Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pendahuluan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Oksigenasi

Oleh
Nama:Adu Angky Ratu
NIM:62602820

Program Studi Profesi Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maranatha
Kupang
2020
A. Pengertian
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam
tubuh, oksigen berperan penting di dalam metabolisme sel. Kekurangan oksigen akan
menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah satunya kematian. Karenanya,
berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan
baik.
Oksigenasi adalah proses penambahan O₂ ke dalam sistem (kimia/fisika). Oksigen
merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses
metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbondioksida, energi, dan air. Akan tetapi,
penambahan CO₂ yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang
cukup bermakna terhadap aktivitas sel.
Pernapasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dan lingkungan
yang berfungsi untuk memperoleh O₂ agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan
mengeluarkan CO₂ yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas, tubuh mengambil O₂dari
lingkungan untuk kemudian diangkut keseluruh tubuh (sel-selnya) melalui darah guna
dilakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO₂ akan kembali diangkut
oleh darah ke paru-paru untuk dibuang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh.
B. Penyebab
1. Faktor Fisiologis
a. Penurunan kapasitas angkut O₂ Secara fisiologis, daya angkut hemoglobin untuk
membawa O2 ke jaringan adalah 97%. Akan tetapi, nilai tersebut dapat berubah
sewaktu-waktu apabila terdapat gangguan pada tubuh. Misalnya, pada penderita
anemia atau pada saat yang terpapar racun. Kondisi tersebutdapat mengakibatkan
penurunan kapasitas pengikatan O₂.
b. Penurunan Konsentrasi O₂ inspirasiKondisi ini dapat terjadi akibat penggunaan alat
terapidan penurunan kadar O₂ inspirasi.
c. Hipovolemik Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah akibat
kehilangan cairan ekstraselular yang berlebihan.
d. Peningkatan Laju Metabolik Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam
yang terus-menerus yang mengakibatkan peningkatan laju metabolik. Akibatnya,
tubuh mulai memecah persediaan protein dan menyebabkan penurunan massa otot.
e. Kondisi Lainnya Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada, seperti
kehamilan, obesitas, abnormalitas musculoskeletal, trauma, penyakit otot, penyakit
susunan saraf, gangguan saraf pusat dan penyakit kronis.
2. Faktor Perilaku
a. Nutrisi Kondisi berat badan berlebih (obesitas) dapat menghambat ekspansi paru,
sedangkan malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot pernapasan yang akan
mengurangi kekuatan kerja pernapasan.
b. Olahraga Latihan fisik akan meningkatkan aktivitas metabolik, denyut jantung dan
kedalaman serta frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Ketergantungan zat adiktif Penggunaan alkohol dan obat-obatan yang berlebihan
dapat mengganggu oksigenasi. Hal ini terjadi karena :
1) Alkohol dan obat-obatan daoat menekan pusat pernapasan dan susunan saraf
pusat sehingga mengakibatkan penurunan laju dan kedalaman pernapasan.
2) Penggunaan narkotika dan analgesik, terutama morfin dan meperidin, dapat
mendepresi pusat pernapasan sehingga menurunkan laju dan kedalaman
pernafasan.
d. Emosi Perasaan takut, cemas dan marah yang tidak terkontrol akan merangsang
aktivitas saraf simpatis. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung
dan frekuensi pernapasan sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Selain itu,
kecemasan juga dapat meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan.
e. Gaya hidup Kebiasaan merokok dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan oksigen
seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan vaskulrisasi perifer dan penyakit
jantung. Selain itu nikotin yang terkandung dalam rokok bisa mengakibatkan
vasokonstriksi pembuluh darah perifer
C. Patofisiologi
Pernapasan ekstrenal ( pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan pertukaran O₂
dan CO₂ antara lingungan ekstrenal dan sel tubuh. Secara umum, proses ini berlangsung
dalam langkah, yakni ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta transpor oksigen dan
karbondioksida.
 Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi
sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses
ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan napas yang bersih,
sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu
mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplian paru yang adekuat.
 Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya adalah difusi
oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan
molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi
atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveollus dan membran kapiler
dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan tekanan gas.
 Transport oksigen dan karbondioksida
Tahap ketiga pada proses pernafasan adalah transport gas-gas pernafasan pada
proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbondioksida
diangkut dari jaringan kembali menuju paru.
 Transport O₂
Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru. Normalnya,
sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan Hb dan diangkut
keseluruh jaringan dalam bentuk oksihemmoglobin (HbO₂), dan sisanya
terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah
oksigen yang masuk dalam ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan
jaringan). Kapasitas darah yang membawa oksigen dipengaruhi oleh
jumlah O₂ dalam plasma, jumlah hemoglobin dan ikatan oksigenasi
dengan hemoglobin.
 Transport CO₂
Karbondioksida sebagai hasil metabolisme sel terus menerus produksi dan
diangkut menuju paru dalam 3 cara:
 Sebagian besar karbondioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam
bentuk bikarbonat
 Sebanyak 23% karbondoksida berikatan dengan Hb membentuk
karbaminohemoglobin
 Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam bentuki
asam karbonat.Pernapasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel
yang berlangsung dalam mitokondria , yang menggunakan oksigen dan
menghasilkan karbondioksida selama proses penyerapan energi molekul nutrien.
Pada proses ini, darah yang banyak mengandung oksigen dibawa keseluruh tubuh
hingga mencapai kapiler sistemik.
D. Manifestasi klinik:
 Perubahan Pola nafas
 Takipnea Frekuensi pernafasan yang cepat. Biasanya ini terlihat pada
kondisi demam, asidosis metabolic, nyeri dan pada kasus hiperkapnia
atau hipoksemia.
 Bradipnea Frekuensi pernapasan yang lambat dan abnormal. Biasanya
terlihat pada orang yang baru menggunakan obat-obatan seperti morfin
dan pada kasus alkalosis metabolic, dan lain-lain.
 Apnea Biasanya juga disebut dengan henti napas.
 Hiperventilasi Peningkatan jumlah udara yang memasuki paru-paru.
Kondisi ini terjad saat kecepatan ventilasi melebihi kebutuhan metabolic
untuk pembuangan karbondioksida.
 Hipoventilasi Penurunan jumlah udara yang memasuki paru-paru.
Kondisi ini terjadi saat ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi
kebutuhan metabolic untuk penyaluran oksigen dan pembuangan
karbondioksida.
 Pernapasan Kusmal Salah satu jenis hiperventilasi yang menyertai
asidosis metabolic.
 Orthopnea Ketidakmampuan untuk bernapas, kecuali dalam posisi tegak
atau berdiri.Dispnea Kesulitan atau ketidaknyamanan saat bernapas.
E. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi dari ganguan pemenuhan oksigen adalah:

 Penurunan kesadaran
 Hipoksia
 Disorientasi
 Gelisah dan cemas
F. Pathway
Oksigenasi

Ventilasi Transportasi

Gangnguan Batuk Adanya sumbatan


pada jalan napas Difusi

ketidakefektifan Obstruksi jalan napas

jalan napas

Ketidakefektifan
pola napas

G. Pemeriksaan diagnostic
 EKG
 Echocardiography
 Kateterisasi jantung
 Angiografi

H. PENATALAKSANAAN
 Terapi oksigen. Prosedur pemberian oksigen:
Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali)
perintah pengobatan.Siapkan pasien dan keluarga.Atur posisi pasien dengan semi
fowler jika memungkingkan. Posisi ini memungkingkan ekspansi dada lebih mudah
sehingga memudahkan bernapas
 Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk keamanan diperhatikan dan
akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea. Informasi ke pasien dan keluarga
tentang petunjuk keamanan yang berhubungan dengan penggunaan oksigen
 Atur peralatan oksigen dan humidifier
 Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat tetap berfungsi
 Cek oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang. Seharusnya tidak ada suara
pada selang dan sambungan tidak cocok. Seharusnya ada gelembung udara pada
humidifier saat oksigen mengalir lewat air. Perawat measakan keluar pada kanul,
masker atau tenda.
 Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah misalnya 2-6 l/min.
 Pasang alat pemeberian oksigen yang sesuai
 Kanul: Letakan kanul pada wajah pasien, dengan lubang kanul harus kehidung dan
elastik band melingkar ke kepala. Beberapa model yang lain elastik band ditarik ke
bahwa Jika kanul ingin tetap berada ditempatnya, plester pada bagian wajah.Alasi
selang dengan kasat pada elastik band pada telinga dan tulang pipi jika dibutuhkan
 Masker wajah Tempatkan masker kearah wajah pasien dan letakan dari hidung
kebawah. Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutupi wajah,
sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.
Ikatkan elastik band melingkar pada klien sehingga masker terasa nyaman. Alasi band
dibelakang telinga dan ditas tulang yang menonjol. Alas akan mencegah iritasi karena
masker.Tandah wajah: Tempatkan tanda pada wajah klien dan ikatkan melingkar
pada kepala.
 Kaji pasien secara teratur. Kaji tingkat kecemasan pasien, warna mukosadan
kemudahan bernapas, saat pasien dipasang alat.
 Kaji pasien dalam 15-30 menit pertama, ini tergantung kondisi pasien dan setelah itu
secara teratur. Kaji vital sing atau warna, pola bernapas dengan gerakan dada.
 Kaji secara teratur tanda-tanda klinis seperti hypoxia, tachicardi, confuse/bingung ,
dispenea, kelelahan dan sianosis. Dilihat data hasil BGA jika memungkingkan.
 Kaji hidung pasien jika ada iritasi beri cairan lubrikan jika dibutuhkan untuk melapisi
membran mukosa.
 Inspeksi kulit wajah bila ada basah/goresan dan keringkan, rawat jika diperlukan.
 Inspeksi peralatan secara teratur.
 Cek liter flow meter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit dan pada saat
memberkan perawatan pada klien.
 Pertahankan tinggi air di humidifier
 Pastikan petunjuk kemanan diikuti
 Catat data yang relevan dan dokumnetasi keperawatan atau Catat terapi dan semua
hasil pengkajian keperawatan.Terapi pengobatan sesuai program
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUAN OKSIGEN
 PENGKAJIAN FOKUS
A. IDENTITAS PASIEN
 Nama:
 Tempat/tanggal lahir:
    Usia:     
 Agama:
 Suku: f.       
 Jenis kelamin:    
 Status perkawinan:
   Pendidikan
 Pekerjaan:
   Alamat:
    Diagnosa medis:
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
 Nama:
 Alamat:
   Hubungan dengan pasien:
C. RIWAYAT KEPERAWATAN MASA LALU
 Penyakit yang pernah diderita:
   Kebiasaan buruk:
 Penyakit keturunan:
 Alergi:
   Imunisasi:
 Operasi:
 Obat-obatan:

 Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran pasien, keadaan umum, postur tubuh, kondisi kulit,
dan membran mukosa, dada (kontur rongga interkosta, diameter anteroposterior,
struktur toraks, pergerakan dinding dada), pola napas (frekuensi dan kedalaman
pernapasann, durasi inspirasi dan ekspirasi)
b. Palpasi
Dilakukan dengaan menggunakan tumit tangan pemeriksa mendatar diatas dada
pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada dada dan
punggung pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh-tujuh” secara ulang.
Normalnya, fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat dan meningkat
pada kondisi konsolidasi.
c. Perkusi
Perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam
sertamengkaji adanya abnormalitas , cairan /udara dalam paru. Normalnya, dada
menghasilkan bunyi resonan / gaung perkusi.
d. Auskultasi
Dapat dilakukan langsung / dengan menggunakan stetoskop. bunyi yang terdengar
digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi dan kualitasnya. Untuk
mendapatkan hasil terbaik , valid dan akurat, sebaiknya auskultasi dilakukan lebih
dari satu kali.
e. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengkaji status, fungsi dan oksigenasi
pernapasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostik antara lain :
 Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah
arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
 Tes struktur sistem pernapasan : sinar- x dadabronkoskopi, scan paru.
 Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur
kerongkongan, sputum, uji kulit toraketensis.
D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan utama untuk klien dengan masalah oksigenasi adalah :
 Ketidakefektifan bersiihan jalan nafas yang berhubungan dengan gangguan
batuk.
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.

No. Diagnosa Tujuan Keperawatan dan


DX Keperawatan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
(NANDA)
( NOC ) (NIC )

1 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan Asuhan Airway management


keperawatan selama …. x - Jaga kepatenan jalan
nafas berhubungan
24 jam napas: buka jalan napas,
dengan obstruksi jalan Respiratory : airway patency suction, fisioterapi dada
- Klien mampu sesuai indikasi
napas
mengidentifikasi dan - Monitor pemberian
mencegah faktor yang oksigen, vital sign
dapat menghambat jalan tiap .... jam
napas - Monitor status respirasi:
- Menunjukan jalan napas adanya suara tambahan
yang paten: klien tidak - Ajarkan teknik batuk
merasa tercekik, tidak napas efektif
terjadi aspirasi, frekuensi - Kolaborasi dengan tim
napas dalam rentang medis pemberian o2
normal - Catat tipe dan jumlah
- Tidak ada suara napas sekret pencegahan
abnormal aspirasi
- Mampu mnegeluarkan - Tinggikan posisi kepala
sputum dari jalan napas tempat tidur 30-45
derajat setelah makan
untuk mencegah aspirasi
dan mengurangi dispnea
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Asuhan Airway management
bersiihan jalan nafas keperawatan selama …. x - Pantau addanya pucat
yang berhubungan 24 jam dan sianosis
Respiratory : ventilation - Pantau efek obat pada
dengan gangguan batuk
- Pasien akan menunjukan status respirasi
pernapasan optimal pada - Pantau bunyi respirasi,
saat terpasang ventilator pola respirasi, dan vital
makanis’mempunyai sign
kecepatan dan irama Informasikan kepada
respirasi dalam batas klien dan keluarga
normal tentang teknik relaksasi
- Mempunyai dalamfunsi - Ajarkan cara batuk
paru dalam batas normal efektif
- Catat tipe dan jumlah
sekret pencegahan
aspirasi

E. Evaluasi
Tidak adanya hambatan pada pola napas.     
 Definisi: Tindakan intelektual untuk menilai seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanan sudah berhasil dicapai dan
menilai keberhasilan proses keperawatan dengan criteria hasil yang sudah
ditentukan.
 Tujuan: Untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan, sehingga
perawat dapat mengambil keputusan:
- Mengakhiri rencana tindakan keperawatan jika masalah pasien sudah
selesai.
- Memodifikasi jika masalah pasien belum selesai teratasi.
- Meneruskan rencana tindakan keperawatan.
 Macam-macam evaluasi
-    Evaluasi formatif: Berfokus pada aktivitas dari proses keperawatan.
- Evaluasi sumatif: Berfokus pada perubahan perilaku/status kesehatan
klien pada akhir tindakan keperawatan (berdasarkan S: data subjektif, O:
data objektif, A: keputusan/hasil analisa dari S dan O dengan kriteria
hasil, P: planing)

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Volume 1, Jakarta: EGC
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Prima Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia: Teori & Aplikasi dalam
prakte, Jakarta: EGC
Willkinson Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Kozier
Fundamental of Nursing

Anda mungkin juga menyukai