LP KDP Angky
LP KDP Angky
Oksigenasi
Oleh
Nama:Adu Angky Ratu
NIM:62602820
Penurunan kesadaran
Hipoksia
Disorientasi
Gelisah dan cemas
F. Pathway
Oksigenasi
Ventilasi Transportasi
jalan napas
Ketidakefektifan
pola napas
G. Pemeriksaan diagnostic
EKG
Echocardiography
Kateterisasi jantung
Angiografi
H. PENATALAKSANAAN
Terapi oksigen. Prosedur pemberian oksigen:
Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali)
perintah pengobatan.Siapkan pasien dan keluarga.Atur posisi pasien dengan semi
fowler jika memungkingkan. Posisi ini memungkingkan ekspansi dada lebih mudah
sehingga memudahkan bernapas
Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk keamanan diperhatikan dan
akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea. Informasi ke pasien dan keluarga
tentang petunjuk keamanan yang berhubungan dengan penggunaan oksigen
Atur peralatan oksigen dan humidifier
Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat tetap berfungsi
Cek oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang. Seharusnya tidak ada suara
pada selang dan sambungan tidak cocok. Seharusnya ada gelembung udara pada
humidifier saat oksigen mengalir lewat air. Perawat measakan keluar pada kanul,
masker atau tenda.
Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah misalnya 2-6 l/min.
Pasang alat pemeberian oksigen yang sesuai
Kanul: Letakan kanul pada wajah pasien, dengan lubang kanul harus kehidung dan
elastik band melingkar ke kepala. Beberapa model yang lain elastik band ditarik ke
bahwa Jika kanul ingin tetap berada ditempatnya, plester pada bagian wajah.Alasi
selang dengan kasat pada elastik band pada telinga dan tulang pipi jika dibutuhkan
Masker wajah Tempatkan masker kearah wajah pasien dan letakan dari hidung
kebawah. Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutupi wajah,
sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.
Ikatkan elastik band melingkar pada klien sehingga masker terasa nyaman. Alasi band
dibelakang telinga dan ditas tulang yang menonjol. Alas akan mencegah iritasi karena
masker.Tandah wajah: Tempatkan tanda pada wajah klien dan ikatkan melingkar
pada kepala.
Kaji pasien secara teratur. Kaji tingkat kecemasan pasien, warna mukosadan
kemudahan bernapas, saat pasien dipasang alat.
Kaji pasien dalam 15-30 menit pertama, ini tergantung kondisi pasien dan setelah itu
secara teratur. Kaji vital sing atau warna, pola bernapas dengan gerakan dada.
Kaji secara teratur tanda-tanda klinis seperti hypoxia, tachicardi, confuse/bingung ,
dispenea, kelelahan dan sianosis. Dilihat data hasil BGA jika memungkingkan.
Kaji hidung pasien jika ada iritasi beri cairan lubrikan jika dibutuhkan untuk melapisi
membran mukosa.
Inspeksi kulit wajah bila ada basah/goresan dan keringkan, rawat jika diperlukan.
Inspeksi peralatan secara teratur.
Cek liter flow meter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit dan pada saat
memberkan perawatan pada klien.
Pertahankan tinggi air di humidifier
Pastikan petunjuk kemanan diikuti
Catat data yang relevan dan dokumnetasi keperawatan atau Catat terapi dan semua
hasil pengkajian keperawatan.Terapi pengobatan sesuai program
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUAN OKSIGEN
PENGKAJIAN FOKUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama:
Tempat/tanggal lahir:
Usia:
Agama:
Suku: f.
Jenis kelamin:
Status perkawinan:
Pendidikan
Pekerjaan:
Alamat:
Diagnosa medis:
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama:
Alamat:
Hubungan dengan pasien:
C. RIWAYAT KEPERAWATAN MASA LALU
Penyakit yang pernah diderita:
Kebiasaan buruk:
Penyakit keturunan:
Alergi:
Imunisasi:
Operasi:
Obat-obatan:
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran pasien, keadaan umum, postur tubuh, kondisi kulit,
dan membran mukosa, dada (kontur rongga interkosta, diameter anteroposterior,
struktur toraks, pergerakan dinding dada), pola napas (frekuensi dan kedalaman
pernapasann, durasi inspirasi dan ekspirasi)
b. Palpasi
Dilakukan dengaan menggunakan tumit tangan pemeriksa mendatar diatas dada
pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada dada dan
punggung pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh-tujuh” secara ulang.
Normalnya, fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat dan meningkat
pada kondisi konsolidasi.
c. Perkusi
Perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam
sertamengkaji adanya abnormalitas , cairan /udara dalam paru. Normalnya, dada
menghasilkan bunyi resonan / gaung perkusi.
d. Auskultasi
Dapat dilakukan langsung / dengan menggunakan stetoskop. bunyi yang terdengar
digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi dan kualitasnya. Untuk
mendapatkan hasil terbaik , valid dan akurat, sebaiknya auskultasi dilakukan lebih
dari satu kali.
e. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengkaji status, fungsi dan oksigenasi
pernapasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostik antara lain :
Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah
arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
Tes struktur sistem pernapasan : sinar- x dadabronkoskopi, scan paru.
Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur
kerongkongan, sputum, uji kulit toraketensis.
D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan utama untuk klien dengan masalah oksigenasi adalah :
Ketidakefektifan bersiihan jalan nafas yang berhubungan dengan gangguan
batuk.
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
E. Evaluasi
Tidak adanya hambatan pada pola napas.
Definisi: Tindakan intelektual untuk menilai seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanan sudah berhasil dicapai dan
menilai keberhasilan proses keperawatan dengan criteria hasil yang sudah
ditentukan.
Tujuan: Untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan, sehingga
perawat dapat mengambil keputusan:
- Mengakhiri rencana tindakan keperawatan jika masalah pasien sudah
selesai.
- Memodifikasi jika masalah pasien belum selesai teratasi.
- Meneruskan rencana tindakan keperawatan.
Macam-macam evaluasi
- Evaluasi formatif: Berfokus pada aktivitas dari proses keperawatan.
- Evaluasi sumatif: Berfokus pada perubahan perilaku/status kesehatan
klien pada akhir tindakan keperawatan (berdasarkan S: data subjektif, O:
data objektif, A: keputusan/hasil analisa dari S dan O dengan kriteria
hasil, P: planing)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Volume 1, Jakarta: EGC
NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Prima Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia: Teori & Aplikasi dalam
prakte, Jakarta: EGC
Willkinson Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Kozier
Fundamental of Nursing