Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu
yang telah ditentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar mengenai
Simplisia Karbohidrat.
Penulis juga menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan pada makalah ini. Hal ini karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan
kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Aamiin
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Tujuan Pembahasan ...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Antibiotik ....................................................................................................
B. Definisi Antibiotik .....................................................................................................
C. Penggolongan Antibiotik ..........................................................................................
D. Hubungan Struktur Aktivitas Antibiotik ....................................................................
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pembahasan
Bisa mengetahui sejarah, definisi, penggolongan antibiotik dan
struktrunya. Ini bertujuan juga untuk dapat dengan mudah mempelajari tentang
Atibiotik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Antibiotik
Sejarah antibiotik dimulai sejak dahulu kala. Dimulai dari peradaban Yunani dan
Aztec dimana digunakannya filix max atau pakis pria dan minyak chenopodi sebagai
obat cacing. Dan masih banyak pengobatan-pengobatan tradisional yang menggunakan
fitroterapi dengan cara coba-coba. Tetapi, pada abad ke 16 diterapkan pengobatan sifilis
pertama menggunakan air raksa (Tjay & Raharja, 2008).
Antibiotik awalnya berasal dari bakteri yang telah dilemahkan. Bakteri tersebut
kemudian dapat membunuh bakteri lain yang ada dalam tubuh makhluk hidup. Mikroba
terutama jamur adalah penghasil antibiotik yang dapat menghambat atau membunuh
pertumbuhan dari mikroba lain (Nastiti,2011).
B. Definisi antibiotik
Antibiotik merupakan salah satu obat ampuh bagi masyarakat untuk mengatasi
berbagai penyakit. Antibiotik merupakan obat yang paling sering digunakan untuk
mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Antibiotik memiliki susunan kimia dengan cara kerja yang berbeda, maka daro itu
antibiotik mempunyai kuman standar tertentu. Dari berbagai jenis antibiotik yang telah
ditemukan, hanya beberapa saja yang tidak toksik untuk dipakai dalam pengobatan.
Obat antibiotik dapat menghambat sintesis dinding sel dari mikroba, terutama
bagi bakteri sefalosporin, basitrasin, penisilin, ristoferin, dan vankomisin.
1. Eythromisin
2. Khlorampenikol
3. Linkomisin
4. Tetrasiklin
5. Neomisin
6. Streptomisin
7. Netilmisin
8. Tobramisi
9. Makrolida
10. Klindasimin
11. Mupirosin
12. Spektinomisin
Antibiotik yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah asam nalidiksat, rifampin,
trimetoprin, sulfonamid, primetamin, dan novobiosin (Murray, 1995).
C. Penggolongan Antibiotik
Berdasarkan spektrum kerjanya, antibiotik terbagi atas dua kelompok besar, yaitu antibiotik
dengan aktivitas spektrum luas (broad-spectrum) dan aktivitas spektrum sempit (narrow spectrum).
Spektrum luas, bekerja terhadap lebih banyak bakteri, baik gram negatif maupun gram
positif serta jamur. Contohnya: tetrasiklin dan kloramfenikol.
Antbiotik spektrum sempit bekerja terhadap beberapa jenis bakteri saja. Contohnya:
penisilin hanya bekerja terhadap bakteri gram positif dan gentamisin hanya bekerja terhadap bakteri
gram negatif.
Antibiotik beta-laktam merupakan obat yang menghambat sintesis atau merusak dinding sel
bakteri.Terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai struktur cincin beta-laktam, yaitu
penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-laktamase.Obat-obat
antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar efektif terhadap organisme
Gram-positif dan negatif.Antibiotik beta-laktam mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan
menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan
stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri (Kemenkes, 2011).
Sefalosporin menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mekanisme serupa dengan
penisilin. Sefalosporin diklasifikasikan berdasarkan generasinya, yaitu generasi I hingga IV
(Setiabudy, 2011) :
- Generasi I, yaitu Sefaleksin, sefalotin, sefazolin, sefradin dan sefadroksil merupakan antibiotik yang
efektif terhadap Gram-positif dan memiliki aktivitas sedang terhadap Gram-negatif.
- Generasi II, yaitu Sefaklor, sefamandol, sefuroksim, sefoksitin, sefotetan, sefmetazol dan sefprozil
memiliki aktivitas antibiotik Gram negatif yang lebih tinggi daripada generasi I.
- Generasi IV, yaitu sefepim dan sefpirom memiliki aktivitas lebih luas dibanding generasi III dan
tahan terhadap beta-laktamase.
Antibiotika β laktam
Antibiotika β laktam terdiri atas 2 sub kelompok yaitu (1) antibiotika turunan penisilin dan
(2) antibiotoka turunan sefalosporin.
Antibiotika Turunan Penisilin
Penisilin merupakan antibiotika paling penting yang pertama kali diekstraksi dari Penicillium
notatum. Selanjutnya, untuk produksi komersial digunakan P. Chrysogenum karena
menghasilkan lebih banyak penisilin. Struktur dasar penisilin terdiri atas cincin thiazolidin
yang menyatu dengan cincin β lactam.
Kedua cincin ini merupakan inti dari turunan penisilin serta diberi nama 6-amino-penicillanic
acid (6-APA). Berbagai turunan penisilin semisintetis kemudian diproduksi dengan
memodifikasi rantai samping yang terikat pada 6-APA. Baik rantai samping dan 6-APA,
keduanya penting untuk aktivitas antibakteri dari turunan penisilin.
Turunan Sefalosporin
Sefalosporin pertama kali diekstraksi dari jamur Cephalosporium acremonium pada tahun
1948 oleh Pro Tzu, Newton dan Abraham (1953). Produk utama adalah sefalosporin C, dari
molekul inilah berbagai modifikasi dilakukan untuk mendapatkan berbagai turunan
sefalosporin yang digunakan hingga sekarang.
Uraian tentang hubungan struktur dan aktivitas turunan sefalosporin adalah sebagai berikut:
Turunan sefalosporin memiliki struktur inti yang sama, kecuali pada rantai samping pada
posisi C7 dan C3. Modifikasi substituen pada C-3 dilakukan untuk mendapatkan sifat fisika
kimia yang lebih baik, dan modifikasi substituent pada posisi C7 untuk mengubah spektrum
aktivitasnya.
Adanya gugus pendorong electron pada posisi C3 dapat meningkatkan aktivitas antibakteri.
Aktivitas biologis sangat bergantung pada rantai samping yang terikat pada posisi C7.
Substitusi gugus metoksi pada posisi C7 seperti pada sefamisin dapat meningkatkan
ketahanan terhadap β laktamase.
Pergantian isosterik dari atom S pada cincin dihidrotiazin dengan atom O menghasilkan
oksasefamisin atau oksasefem, menunjukkan spektrum antibakteri yang lebih luas.
Hubungan Struktur Aktivitas Turunan Aminoglikosida
Antibiotika turunan aminoglikosida umumnya terdiri atas dua atau lebih gula amino yang
terhubung melalui ikatan glikosida dengan 1,3 diaminosiklo heksana (aminosiklisito). Dengan
demikian aminoglikosida memiliki dua struktur utama yang penting yakni gula amino dan
cincin aminosiklisito. Pada hampir semua aminoglikosida cincin tersebut adalah 2-deoksi
streptamin, kecuali
pada streptomisin
dan
dehidrostreptomisin,
dimana cincin
tersebut adalah
streptidin.
Hubungan Struktur Aktivitas Tetrasiklin