Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Oleh

NAMA: Adu Angky Ratu

NIM: 62602820

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2020
LEMBARAN PENGESAHAN
PADA STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

NAMA : Adu Angky Ratu

NIM : 62602820

PRODI : ProfesiNers

Mengetahui
Pembimbing Akademik

( Juandri S. Tusi,S.kep.,Ns )

A. Laporan Pendahuluan
1. Definisi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan
dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan
air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007)
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas.(Wartonah Tarwanto,
2006)

Oksigenasi adalah memberikan aliran gas O2 lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfer
sehingga konsentrasi O2 meningkat. (Patter dan perry,2006).

Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan


oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen yang
adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :


1)      Faktor fisiologis
Faktor fisiologis yang mempengaruhi oksigenasi meliputi :
a.       Penurunan kapasitas membawa oksigen
b.      Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi
2)      Faktor perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya
berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang
pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke
belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa
thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk
thorak dan pola napas. Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal
mempengaruhi oksigenasi jaringan:
a.       Bayi Prematur.
b.      Bayi dan Todler.
c.       Anak usia sekolah dan remaja.
d.      Dewasa muda dan dewasa pertengahan.
e.       Lansia.
3)      Faktor lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi
daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu.
Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung
yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah
akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan
mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat.
Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya
meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga
mengurangi kebutuhan akan oksigen.
4)      Gaya hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung,
demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat
yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakitparu.
5)      Status kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem
kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh.
Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya
terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi
oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida
maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
6)      Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi
pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik,
perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
7)      Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi
pernapasan yaitu:
a.       Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b.      Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c.       Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel jaringan.
8)      Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit
perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang
terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung
meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan
berdiri seperti pada penderita asma.
9)      Obstruksi jalan nafas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan
di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi: hidung, pharing,
laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah
yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk
disaluran napas. Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau
lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang
terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan
yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama
inhalasi (inspirasi).
3. Etiologi
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar
pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan,
infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik
Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya
konsentrasi,disorientasi,tinnitus.
2. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2
tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan
atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah
nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi
atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh
menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi
jaringanseperti pada syok, berkurangnya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung.
Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan
konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
4. Patofisiologi
Pernapasan ekstrenal ( pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan pertukaran
O₂ dan CO₂ antara lingungan ekstrenal dan sel tubuh. Secara umum, proses ini
berlangsung dalam langkah, yakni ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta
transpor oksigen dan karbondioksida.
 Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi
sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus.
Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan napas yang
bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongga toraks
yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplian
paru yang adekuat.
 Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya adalah
difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah
pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area
berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveollus
dan membran kapiler dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta
perbedaan tekanan gas.
 Transport oksigen dan karbondioksida
Tahap ketiga pada proses pernafasan adalah transport gas-gas pernafasan pada
proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbondioksida
diangkut dari jaringan kembali menuju paru.
 Transport O₂
Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru. Normalnya,
sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan Hb dan
diangkut keseluruh jaringan dalam bentuk oksihemmoglobin (HbO₂),
dan sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh
ventilasi (jumlah oksigen yang masuk dalam ke paru) dan perfusi
(aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas darah yang membawa
oksigen dipengaruhi oleh jumlah O₂ dalam plasma, jumlah
hemoglobin dan ikatan oksigenasi dengan hemoglobin.
 Transport CO₂
Karbondioksida sebagai hasil metabolisme sel terus menerus produksi
dan diangkut menuju paru dalam 3 cara:
 Sebagian besar karbondioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam
bentuk bikarbonat
 Sebanyak 23% karbondoksida berikatan dengan Hb membentuk
karbaminohemoglobin
 Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam
bentuki asam karbonat.Pernapasan internal mengacu pada proses metabolisme
intrasel yang berlangsung dalam mitokondria , yang menggunakan oksigen
dan menghasilkan karbondioksida selama proses penyerapan energi molekul
nutrien. Pada proses ini, darah yang banyak mengandung oksigen dibawa
keseluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik.

5. PATHWAY
Oksigenasi

Ventilasi Transportasi

Gangnguan Batuk Adanya sumbatan


pada jalan napas Difusi

ketidakefektifan Obstruksi jalan napas

jalan napas

Ketidakefektifan
pola napas

6. Manifestasi klinik:
 Perubahan Pola nafas
 Takipnea Frekuensi pernafasan yang cepat. Biasanya ini terlihat pada
kondisi demam, asidosis metabolic, nyeri dan pada kasus hiperkapnia
atau hipoksemia.
 Bradipnea Frekuensi pernapasan yang lambat dan abnormal.
Biasanya terlihat pada orang yang baru menggunakan obat-obatan
seperti morfin dan pada kasus alkalosis metabolic, dan lain-lain.
 Apnea Biasanya juga disebut dengan henti napas.
 Hiperventilasi Peningkatan jumlah udara yang memasuki paru-paru.
Kondisi ini terjad saat kecepatan ventilasi melebihi kebutuhan
metabolic untuk pembuangan karbondioksida.
 Hipoventilasi Penurunan jumlah udara yang memasuki paru-paru.
Kondisi ini terjadi saat ventilasi alveolar tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan metabolic untuk penyaluran oksigen dan
pembuangan karbondioksida.
 Pernapasan Kusmal Salah satu jenis hiperventilasi yang menyertai
asidosis metabolic.
 Orthopnea Ketidakmampuan untuk bernapas, kecuali dalam posisi
tegak atau berdiri.Dispnea Kesulitan atau ketidaknyamanan saat
bernapas.

7. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi dari ganguan pemenuhan oksigen adalah:

 Penurunan kesadaran
 Hipoksia
 Disorientasi
 Gelisah dan cemas

8. Pemeriksaan diagnostic
 EKG
 Echocardiography
 Kateterisasi jantung
 Angiografi
9. PENATALAKSANAAN
 Terapi oksigen. Prosedur pemberian oksigen:
Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali)
perintah pengobatan.Siapkan pasien dan keluarga.Atur posisi pasien dengan semi
fowler jika memungkingkan. Posisi ini memungkingkan ekspansi dada lebih
mudah sehingga memudahkan bernapas
 Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk keamanan diperhatikan
dan akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea. Informasi ke pasien dan
keluarga tentang petunjuk keamanan yang berhubungan dengan penggunaan
oksigen
 Atur peralatan oksigen dan humidifier
 Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat tetap berfungsi
 Cek oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang. Seharusnya tidak ada
suara pada selang dan sambungan tidak cocok. Seharusnya ada gelembung udara
pada humidifier saat oksigen mengalir lewat air. Perawat measakan keluar pada
kanul, masker atau tenda.
 Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah misalnya 2-6 l/min.
 Pasang alat pemeberian oksigen yang sesuai
 Kanul: Letakan kanul pada wajah pasien, dengan lubang kanul harus kehidung
dan elastik band melingkar ke kepala. Beberapa model yang lain elastik band
ditarik ke bahwa Jika kanul ingin tetap berada ditempatnya, plester pada bagian
wajah.Alasi selang dengan kasat pada elastik band pada telinga dan tulang pipi
jika dibutuhkan
 Masker wajah Tempatkan masker kearah wajah pasien dan letakan dari hidung
kebawah. Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutupi
wajah, sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi
dan dagu. Ikatkan elastik band melingkar pada klien sehingga masker terasa
nyaman. Alasi band dibelakang telinga dan ditas tulang yang menonjol. Alas akan
mencegah iritasi karena masker.Tandah wajah: Tempatkan tanda pada wajah
klien dan ikatkan melingkar pada kepala.
 Kaji pasien secara teratur. Kaji tingkat kecemasan pasien, warna mukosadan
kemudahan bernapas, saat pasien dipasang alat.
 Kaji pasien dalam 15-30 menit pertama, ini tergantung kondisi pasien dan setelah
itu secara teratur. Kaji vital sing atau warna, pola bernapas dengan gerakan dada.
 Kaji secara teratur tanda-tanda klinis seperti hypoxia, tachicardi, confuse/bingung
, dispenea, kelelahan dan sianosis. Dilihat data hasil BGA jika memungkingkan.
 Kaji hidung pasien jika ada iritasi beri cairan lubrikan jika dibutuhkan untuk
melapisi membran mukosa.
 Inspeksi kulit wajah bila ada basah/goresan dan keringkan, rawat jika diperlukan.
 Inspeksi peralatan secara teratur.
 Cek liter flow meter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit dan pada saat
memberkan perawatan pada klien.
 Pertahankan tinggi air di humidifier
 Pastikan petunjuk kemanan diikuti
 Catat data yang relevan dan dokumnetasi keperawatan atau Catat terapi dan
semua hasil pengkajian keperawatan.Terapi pengobatan sesuai program

B. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
(Nama, umur, jenis kelamin, alamat, no. registrasi).
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara
fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk
mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit,
dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang
masalahnya/penyakitnya.
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST).
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh
klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan
utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality,
Regio, Skala, dan Time).

3. Riwayat Keperawatan
 Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 - 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
 Riwayat kesehatan keluarga.
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami
masalah / penyakit yang sama.
 Riwayat social
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya :
merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.
 Riwayat psikologis.
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup
c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapy.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Hidung dan sinus
INSPEKSI : cuping hidung, deviasi septum( suatu kondisi medis yang
ditandai dengan ketidaksejajaran dari septum (dinding tipis yang
memisahkan kedua cuping hidung)), perforasi, mukosa (warna, bengkak,
eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
PALPASI : sinus frontalis, sinus maksilaris
b. Faring
INSPEKSI : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak

c. Trakhea
PALPASI : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari
tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke
samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.
d. Thoraks
INSPEKSI :
1) Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis
klavikulanya menjadi elevasi ke atas.
2) Bentuk dada
a) Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter
tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum
sangat menonjol ke depan.
b) Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri
berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam
dan diameter antero-posterior mengecil.
c) Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal
sama atau perbandingannya 1 : 1.
d) Kelainan tulang belakang
1. Kifosis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke
belakang.
2. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung
berbentuk cekung.
3. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.
e) Pola napas
a. Kaji frekuensi pernapasan
1) Normal apabila16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak
butuh tenaga untuk melakukannya
2) Trachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih
dari 24 x/mnt
3) Bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang
dari 16 x/mnt
4) Apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.
b. Volume pernapasan
1. Hiperventilasi, yaitu bertambahnya jumlah udara dalam paru-
paru yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang
2. Hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang
ditandai dengan pernapasan yang lambat.
f) Sifat pernapasan
1. Pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan
pengembangan dada
2. Pernapasan perut yaitu pernapasan yang ditandai dengan
pengembangan perut.
g) Ritme/irama pernapasan
1) Normal adalah reguler atau irregular
2) Cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi
lambat dan kadang diselingi apnea
3) Kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam
4) Biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak
teratur dan diselingi periode apnea.
h) Bunyi napas
1. Stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan
napas bagian atas
2. Stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat
inspirasi,
3. Wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul
4. Rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan
didengar saat inspirasi
5. Ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar
saat ekspirasi.
6. Batuk dan sekresinya
7. Batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi
8. Batuk non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi
9. Hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah
i) Status sirkulasi
1) Takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt
2) Bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
j) Oksigenasi
1) Anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan
kurang
2) Hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah
kurang
3) Hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan
akibat kelainan internal atau eksternal
4) Cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku
atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb
5) Clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat
kekurangan oksigen dalam waktu yang lama.
PALPASI :
Dinding thorak, adakah pulsasi (tegangan), rasa nyeri, tumor, cekung.
Pengembangan dinding thorak, bandingkan kiri dan kanan
k) Taktil fremitus
Getaran meningkat pneumonia, penumpukan secret, atelektasis
yang belum total, infark atau fibrosis paru. Sedangkan getaran
menurun pleural effusion, pneumothorak, penebalan pleura,
emphysema atau sumbatan bronchus.
PERKUSI :
Macam suara ketukan :
a) Sonor
Suara yang normal terdengar diseluruh lapangan paru-paru.
b) Redup
Suara yang timbul akibat adanya konsolidasi paru (pemadatan) :
tumor, atalektasis, cairan.
c) Hipersonor
Suara yang ditimbulkan lebih keras dibandingkan dengan suara
sonor. Akibat adanya udara berlebihan di paru-paru, pneumothorak,
emphysema paru.
d) Tympani
1) Akibat adanya udara dalam suatu kantong atau ruang tertutup.
2) Suara yang terdengar nyaring seperti kalau kita memukul
gendang.
3) Kalau terdengar di dinding thorak artinya tidak normal.
4) Normalnya terdengar dibawah diafragma kiri dimana terletak
lambung dan usus besar.
Teknik perkusi
1. Jari tengah diletakkan di dinding thorak
2. Ujung jari tengah tangan yang lain mengetuk dibagian distal jari
tengah yang berada di dinding thorak
3. Gerakan mengetuk hanya dari pergrlangan tangan, setelah
mengetuk segera diangkat.
4. Bandingkan kiri dan kanan.
5. Mulai mengetuk dari bagian atas paru, kemudian menurun.
AUSKULTASI
1) Auskultasi sistem kardiovaskuler meliputi : pengkajian dalam
mendeteksi normal/tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi
gesekan. Auskultasi juga digunakan untuk mengidentifikasi bunyi
bruit di atas arteri karotis, aorta abdomen, dan arteri femoral.
2) Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan
udara disepanjang lapangan paru. Suara napas tambahan terdengar,
jika suatu daerah paru mengalami kolaps, terdapat cairan atau terjadi
obstruksi.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi
transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung
terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberiakn informasi tentang
respond miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan
menentukan keadekuatan aliran darah koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ;
pemeriksaan fungsi paru, BGA.
d. Rongent : adalah alat pendeteksi yang sudah tidak asing lagi di dunia
kedokteran. Tetapi bagi orang awam atau yang belum pernah mengenal
alat ini biasanya begitu mendengar langsung merasakan takut dan
khawatir. Padahal alat ini sangat diperlukan untuk mendeteksi penyakit
atau kelainan pada diderita pada tubuh kita.
6. Diagnosa Keperawatan
N Hari/Tg Diagnosa SLKI SIKI
o l Keperawatan

1. SELAS Bersihaan jalan Bersihan jalan napas A. Pemantauan respirasi


A
napas Setelah dilakukan proses 1 observasi
27/01/2 keperawatan selama
021 Tidak efektif b.d 1X45menit a. Monitor frekuensi,
spasme jalan napas Irama, kedalaman
Diharapkan : dan upaya napas.
d.d sekret Kental, b. Monitor pola napas
kelemahan upaya 1. Batuk efektif c. Monitor kemampuan
Meningkat Batuk efektif
Batuk buruk 2. Frekuensi napas d. Monitor adanya
membaik Produksi sputum
3. Pola napas e. Monitor adanya
membaik Sumbatan jalan napas
f. Palasi kesimetrisan
Ekspansi paru
g. Auskultasi bunyi
Napas
h. Monitor saturasi
Oksigen
2 terapiutik
a. Alur interval
Pemantauan
Respirasi sesuai
Kondisi pasien
b. Dokumentasikan hasil
pemantauan
3 Edukasi
a. Jelaskan tujuan
Dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil
pemantauan, jika
Perlu

2. SELAS Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen energi (L.05040)


A Aktivitas proses keperawatan
Berhubungan selama 1x45menit  Identifikasi gangguan
27/01/2 Dengan diharapkan toleransi fungsi tubuh yang
021 Kelemahan Di aktifitas dapat mengakibatkan
Tandai Dengan meningkat dengan kelemahan.
Mengeluh Lelah kriteria hasil:  Monitor pola dan cara
Dan Merasa  Frekuensi nadi tidur
Tidak Nyaman meningkat.  Monitor lokasi dan
Setelah  Tekanan darah ketidaknyamanan selama
Beraktivitas membaik melakukan aktifitas
 Kemudahan  Anjurkan tirah baring
dalam aktifitas  Anjurkan aktifitas secara
sehari- hari bertahap
meningkat
 Lakukan latihan gerak
pasif dan aktif

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito ,L.J 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC : Jakarta


Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi
dalam praktek. Jakarta: EGC.

Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-


2011. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta.

Potter dan Perry. 2006. Fundamental keperawatan . EGC : Jakarta

Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi
3. Salemba:Medika.

Anda mungkin juga menyukai