LP Oksigenasi
LP Oksigenasi
Oleh
NIM: 62602820
KUPANG
2020
LEMBARAN PENGESAHAN
PADA STASE KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
NIM : 62602820
PRODI : ProfesiNers
Mengetahui
Pembimbing Akademik
( Juandri S. Tusi,S.kep.,Ns )
A. Laporan Pendahuluan
1. Definisi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan
dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan
air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007)
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas.(Wartonah Tarwanto,
2006)
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas O2 lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfer
sehingga konsentrasi O2 meningkat. (Patter dan perry,2006).
5. PATHWAY
Oksigenasi
Ventilasi Transportasi
jalan napas
Ketidakefektifan
pola napas
6. Manifestasi klinik:
Perubahan Pola nafas
Takipnea Frekuensi pernafasan yang cepat. Biasanya ini terlihat pada
kondisi demam, asidosis metabolic, nyeri dan pada kasus hiperkapnia
atau hipoksemia.
Bradipnea Frekuensi pernapasan yang lambat dan abnormal.
Biasanya terlihat pada orang yang baru menggunakan obat-obatan
seperti morfin dan pada kasus alkalosis metabolic, dan lain-lain.
Apnea Biasanya juga disebut dengan henti napas.
Hiperventilasi Peningkatan jumlah udara yang memasuki paru-paru.
Kondisi ini terjad saat kecepatan ventilasi melebihi kebutuhan
metabolic untuk pembuangan karbondioksida.
Hipoventilasi Penurunan jumlah udara yang memasuki paru-paru.
Kondisi ini terjadi saat ventilasi alveolar tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan metabolic untuk penyaluran oksigen dan
pembuangan karbondioksida.
Pernapasan Kusmal Salah satu jenis hiperventilasi yang menyertai
asidosis metabolic.
Orthopnea Ketidakmampuan untuk bernapas, kecuali dalam posisi
tegak atau berdiri.Dispnea Kesulitan atau ketidaknyamanan saat
bernapas.
7. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi dari ganguan pemenuhan oksigen adalah:
Penurunan kesadaran
Hipoksia
Disorientasi
Gelisah dan cemas
8. Pemeriksaan diagnostic
EKG
Echocardiography
Kateterisasi jantung
Angiografi
9. PENATALAKSANAAN
Terapi oksigen. Prosedur pemberian oksigen:
Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali)
perintah pengobatan.Siapkan pasien dan keluarga.Atur posisi pasien dengan semi
fowler jika memungkingkan. Posisi ini memungkingkan ekspansi dada lebih
mudah sehingga memudahkan bernapas
Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk keamanan diperhatikan
dan akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea. Informasi ke pasien dan
keluarga tentang petunjuk keamanan yang berhubungan dengan penggunaan
oksigen
Atur peralatan oksigen dan humidifier
Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat tetap berfungsi
Cek oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang. Seharusnya tidak ada
suara pada selang dan sambungan tidak cocok. Seharusnya ada gelembung udara
pada humidifier saat oksigen mengalir lewat air. Perawat measakan keluar pada
kanul, masker atau tenda.
Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah misalnya 2-6 l/min.
Pasang alat pemeberian oksigen yang sesuai
Kanul: Letakan kanul pada wajah pasien, dengan lubang kanul harus kehidung
dan elastik band melingkar ke kepala. Beberapa model yang lain elastik band
ditarik ke bahwa Jika kanul ingin tetap berada ditempatnya, plester pada bagian
wajah.Alasi selang dengan kasat pada elastik band pada telinga dan tulang pipi
jika dibutuhkan
Masker wajah Tempatkan masker kearah wajah pasien dan letakan dari hidung
kebawah. Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutupi
wajah, sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi
dan dagu. Ikatkan elastik band melingkar pada klien sehingga masker terasa
nyaman. Alasi band dibelakang telinga dan ditas tulang yang menonjol. Alas akan
mencegah iritasi karena masker.Tandah wajah: Tempatkan tanda pada wajah
klien dan ikatkan melingkar pada kepala.
Kaji pasien secara teratur. Kaji tingkat kecemasan pasien, warna mukosadan
kemudahan bernapas, saat pasien dipasang alat.
Kaji pasien dalam 15-30 menit pertama, ini tergantung kondisi pasien dan setelah
itu secara teratur. Kaji vital sing atau warna, pola bernapas dengan gerakan dada.
Kaji secara teratur tanda-tanda klinis seperti hypoxia, tachicardi, confuse/bingung
, dispenea, kelelahan dan sianosis. Dilihat data hasil BGA jika memungkingkan.
Kaji hidung pasien jika ada iritasi beri cairan lubrikan jika dibutuhkan untuk
melapisi membran mukosa.
Inspeksi kulit wajah bila ada basah/goresan dan keringkan, rawat jika diperlukan.
Inspeksi peralatan secara teratur.
Cek liter flow meter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit dan pada saat
memberkan perawatan pada klien.
Pertahankan tinggi air di humidifier
Pastikan petunjuk kemanan diikuti
Catat data yang relevan dan dokumnetasi keperawatan atau Catat terapi dan
semua hasil pengkajian keperawatan.Terapi pengobatan sesuai program
B. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
(Nama, umur, jenis kelamin, alamat, no. registrasi).
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara
fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk
mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit,
dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang
masalahnya/penyakitnya.
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST).
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh
klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan
utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality,
Regio, Skala, dan Time).
3. Riwayat Keperawatan
Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 - 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
Riwayat kesehatan keluarga.
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami
masalah / penyakit yang sama.
Riwayat social
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya :
merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.
Riwayat psikologis.
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup
c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapy.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Hidung dan sinus
INSPEKSI : cuping hidung, deviasi septum( suatu kondisi medis yang
ditandai dengan ketidaksejajaran dari septum (dinding tipis yang
memisahkan kedua cuping hidung)), perforasi, mukosa (warna, bengkak,
eksudat, darah), kesimetrisan hidung.
PALPASI : sinus frontalis, sinus maksilaris
b. Faring
INSPEKSI : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak
c. Trakhea
PALPASI : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari
tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke
samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.
d. Thoraks
INSPEKSI :
1) Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis
klavikulanya menjadi elevasi ke atas.
2) Bentuk dada
a) Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter
tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum
sangat menonjol ke depan.
b) Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri
berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam
dan diameter antero-posterior mengecil.
c) Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal
sama atau perbandingannya 1 : 1.
d) Kelainan tulang belakang
1. Kifosis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke
belakang.
2. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung
berbentuk cekung.
3. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.
e) Pola napas
a. Kaji frekuensi pernapasan
1) Normal apabila16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak
butuh tenaga untuk melakukannya
2) Trachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih
dari 24 x/mnt
3) Bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang
dari 16 x/mnt
4) Apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.
b. Volume pernapasan
1. Hiperventilasi, yaitu bertambahnya jumlah udara dalam paru-
paru yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang
2. Hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang
ditandai dengan pernapasan yang lambat.
f) Sifat pernapasan
1. Pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan
pengembangan dada
2. Pernapasan perut yaitu pernapasan yang ditandai dengan
pengembangan perut.
g) Ritme/irama pernapasan
1) Normal adalah reguler atau irregular
2) Cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi
lambat dan kadang diselingi apnea
3) Kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam
4) Biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak
teratur dan diselingi periode apnea.
h) Bunyi napas
1. Stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan
napas bagian atas
2. Stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat
inspirasi,
3. Wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul
4. Rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan
didengar saat inspirasi
5. Ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar
saat ekspirasi.
6. Batuk dan sekresinya
7. Batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi
8. Batuk non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi
9. Hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah
i) Status sirkulasi
1) Takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt
2) Bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
j) Oksigenasi
1) Anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan
kurang
2) Hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah
kurang
3) Hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan
akibat kelainan internal atau eksternal
4) Cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku
atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb
5) Clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat
kekurangan oksigen dalam waktu yang lama.
PALPASI :
Dinding thorak, adakah pulsasi (tegangan), rasa nyeri, tumor, cekung.
Pengembangan dinding thorak, bandingkan kiri dan kanan
k) Taktil fremitus
Getaran meningkat pneumonia, penumpukan secret, atelektasis
yang belum total, infark atau fibrosis paru. Sedangkan getaran
menurun pleural effusion, pneumothorak, penebalan pleura,
emphysema atau sumbatan bronchus.
PERKUSI :
Macam suara ketukan :
a) Sonor
Suara yang normal terdengar diseluruh lapangan paru-paru.
b) Redup
Suara yang timbul akibat adanya konsolidasi paru (pemadatan) :
tumor, atalektasis, cairan.
c) Hipersonor
Suara yang ditimbulkan lebih keras dibandingkan dengan suara
sonor. Akibat adanya udara berlebihan di paru-paru, pneumothorak,
emphysema paru.
d) Tympani
1) Akibat adanya udara dalam suatu kantong atau ruang tertutup.
2) Suara yang terdengar nyaring seperti kalau kita memukul
gendang.
3) Kalau terdengar di dinding thorak artinya tidak normal.
4) Normalnya terdengar dibawah diafragma kiri dimana terletak
lambung dan usus besar.
Teknik perkusi
1. Jari tengah diletakkan di dinding thorak
2. Ujung jari tengah tangan yang lain mengetuk dibagian distal jari
tengah yang berada di dinding thorak
3. Gerakan mengetuk hanya dari pergrlangan tangan, setelah
mengetuk segera diangkat.
4. Bandingkan kiri dan kanan.
5. Mulai mengetuk dari bagian atas paru, kemudian menurun.
AUSKULTASI
1) Auskultasi sistem kardiovaskuler meliputi : pengkajian dalam
mendeteksi normal/tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi
gesekan. Auskultasi juga digunakan untuk mengidentifikasi bunyi
bruit di atas arteri karotis, aorta abdomen, dan arteri femoral.
2) Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan
udara disepanjang lapangan paru. Suara napas tambahan terdengar,
jika suatu daerah paru mengalami kolaps, terdapat cairan atau terjadi
obstruksi.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi
transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung
terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberiakn informasi tentang
respond miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan
menentukan keadekuatan aliran darah koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ;
pemeriksaan fungsi paru, BGA.
d. Rongent : adalah alat pendeteksi yang sudah tidak asing lagi di dunia
kedokteran. Tetapi bagi orang awam atau yang belum pernah mengenal
alat ini biasanya begitu mendengar langsung merasakan takut dan
khawatir. Padahal alat ini sangat diperlukan untuk mendeteksi penyakit
atau kelainan pada diderita pada tubuh kita.
6. Diagnosa Keperawatan
N Hari/Tg Diagnosa SLKI SIKI
o l Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi
3. Salemba:Medika.