka dapat terjadi
penjangkitan pada orang yang bersangkutan, misalnya Cholera, Typhoid,
Hepatitis dan Dysentri Basiler
b. Water based disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain
melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara, misalnya
Schistosomiasis.
c. Water washed disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air
untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan alat-
alat terutama alat dapur dan alat makan. Dengan terjaminnya kebersihan
oleh tersedianya air yang cukup maka penularan penyakit- penyakit
tertentu pada manusia dapat dikurangi. Penyakit ini sangat dipengaruhi
oleh cara penularan, diantaranya: penyakit infeksi saluran pencernan.
Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan adalah diare. Penyakit diare
dpt ditularkan melalui beberapa jalur, diantaranya melalui air ( water
borne) dan melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water washed)
contoh penyakit ini adalah Cholera, Typhoid dan Dysentri Basiler.
Terjangkitnya penyakit ini erat kaitannya dengan ketersediaan air untuk
makan, minum, memasak dan kebersihan alat-alat makan.
d. Water relased insect vectors, vektor-vektor insektisida yang berhubungan
dengan air yaitu penyakit yang vektornya berkembang biak dalam air,
misalnya malaria, demam berdarah, yellow fever, typanosomiasis.

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI


No.416/Menkes/Per/IX/1990, yang dimaksud airbersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila setelah dimasak. Air bersih merupakan
salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia
secara sehat. Ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi
bagian terpenting bagi setia individu baik yang tinggal di perkotaan maupun
dipedesaan.
Syarat-syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Syarat fisik : tidak berbau, tidak berasa
b. Syarat kimia : kadar besi yang maksimum yang diperbolehkan 1,0mg/L
keadaan maksimal
c. Syarat mikrobiologis : jumlah total koliform dalam 100 mlair yang
diperiksa maksiamal adalah 50 untuk air yang berasal dari bukan
perpipaan dan 10 untuk air yang berasal dari perpipaan. Jenis sarana air
bersih ada beberapa macam yaitu sumur gali, sumur pompa tangan
dangkal dan sumur pompa tangan dalam, tempat penampungan air hujan,
penampungan mata air, dan perpipaan.

Air sumur merupakan sumber air yang paling banyak dipergunakan


masyarakat indonesia, sumur gali yang dipandang memenuhi syaratkesehatan
ialah
a. Lokasi
1) Jarak minimum 10 meter dari sumber pencemaran misalnya jamban,
tempat pembuangan air kotor, lubang resapan, tempat pembuangan
sampah, kandang ternak dan tempat-tempat pembuangan kotoran
lainnya.
2) Pada tempat-tempat yang miring misalnya pada lereng-lereng
pegunungan, letak sumur gali diatas sumber pencemaran, lokasi sumur
gali harus terletak pada daerah yang lapisan tanahnya mengandung air
sepanjang musim
3) Lokasi sumur gali supaya diusahakan pada daerah yang bebas banjir
b. Konstruksi
1) Dinding sumur harus kedap air sedalam 3 meter dari permukaan tanah
untuk mencegah rembesan dari air permukaan.
2) Bibir sumur harus kedap air minimal setinggi 0,7 meter dari
permukaan tanah untuk mencegah rembesan air bekas pemakaian
kedalam sumur.
3) Cara pengambilan air dari dalam sumur sedemikian rupa sehingga
dapat mencegah masuknya kotoran kembalimelalui alat yang
dipergunakan misalnya pompa lengan, timba dengan kerekan dan
sebagainya.
4) Lantai harus kedap air dengan jarak antara tepi lantai dengan tepi luar
dinding sumur minimal 1 meter dengan kemiringan kearah tepi lantai.
5) Saluran pembuangan air kotor atau air harus kedap air sepanjang
minimal 10 meter dihitung dari tepi sungai
6) Dilengkapi dengan sumur atau lubang resapan air limbah bagi daerah
yang tidak memiliki saluran penerimaan air limbah

Pengelolaan air untuk keperluan rumah tangga dapat dilakukan


dengan sederhana dengan cara sebagai berikut :
a. Sediakan bahan-bahan seperti pasir, arang aktif (dapat dari batok kelapa,
tawas, kaporit dan bubuk kapur)
b. Sediakan pula empat buah kaleng. Kaleng pertama dipakai untuk
menampung air yang akan dibersihkan, dalam proses pengolahan
kedalamannya dibubuhi setengah sendok teh kaprit, dua sendok makan
tawasyang telah dilarutkan terlebih dahulu, kemudia kesemuannya diaduk
dalam beberapa menit. Setelah tampak keping-keping bubukanlah satu
sendok makan bubuk kapur, kemudian aduk lagi, setelah beberapa menit
akan tampak kepingan yang lebh besar. Setelah itu endapkan selama
setengah jam
c. Kedalam kaleng kedua yang berisi pasir dialirkan air dari kaleng pertama
d. Kaleng ketiga adalah sebagai penampung air yang telah disaring dari
kaleng kedua. Air yang mengalir mula-mula keruh, tetapi lama-lama akan
jernih. Air dalam kaleng ketiga ini digunakan untuk proses pengendapan
sisa kotoran yang mungkin ada.
e. Kaleng keempat diisi dengan arang aktif gunanya untuk menghilangkan
bau khlor yang ada. Air yang keluar dari kaleng keempat ini, tidak dapat
di pergunakan untuk sumber air bersih.

2. Pengolahan air untuk diminum


Air minum harus steril (steril = tidak mengandung hama penyakit
apapun). Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah
pedesaan khususnya tidak terlindung sehingga air tersebut tidak atau
kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan
terlebih dahulu.
Pengelolaan air minum dapat dikerjakan dengan 2 cara, berikut :
a. Menggodok atau mendidihkan air, sehingga semua kuman¬kuman
mati. Cara ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat
dilakukan secara besar-besaran.
b. Dengan menggunakan zat-zat kimia seperti gas chloor, kaporit, dan
lain-lain. Cara ini dapat dilakukan secara besar¬besaran, cepat dan
murah.

Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut


hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan,
setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat
harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
a. Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak
berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga
dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi
persyaratan fisik ini tidak sukar.
b. Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri,
terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum
terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel
(contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat
kurang dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat
kesehatan.
c. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam
jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat
kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada
manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka
air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat
diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan
tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama
kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur
yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan
perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan
air tersebut.

Sumber-sumber Air Minum, Pada prinsipnya semua air dapat


diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini, sebagai berikut:
a. Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air
hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat
dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium
didalamnya.
b.  Air sungai dan danau
Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan
yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau.
Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena
air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh
berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus
diolah terlebih dahulu.
c. Mata air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul
secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum
tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung.
Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka
alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
d. Air sumur
Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga
disebut sebagai air tanah. Air berasal dari lapisan air di dalam tanah
yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari
tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara
5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa
dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari
permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu
sebelum diminum.
Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua di dalam
tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter.
Oleh karena itu, sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup
sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses
pengolahan).

Pengolahan air minum. Ada beberapa cara pengolahan air


minum antara lain sebagai berikut :
a. Pengolahan Secara Alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan dari air yang
diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air
sungai, air sumur dan sebagainya. Di dalam penyimpanan ini air
dibiarkan untuk beberapa jam di  tempatnya. Kemudian akan
terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan
akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena
partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
b. Pengolahan Air dengan Menyaring
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil,
ijuk dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi
dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat
dikonsumsi umum.
c. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni zat kimia
yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat
pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah
berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang
ada didalam air, misalnya klor (Cl).
d. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang
tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya
CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.
e. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air.
Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil
misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari
konsumennya, pengolahan air pada prinsipnya dapat digolongkan
menjadi 2 yakni :
f. Pengolahan Air Minum untuk Umum
Penampungan Air Hujan. Air hujan dapat ditampung didalam suatu
dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi
masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut
melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat
sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga dapat
ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun
atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut
dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum.
Air hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak
penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk
itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri
misalnya dengan merebus air tersebut.
g. Pengolahan Air Sungai
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I melalui
saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam
partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri
dari ijuk, pasir, kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke
bak penampung II. Disini dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini
baru dialirkan ke penduduk atau diambil penduduk sendiri
langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan
diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
h. Pengolahan Mata Air
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola
dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar
oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah
penduduk melalui pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung
mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindungi tersebut.

E. Rumah sehat
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia
( Notoatmodjo,2007)
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas
bagi pemakainya. Sehingga kebutuhan ruang dan aktifitas setiap penghuninya
dapat berjalan dengan baik. Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat
berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan
kehidupan yang sempurna bauk fisik, rohani maupun sosial
(sanropie,ddk,1989)
Rumah sehat menurut Winslow memiliki kriteria , antara lain
(Chandra, 2007)
1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis
2. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis
3. Dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit
Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (2002) secara umum rumah dapat dikatakan
sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan
ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologisantara lain privasi yang cukup,
komunikasi yang sehat antara anggota keluarga dan penghuni umah
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antara penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih,pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas fektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan , cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan
garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah
terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang


harus diperhatikan
1. Bahan bangunan
a. Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih
baik tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab
sehinnga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap
penghuninya. Oleh sebab itu, perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap
air seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-lain
b. Dinding befungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk
melindungi ruangan rumah dan gangguan serangga, hujan dan angin,
serta melindungi dari pengaruh panas dan angin dari luar. Bahan
dinding yang paling baik adalah bahan yang tahan api yaitu dinding
dari batu
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan
angin, panas, dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran
udara seperti debu, asap dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah
atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk dimusim panas dan
hangat dimusim hujan
2. Ventilasi
Menurut sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu
rumah tinggal. Hal ini karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi
pertama adalah sebagai lubang masuk udara yang bersih dan segar dari
luar kedalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar (cross
ventilation). Dengan adanya silang akan terjamin adanya gerak udara yang
lancar dalam ruangan.
Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya
cahaya dari luar seperti cahaya matahari, sehingga didalam rumah tidak
gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk
suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada
Berdasarkan Notoatmodjo (2007) ada duan macam cara yang dapat
dilakukan agar ruangan mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu:
a. Ventilasi alamiah, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi
secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang
padadinding dan sebagainya. Dipihak lain ventilasi alamiah ini tidak
menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan
serangga lainnya kedalam rumah, untuk itu harua ada usaha-usaha lain
untuk melindungi penghuniannya dari gigitan serangga tersebut.
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin
penghisap udara.
3. Pencahayaan
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya
cahaya yang masuk kedalam rumah, terutama cahaya matahari, disamping
kurang nyaman, merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam
rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata. Ada
dua sumber cahaya yg dapat dipergunakan, yaitu:
a. Cahaya alamiah yaitu matahari. Rumah yang sehat harus mempunyai
jalan masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaliknya jalan masuk
cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas
lantai yang terdapat dalam ruangan rumah.
b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
4. Luas bangunan
Rumah luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk
penghuni didalamnya, artinya luas lantai bangunantersebut harus
sebanding dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak
sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan
penghuni (overcrowded). Hal ini tidak sehat ,sebab disamping
menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota
keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota
keeluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat
menyediakan 2,5-3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).

F. Peran fungsi dan tugas perawat kesehatan lingkungan


Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial
tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas
perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang
diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan
tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.
Peran perawat kesehatan lingkungan antara lain :
1. Care Giver :
a. Pada peran ini perawat diharapkan mampu
b. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah
yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.

c. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat


harus memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien.

d. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi


diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah
psikologis.

2. Client Advocate (Pembela Klien)


Tugas Seorang Perawat :
a. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam
memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
b. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang
paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus
mampu membela hak-hak klien.
c. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Disparty, 1998 :140).
3. Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi
tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang.
Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Peran perawat :

1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat


sakitnya.

2. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode


untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.

3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau


keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman
yang lalu.

4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat
yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan
lingkungan dalam keseimbangan ekologis.
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan
hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan
kesehatan dan faktor keturunan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/30705098/MAKALAH_KESEHATAN_LINGKUNG
AN_ISI

https://www.academia.edu/16503885/makalah_kesehatan_lingkungan_masyaraka
t

https://www.academia.edu/38287535/MAKALAH_KESEHATAN_LINGKUNG
AN

Anda mungkin juga menyukai