Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI


DI DESA SITUBATU KECAMATAN BANJAR
KOTA BANJAR

Disusun oleh:

Fikri Ihsan Nurhakim 1801277050


Nila Purnama Sari 1801277060
Ranti Nurhayati 1801277025
Rika Agustin 1801277063
Reni Andriyani 1801277027
Rizki Fadila 1801277067

STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS


2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer, 2001).
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection (JIVC)
sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai
hipertensi maligna.
B. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO, yaitu:
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg dan
diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan diastolik
91-94 mmHg
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama dengan 160
mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and Treatment
of Hipertension, yaitu:
1. Diastolik
a. < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b. 85 – 99 mmHg : Tekanan darah normal tinggi
c. 90 -104 mmHg : Hipertensi ringan
d. 105 – 114 mmHg : Hipertensi sedang
e. >115 mmHg : Hipertensi berat
2. Sistolik (dengan tekanan diastolik 90 mmHg)
a. < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b. 140 – 159 mmHg : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c. > 160 mmHg : Hipertensi sistolik teriisolasi

Tingginya tekanan darah bervariasi, yang terpenting adalah cepat naiknya tekanan
darah, diantaranya yaitu:

1. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera dengan obat
antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target akut atau
progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan
organ target yang progresif dan di perlukan tindakan penurunan TD yg segera dalam
kurun waktu menit/jam.
2. Hipertensi Urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna tanpa adanya
gejala yang berat atau kerusakan organ target progresif bermakna tanpa adanya gejala
yang berat atau kerusakan organ target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan
dalam beberapa jam. Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam
(penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam
sampai hari).

C. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer.  Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport  Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur (jika umur
bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan),
ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih), kebiasaan hidup (konsumsi garam
yang tinggi melebihi dari 30 gr, kegemukan atau makan berlebihan, stres, merokok,
minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal, diabetes
melitus, stroke.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer.

D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan
curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan
pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada
terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi
natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan
tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung.
(Suyono, Slamet. 1996).
E. Pathway
umur Jenis kelamin hidup obesitas

Elastisitas , arteriosklerosis

hipertens
i

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi

otak ginjal Pembuluh darah Retina

Resistensi Suplai O2 Vasokonstriksi sistemik koroner Spasme


pembuluh otak pembuluh darah arteriole
darah otak menurun ginjal
vasokonstriksi Iskemi
diplopia
Blood flow miocard
Nyeri Gangguan sinkop munurun
kepala pola tidur Afterload
Nyeri dada Resti injuri
meningkat
Respon RAA
Gangguan
perfusi Penurunan Fatique
jaringan Rangsang curah jantung
aldosteron
Intoleransi
aktifitas
Retensi Na

Kelebihan volume cairan


edema

F. Tanda Dan Gejala


Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah:
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.
2. Sakit kepala
3. Pusing / migraine
4. Rasa berat ditengkuk
5. Penyempitan pembuluh darah
6. Sukar tidur
7. Lemah dan lelah
8. Nokturia
9. Azotemia
10. Sulit bernafas saat beraktivitas

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
1. Pemeriksaan yang segera seperti:
a. Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b. Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
c. Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
i. Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
j. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
k. Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
l. EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel
kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
m. Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
2. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang
pertama):
a. IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim
ginjal, batu ginjal / ureter.
b. CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.
e. USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien
H. Penatalaksanaan
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:
1. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi
ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa
obat ini meliputi: diet destriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr,
diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh.
2. Penurunan berat badan
3. Penurunan asupan etanol
4. Menghentikan merokok
5. Latihan Fisik
6. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
a. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
b. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk
dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan
Kesehatan (Penyuluhan).
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
7. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.

I. Cara Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya
hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi
garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita
hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan
tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan
stabil mungkin.
c. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
d. Batasi aktivitas.

J. Diit Hipertensi
1. Konsumsi lemak dibatasi
2. Konsumsi kolesterol dibatasi
3. Konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese
4. Makanan yang boleh dikonsumsi
a. Sumber kalori (beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula).
b. Sumber protein hewani (daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram
perhari, telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa lemak).
c. Sumber protein nabati (kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom).
d. Sumber lemak (santan kelapa encer dalam jumlah terbatas).
e. Sayuran (sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam,kangkung,buncis,
kacang panjang, taoge, labu siam, oyong, wortel).
f. Buah-buahan (semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah
terbatas).
g. Bumbu (pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam tidak
lebih 15 gram perhari).
h. Minuman (teh  encer, coklat encer, juice buah).
5. Makanan yang tidak boleh dikonsumsi
a. Makanan yang banyak mengandung garam.
b. Makanan yang banyak mengandung kolesterol
c. Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh.
d. Lemak hewan: sapi, babi, kambing, susu jenuh, cream, keju, mentega.
e. Makanan yang banyak menimbulkan gas.
6. Obat Tradisional Untuk Hipertensi
a. Buah Belimbing
b. Daun Seledri
c. Bawang Putih
d. Buah Mengkudu / Pace
e. Avokad.
f. Melon
g. Semangka
h. Mentimun

K. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
4. Eliminasi
5. Makanan / Cairan
6. Neurosensori
7. Nyeri / ketidaknyamanan
8. Pernapasan
9. Keamanan
10. Pembelajaran / Penyuluhan
  
L. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard.
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
3. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral.
4. Cemas b.d krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang diderita klien.
5.Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyaki
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA, Postlethwaite
RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007  Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang
LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas Klien
Nama : Tn. E
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Suku : Sunda
Agama : Islam
Alamat: Dusun Dadiharja Rt 1 Rw 1 Desa Dadiharja Kec Rancah Kab Ciamis

2. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi


Pekerjaan Saat Ini : Buruh
Pekerjaan Sebelumnya : Buruh
Kecukupan Pendapatan : Cukup
3. Lingkungan Tempat Tinggal
Kebersihan dan Kerapihan Ruangan : Bersih
Penerangan : Cukup
Sirkulasi Udara : Cukup
Keadaan Kamar Mandi dan WC : Bersih
Pembuangan Air Kotor : Keselokan belakang rumah
Sumber Air Minum : Sumur
Pembuangan Sampah : Tempat pembuangan sampah umum
Sumber Pencemaran : Tidak ada
Privasi : Rumah permanen dan pagar sebagai pembatas dengan jalan
Resiko Injuri :-
4. Riwayat Kesehatan
Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir: Tekanan darah sering tiba tiba naik
Gejala yang dirasakan : Bahu dan leher terasa kaku
Faktor pencetus : Tidak tentu
Timbulnya keluhan : Mendadak
Upaya mengatasi : Istirahat
Pergi berobat ke : Puskesmas terdekat
Mengkonsumsi obat-obatan : Obat penurun darah
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi
Riwayat Alergi : Tidak ada
Riwayat kecelakaan : Tidak pernah
Riwayat pernah dirawat di RS : Pernah karena penyakit lambung
Riwayat pemakaian obat :-
Riwayat Kesehatan :
a. Keluhan Utama : sakit kepala , pusing
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Tn E menderita hipertensi semenjak 4 tahun lalu
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mengatakan sakit hipertensi 4 tahun yang lalu
d. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita hipertensi
Genogram

Tn E

Keterangan

Laki – laki Meninggal Laki-laki

Perempuan Meninggal Perempuan

Pasien
Pola Kesehatan

a. Pemeliharaan Kesehatan
Tn. E berobat ke fasilitas kesehatan bila sakit dan sakit yang diderita sekarang minum obat dari
Puskesmas.
b. Nutrisi Metabolik

No Jenis Sehat Sakit

1 Pola Makan 3-4x /hari 3-4x/hari


Jenis Nasi Nasi
Lauk Lauk
Sayur Sayur
Porsi 1 Porsi 1 Porsi
Frekuensi 3xsehari 3xsehari
Diet khusus Tidak ada Tidak ada
Makanan disukai Makanan manis -
Kesulitan menelan Tidak ada -
Gigi palsu Tidak ada -
Nafsu makan Bagus Bagus

2 Pola Minum
Jenis Air putih/air teh Air putih
Frekuensi 5-6 hari 5-6/hari
Jumlah 1500 cc/hari 1000cc/hari
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Minuman yang disukai Kopi dan teh manis Teh manis
c. Pola Eliminasi

No Jenis Sebelum sakit Setelah sakit

1 BAB
Frekuensi 1xsehari 1xsehari
Warna Kekuningan Kekuningan
Masalah Tidak ada Tidak ada

2 BAK
Frekuensi 5-6/hari 5-6/hari
Jumlah output Kurang lebih 1000cc/hari Kurang lebih 1000cc/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Masalah Tidak ada Tidak ada

d. Pola Aktivitas Sehari-hari

Sehat
No Jenis 0 1 2 3 4

1 Mandi X

2 Berpakaian X

3 Eliminasi X

4 Mobilisasi ditempat tidur X

5 Berpindah X

6 Berjalan X

7 Berbelanja X

8 Naik tangga X

9 Pemeliharaan rumah X

Ket :
0 = Mandiri 3 = Dibantu orang lain dan alat
1 = Alat bantu 4 = Tergantung/tidak mampu
2 = Dibantu orang lain

e. Personal Hygiene

No Jenis Sehari-hari

1 Mandi Frekuensi : 1xsehari


Jenis : Diguyur air dingin dan air hangat

2 Berpakaian Frekuensi : 2xsehari

3 Mobilisasi tempat tidur Frekuensi : dapat mobilisasi tanpa hambatan

f. Pola Persepsi Kognitif


Berbicara : Tn E mengatakan tidak ada ada gangguan dalam pendengaran.
Bahasa : Tn. E berbicara menggunakan bahasa sunda
Kemampuan membaca : Tn. E mengatakan masih bisa membaca
Tingkat ansietas : Tn. E tampak tenang
Kemampuan berinteraksi : Tn. E dapat berinteraksi dengan baik kepada keluarganya.

g. Pola Istirahat Tidur

No Jenis Sebelum sakit Semenjak sakit

1 Tidur siang
Lama tidur 2 jam/hari 2 jam/hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada

2 Tidur malam
Lama tidur 6 jam/hari 5 jam/hari
Keluhan Tidak ada

h. Pola Konsep Diri


Konsep Diri : Tn.E merasa yakin jika penyakitnya akan membaik dan berkeyakinan hanya
karna faktor usia.
Ideal Diri : Tn. E tidak merasa malu dengan keadaan social saat ini.
Harga Diri : Tn. E merupakan ayah yang optimis yang dihormati anak anaknya dan juga cucu
cucunya.
Identitas Diri : Tn.E merasa memiliki tanggung jawab sebagai suami dan kepala keluarga
Peran Diri : Tn.E sebagai suami dan ayah bagi anak anaknya
i. Pola Peran dan Hubungan
Tn.E memiliki hubungan yang baik dengan keluarga ataupun tetangganya
j. Pola Reproduksi dan Seksual
Tn. E merasa tidak ada masalah meskipun Ny. E sudah menopause dan merasa yang paling
penting istrinya selalu ada untuk menemaninya.
k. Pola Pertahanan Diri dan Koping
Dalam menghadapi keadaan sakit saat ini Tn.E selalu berdoa agar sakitnya bisa sembuh dan
tidak merasa stress karna penyakitnya ini karna penyakit seperti ini sudah biasa dialami oleh para
lansia.
l. Pola Keyakinan dan Nilai
Tn.E beragama islam dan selalu menjalankan ibadah solat 5 waktu serta mengikuti pengajian
disekitar rumah.
m. Pemeriksaan Status Mental dan Spiritual
a. Apa suasana hati yang menonjol pada Tn.E : Datar
b. Apakah emosinya sesuai dengan ekspresi wajah : Ya

Kebutuhan Prilitual Klien

a. Kebutuhan untuk beribadah : Terpenuhi


b. Masalah dalam pemenuhan kebutuhan spiritual : -

TINJAUAN SISTEM

1. Keadaan umum : Baik


2. Tingkat kesadaran : Komposmenstis
3. GCS :
4. Tanda – Tanda Vital
Tekanan darah : 150/80 mmHg
Nadi : 80 x/ mnt
Pernafasan : 20 x/ mnt
Suhu : 36’ C
5. Integumen
a. Lesi/luka
b. Pruritus
c. Perubahan pigmentasi
d. Perubahan tekstur
e. Sering memar
f. Perubahan rambut
6. Hemopoetik
Perdaraha/memar abnormal
a. Pembengkakan kelenjar limfa
b. Anemia
7. Kepala
a. Sakit kepala
b. Trauma masa lalu
c. Pusing
d. Gatal pada kulit kepala
8. Mata
a. Perubahan penglihatan : Tidak
b. Kata mata/lensa kontak : Tidak
c. Nyeri : Tidak
d. Air mata berlebihan : Tidak
e. Bengkak sekitar mata : Tidak
f. Kabur : Tidak
g. Riwayat Infeksi : Tidak
h. Konjungtiva : Normal
i. Sklera
5. Telinga
a. Perubahan pendengaran : Normal
b. Vertigo : Tidak
c. Riwayat infeksi : Tidak
6. Hidung dan sinus
a. Rinorea : Tidak
b. Epistaksis : Tidak
c. Obstruksi : Tidak
d. Nyeri pada sinus : Tidak
e. Riwayat infeksi : Tidak
7. Mulut dan tenggorokan
a. Sakit tenggorokan : Tidak
b. Lesi/ulkus : Tidak
c. Kesulitan menelan : Tidak
d. Perdarahan gusi : Tidak
e. Karies : Tidak
f. Riwayat infeksi : Tidak
g. Pola menggosok gigi
8. Leher
a. Kekakuan : Tidak
b. Nyeri tekan : Tidak
c. Benjolan : Tidak
d. Keterbatasan gerak : Tidak
9. Pernapasan
a. Batuk : Tidak
b. Sesak napas : Tidak
c. Hemoptisis : Tidak
d. Sputum : Tidak
e. Asma/alergi : Tidak
10. Kardiovaskuler
a. Nyeri dada : Tidak
b. Sesak napas : Tidak
11. Gastrointestinal
a. Nyeri ulu hati : Tidak
b. Mual/muntah : Tidak
c. Perubahan nafsu makan : Tidak
d. Benjolan : Tidak
e. Diare : Tidak
f. Konstipasi : Tidak
g. Hemoroid : Tidak
12. Perkemihan
a. Frekuensi : 3-4x/hari
b. Nyeri saat berkemih : Tidak
13. Muskuloskeletal
a. Nyeri persendian : Ya
b. Kekakuan : Ya
c. Pembengkakan sendi : Tidak
d. Kram : Tidak
e. Kelematan otot : Tidak
f. Masalah cara berjalan : Tidak
14. Sistem Syaraf Pusat
a. Sakit kepala : Tidak
b. Masalah memori : Tidak

STATUS FUNGSIONAL

Index Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari)

Aktivitas Score
Makan
0 = Bantuan penuh
5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega 10
10 = Independent
Mandi
0 = Membutuhkan bantuan 10
5 = Independent
Memakai Baju
0 = Dengan bantuan
5 = Dengan bantuna 50% 10
10 = Independent
Berdandan
0 = Perlu bantuan 5
5 = Independent
BAB
0 = Incontinesia Alvy (menggunakan barium enema)
5 = Kdang tidak tertahan 10
10 = Dapat mengontrol
BAK
0 = Menggunakan kateter
5 = Kadang ngompol di celana 10
10 = Bisa mengontrol
Ke toilet
0 = Butuh bantuan penuh
5 = Butuh bantuan 50% 10
10 = Independent
Berpindah
0 = Bantuan penuh
5 = Bantuan 2 orang 15
10 = Bantuan minimal 1 orang
15 = Independent
Berjalan di area datar
0 = imobilisasi
5 = Menggunakan kursi roda 15
10 = Bantuan 1 orang
15 = Independent
Berjalan di tangga
0 = Bantuan penuh
5 = Dengan penuh 10
10 = Independent

TOTAL (0-100) 100

Keterangan penilaian : 0-20 = Ketergantungan penuh

21-61= Ketergantungan berat/sangat tergantung

62-90= Ketergantungan moderat

91-99= Ketergantungan ringan

100 = Mandiri

STATUS KOGNITIF/AFEKTIF

1. Short Portable Mental Status Questionare (SPMSQ)


Tanggal : Kamis, 11 Februari 2021
Nama Pasien : Tn. E
Pendidikan : SMP
Suku : Sunda
Pertanyaan :

Benar Salah No Pertanyaan Jawaban

√ 1 Tanggal berapa hari ini? 11 Februari 2021

√ 2 Hari apa sekarang? Kamis

√ 3 Apa nama tempat ini? Rumah

√ 4 Berapa umur anda? 60

√ 5 Kapan anda lahir? 1961

√ 6 Siapa presiden Indonesia? Jokowi

√ 7 Siapa presiden Indonesia SBY


sebelumnya?
√ 8 Dimana alamat anda? Rancah

√ 9 Siapa nama ibu anda? Kawisem

√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17,14,11,8,5


pengurangan 3 dari setiap angka
baru, secara menurun

JUMLAH :
Benar = 10
Salah = 0

Interpretasi :
Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 ; Fungsi intelektual kerusakan berat
Dari hasil pemeriksaan SPMSQ didapatkan hasil 10 benar menunjukan fungsi intelektual Tn. E
masih utuh.
2. MMSE (Mini Mental Status Examination)

No Aspek Kognitif Nilai Nilai Tn. Kriteria


Maksimal E

1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar ;


Tahun : 2021 (benar)
Musim : Hujan (benar)
Tanggal : 11 (benar)

2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada?


Negara : Indonesia (benar)
Provinsi : Jawa Barat (benar)
Kabupaten : Ciamis (benar)

3 Registrasi 3 2 Sebutkan 3 nama objek (missal:


kursi, meja, kertas) kemudian
ditanyakan kepada Tn. E,
menjawab :

4 Perhatian dan 5 2 Meminta Tn. E berhitung mulai


Kalkulasi dari 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 tingkat.
Jawaban :
1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65

5 Mengingat 3 3 Minta Tn. E untuk mengulangi


ketiga objek pada point ke 2 (tiap
point nilai 1)

6 Bahasa 9 8 Menanyakan pada Tn.E tentang


benda (sambil menunjukan benda
tersebut)
Minta Tn.E untuk mengulangi kata
berikut :
“Tak ada, dan, jika, atau, tetapi”
Tn. E menjawab : “Tak ada, dan,
jika, atau, tetapi”
Minta Tn.E untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah.
1. Ambil kertas
2. Lipat dua
3. Taruh di lantai

Perintahkan pada Tn, E untuk hal


berikut (bila aktivitas sesuai
perintah nilai satu poin)
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada Tn. E untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar
Total Nilai 30 29

Interpretasi Hasil :
24-30 = tidak ada gangguan lognitif
18-23 = gangguan kognitif sedang
0-17 = gangguan kognitif berat

STATUS FUNGSI SOSIAL

APGAR Keluarga :

Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya untuk Selalu : 2
membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya ( adaptasi) Kadang- kadang : 1
Tidak pernah : 0
Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya membicarakan Selalu : 2
sesuatu dan mengungkapkan masalah dengan saya (hubungan) Kadang-kadang : 2
Tidak pernah : 0
Saya puas bahwa keluarga teman (saya) menerima dan Selalu : 2
mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas Kadang-kadang : 1
(pertumbuhan) Tidak pernah : 0
Saya puas dengan cara keluarga teman (saya) Selalu : 2
mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi saya, Kadang-kadang : 1
seperti marah, atau mencintai(afek) Tidak pernah : 0
Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan Selalu : 2
waktu bersama sama. Kadang-kadang :1
Tidak pernah : 0
Nilai APGAR keluarga : 8 yang berarti disfungsi keluarga minimal atau tidak ada
ANALISA DATA

No Symptom Etiologi Problem


1 DS : Ketidakmampuan klien Resiko tinggi
 Tn. E mengatakan tekanan mengenal gangguan dan komplikasi
darahnya sering kali berubah komplikasi akibat
ubah secara cepat hipertensi berat
 Klien mengatakan bahwa ia
memiliki penyakit hipertensi
sejak 4 tahun yang lalu

DO :
 Tekanan darah :
…….

2 DS : Kelelahan karena kondisi Intoleransi Aktivitas


 Tn. E mengatakan fisik yang lemah
aktivitasnya sekarang
menjadi terbatas
 Klien mengatakan lebih
banyak diam dirumah

DO :
 Tekanan darah
……..
 Klien tampak kurang
semangat

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi komplikasi berhubnungan dengan Ketidakmampuan klien mengenal


gangguan dan komplikasi akibat hipertensi berat
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelelahan karena kondisi fisik yang lemah

RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


1 Resiko tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pengetahuan klien dan
komplikasi keperawatan selama 2x24 jam keluarga tentang hipertensi
berhubnungan keluarga klien dapat mengenal 2. Diskusikan dengan keluarga
dengan masalah tersebut mengenai pengertian, penyebab,
Ketidakmampuan KH : tanda dan gejala hipertensi
klien mengenal Klien dan keluarga dapat 3. Berikan penjelasan dengan
gangguan dan menyebutkan kembali pengertian, keluarga cara pencegahan dan
komplikasi akibat tanda dan gejala, cara pencegahan, pengobatan hipertensi
hipertensi berat diet, serta komplikasi dari hipertensi 4. Diskusikan dengan klien dan
berat. keluarga tentang diet hipertensi
5. Berikan penjelasan kepada klien
dan keluarga tentang komplikasi
dari hipertensi.

2 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Energy management


Aktivitas keperawatan selam 2x24 jam 2. Monitor intake nutrisi untuk
berhubungan diharapkan pasien dapat : memastikan sumber energy yang
dengan Kelelahan Memonitor usaha bernapas dalam adekuat
karena kondisi fisik respon aktivitas 3. Tentukan keterbatasan fisik
yang lemah Melapor aktivitas harian pasien
Memonitor warna kulit 4. Tentukan penyebab kelelahan
5. Bantu pasien untuk jadwal
istirahat

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tanggal No Implementasi Evaluasi


Diagnosa
11-2-2021 1 1. Mengkaji pengetahuan S:
09:00 WIB klien dan keluarga -Klien mengatakan belum
tentang hipertensi memahami sepenuhnya mengenai
2. Mendiskusikan dengan pengertian, penyebab, tanda dan
keluarga mengenai gejala hipertensi berat
pengertian, penyebab, -Klien mengatakan sering mebuat
tanda dan gejala jus seledri dan minum obat dari
hipertensi dokter
3. Memberikan penjelasan O:
dengan keluarga cara -Kesadaran klien terlihat
pencegahan dan composmentis
pengobatan hipertensi -TD :
4. Mendiskusikan dengan -Nadi :
klien dan keluarga -Pernafasan :
tentang diet hipertensi -Suhu :
5. Memberikan penjelasan
kepada klien dan A;
keluartentang Masalah belum teratasi
komplikasi dari P:
hipertensi. Intervensi dilanjutkan

11-2-2021 2 1. Mengenergy S:
13 WIB management -Klien mengatakan saat ini
2. Memonitor intake aktivitasnya terbatas
nutrisi untuk O:
memastikan sumber -Tekanan darah :
energy yang adekuat A:
3. Menentukan Masalah belum teratasi
keterbatasan fisik pasien P :
4. Menentukan penyebab Intervensi dilanjutkan
kelelahan
5. Membantu pasien untuk
jadwal istirahat

12-2-2021 1 Mengevaluasi kembali S:


09:00 WIB pengetahuan klien tentang Klien mengatakan menjadi lebih
penyakit hipertensi tahu tentang hipertensi berat
O:
-Klien dan keluarga menyimak
dan terlibat dalam diskusi dua arah
dengan perawat
-Klien dan keluarga dapat
menyebitkan kembali pengertian,
penyebab, tanda dan gejala
hipertensi berat
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lntervensi dilanjutkan sebagian
12-2-2021 2 Mengkaji tingkat pengetahuan S:
13:00 WIB keluarga dank lien tentang Klien mengatakan aktivitasnya
managemen aktivitas sedikit membaik
O:
-Klien terlihat dapat melaksanakan
beberapa intervensi
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan sebagian

Anda mungkin juga menyukai