Anda di halaman 1dari 58

HASIL PENELITIAN

PENENTUAN TARIF PELAYNAN KAMAR OPERASI DAN KAMAR


BERSALIN MELALUI PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING
(STUDI KASUS DI RSAD MUH. YASIN BONE)

NOCH TIRANDUK MALLISA


P1806206547

MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2008

i
PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini.Tesis ini

disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister

Administrasi Rumah Sakit Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang

setulus tulusnya dengan penuh rasa hormat yang setinggi-tingginya

kepada :

1. Bapak dr.Widodo J.P.,MS.,MPH.,Dr.PH sebagai Pembimbing I

yang dengan sabar dan ketelatenannya membimbing penulis,

mendorong dan memotivasi sehingga tesis dapat terselesaikan

dengan tepat waktu.

2. Bapak Dr.Abd.Kadir,Sp.THT(K).,MARS.,Ph.D selaku

Pembimbing II yang dengan penuh pengertian mengarahkan dan

mendorong dalam penyelesaian tesis ini.

3. Bapak Dr.drg.Zulkifli Abdullah, M.Sc selaku Ketua Program

Studi Kesehatan Masyarakat PPS Universitas Hasanuddin.

4. Bapak Dr.dr.H.Noer Bahry Noor, M.Sc selaku Ketua

Konsentrasi Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas

Hasanuddin yang juga banyak memberikan dukungan moril serta juga

sebagai Penguji.

5. Bapak Prof.Dr.dr.HM.Alimin Maidin, MPH selaku Penguji, yang

telah memberikan masukan, kritikan yang sangat bermanfaat bagi

penulis.

6. Bapak Prof.Dr.Abd. Rahman Kadir, MS selaku Penguji.

7. Bapak Dr.Drs. Syahril A.Pasinringi, MS yang banyak

ii
membantu dan memberikan dukungan moril saat konsultasi di

Surabaya.

8. Bapak Syamsuddin, SE.,Msi.,Ak selaku Instruktur yang telah

banyak memberikan bantuan selama dalam menyempurnakan tesis ini.

9. Semua dosen pengajar beserta staff pada Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat, Minat Studi Administrasi Rumah Sakit

Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin yang telah banyak

memberikan ilmu, bimbingan dan bantuan selama saya mengikuti

proses pendidikan sampai selesainya tesis ini.

10. Seluruh Staf RSAD Muh. Yasin – Bone atas segala bantuan

yang diberikan kepada saya dalam mengkaji dan meneliti sehingga

tesis ini dapat selesai

11. Seluruh staf dan karyawan administrasi Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat atas segala bantuan dan perhatiannya selama

saya mengikuti pendidikan.

12. Seluruh rekan – rekan mahasiswa Program Pasca Sarjana

MARS angkatan VII.

Akhirnya terima kasih yang tiada terhingga buat orang tua, istri

tercinta Immanuella Huliselan dan juga keluarga besar saya yang telah

memberikan spirit dan dukungan moril sehingga saya bisa menyelesaikan

studi dan tesis ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari

kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun dapat

dijadikan masukan penelitian sehingga penelitian ini dapat bermanfaat

Makassar, Januari 2009

iii
ABSTRAK

NOCH. Penentuan Tarif Pelayanan Kamar Operasi dan Kamar Bersalin


Melalui Pendekatan Activity Based Costing Di Rumah Sakit Angkatan
Darat Muh. Yasin Bone (Dibimbing oleh Widodo J.P dan Abdul Kadir)

Masalah penting dalam menetapkan tarif pelayanan di Kamar


Operasi dan Kamar Bersalin Rumah Sakit Angkatan Darat Muh.Yasin
Bone yaitu tidak adanya informasi awal tentang berapa besar biaya yang
dibutuhkan persatuan pelayanan ( unit cost ) di Kamar Operasi dan Kamar
Bersalin.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tarif rasional perjenis
tindakan di Kamar Operasi dan Kamar Bersalin melalui pendekatan
Activity Based Costing di Rumah Sakit Angkatan Darat Muh. Yasin Bone.
Hasil penelitian unit cost berdasarkan Activity Based Costing yaitu
Operasi Sectio Caesaria Rp 4.421.371,- Operasi Varicoccel
Rp 3.432.004,- Operasi Hernia Ingunalis Rp 3.777.216,- Operasi
Poliptectomy Rp 2.959.531,- Partus Rp 1.166.877,- Curettase
Rp 1.999.995,-.
Nilai Konstanta berdasarkan kesepakatan untuk menetapkan tarif
rasional adalah 20 % ( Dua puluh persen ).
Perhitungan tarif rasional setelah dihitung dengan Konstanta 20 %
adalah : Operasi Sectio Caesaria Rp 5.305.645,- Operasi Varicoccel Rp
4.118.404,- Operasi Hernia Inguinalis Rp 4.532.659,- Operasi
Poliptectomy Rp 3.551.437,- Partus Rp 1.400.252,- Curettase
Rp 2.399.994,-.
Kesimpulan : Tarif pelayanan di Kamar Operasi dan Kamar Bersalin
lebih tinggi dari pada tarif yang dihitung melalui pendekatan Activity
Based Costing.

Kata Kunci : Activity Based Costing, Unit Cost , Konstanta, Tarif Rasional.

iv
ABSTRACT

NOCH. Determination of the service cost of operating room and maternity


room through Activity Based Costing approach in Muh. Yasin Army
Hospital in Bone. (Supervised by Widodo J.P and Abdul Kadir).

The main problem in determining the cost of the operating room


service and maternity room in Muh. Yasin Army Hospital in Bone is that
there isn’t earlier information about the amount expenses that will be need
by unit cost in operating room and maternity room.
This research is aimed to determine the rational cost for each
actions in operating room and maternity room through Activity Based
Costing approach in Muh. Yasin Army Hospital in Bone.
The result of unit cost research based on Activity Based Costing is
operasi Sectio Caesaria is Rp. 4.421.371, operasi Varicoccel is
Rp. 3.432.004, Operasi Hernia Ingunalis is Rp. 3.777.216, operasi
Poliptectomy is Rp. 2.959.531, Partus is Rp 1.166.877, Curretase is
Rp. 1.999.995.
The constanta value of rational cost after calculated with constanta
20% is operasi Sectio Caesaria is Rp. 5.305.645,Varicoccel is
Rp. 4.118.404, operasi Hernia Inguinalis is Rp. 4.532.659, operasi
Poliptectomy is Rp. 3.551.437, Partus is Rp. 1.400.252, Curettase is
Rp 2.399.994.
Conclusion : The service cost in operating room and maternity room
is higher than the cost which is calculated through Activity Based Costing
approach.

Key Words : Activity Based Costing (ABC),Unit Cost, Constanta, Rational


Tariff.

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ ii
PRAKATA ....................................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................. x
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ............................................ xxi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1


A. Latar Belakang ........................................................ 1
B. Kajian Masalah ......................................................... 10
C. Rumusan Masalah ................................................... 13
D. Tujuan Penelitian .................................................... 14
E. Manfaat Penelitian .................................................. 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 16


A. Pengertian Tarif ....................................................... 16
B. Pengertian Biaya Dan Jenis – Jenis Biaya ............. 18
C. Activity Based Costing ............................................ 29

BAB III KERANGKA KONSEP ................................................... 39


A. Dasar Pemikiran Kerangka Konsep ......................... 39
B. Kerangka Konsep ..................................................... 42

BAB IV METODE PENELITIAN ................................................. 44


A. Rancangan Penelitian .............................................. 44
B. Teknik Pengumpulan Data ...................................... 44
C. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................ 46
D. Variabel Penelitian ................................................. 47
E. Kerangka Operasional ............................................ 48
F. Defenisi Operasional Variabel Dan Cara
Pengukuran Variabel ............................................... 49
G. Teknik Analisis Data ................................................ 53

vi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................ 55
A. Hasil Penelitian ....................................................... 55
B. Pembahasan ........................................................... 177

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................ 185


A. Kesimpulan ............................................................. 185
B. Saran ....................................................................... 187

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 190


LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1. Skema Kajian Masalah ................................................... 11


2. Kerangka Proses Pengolahan Data Dalam Activity
Based Costing .................................................................. 38
3. Kerangka Konsep Penelitian ........................................... 43
4. Kerangka Operasional ..................................................... 48
5. Alur Proses Pelayanan Tindakan Operasi Di RSAD Muh.
Yasin-Bone ....................................................................... 58

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1. Perbandingan Tarif Persalianan Fisiologis, Curettage


RSAD Muh.Yasin Bone Dengan RSUD Tenriawaru
Bone, Tahun 2007 – 2008 ............................................... 6

2. Tarif Operasi Non Obsgin Pada RSAD Muh.Yasin Bone


dan RSUD Tenriawaru Bone Tahun 2007 – 2008 ......... 8

3. Tarif Operasi Obsgin Pada RSAD Muh. Yasin Bone Dan


RSUD Tenriawaru Bone Tahun 2007 – 2008.................... 8

4. Perbandingan Tarif Bedah Pada RSUD Tenriawaru Bone


Tahun 2007 – 2008 ........................................................... 9

5 Definisi Operasional Dan Cara Pengukuran Variabel


Penelitian .......................................................................... 50

6 Aktivitas jenis Tindakan Pelayanan Operasi Non Obsgin


Di RSAD Muh. Yasin Bone, Juni 2007 – Juni 2008 ......... 59

7. Aktivitas Jenis Tindakan Operasi Obsgin Di RSAD


Muh. Yasin Bone,Juni 2007 – Juni 2008 ...................... 62

8. Aktivitas Jenis Tindakan Partus Fisiologis Dan Curettage


Di RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 ......... 65

9. Kamus Aktivitas Primer Dan Penunjang Pelayanan


Operasi Non Obsgin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007
– Juni 2009 ........................................................................ 69

10. Kamus Aktivitas Primer Dan Penunjang Tindakan


Pelayanan Operasi Obsgin Di RSAD Muh. Yasin Bone
Juni 2007 – Juni 2008 ...................................................... 72

ix
11 Kamus Aktivitas Primer Dan Penunjang Tindakan
Pelayanan Partus Fisiologis Di RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................ 75
12 Kamus Aktivitas Primer Dan Penunjang Tindakan
Pelayanan Curettage Di RSAD Muh. Yasin Bone Juni
2007 – Juni 2008 ............................................................. 77

13 Sumber Daya Yang Digunakan Tiap Aktivitas Pelayanan


Operasi Non Obsgin Di RSAD Muh. Yasin Bone Juni
2007 – Juni 2008 ............................................................. 80

14 Sumber Daya Yang Digunakan Tiap Aktivitas Pelayanan


Operasi Obsgin Di RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 –
Juni 2008 ......................................................................... 81

15. Sumber Daya Yang Digunakan Tiap Aktivitas Pelayanan


Partus Fisiologis Di RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 –
Juni 2008 ......................................................................... 81

16 Sumber Daya Yang Digunakan Tiap Aktivitas Pelayanan


Currettage Di RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni
2008 ................................................................................. 82

17 Rancangan Perhitungan Biaya Aktivitas Operasi Di


Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 –
Juni 2008 ......................................................................... 83

18 Rancangan Perhitungan Biaya Aktivitas Partus Fisiologis


Di RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 ......... 83

19 Rancangan Perhitungan Biaya Aktivitas Currettage Di


RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............. 84

20 Sumber DayaTidak Langsung Tiap Aktivitas Operasi Non


Obsgyn Di RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni
2008 ................................................................................. 85

21 Sumber DayaTidak Langsung Tiap Operasi Obsgyn Di


RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .............. 88

x
22 Sumber DayaTidak Langsung Tiap Partus Fisiologis Di
RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .............. 90
23 Sumber DayaTidak Langsung Tiap Aktivitas Curretage
Di RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .......... 92

24 Biaya Sumber Daya Perawat Untuk Kegiatan Operasi Di


Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni
2008 ................................................................................. 94

25 Biaya Sumber Daya Perawat Untuk Kegiatan Pelayanan


Penunjang Di Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin Bone
Juni 2007 – Juni 2008 ...................................................... 94

26 Persentase Waktu Perawat Dalam Melakukan Aktivitas


Di Rekam Medik RSAD Muh.Yasin Bone Juni 2007 –
Juni 2008 .......................................................................... 95

27 Perhitungan Pembebanan Gaji Perawat Dalam


Melakukan Aktivitas Di Rekam Medik RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................ 95

28 Persentase Waktu Perawat Dalam Melakukan Aktivitas


Di Poli Bedah RSAD Muh.Yasin Bone Juni 2007 – Juni
2008 .................................................................................. 96

29 Perhitungan Pembebanan Gaji Perawat Dalam


Melakukan Aktivitas Di Poli Bedah RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................ 96

30 Persentase Waktu Perawat Dalam Melakukan Aktivitas


Di Bangsal Bedah RSAD Muh.Yasin Bone Juni 2007 –
Juni 2008 .......................................................................... 97

31 Perhitungan Pembebanan Gaji Perawat Dalam


Melakukan Aktivitas Di Bangsal Bedah RSAD Muh.
Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .................................. 98

32 Persentase Waktu Perawat Dalam Melakukan Aktivitas


Di Bagian Radiologi RSAD Muh.Yasin Bone Juni 2007 –
Juni 2008 .......................................................................... 99

xi
33 Perhitungan Pembebanan Gaji Perawat Dalam
Melakukan Aktivitas Di Bagian Radiologi RSAD Muh.
Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .................................. 99

34 Persentase Waktu Perawat Dalam Melakukan Aktivitas


Di Kamar Operasi RSAD Muh.Yasin Bone Juni 2007 –
Juni 2008 .......................................................................... 100

35 Perhitungan Pembebanan Gaji Perawat Dalam


Melakukan Aktivitas Di Kamar Operasi RSAD Muh.
Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .................................. 101

36 Perhitungan Pembebanan Gaji Perawat Dalam


Melakukan Seluruh Aktivitas Pelayanan Operasi RSAD
Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 ......................... 102

37 Perhitungan Pembebanan Gaji Perawat Dalam


Melakukan Seluruh Aktivitas Pelayanan Kamar Bersalin
RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .............. 104

38 Biaya Sumber Daya Rekam Medik RSAD Muh. Yasin


Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................ 104

39 Perhitungan Pembebanan Gaji Petugas Dalam


Melakukan Aktivitas Di Unit Rekam Medik RSAD Muh.
Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .................................. 105

40 Biaya Sumber Daya Askes RSAD Muh. Yasin Bone Juni


2007 – Juni 2008 .............................................................. 105

41 Perhitungan Pembebanan Gaji Petugas Dalam


Melakukan Aktivitas Di Unit Askes RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................ 106

42 Biaya Sumber Daya Laundry RSAD Muh. Yasin Bone


Juni 2007 – Juni 2008 ...................................................... 106

43 Perhitungan Pembebanan Gaji Petugas Dalam


Melakukan Aktivitas Di Unit Laundry RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................ 107

xii
44 Biaya Sumber Daya Cleaning Service RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................ 107

45 Perhitungan Pembebanan Gaji Petugas Dalam


Melakukan Aktivitas Cleaning Service RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................ 108

46 Biaya Sumber Daya Gedung Untuk Pelayanan Kamar


Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .. 109

47 Biaya Sumber Daya Gedung Untuk Pelayanan Kamar


Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008.. 109

48 Pembebanan Biaya Depresiasi Gedung Untuk


Pelayanan Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni
2007 – Juni 2008 ............................................................. 110

49 Pembebanan Biaya Depresiasi Gedung Untuk


Pelayanan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni
2007 – Juni 2008 ............................................................. 113

50 Biaya Sumber Daya Peralatan Pelayanan Kamar


Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 . 115

51 Pembebanan Biaya Depresiasi Peralatan Untuk


Pelayanan Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni
2007 – Juni 2008 ............................................................. 116

52 Biaya Sumber Daya Peralatan Hernia Set Kamar


Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .. 117

53 Biaya Sumber Daya Peralatan Polypectomy Set Kamar


Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 . 117

54 Biaya Sumber Daya Peralatan Untuk Pelayanan Kamar


Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008.. 118

55 Pembebanan Biaya Depresiasi Peralatan Untuk Kamar


Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 . 119

xiii
56 Biaya Sumber Daya Peralatan Sectio Caesaria Set
RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .............. 120

57 Biaya Sumber Daya Peralatan Partus Set RSAD Muh.


Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .................................. 121

58 Biaya Sumber Daya Peralatan Currettage Set RSAD


Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 ......................... 121

59 Biaya Sumber Daya Komputer Pelayanan Kamar


Operasi Dan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone
Juni 2007 – Juni 2008 ...................................................... 122

60 Pembebanan Biaya Depresiasi Komputer Pada Aktivitas


Kamar Operasi dan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................ 122

61 Biaya Sumber Daya ATK Pelayanan Kamar Operasi dan


Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni
2008 ................................................................................. 123

62 Pembebanan Biaya Depresiasi ATK Pada Aktivitas


Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni
2008 ................................................................................. 124

63 Pembebanan Biaya Depresiasi ATK Pada Aktivitas


Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni
2008 ................................................................................. 125

64 Biaya Sumber Daya BHP Pelayanan Kamar Operasi


RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .............. 126

65 Pembebanan Biaya BHP Untuk Pelayanan Kamar


Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 . 127

66 Biaya Sumber Daya BHP Pelayanan Kamar Bersalin


RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .............. 127

67 Pembebanan Biaya BHP Untuk Pelayanan Kamar


Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 128

xiv
68 Biaya Sumber Daya Listrik Untuk Pelayanan Kamar
Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 . 129

69 Pembebanan Biaya Listrik Untuk Pelayanan Kamar


Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .. 129

70 Biaya Sumber Daya Listrik Untuk Pelayanan Kamar


Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008.. 131

71 Pembebanan Biaya Listrik Untuk Pelayanan Kamar


Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008.. 132

72 Biaya Sumber Daya Air Untuk Pelayanan Kamar Operasi


Dan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 –
Juni 2008 ......................................................................... 134

73 Pembebanan Biaya Air Untuk Pelayanan Kamar


Operasi Dan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone
Juni 2007 – Juni 2008 ...................................................... 135

74 Biaya Sumber Daya Telepon Untuk Pelayanan Kamar


Operasi Dan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone
Juni 2007 – Juni 2008 ...................................................... 137

75 Pembebanan Biaya Telepon Untuk Pelayanan Kamar


Operasi Dan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone
Juni 2007 – Juni 2008 ...................................................... 137

76 Pembebanan Biaya Registrasi MR Pada Aktivitas Primer


Pelayanan Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin Bone
Juni 2007 – Juni 2008 ...................................................... 138

77 Pembebanan Biaya Registrasi MR Pada Aktivitas Primer


Pelayanan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni
2007 – Juni 2008 ............................................................. 140

78 Pembebanan Biaya Kartu Kendali Pada Aktivitas Primer


Pelayanan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni
2007 – Juni 2008 ............................................................. 141

xv
79 Pembebanan Biaya Pembuatan Kartu Status Pada
Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Opersai dan Kamar
Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 142

80 Pembebanan Biaya Mengambil Kartu Jamainan Askes


Pada Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Opersai dan
Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni
2008 ................................................................................. 143

81 Pembebanan Biaya Mengantar Status Ke Poliklinik Pada


Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Opersai dan Kamar
Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 143

82 Pembebanan Biaya Membuat Status Rawat Inap Pada


Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Opersai dan Kamar
Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008.. 144

83 Pembebanan Biaya Mengambil Kartu Jaminan Rawat


Inap Pada Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Opersai
dan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 –
Juni 2008 ......................................................................... 144

84 Pembebanan Biaya Membuat Kartu Jaminan Askes


Pada Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Opersai dan
Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni
2008 ................................................................................. 145

85 Pembebanan Biaya Membuat Kartu Jaminan Rawat Inap


Askes Pada Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Opersai
RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .............. 145

86 Pembebanan Biaya Membuat Kartu Jaminan Rawat Inap


Askes Pada Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Bersalin
RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .............. 147

87 Pembebanan Biaya Pembuatan Resep Pada Aktivitas


Primer Pelayanan Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................. 148

xvi
88 Pembebanan Biaya Pembuatan Resep Pada Aktivitas
Primer Pelayanan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................ 148

89 Pembebanan Biaya Mencatat Nama Dan Diagnosa Pada


Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Operasi RSAD Muh.
Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 ................................... 149

90 Pembebanan Biaya Mencatat Nama Dan Diagnosa Pada


Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Bersalin RSAD Muh.
Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 ................................... 149

91 Pembebanan Biaya Menyiapkan Format Pada Aktivitas


Primer Pelayanan Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................. 150
92 Pembebanan Biaya Menyiapkan Format Pada Aktivitas
Primer Pelayanan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................. 150

93 Pembebanan Biaya Registrasi Ulang Pada Aktivitas


Primer Pelayanan Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................. 151

94 Pembebanan Biaya Registrasi Ulang Pada Aktivitas


Primer Pelayanan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................. 152

95 Pembebanan Biaya Melengkapi Status Pada Aktivitas


Primer Pelayanan Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................. 153

96 Pembebanan Biaya Melengkapi Status Pada Aktivitas


Primer Pelayanan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................. 153

97 Pembebanan Biaya Membuat Laporan Tindakan Pada


Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Operasi RSAD Muh.
Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 ................................... 154

xvii
98 Pembebanan Biaya Membuat Laporan Tindakan Pada
Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Bersalin RSAD Muh.
Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 ................................... 154

99 Pembebanan Biaya Membuat Claim Pada Aktivitas


Primer Pelayanan Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................. 155

100 Pembebanan Biaya Membuat Claim Pada Aktivitas


Primer Pelayanan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................. 155

101 Pembebanan Biaya Administrasi Laboratorium Pada


Aktivitas Primer Pelayanan Kamar Operasi dan Kamar
Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 . 156

102 Pembebanan Biaya Kebersihan Ruangan Pada Aktivitas


Primer Pelayanan Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................. 157

103 Pembebanan Biaya Kebersihan Ruangan Pada Aktivitas


Primer Pelayanan Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin
Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............................................ 158

104 Cost Pool Berdasarkan Activity Driver Kamar Operasi


RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............... 159

105 Total Pembebanan Biaya Penunjang Pada Aktivitas


Primer Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin Juni 2007 –
Juni 2008 ........................................................................... 160

106 Total Pembebanan Biaya Penunjang Pada Aktivitas


Primer Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Juni 2007 –
Juni 2008 .......................................................................... 162

107 Cost Pool Berdasarkan Activity Driver Kamar Bersalin


RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 .............. 165

xviii
108 Acivity Rate Dan Pool Rate Aktivitas Primer Pelayanan
Kamar Operasi RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni
2008 ................................................................................. 167

109 Acivity Rate Dan Pool Rate Aktivitas Primer Pelayanan


Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni
2008 ................................................................................. 169

110 Unit Cost Per Operasi di Kamar Operasi RSAD Muh.


Yasin Bone Melalui Pendekatan Activity Based Costing
Juni 2007 – Juni 2008 ....................................................... 171

111 Unit Cost Per Tindakan di Kamar Bersalin RSAD Muh.


Yasin Bone Melalui Pendekatan Activity Based Costing
Juni 2007 – Juni 2008 ....................................................... 172

112 Tarif Rasional Tindakan Operasi Di Kamar Operasi


RSAD Muh. Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 ............... 174

113 Perbandingan Tarif Lama dan Tarif Rasional Melalui


Pendekatan ABC Per Tindakan Operasi Di Kamar
Operasi RSAD Muh. Yasin dan RSUD Tenriawaru Juni
2007 – Juni 2008 .............................................................. 175

114 Tarif Rasional Tindakan Di Kamar Bersalin RSAD Muh.


Yasin Bone Juni 2007 – Juni 2008 ................................... 176

115 Perbandingan Tarif Lama dan Tarif Rasional Melalui


Pendekatan ABC Di Kamar Bersalin RSAD Muh. Yasin,
dan RSUD Tenriawaru Juni 2007 – Juni 2008 ................. 176

xix
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

ABC : ACTIVITY BASED COSTING


ABPC : ACTIVITY BASED PROCESS COSTING
ATK : ALAT TULIS KANTOR
ATP : ABILLITY TO PAY

AIC : ANNUALIZED INVESTMENT COST

BHP : BAHAN HABIS PAKAI

CRR : COST RECOVERY RATE

COST DRIVER : AKTIVITAS YANG MENYEBABKAN TERJADINYA BIAYA

DPK : DANA PEMELIHARAAN KESEHATAN

KO : KAMAR OPERASI

KOREM : KOMANDO RESORT MILITER

PNS TNI-AD : PEGAWAI NEGERI SIPIL TNI-AD

RBK : RESTITUSI DAN BEKAL KESEHATAN

RSAD : RUMAH SAKIT ANGKATAN DARAT

TNI : TENTARA NASIONAL INDONESIA

TNI-AD : TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT

TNI-AL : TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN LAUT

TNI-AU : TENTARA NASOINAL INDONESIA ANGKATAN UDARA

UC : UNIT COST

VC : VARIABLE COST

WTP : WILLINGNESS TO PAY

YANKESMASUM : PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT UMUM

xx
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan dapat dilakukan dimana saja, termasuk

pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di rumah sakit dimana rumah

sakit merupakan suatu organisasi yang sangat komplek dengan hasil

luaran (output) yang padat karya, padat modal, serta padat teknologi

(Azwar, 1991). Sebagai contoh tehnologi informasi telah mengubah

secara radikal pemakai, lingkup, dan pemanfaatan informasi biaya yang

terjadi di rumah sakit. Karena itu pengelolaan rumah sakit harus secara

profesional dan ekonomis dengan memperhatikan kualitas pemberian

pelayanan yang memadai, yang senantiasa mempertimbangkan aspek

efektivitas, efesiensi dan pemerataan (social equality).

Rumah Sakit Angkatan Darat Muh. Yasin Bone adalah rumah sakit

yang memberikan pelayanan kesehatan umum dan spesialistik dasar

(Rumah Sakit Tingkat IV yang diluar organisasi TNI setaraf dengan

Rumah Sakit tipe D) bagi seluruh anggota TNI-AD dan PNS TNI-AD dan

keluarganya yang bertugas di wilayah kerja Korem 141/Toddopuli dan

juga memberikan pelayanan bagi masyarakat umum, yang berada di

wilayah Bone dan sekitarnya.

Rumah Sakit Muh Yasin ini diresmikan pada tanggal 5 April 1983

oleh Mayor Jenderal Soegiarto yang sejak diresmikan belum ada

peningkatan pembangunan infrastruktur seperti fasilitas, sarana


2

prasarana, maupun sumber daya manusia yang memadai. Agar dapat

menarik minat masyarakat umum dan memiliki keunggulan dibandingkan

rumah sakit lain rumah sakit dibuat bersih indah dan nyaman dengan

respon time di UGD dibuat seminimal mungkin sehingga dapat menjadi

salah satu rumah sakit pilihan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Pendapatan dari pelayanan masyarakat umum diharapkan mampu

meningkatkan operasional rumah sakit dan memberikan subsidi silang

terhadap upaya peningkatan mutu pelayanan bagi pasien dinas (prajurit

dan keluarganya). Rumah Sakit Angkatan Darat Muh. Yasin Bone

mendapat pembiayaan melalui dana dari komando atas berupa dana DPK

(Dana Pemeliharaan Kesehatan), dana RBK (Restitusi dan Bekal

Kesehatan) dan dana Yankesmasum (Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Umum). Penganggaran dari pemerintah masih berdasarkan kuota

anggaran yang diterima oleh Departemen Pertahanan, yang kemudian

didistribusikan ke TNI-AD, TNI-AL, serta TNI-AU belum berdasarkan biaya

satuan yang sebenarnya, sehingga sampai saat ini belum bisa tercapai

kebutuhan dana minimal untuk pemberian pelayanan kesehatan yang

memenuhi standar untuk Prajurit/PNS TNI-AD beserta keluarganya.

Kebijakan pimpinan TNI melalui Direktur Kesehatan TNI-AD untuk

menswadanakan rumah sakit dalam memberikan pelayanan bagi

masyarakat umum merupakan suatu tantangan yang harus disikapi

sehingga, Rumah Sakit Muh. Yasin Bone harus mampu menetapkan tarif

yang rasional bagi masyarakat umum berdasarkan analisis biaya aktual


3

dengan memperhatikan tarif rumah sakit pesaing sehingga mampu

meningkatkan pemasukan dari pelayanan masyarakat umum dan bersaing

dengan rumah sakit lain.

Di Indonesia saat ini, rumah sakit masih banyak yang dikelola tidak

profesional sehingga pada era kompetisi dimana, serbuan tenaga, dan

tehnologi dari luar negeri menjelang era perdagangan bebas AFTA 2008,

menjadi polemik bagi rumah sakit lokal tidak hanya akan bersaing dengan

sesama rumah sakit lokal lainnya tetapi juga harus bersaing dengan

rumah sakit asing.

Hal lain yang dapat dijadikan contoh adalah CRR (Cost Recovery

Rate) rumah sakit pemerintah di Indonesia di tahun 1995 masih terbilang

rendah yaitu hanya 20 %, padahal di Shanghai Cina pada tahun 1980

CRR rumah sakit pemerintah sudah mencapai 85% (Pudjirahardjo, 1998)

Menghadapi kompetisi yang makin ketat, kondisi masyarakat yang

semakin kritis, serta adanya Undang-undang Kesehatan No. 23/1992 yang

secara nyata lebih memperhatikan hak pasien menyebabkan pembuktian

biaya yang dibebankan akan menjadi pemicu kemungkinan tumbuhnya

konflik. Pembuktian biaya yang dibebankan, secara keuangan harus dapat

diterangkan apalagi dengan adanya Undang-undang Perlindungan

Konsumen.

Rumah sakit apa bila tidak mampu menampilkan analisis yang

relevan dalam menentukan suatu tarif maka akan memperoleh posisi

yang lemah dalam negosiasi, maka penerapan konsep dan teknik


4

keuangan akan sangat menolong dan perlu segera diaplikasikan di rumah

sakit. (Sabarguna, 2004).

Menghadapi kondisi tersebut, maka rumah sakit harus bisa bekerja

secara efektif dan efisien serta memberikan pelayanan yang bermutu.

Untuk dapat memberikan pelayanan yang efektif dan efisien, suatu rumah

sakit harus memiliki dasar tarif yang jelas, karena hal ini akan berperan

dalam kepuasan pasien dan peran yang kompetitif dalam pemasaran.

Peran tarif sangat penting bagi suatu rumah sakit dan pasien

karena untuk memberi kepastian kepada pelaksana layanan di rumah

sakit serta untuk memberi kepastian bahwa tarif layanan ditetapkan

berdasarkan biaya aktual layanan yang dapat menjamin kesinambungan

upaya layanan rumah sakit. Penetapan tarif pelayanan jasa tidak terlepas

dari pertanggung jawaban yang harus dilakukan rumah sakit, yaitu

pertanggungjawaban eksternal dan internal. Pertanggungjawaban

eksternal dikaitkan dengan stakeholder eksternal sedangkan

pertanggungjawaban internal terkait dengan biaya yang dikeluarkan dalam

memproduksi barang atau jasa (Supriono, 2005).

Strategi penetapan tarif merupakan keputusan kritis yang

menunjang keberhasilan operasional suatu rumah sakit. Keputusan

mengenai tarif dalam pemasaran jasa tidak mudah untuk dilakukan. Tarif

yang terlalu mahal bisa meningkatkan laba jangka pendek, tetapi di sisi

lain akan sulit dijangkau konsumen dan sukar bersaing dengan

kompetitor. Adapun harga yang terlalu murah akan menyebabkan pangsa


5

pasar melonjak, namun margin kontribusi dan laba bersih yang diperoleh

akan berkurang, selain itu sebagian konsumen bisa saja mempersepsikan

kualitas pelayanan jasa buruk.

Dalam menetapkan tarif suatu pelayanan jasa setiap penyedia jasa

kesehatan harus menetapkan tarif atau harga secara tepat. Penetapan

tarif atau harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka

keputusan dan strategi penetapan tarif atau harga memegang peranan

penting dalam setiap penyedia pelayanan jasa.

Hal penting yang harus diprioritaskan dievaluasi dalam penetapan

tarif pelayanan medis di RSAD Muh.Yasin Bone adalah perlunya suatu

informasi tentang berapa rasional biaya yang seharusnya dikeluarkan per

satuan pelayanan (unit cost), termasuk harus memperhatikan tarif rumah

sakit RSUD Tenriawaru sebagai rumah sakit pesaing.

Saat ini, sistem pelayanan kesehatan menghadapi banyak

keanekaragaman jenis pelayanan, bagi managemen akan sangat penting

untuk menentukan besarnya sumber daya yang dikomsumsi oleh masing-

masing pelayanan. Kompleksitas ini akan banyaknya variasi sistem

pemberian pelayanan dapat terbaca melalui pendekatan Activity Based

Costing (ABC).
6

Perbandingan tarif tindakan persalinan fisiologis antara RSAD Muh.Yasin Bone dan RSUD Tenriawaru Bone tahun

2007-2008 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 : Perbandingan Tarif Persalinan Fisiologis, Curettage, RSAD Muh. Yasin Bone dengan RSUD
Tenriawaru Bone, Tahun 2007-2008

1. Persalinan Fisiologis

RSAD Muh. Yasin (Kelas D) RSUD Tenriawaru (Kelas C)


No Jasa Sarana/ Jasa Sarana/
Kelas Jasa Pelayanan Jumlah Jasa Pelayanan Jumlah
Prasarana Prasarana

1 Kelas III
Dokter Ahli 444.000 1.260.000 1.704.000 162.000 81.000 243.000
Dokter Umum 275.000 500.000 775.000 91.000 40.500 131.500
Bidan 100.000 350.000 450.000 64.000 27.000 91.000
2 Kelas II
Dokter Ahli 444.000 1.260.000 1.704.000 216.000 108.000 324.000
Dokter Umum 275.000 500.000 775.000 108.000 64.000 172.000
Bidan 100.000 350.000 450.000 91.000 40.500 131.500
3 Kelas I
Dokter Ahli 535.000 1.400.000 1.935.000 270.000 135.000 405.000
Dokter Umum 375.000 600.000 975.000 135.000 67.500 202.500
Bidan 150.000 350.000 500.000 100.000 64.000 164.000
4 VIP
Dokter Ahli 665.000 1.500.000 2.165.000 324.000 162.000 486.000
Dokter Umum 475.000 600.000 1.075.000 162.000 81.000 243.000
Bidan 200.000 350.000 550.000 135.000 67.500 202.500
Sumber Data : Data Primer 2008

6
7

2. Curettage

RSAD Muh. Yasin RSUD Tenriawaru


No Kelas Jasa Sarana/ Jasa Pelayanan Jumlah Jasa Sarana/ Jasa Pelayanan Jumlah
Prasarana Prasarana
1 Kelas III

Dokter Ahli 897.000 700.000 1.597.000 162.000 81.000 243.000

Dokter umum 125.000 - 125.000 108.000 54.000 162.000

2 Kelas II

Dokter Ahli 997.000 700.000 1.697.000 243.000 121.500 364.500

Dokter umum 125.000 - 125.000 148.000 74.250 222.250

3 Kelas I

Dokter Ahli 1,050.000 800.000 1.850.000 342.000 162.000 504.000

Dokter umum 150.000 - 150.000 189.000 94.500 283.500

4 VIP

Dokter Ahli 1.185.000 800.000 1.985.000 486.000 243.000 729.000

Dokter umum 200.000 - 200.000 283.500 141.750 425.250


Sumber Data : Data Primer 2008

7
8

Hal yang sama juga dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Tarif Operasi Non Obsgin pada RSAD. Muh. Yasin Bone
Tahun 2007-2008

Jasa Jasa
No Jenis Operasi Jumlah
Sarana/Prasarana Pelayanan

1 Varicocle 1.995.000 4.300.000 6.295.000

2 Hernia 2.255.000 5.000.000 6.555.000

3 Polipectomy 1.075.000 2.400.000 3.475.000


Sumber Data : Data Primer 2008

Tabel 3 Tarif Operasi Obsgin pada RSAD. Muh. Yasin Bone Tahun
2007-2008

Jasa Jasa
No Jenis Operasi Jumlah
Sarana/Prasarana Pelayanan

1 Sectio Caesaria 2.200.000 5.000.000 7.200.000

-
Sumber Data : Data Primer 2008

Sedangkan tarif bedah rawat inap pada RSUD Tenriawaru Bone

dapat dilihat pada tabel berikut :


9

Tabel 4 . Perbandingan Tarif Bedah pada RSUD Tenriawaru Bone,


Tahun 2007-2008

Jasa Jasa
Jenis Operasi Jumlah
Sarana/Prasarana Pelayanan
1. Kecil
a. Kelas III 250.000 125.000 375.000
b. Kelas I 360.000 180.000 540.000
c. Kelas I 480.000 240.000 720.000
d. VIP 700.000 350.000 1.050.000
2. Sedang
a. Kelas III 500.000 250.000 750.000
b. Kelas I 700.000 350.000 1.050.000
c. Kelas I 900.000 450.000 1.350.000
d. VIP 1.400.000 700.000 2.100.000
3. Besar
a. Kelas III - - -
b. Kelas III - - -
c. Kelas III - - -
d. VIP - - -
4. Khusus
a. Kelas III - - -
b. Kelas II - - -
c. Kelas I - - -
d. VIP - - -
Sumber : Masing-Masing Internal RS

Dengan memperhatikan uraian latar belakang di atas dan untuk

mengembangkan investasi pelayanan kesehatan dimasa yang akan

datang, khususnya di kamar operasi dan kamar bersalin maka sangat

penting dilakukan penentuan tarif pelayanan melalui pendekatan Activity

Based Costing (ABC) dikarenakan sejak awal berdirinya RSAD Muh.

Yasin Bone analisis pola tarif pelayanan kamar operasi dan kamar

bersalin belum pernah dilakukan. Kamar operasi dan kamar bersalin

merupakan salah satu unit fungsional yang potensial dalam mendukung

operasional rumah sakit dan merupakan produk unggulan sesuai tugas di

bidang TNI.
10

Pada penelitian ini strategi penetapan tarif yang dilakukan di RSAD

Muh. Yasin Bone mengaplikasikan metode penetapan harga secara cost

based pricing. Dalam strategi pentarifan, faktor penentu harga yang utama

adalah aspek penawaran atau biaya. Output dari penelitian ini nantinya

adalah tarif pelayanan kamar operasi dan kamar bersalin di RSAD Muh.

Yasin Bone berdasarkan pricing strategy yang menggunakan metode cost

based pricing

B. Kajian Masalah

Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab tidak rasionalnya

tarif di RSAD Muh. Yasin Bone yang terlihat pada Gambar 1 yaitu ; belum

adanya perhitungan tarif secara rasional berdasarkan Unit Cost (UC) dan

Activity Based Costing (ABC), dokter spesialis menentukan tarif sendiri

serta rendahnya pemanfaatan Kamar Operasi (KO), setiap harinya.


11

Belum adanya perhitungan


tarif secara rasional
berdasarkan unit cost (UC)

Dokter spesialis menentukan


tarif sendiri
Jumlah dokter Tarif tidak rasional
spesialis kurang di kamar operasi &
kamar bersalin
Rendahnya pemanfaatan
RSAD Muh. Yasin
kamar operasi (KO)
Bone

Biaya pemeliharaan tinggi


meningkatkan biaya rumah
sakit

Kebijakan rumah sakit

Peraturan rumah sakit

Kemampuan
rumah sakit

Gambar 1
Skema Kajian Masalah

Secara jelas rinci faktor penyebab masalah tarif yang tidak rasional

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Belum adanya perhitungan tarif secara rasional berdasarkan Unit Cost

(UC) dan Activity Based Costing (ABC)

Sampai saat ini (tahun 2008), belum adanya perhitungan tarif

secara rasional. Perhitungan biaya masih menggunakan akuntansi

biaya tradisional, yang mana biaya pelayanan jasa dan produk rumah

sakit didasarkan pada konsumsi sumber daya sehingga tarif yang

dihasilkan tidak rasional (terlalu tinggi).


12

2. Dokter spesialis menentukan tarif sendiri

Dokter spesialis yang ada hanya keahlian Bedah dan Obsgin

menyebabkan sulitnya pemenuhan pelayanan kebutuhan terhadap

dokter spesialis. Hal ini dapat berdampak pada masyarakat, karena

pilihan menjadi terbatas, sedangkan dokter spesialis sendiri menjadi

arogan dan bebas menentukan tarif sendiri. Adanya kebebebasan

dokter dalam menentukan tarif sendiri diakibatkan karena tidak adanya

standarisasi tarif yang jelas.

3. Rendahnya pemanfaatan Kamar Operasi (KO)

Biaya tidak efektif dikarenakan rendahnya pemanfaatan kamar

operasi setiap hari, sehingga biaya pemeliharaan menjadi tinggi.

Akibatnya biaya di unit dibebankan pada unit lain, sehingga tarif rumah

sakit menjadi tidak rasional.

4. Kebijakan Rumah Sakit.

Adanya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang tidak

mampu harus disikapi dengan subsidi silang dari pasien yang mampu

membayar sendiri

5. Kemampuan Rumah Sakit.

Kurang memadainya fasilitas Rumah Sakit sangat

mempengaruhi tarif, misalnya tidak mempunyai ruangan ICU, jumlah

kamar operasi (hanya satu).


13

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pertimbangan yang ada pada latar belakang tersebut

di atas, disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah aktivitas kamar operasi dan kamar bersalin RSAD Muh.

Yasin Bone?

2. Manakah yang termasuk aktivitas primer, aktivitas penunjang,aktivitas

value added, aktivitas non value added, dan kelompok level aktivitas di

kamar operasi dan kamar bersalin RSAD Muh. Yasin Bone?

3. Apa sajakah sumber daya yang digunakan dalam pelaksanaan

aktivitas di kamar operasi dan kamar bersalin RSAD Muh. Yasin Bone?

4. Berapa besar biaya langsung dan tidak langsung (overhead) di kamar

operasi dan kamar bersalin RSAD Muh. Yasin Bone?

5. Manakah kelompok biaya (cost pool) yang mempunyai pemicu biaya

(cost driver) sama di kamar operasi dan kamar bersalin RSAD Muh.

Yasin Bone?

6. Berapakah pools rate aktivitas di kamar operasi dan kamar bersalin

RSAD Muh. Yasin Bone?

7. Berapakah tarif satuan produk melalui pendekatan Activity Based

Costing di kamar operasi dan kamar bersalin RSAD Muh. Yasin Bone?
14

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pola tarif pelayanan per jenis tindakan pada

Kamar Operasi dan Kamar Bersalin melalui pendekatan Activity Based

Costing (ABC) di RSAD Muh. Yasin Bone.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi aktivitas di Kamar Operasi dan Kamar Bersalin

RSAD Muh. Yasin Bone.

b. Mengidentifikasi aktivitas primer, aktivitas penunjang, aktivitas value

added, aktivitas non value added dan kelompok aktivitas di kamar

operasi dan kamar bersalin RSAD Muh. Yasin Bone.

c. Mengidentifikasi sumber daya dalam pelaksanaan aktivitas di

kamar operasi dan kamar bersalin RSAD Muh. Yasin Bone.

d. Menghitung biaya langsung dan tidak langsung (overhead) di kamar

operasi dan kamar bersalin RSAD Muh. Yasin Bone.

e. Menentukan kelompok biaya (cost pool) yang mempunyai pemicu

biaya (cost driver) sama di kamar operasi dan kamar bersalin di

RSAD Muh. Yasin Bone.

f. Menghitung (pool rates) aktivitas di kamar operasi dan kamar

bersalin RSAD Muh. Yasin Bone.

g. Menghitung tarif satuan produk dengan melalui pendekatan Activity

Based Costing (ABC) di kamar operasi dan kamar bersalin RSAD

Muh. Yasin Bone.


15

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Analisis biaya berdasarkan biaya satuan (unit cost) dapat dijadikan

sebagai dasar penentuan tarif rasional setiap pelayanan oleh pihak

manajemen RSAD Muh. Yasin Bone.

b. Bagi peneliti sendiri merupakan proses belajar dan menambah

pengalaman serta mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah

didapatkan saat perkuliahan.

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bermanfaat bagi RSAD

Muh.Yasin Bone dalam menetapkan tarif pelayanan melalui

pendekatan Activity Based Costing (ABC) .

b. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dalam menyusun

rencana kebutuhan anggaran dan besarnya subsidi yang harus

diberikan oleh komando atas untuk setiap pelayanan kamar operasi

dan kamar bersalin di RSAD Muh. Yasin Bone.


16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tarif

Activity Based Costing (ABC) system dapat memberikan informasi

tentang perhitungan tarif (biaya) yang lebih baik dan dapat membantu

manajemen mengelola suatu organisasi dengan baik atas keunggulan

kompetitif, kekuatan dan kelemahan. Kebutuhan akan penghitungan tarif

yang lebih baik akan mencegah terjadinya kerugian akibat penetapan tarif

yang salah.

Tarif adalah nilai uang yang harus dibayar pelanggan yang

mengkonsumsi suatu output (produk) yaitu suatu barang atau jasa,

sebagai imbalan.

Menurut Azwar (1998) pengertian tarif tidak sama dengan harga,

meskipun keduanya menunjukkan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh

konsumen. Tarif lebih terkait pada besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh jasa pelayanan. Harga terkait pada besarnya biaya yang

dikeluarkan untuk mendapatkan suatu barang.

Menurut Pudjirahardjo (1998) tarif rumah sakit adalah tarif

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh suatu rumah sakit yang

ditetapkan untuk suatu jangka waktu tertentu, tarif atau harga berlaku

menurut hukum pasar yang berfluktuasi.

Perhitungan tarif berasal dari unit cost, ditambah konstanta,

dimana konstanta ditetapkan oleh managemen sesuai kebutuhan dengan


17

memperhatikan kondisi keuangan rumah sakit, kebutuhan masyarakat,

tarif pesaing, keuntungan yang diharapkan dan lain sebagainya.

Menurut Tjiptono (2004) sebagai salah satu elemen bauran

pemasaran, tarif membutuhkan pertimbangan cermat karena beberapa

pertimbangansebagai berikut:

Tarif adalah aspek yang jelas bagi para pembeli :

1. Tarif adalah pernyataan nilai dari suatu output (produk). Nilai

merupakan rasio antara persepsi terhadap manfaat dengan

biaya yang dikeluarkan untuk mendapat produk atau jasa.

2. Tarif merupakan determinan utama permintaan. Berdasarkan

hukum permintaan besar kecilnya tarif mempengaruhi kwantitas

pelayanan jasa yang dibeli oleh konsumen.

3. Tarif berkaitan dengan pendapatan dan laba. Tarif merupakan

unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pemasukan bagi

penyedia pelayanan, yang berpengaruh terhadap besar kecilnya

laba dan pangsa pasar yang diperoleh.

4. Tarif bersifat fleksibel dan bisa disesuaikan dengan cepat, tetapi

fleksibilitasnya tergantung empat faktor utama: biaya,

permintaan, kompetisi, serta aspek legal.

5. Tarif mempengaruhi citra dan strategi positioning (konsumen

cenderung mengasosiasikan tarif dengan tingkat kwalitas jasa).


18

B. Pengertian Biaya dan Jenis-Jenis Biaya

1. Pengertian biaya.

Activity Based Costing (ABC) adalah sistem biaya managemen,

yang bekerjanya membebani biaya ke output (produk), atau kepada

pelanggan berdasarkan sumber daya yang dikonsumsi, aktivitas

mengkonsumsi sumber daya dan output (produk) atau pelanggan

mengkonsumsi aktivitas.

Salah satu manfaat utama Activity Based Costing (ABC) dalam

sistem perhitungan biaya antara lain, informasi yang lebih baik untuk

mengendalikan kapasitas (Activity Based Costing membantu managemen

mengidentifikasi dan mengendalikan biaya kapasitas yang tidak terpakai).

Biaya adalah nilai sejumlah input (faktor produksi) yang digunakan

untuk menghasilkan suatu output (produk). Untuk menghasilkan

pelayanan kesehatan diperlukan sejumlah input yang dapat berupa obat,

alat medis, alat non medis, gedung, listrik dan air. Biaya dapat juga

diartikan sebagai suatu pengorbanan untuk suatu output. Pengorbanan

itu bisa berbentuk uang, barang ataupun tenaga serta waktu. Menurut

Hansen and Mowen (2005) biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang

dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

memberi manfaat saat ini atau dimasa datang bagi organisasi.

Menurut Pudjirahardjo (1998) biaya kesempatan( opportunity cost)

adalah biaya yang terjadi dari suatu kesempatan yang hilang akibat

melakukan suatu pilihan kegiatan dan setiap pilihan yang dilaksanakan


19

oleh seorang manager akan menimbulkan risiko (biaya) untuk tidak

menikmati pilihan lain yang tidak diambil. Dengan kata lain opportunity

cost adalah biaya yang timbul akibat pengabaian terhadap pilihan yang

tidak ambil. Besarnya opportunity cost dari biaya investasi biasanya

dihitung dari bunga deposito sebesar biaya investasi tersebut.

2. Jenis biaya.

Didalam analisis biaya ada pengelompokan jenis biaya:

a. Berdasarkan pengaruhnya pada skala produksi.

b. Berdasarkan lama penggunaannya.

c. Berdasarkan fungsi atau aktivitas sumber biaya.

d. Berdasarkan fungsi pokok.

(1) Berdasarkan pengaruhnya pada skala produksi biaya

dibedakan menjadi :

(a) Biaya Tetap ( fixed cost ) adalah biaya yang relatif tidak

dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi (output)

Biaya ini harus tetap dikeluarkan terlepas dari persoalan

apakah pelayanan diberikan atau tidak misalnya nilai

dari gedung yang digunakan, alat medis, tanah dan lain-

lain.

(b) Biaya variabel ( Variable cost = VC ) adalah biaya yang

volumenya dipengaruhi oleh banyaknya produksi

(output) misalnya biaya obat dan biaya pemeliharaan

(Pudjirahardjo 1998). Berdasarkan teori biaya pegawai

(TNI dan PNS) tidak dipengaruhi besarnya output, oleh


20

sebab itu ada yang mengelompokkan sebagai semi

variable cost.

(c) Biaya total ( total cost ) adalah jumlah dari biaya tetap

dan biaya variable.

(2) Berdasarkan lama penggunaaannya biaya dibedakan atas:

(a) Biaya investasi (Investment Cost) adalah biaya yang

fungsinya dalam jangka waktu lama, dengan

pembatasan waktu investasi lebih dari satu tahun. Biaya

investasi dihitung dari nilai barang investasi yang

disetahunkan Annualized Invesment Cost atau biaya

depresiasi (biaya penyusutan), sehingga nilai barang

investasi dalam analisa biaya.

(b) Biaya penyusutan (Depreciation cost) adalah biaya yang

timbul akibat terjadinya pengurangan nilai barang

investasi (aset) sebagai akibat penggunaannya dalam

proses produksi. Setiap barang investasi yang dipakai

dalam proses produksi akan mengalami penyusutan

nilai. Nilai penyusutan barang investasi seperti gedung,

peralatan disebut sebagai biaya penyusutan.

Beberapa metode yang dapat dipakai untuk menghitung

penyusutan yaitu :

1) Metode garis lurus (straight line) adalah metode ini

menunjukkan jumlah pengeluaran yang sama secara


21

periodik berdasar umur ekonomisnya, rumus yang

digunakan :

H arg a Beli − Estimasi H arg a sisa


Umur Ekonomi

Metode ini sangat sederhana dan menunjukkan

alokasi biaya dalam pengeluaran secara periodik

berdasar umur ekonomis barang dan memiliki nilai

yang sama dari periode ke periode.

2) Metode saldo menurun (declining balance)

menunjukkan penurunan pengeluaran secara periodik

berdasar umur ekonomis tiap aset. Untuk

mengaplikasikan metode ini, nilai metode garis lurus

digandakan.

3) Metode unit produksi (unit of production) metode ini

menghasilkan biaya penyusutan yang bervariasi

berdasar penggunaan aset. Dalam aplikasi metode

ini, umur ekonomis aset digambarkan dalam

terminologi dari kapasitas produksi seperti jam dan

jarak. Penyusutan pertama dihitung untuk tiap unit

produksi, total pengeluaran penyusutan untuk tiap

periode penghitungan ditentukan dengan mengalikan

penyusutan unit dengan jumlah unit produksi yang

digunakan dalam periode tersebut.


22

Harga beli Estimasi nilai sisa


= penyusutan perjam/jarak
Estimasi jam / jarak

Karena jumlah penggunaan alat bervariasi dari tahun

ke tahun, maka metode ini lebih tepat dari metode

garis lurus. Menurut Pudjiharjo,dkk. (1998) untuk

menghitung nilai tahunan biaya investasi dapat

dipergunakan formula :

AIC = IIC ( 1 + i ) t
L
Keterangan :
AIC : Annualized Investment Cost (biaya investasi
tahunan).
IIC : Initial Investment Cost (nilai awal barang).
I : Laju inflasi.
t : Lama pakai.
L : Perkiraan masa hidup (umur ekonomi) barang
investasi.

4) Biaya Operasional (Operational Cost) adalah biaya

yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan dalam

suatu proses produksi dan memiliki sifat habis pakai

dalam kurun waktu yang relatif singkat (kurang dari

satu tahun). Contohnya yang termasuk dalam biaya

operasional antara lain gaji pegawai, biaya obat, air

dan listrik. Konsep yang sering dipakai bersama biaya

operasional adalah biaya pemeliharaan (maintenance

cost).

Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan

untuk mempertahankan nilai suatu barang investasi


23

agar tetap berfungsi. Misalnya biaya pemeliharaan

gedung, biaya pemeliharaan alat. Dalam praktek

sering kali biaya operasional dan biaya pemeliharaan

dijadikan satu menjadi biaya operasional dan

pemeliharaan (operational and maintenance cost).

Biaya operasional dan pemeliharaan dengan sifatnya

yang habis pakai, pada umumnya dikeluarkan secara

berulang. Karena itu biaya pemeliharaan sering

disebut sebagai biaya berulang (recurrent cost)

contoh: biaya pegawai, biaya obat dan bahan medis,

biaya listrik, air dan telephone, biaya pemeliharaan

barang investasi.

(3) Berdasarkan fungsi atau aktivitas sumber biaya

Berdasarkan fungsi atau aktivitas sumber biaya, biaya dapat

dibedakan :

(a) Biaya langsung (Direct Cost) adalah biaya yang

dibebankan pada sumber biaya yang mempunyai fungsi

(aktivitas) langsung terhadap output. Contoh : gaji

dokter, biaya obat-obatan, biaya peralatan medis.

(b) Biaya tidak langsung ( Indirect Cost ) adalah biaya yang

dibebankan pada sumber biaya yang mempunyai fungsi

penunjang terhadap output, contoh : gaji direktur, gaji

administrasi, biaya alat tulis kantor.


24

(c) Biaya total (Total Cost ) merupakan penjumlahan dari

direct cost dan indirect cost, dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Total Cost = Direct Cost + Indirect Cost

Menurut Mulyadi (2005) dalam hubungannya dengan

sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi

dua golongan yaitu:

(a) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi oleh karena

adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang

dibiayai tersebut tidak ada maka biaya langsung ini tidak

akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan

mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.

Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung.

(b) Biaya tak langsung adalah biaya yang terjadi tidak

hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya

tidak langsung dalam hubungannya dengan produk

disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung

atau biaya overhead, biaya ini tidak mudah

diidentifikasikan dengan produk tertentu.

Menurut Hansen Mowen (2006) dalam hubungannya dengan

objek biaya, biaya dapat dibedakan menjadi :

(a) Biaya langsung adalah biaya yang dengan mudah dan

akurat dapat ditelusuri sebagai objek biaya. ” Ditelusuri


25

dengan mudah” memiliki arti bahwa biaya dapat

dibebankan secara langsung.

(b) Biaya tak langsung adalah biaya yang tidak dapat

dengan mudah dan akurat dilacak sebagai objek biaya.

”dilacak dengan akurat” memiliki arti bahwa biaya dapat

dibebankan dengan menggunakan hubungan sebab

akibat. Jadi ketelusuran adalah kemampuan untuk

membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang

layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab

akibat. Semakin besar biaya yang dapat ditelusuri ke

objeknya, semakin akurat pembebanan biayanya. Jadi

mungkin saja suatu jenis biaya tertentu digolongkan baik

sebagai biaya langsung maupun tidak langsung. Sebagai

contoh, jika rumah sakit merupakan objek biaya, maka

biaya pemanas atau pendingin ruang rumah sakit adalah

biaya langsung, akan tetapi jika objek biayanya adalah

produk yang dihasilkan rumah sakit tersebut, maka biaya

utilitas ini merupakan biaya tak langsung.

Maka penelitian ini, biaya langsung di kamar operasi

dan kamar bersalin merupakan biaya yang terjadi dan

penyebab satu satunya karena adanya sesuatu yang

dibiayai yaitu biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku

langsung dan biaya peralatan medis.


26

(4) Berdasarkan Fungsi Pokok (Mulyadi 2005)

(a) Biaya produksi merupakan biaya yang diperlukan untuk

mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual.

Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya

produksi dibagi menjadi : biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

(b) Biaya non produksi adalah biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan produksi contoh biaya

administrasi.

3. Biaya satuan (Unit cost)

Menurut Pujiraharjo,dkk (1977) biaya satuan adalah biaya yang

dipergunakan untuk memproduksi satu unit produk atau satu satuan

produk. Biaya dengan aktual yang disebut juga sebagai biaya rata rata

dalah biaya total dibagi dengan output.

TC
Rumus penghitungan biaya satuan aktual adalah : UC =
TQ

Keterangan :
UC : Biaya satuan pada pusat biaya produksi tertentu
TC : Biaya total pada pusat biaya produksi tertentu, yang meliputi biaya
investasi,biaya pemeliharaan dan biaya operasional.
TQ : Output total pada pusat biaya produksi tertentu

Jadi besarnya biaya satuan tergantung pada nilai biaya total yang

terdiri dari biaya investasi, biaya pemeliharaan dan biaya operasional dan

juga tergantung pada nilai output. Dengan melihat rumus biaya satuan,

maka jelas tinggi rendahnya biaya satuan suatu produk tidak saja
27

dipengaruhi oleh besarnya biaya total tetapi juga dipengaruhi oleh tingkat

utilisasi. Makin tinggi tingkat utilisasi maka makin kecil biaya satuan suatu

produk. Sebaliknya makin rendah tingkat utilisasi semakin besar biaya

satuan suatu produk.

Penghitungan biaya satuan yang didasarkan atas pengeluaran

nyata terhadap produk atau layanan dengan rumus TC/Q disebut biaya

satuan aktual (actual unit cost). Disamping biaya satuan aktual juga ada

biaya satuan normatif adalah biaya yang sesuai dengan nilai biaya yang

melekat pada satu unit produk, yang dihitung adalah biaya satuan tetap

(yang besarnya ditentukan oleh total biaya tetap dan kapasitas produksi)

dan biaya satuan variabel (yang besarnya ditentukan oleh biaya variabel

dan jumlah produksi).

Perhitungan biaya satuan normatif dilakukan dengan rumus :

TFC TVC
UC = =
TQP TQA

Keterangan :

UC : Biaya satuan
TVC : Biaya variabel total
TFC : Biaya tetap total
TQA : Output tota
TQP : Kapasitas total

Hasil perhitungan biaya satuan dengan rumus volume produk

normatif lebih rasional dibanding dengan biaya satuan dengan rumus

volume produk aktual,karena ketidak efisienan pelayanan kesehatan tidak

dibebankan ke pasien melainkan ditanggung perusahaan provider

(Pudjirahardjo,dkk.1998)
28

Output pelayanan kesehatan dapat didekati dengan dua cara yaitu

melihat volume kapasitas normatif dan volume kapasitas actual. Kapasitas

normatif merupakan output yang idealnya dapat dicapai oleh suatu unit

pelayanan, sedang kapasitas actual adalah output yang benar benar

dihasilkan oleh unit pelayanan tertentu.

4. Penghitungan biaya satuan

Menurut Mulyadi, (2005) ada beberapa metode penentuan biaya

satuan yaitu :

a. Full costing merupakan salah satu metode penentuan harga

pokok produksi,yang membebankan seluruh biaya produksi

sebagai harga pokok produksi, baik biaya produksi yang

berperilaku variable maupun tetap.

Full Cost merupakan total biaya produksi (biaya bahan baku +

biaya tenaga kerja langsung + biaya variable + biaya tetap )

ditambah dengan total biaya non produksi (biaya administrasi

dan umum + biaya tenaga kerja tak langsung ).

b. Variable costing merupakan salah satu metode penentuan

harga pokok produksi yang membebankan hanya biaya

produksi yang berprilaku variabel saja kepada produk. Jika

organisasi menggunakan pendekatan variabel costing dalam

penentuan harga pokok produksinya, full cost merupakan total

biaya variabel (biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung

+ biaya variabel + biaya administrasi dan umum variabel + biaya


29

pemasaran variabel ) ditambah dengan total biaya tetap (biaya

overhead tetap + biaya administrasi dan umum tetap + biaya

pemasaran tetap ).

Output pelayanan kesehatan dapat di dekati dengan dua cara yaitu

melihat volume kapasitas normatif dan volume kapasitas actual. Kapasitas

normatif merupakan output yang idealnya dapat dicapai oleh suatu unit

pelayanan sedang output actual adalah output yang benar dihasilkan oleh

unit pelayanan tertentu.

C. Activity Based Costing

Dalam penghitungan biaya satuan dengan metode Activity Based

Costing system merupakan sesuatu competitive necessery sistem

informasi yang memungkinkan perusahaan mampu bersaing di pasar

global yang sangat kompetitif (Mulyadi, 2003)

ABC system dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Menyediakan informasi tentang aktivitas yang digunakan oleh

perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi

customer.

b. Menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan cepat anggaran

berbasis aktivitas.

c. Menyediakan informasi biaya untuk memantau implementasi

rencana pengurangan biaya.

d. Menyediakan secara akurat dan multi dimensi cost produk dan

jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Activity Based Cost system (ABC system) mengendalikan biaya


30

melalui penyediaan informasi tentang aktivitas yang menjadi penyebab

timbulnya biaya. Dasar pikiran yang melandasi sistem informasi biaya ini

adalah biaya ada penyebabnya, dan penyebab biaya dapat dikelola, Jika

manajer berkeinginan untuk mengurangi biaya, maka harus melakukan

pengelolaan terhadap timbulnya biaya yaitu aktivitas.

Hasil yang diperoleh dari pengelolaan terhadap aktivitas adalah

improvement terhadap aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk

menghasilkan produk atau jasa bagi customer, sehingga manfaat produk

atau jasa bagi customer semakin meningkat dan biaya untuk

menghasilkan produk atau jasa tersebut semakin berkurang. Berdasarkan

informasi tentang aktivitas ini (misal informasi tentang resource drivers)

personel juga dapat memperkirakan cost reduction target secara akurat

sebagai hasil improvement yang direncanakan.

Oleh karena itu cost reduction target disusun berdasarkan rencana

pengurangan atau penghilangan yang jelas terhadap non value added

activities, maka kemungkinan keberhasilan pencapaiannya akan semakin

tinggi, karena perhatian dan usaha personel ditujukan ke penyebab

terjadinya biaya yaitu aktivitas.

Activity Based Costing system menjadikan aktivitas sebagai titik

pusat perhatian personel organisasi.Berbagai informasi yang berkaitan

dengan aktivitas di identifikasi dan disediakan bagi personel untuk

memungkinkan personel memahami hubungan antara aktivitas dengan

sumber daya. Berdasarkan pemahaman ini personel dapat mengelola

secara efektif sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas dan

aktivitas yang dikonsumsi oleh produk dan jasa. Activity Based Costing
31

system menyediakan informasi tentang aktivitas yang memampukan

personel untuk merencanakan improvement terhadap aktivitas yang

digunakan untuk memberikan layanan bagi customer.

Berdasarkan informasi tentang aktivitas ini, personel mampu

mengidentifikasi non value added activities yang menjadi target untuk

dikurangi atau dieliminasi dalam jangka waktu tertentu di masa depan.

Activity Based Costing system menyediakan informasi biaya produk atau

jasa secara akurat sehingga informasi tersebut dapat digunakan oleh

personel sebagai dasar yang dapat diandalkan untuk penetapan kebijakan

harga jual produk dan jasa serta menggunakan berbagai activity drivers

dalam membebankan activity costs keberbagai cost object yang

dibutuhkan oleh customer.

Menurut Mulyadi (2003) ada dua dasar yang melandasi ABC

sistem:

1. Cost is caused

Biaya ada penyebabnya dan penyebab biaya adalah aktivitas.

Dengan demikian pemahaman tentang aktivitas yang menjadi penyebab

timbulnya biaya akan menempatkan personel perusahaan pada posisi

dapat mempengaruhi biaya.

ABC system berangkat dari keyakinan dasar bahwa sumber daya

menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktifitas, bukan sekedar

menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.


32

2. The causes of cost can be managed.

Penyebab terjadinya biaya yaitu aktivitas dapat dikelola, melalui

pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya biaya,

personel rumah sakit dapat mempengaruhi biaya. Activity based cost

system (ABC sistem) adalah sistem informasi biaya berbasis aktivitas

yang didesaian untuk memotivasi personel dalam melakukan

pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas.

Menurut Mulyadi (2003), kerangka proses pengolahan data dalam

Activity Based Cost System dibagi rnenjadi dua tahap, yaitu:

a. Activity Based Process Costing, yaitu pembebanan sumber

daya (Employee Resources dan Expense Resources) ke

aktifitas.

b. Activity-Based Object Costing yaitu, pembebanan Activity Cost

ke Cost Object .

Tahap di dalam Activity Based Process Costing (ABPC) melalui

beberapa langkah berikut ini :

a. Pembebanan sumber daya ke aktivitas, dengan menggunakan

direct tracing, driver tracing, dan alokasi. Sumber daya

dibebankan kepada aktivitas yang mengkonsumsinya. Beberapa

langkah yaitu :

(1) Identifikasi karakteristik sumber daya yang akan dibebankan

kepada aktivitas. Pembebanan surnber daya ke aktivitas

ditujukan untuk menghasilkan pembebanan sumber daya


33

secara adil, sesuai dengan konsumsi aktivitas atas sumber

daya yang bersangkutan. Sumber daya yang secara

langsung dikonsumsi oleh suatu aktivitas dibebankan

kepada aktivitas yang bersangkutan dengan direct tracing.

(2) Cara untuk membebankan konsumsi sumber daya tidak

langsung aktivitas ke aktivitas melalui :

ƒ Driver tracing dengan pertimbangan ada atau tidaknya

hubungan sebab akibat dengan perubaban aktivitas.

ƒ Alokasi, basis dasarnya bersifat sembarang

b. Keadilan pembebanan aktivitas dipengaruhi oleh karakteristik

keterjadian sumber daya tersebut yaitu :

(1) Sumber daya yang dikonsumsi secara merata sepanjang

tahun, contohnya sumberdaya seperti gaji, energi, biaya

telekomunikasi, supplies kantor. Sumber daya kategori ini

dibebankan setiap bulan ke aktifitas yang mengkonsumsi

berdasarkan jumlah sesungguhnya sumber daya yang

dikonsumsi dalam bulan yang bersangkutan. Resource

driver rate dihitung dengan cara, actual total resource dibagi

dengan actual resource driver quantity. Actual total resource

adalah total biaya sesungguhnya yang dikeluarkan atau

terjadi dalam bulan, yang kemudian dibagi dengan actual

resource driver untuk menghasilkan actual resource driver

rate. Actual resource driver rate digunakan untuk


34

menghitung konsumsi sumber daya oleh aktivitas tertentu

dengan cara mengalikan cost sesungguhnya tersebut

dengan resource driver quantity yang dikonsumsi oleh

aktifitas yang bersangkutan.

(2) Sumber daya yang dikonsumsi secara sporadis sepanjang

tahun, seperti bonus, insentif, perawatan gedung, mesin, dan

peralatan, dibebankan ke aktifitas yang mengkonsumsinya

berdasarkan resource driver rate.

(3) Resource driver rate dihitung dengan cara, budgeted tofal

resource dibagi budgeted resource driver quantity. Adapun,

budgeted total resource adalah perkiraan biaya untuk jangka

waktu anggaran. Budgeted resource driver rate digunakan

untuk menghitung konsumsi sumber daya oleh aktifitas

tertentu, dengan cara mengalikan biaya menurut anggaran

tersebut dengan resource driver quantity.

(4) Capacity resource yang disediakan untuk dikonsumsi dalam

jangka panjang, misalnya sumber daya investasi dalam

aktiva tetap berwujud dan tidak benwujud. Kapasitas ini

disediakan untuk menjalankan aktivitas bisnis selama jangka

waktu umur ekonomis investasi tersebut. Seluruh biaya yang

berkaitan dengan penyediaan kapasitas, seperti biaya

depresiasi dan operasional kapasitas tersebut selama umur

ekonomis investasi dibagi dengan total kapasitas yang dapat


35

disediakan oleh investasi tersebut. Hasil perhitungan

digunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya

pembebanan capacity resource ke aktivitas. Resources

driver rate untuk capacity resource dihitung dengan formula :

budgeted total resource at normal capacity dibagi Resource

driver quantity at normal capacily

Tahap kedua di dalam Activity Based Object Costing (ABOC)

melalui beberapa langkah berikut ini :

a. Membebankan biaya aktivitas penunjang ke aktivitas primer

dengan basis activity driver.

b. Menentukan tipe activity driver untuk setiap aktifitas yang

mencerminkan konsumsi aktivitas oleh jasa pelayanan, yang

selanjutnya digunakan untuk membebankan biaya aktivitas

primer ke jasa pelayanan. Activity driver dikelompokkan ke

dalam empat golongan :

(1) Facility level activity

Yaitu aktifitas yang diperlukan agar suatu produk atau jasa

dapat diproduksi, tetapi tidak berhubungan dengan jumlah

unit, batch maupun jenis produk atau jasa. Aktifitas ini

merupakan common atau joint kepada berbagai produk atau

jasa dan dipandang sebagai common cost untuk semua

produk atau jam yang dihasilkan dalam aktifitas tersebut.


36

Contoh biaya yang diakibatkan oleh aktifitas ini adalah

pemeliharaan gedung, keamanan dan sebagainya

(2) Unit level activity

Membentuk activity cost pool, yaitu activity yang memiliki

activity driven yang sama digabungkan ke dalam satu

activity cost pool agar dapat dibebankan sekaligus dengan

menggunakan satu activity driver.

Yaitu aktifitas yang dilakukan sekali untuk setiap unit produk

yang dihasilkan. Hal ini berarti biaya produksi dibebankan

berdasarkan jumlah unit yang diproduksi. Biaya yang timbul

ini disebut unit driven. Contoh dari unit driven adalah jam

tenaga kerja langsung. Semakin banyak unit yang

diproduksi, maka semakin banyak jam tenaga kerja

Iangsung yang dibutuhkan.

(3) Batch level activity

Yaitu aktifitas yang dilakukan sekali untuk setiap batch,

sehingga biaya yang berhubungan dengan batch

dibebankan berdasarkan jumlah batch yang dilakukan.

Biaya yang timbul disebut batch driven cost. Contoh dari

batch activity adalah biaya set-up mesin. Semakin banyak

unit yang diproduksi tidak mempengaruhi biaya pada

aktifitas set-up, tetapi semakin sering set-up dilakukan,


37

maka semakin besar biaya pada aktifitas set-up.

(4) Product level activity

Yaitu aktifitas yang dilakukan untuk memelihara rancangan

atau proses atau aktifitas yang memungkinkan setiap jenis

produk secara individual dapat diproduksi. Beban biaya

yang terjadi pada aktifitas ini dapat ditelusuri pada setiap

jenis produk atau jasa yang dihasilkan, tetapi sumber daya

yang dikonsumsi tidak tergantung pada jumlah unit ataupun

batch dari produk atau jasa yang dihasilkan. Semakin sering

aktifitas ini dilakukan, maka semakin besar biaya yang

dibutuhkan.

c. Membentuk activity cost pool, yaitu activity yang memiliki

activity driven yang sama digabungkan ke dalam satu activity

cost pool agar dapat dibebankan sekaligus dengan

menggunakan satu activity driver

d. Menghitung activity driver rate untuk membebankan biaya

activity ke jasa pelayanan yang dihasilkan. Activity

menghasilkan secara Iangsung prodluk atau jasa yang

digunakan untuk pemuasan customer. Seluruh biaya aktivitas

penunjang harus dibebankan ke aktifitas primer. Dari aktifitas

primer ini kemudian dihitung activity driver rate untuk

membebankan biaya aktifitas primer ke jasa pelayanan.


38

Formula yang digunakan untuk menghitung activity driver rate

adalah total biaya aktivitas primer dibagi activity driver quantity.

e. Menghitung biaya jasa pelayanan

Biaya produk atau jasa dihitung dengan membebankan biaya

aktivitas ke jasa pelayanan dengan basis activity driver.

Proses pengolahan data dalam activity based costing dapat

digambarkan dalam bentuk kerangka proses seperti terlihat pada gambar

dibawah ini :

RESOURCES ACTIVITIES ACTIVITY COST COST OBJECT


POOL
Direct Tracing,
Resource Driver
tracing

Result Activity
Producing Driven
Biaya Bahan activities
Biaya Karyawan
Activity Jasa A
Biaya Perjalanan Cost Pool 1
Result
contributing
Biaya Asuransi
activities
Biaya Depresiasi Jasa B

Biaya Listrik Support


activities
Biaya Maintenance Activity Jasa C
Cost Pool 2
Biaya Komunikasi
Hygiene &
house keeping
activities

Activity-Based Activity-Based
Process Costing Object Costing

Gambar 2.
Kerangka Proses Pengolahan Data dalam Activity Based Costing
(Sumber : Mulyadi, 2003, Activity based costing system)

Anda mungkin juga menyukai