Afni Kisn Fix
Afni Kisn Fix
Mengetahui
Pembimbing
1
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat-
Nyalah, maka saya dapat menyelesaikan KIAN dengan judul “Analisis Praktek Klinik
Keperawatan Keluarga Pada Ny. M. E Dengan Hipertensi Di Rt 02/Rw 01 Dusun
Tuakalimuk Desa Manusak Kecamatan Kupang Timur” dengan baik dan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan limpah terimakasih kepada:
1. Ketua Yayasan Maranatha Kupang, Alfred Selan, atas dukungannya.
2. Ns. Stefanus Mendes Kiik., M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku Ketua STIKes Maranatha
Kupang beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis
untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada STIKes Maranatha Kupang.
3. Rudolof N. Sellan,S.Kep.,M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan, saran, dan motivasi kepada penulis.
4. Fransita M.A. Fiah, S.Kep,. M.H.Kes selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan, saran untuk perbaikan penulisan KIAN ini
5. Waket I, II, III STIKes Maranatha Kupang, yang telah memfasilitasi kelancaran
perkuliahan pada program studi Profesi Ners
6. Ni Made Merlin, S.Kep.Ns. M.Kep.,selaku Ketua Program Studi Profesi Ners STIKes
Maranatha Kupang yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti
pendidikan pada Program Studi Profesi Ners.
7. Bapak dan Ibu dosen yang mengabdi di STIKes Maranatha Kupang, yang telah
dengan susah payah mengajar, membimbing, serta memotivasi selama menjalani
pendidikan di STIKes Maranatha Kupang.
8. Kepala Desa Manusak Bapak Arthur Ximenes, SH dan Ibu Ketua PKK yang telah
memberikanijin melakukan Praktik Keperawatan Keluarga dan Komunitas.
9. Kedua orang tua yang saya cintai, Bapak Herman Keraba dan Ibu Tersiana Radja
yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan moril, doa dan material dalam
setiap perjuangan dan perjalanan hidup Ku.
10. Saudaraku yang tercinta : Arifin Keraba, Darling tias, Listra viktoria, vevi
11. Teman – temanku angkatan 2015 perawat B senantiasa memberikan dukungan
kepada penulis.
3
12. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan KIAN
ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam menyelesaikan penyusunan KIAN ini. Penulis
menyadari bahwa KIAN ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala
masukan, saran demi perbaikan penulisan KIAN ini penulis terima dengan senang
hati.
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
2.4.6. Peran Perawat Keluarga..............................................................
3. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ....................................................
3.1............................................................................................................ Pengkajian
...........................................................................................................
3.2............................................................................................................ Diagnosa
Keperawatan .....................................................................................
3.3............................................................................................................ Intervensi
Keperawatan .....................................................................................
3.4............................................................................................................
Implementasi Keperawatan ..............................................................
3.5............................................................................................................ Evaluasi
Keperawatan .....................................................................................
4. BAB IV ANALISIS SITUASI .................................................................
4.1. Profil Lahan Prakti...........................................................................
4.2. Analisis Masalah Keperawatan........................................................
4.3. P
4.4. Alternatif Pemecahan Yang Dapat Di Lakukan...............................
5. BAB V PENUTUP ......................................................................................
5.1. Kesimpulan.....................................................................................
5.2. Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Prevelensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi selain itu, akibat yang
ditimbulkan dari Hipertensi menjadi masalah kesehatan pada masyarakat.
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko yang paling berpengaruh terhadap
kejadian penyakit jantung dan stroke. Hubungan pengetahuan keluarga sangat
berpegaruh terhadap kejadian Hipertensi.
Menurut data World Health Organization (WHO) (2018), menunjukkan di
seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau (26,4%) mengidap hipertensi dengan
perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan meningkat
menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 927 juta pengidap hipertensi, 333 berada di
negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang termasuk Indonesia.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan,
sampai saat ini, hipertensi masih menjadi tantangan besar di Indonesia dan
merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer
dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8% (Riskesdas, 2018).
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. (Joint
National Committee On Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure JNC-VI dalam Awan & Rini, 2015), menyatakan hipertensi
jika tekanan darah sistole lebih dari 140 mmHg atau tekanan diastole lebih dari 90
mmHg. Penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan
tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak
1 7
mengetahui dirinya menderita hipertensi sebelum memeriksakan tekanan
darahnya (Riskesdas, 2018 ).
Prevalensi di NTT berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah
22,8% dan hanya berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 5,4%
sementara berdasarkan diagnosis dan atau riwayat minum obat hipertensi adalah
5,5%. Menurut kabupaten atau kota, prevalensi hipertensi berdasarkan
pengukuran tekanan darah berkisar antara 18,6%-36,3% dan prevelensi tertinggi
di temukan pada kabupaten Ende, flores sedangkan terendah di kabupaten Rote
Ndao. Sementrara prefelensi hipertensi berdasarkan diagnosis atau minum obat
hipertensi berkisar antara 1,8%-8,1%. Memperhatikan angka prevalensi hipertensi
berdasarkan diagnosis atau minum obat dengan prevalensi hipertensi berdasarkan
pengukuran tekanan darah di setiap Kabupaten/Kota di NTT. Pada umumnya
nampak perbedaan prevalensi yang cukup besar. Perbedaan pravalensi yang
cukup besar ditemukan di Kabupaten Manggarai. Data ini menunjukan banyak
kasus hipertensi di kabupaten Manggarai maupun di wilayah lainnya di NTT
belum di temukan atau di tanggulanggi dengan baik (Riskesdas, 2018).
Kabupaten Kupang mencapai angka 1. 582 kasus hipertensi pertahun
2017 dan hasil ini lebih tinggi di bandingkan beberapa kabupaten di Provinsi
Nusa Tenggara Timur.( Riskesdas 2018).
Berdasarkan Musyawarah Masyarakat Desa Desa III yang dilakukan oleh
NERS StiKes Maranatha di Desa Manusak, Kecamatan Kupang Timur Kabupaten
Kupang (2020) di dapatkan orang dengan Hipertensi sebanyak 103 0rang.
8
Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk
melakukan analisa terhadap penurunan tingkat tekanan darah pada pasien
hipertensi dengan teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan
darah pada keluarga Ny. M di desa Manusak dusun 01 RW 01 RT 02 ?
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian dalam asuhan keperawatan pada pasien yang
memiliki penyakit hipertensi.
2. Menentukan diagnosa keperawatan dalam asuhan keperawatan pada
pasien yang memiliki penyakit hipertensi.
3. Melakukan perencanaan tindakan keperawatan dalam asuhan
keperawatan pada pasien yang memiliki penyakit hipertensi.
4. Melakukan tindakan keperawatan dalam asuhan keperawatan pada pasien
yang memiliki penyakit hipertensi.
5. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan dalam asuhan keperawatan
pada pasien yang memiliki penyakit hipertensi.
6. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan dalam asuhan
keperawatan pada pasien yang memiliki penyakit hipertensi
7. Menganalisis intervensi teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan
darah pasien dengan hipertensi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi mahasiswa
9
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi
masyarakat.
2. Bagi Institusi
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan
masukan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan melalui penyuluhan
kepada masyarakat tentang penyakit hipertensi dan cara perawatannya
1.4.3 Metode Penulisan
1.4.4
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP HIPERTENSI
2.1.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan systole dan diastole
mengalami kenaikan yang melebihi batas normal yaitu tekanan darah systole >
140mmHg dan diatole . 90 mmHg, Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
suatu penyakit salah satu resiko tinggi yang bisa menjadi penyakit jantung,
stroke dan gagal ginja Kaplan memberikan batasan hipertensi dengan
memperhatikan usia dan jenis kelamin (Rusdianah E, 2017).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan yang paling
mematikan didunia. Hipertensi pada dasarnya memiliki sifat yang cenderung tidak
stabil dan sulit intuk dikontrol. Ketidakpatuhan dalam pengobatan dan stres yang
berkepanjangan dapat menambah parah hipertensi. Stres yang terjadi pada
seseorang dipengaruhi oleh berbagai sumber. Sumber-sumber stres: dari dalam
diri, keluarga dan komunitas. Lansia sering terkena hipertensi disebabkan oleh
kekauan pada arteri sehingga tekanan darah meningkat. Selain itu faktor usia
mempengaruhi penyakit hipertensi pada lansia (Depkes RI, 2018).
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi suatu keadaan kronis yang di
tandai dengan meningkatnnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah
arteri.Keadaan tersebut mengakibatkan jantung bekerja lebih keras untuk
mengedarkan darah keseluruh tubuh, merusak pembuluh darah, bahkan
menyebabkan penyakit degeneratif, hingga kematian (Nur Yanita, 2017).
1. Pria berusia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada
waktu berbaring lebih dari 120/90 mmHg
2. Pria berusia 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari
145/95 mmHg.
3. Wanita, hipertensi bila tekanan darah lebih dari 150/95 mmHg
11
2.1.2 Etiologi
Menurut smeltzer (2013), berdasarkan penyebab terjadinya hipertensi terbagi atas dua
bagian, yaitu:
1. Hipertensi primer ( esensial)
Jenis hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa antara 90%-
95%. Hipertensi primer, tidak memiliki penyebab klinis yang dapat
didefinisikan, dan juga kemungkinan kondisi ini bersifat multifaktor.
Hipertensi primer tidak bisa di sembuhkan, akan tetapi bisa di kontrol dengan
terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik mungkin berperan pentig untuk
pengembangan hipertensi primer dan bentuk tekanan darah tinggi yang
cenderung berkembang secara terhadap selama bertahun- tahun ( Bell,
dkk.2015).
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder memiliki enni dengan peningkatan tekanan darah dan
di sertai penyebab yang spesifik, seperti penyempitan arteri renalis,
kehamilan, medikasi tertentu, dan penyebab lainnya. Hipertensi sekunder juga
enn bersifat menjadi akut, yang menandakan bahwa adanya perubahan pada
curah jantung. (ignatavikus,dkk. 2015).
2.1.3 Patofisiologi
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
12
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
keadaan hipertensi.
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
13
oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang
Slamet. 2013).
14
8) Wajah memarah
1. Faktor penyebab mempengaruhi hipertensi
1) Merokok
2) Kegiatan fisik (gaya hidup)
3) Obesitas
4) Stress
2. Faktor Yang Mempengaruhi Kekambuhan Hipertensi
1) Gaya hidup
Kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan kandungan garam yang tinggi
memicu naiknya tekanan darah Martuti, 2009.
2) Stress
Realitas kehidupan setiap hari yang tidak bisa dihindari, stress
atau ketegaan emosional dapat mempengaruhi system kardiovaskuler, khusus
hipertensi, stress dianggap sebagai faktor psikologis yang dapat
meningkatkan tekanan darah (Marliani, 2018).
3) Merokok
Pada sistem kardiovaskuler, rokok menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Merokok juga mengakibatkan dinding pembuluh darah
menebal secara bertahap yang dapat menyulitkan jantung untuk
memompa darah. Kerja jantung yamg lebih berat tentu dapat
meningkatkan tekanan darah (Marliani, 2018).
2.1.5 Komplikasi
Efek pada organ, otak (pemekaranpembuluhdarah, perdarahan, kematianselotak:
stroke), ginjal (malambanyakkencing, kerusakanselginjal, gagalginjal), jantung
membesar, sesak nafas, cepat lelah, gagal jantung).
Komplikasi hipertensi pada organ lain dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal,
perdarahan selaput bening (retina mata),pecahnya pembuluh darah di otak dan
kelumpuhan.
2.1.6 Penatalaksanaan medis
15
Pada saat seseorang ditegakkan diagnosanya menderita hipertensi derajat
satu, maka yang pertama dilakukan adalah mencari faktor resiko apa yang ada.
Kemudian dilakukan upaya untuk menurunkan faktor risiko yang ada dengan
modifikasi gaya hidup, sehingga dapat dicapai tekanan darah yang diharapkan.
Bila dalam waktu 1 (satu) bulan tidak tercapai tekanan darah normal, maka
terapi obat diberikan. Bila hipertensi derajat dua maka intervensi obat
diberikan bersamaan dengan modifiksi gaya hidup.
Pola hidup sehat yang dianjurkan untuk mencegah dan mengontrol
hipertensi adalah :
a. Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak
b. Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
c. Gaya hidup aktif/olahraga teratur
d. Stop merokok
e. Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum)
2. Terapi farmakologi
Tatalaksana hipertensi dengan obat dilakukan bila dengan perubahan pola
hidup tekanan darah belum mencapai target (masih >149/90 mmHg) atau
130/80 mmHg pada diabetes atau ginjal kronik. Pemilihan obat berdasarkan
ada/tidaknya indikasi khusus. Bila tidak ada indikasi khusus pilihan obat
tergantung dari derajat hipertensi. Teradapat 9 kelas obat antihipertensi untuk
mencapai target tekanan darah yang diinginkan.
Penambahan obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila
pemakaian obat dosis tunggal dengan dosis lazim gagal mencapai target
tekanan darah. Apabila tekanan darah melibihi 20/10 mmHg di atas target,
dapat di pertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua obat.
16
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga.Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan
metode wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik
pada anggota keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam
keluarga adalah :
1. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
a) Nama kepala keluarga
b) Alamat dan telepon
c) Pekerjaan kepala keluarga
d) Pendidikan kepala keluarga
e) Komposisi keluarga dan genogram
f) Tipe keluarga
g) Suku bangsa
h) Agama
i) Status sosial ekonomi keluarga
2. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
3. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskuler.
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna
kulit, suhu dingin.
4. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, factor
stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela,
peningkatan pola bicara
5. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
6. Makanan / Cairan
17
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
7. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,
perubahan retinal optik
8. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen
9. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum,
riwayat merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan, sianosis
10. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
11. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM , penyakit ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif D.D mengunggkapkan tidak
memahami masalah kesehatan yang diderita, mengunggkapkan kesulitan
menjalankan perawatan yang ditetapkan, gejala penyakit anggota keluarga
semakin memberat, aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan
tidak tepat.
18
2.2.3 Intervensi Keperawatan
Kode Diagnosis Tujuan Rencana Implementasi
Tindakan
D.011 Manajemen TUK 1. Mengenal 1. Edukasi proses 1. Mengidentifikasi
5 kesehatan masalah penyakit kesiapan dan
keluarga kesehatan kemampuan menerima
tidak efektif Setelah dilakukan informasi.
D.D tindakan 2. Menjelaskan penyebab
mengunggka selama 2 X dan faktor risiko dari
pkan tidak kunjungan hipertensi.
memahami tingkat 3. Menjelaskan
masalah pengetahuan patofisiologi munculnya
kesehatan meningkat penyakit hipertensi.
yang diderita, dengan kriteria 4. Menjelaskan tanda dan
mengunggka : gejala penyakit
pkan 1. Kemampuan hipertensi.
kesulitan menjelaskan 5. Menjelaskan tentang
menjalankan pengetahuan komplikasi penyakit
perawatan meningkat. hipertensi dan akibat
yang 2. Perilaku sesuai bila tidak ditangani
ditetapkan, anjuran meningkat. dengan baik.
gejala 6. Menjelaskan cara
penyakit mengatasi masalah
anggota hipertensi.
keluarga
semakin
memberat,
aktivitas
keluarga
untuk
mengatasi
masalah
kesehatan
tidak tepat.
1
Tuk 3. Merawat kemampuan dan
anggota perencanaan dalam
keluarga yang keluarga dalam
sakit. perawatan.
Setelah dilakukan
tindakan
selama 2 X
kunjungan 1. Menejemen
tingkat kenyamanan 1. Menyediakan
pengetahuan Lingkungan ruangan yang tenang
meningkat dan mendukung
dengan kriteria 2. Menjelakan tujuan
: menejemn
Kemampuan lingkungan
keluarga yang 3. Mengajarkan cara
merawat manajen sakit dan
anggota 1. Promosi cedera jika perlu
keluarga yang Fasilitasi
sakit 2. Promosi sistem
meningkat. pendukung 1. Mengkaji
3. Rujukan pengetahuan
keluarga tentang
fasilitas kesehatan
2. Memberi dukungan
dalam perawatan dan
pemanfaatan fasikes
3. Memberi motivasi
Tuk 4. bagi keluarga
Memodifikasi berpartisipasi dalam
lingkungan. kegiatan perawatan
Setelah dilakukan 4. Memberi informasi
2
tindakan jaringan pelayanan
selama 2 X kesehatan dan sosial
kunjungan yang tersedia
tingkat 5. Menganjurkan
pengetahuan keluarga terlibat
meningkat dalam perawatan.
dengan kriteria 6. Memfasilitasi
: rujukan bila perlu.
Tindakan
mengurangi
faktor resiko
jatuh
Tuk 5.
Memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan .
Setelah dilakukan
tindakan
selama 2 X
kunjungan
tingkat
pengetahuan
meningkat
dengan kriteria
:
1. Menunjukkan
perilaku adaptif
2. Menunjukkan
pemahaman
3
perilaku sehat
3. Kemampuan
menjalankan
perilaku sehat.
4. Perilaku mencari
bantuan yang tepat
5. Memiliki sistem
pendukung
4
2.2.4 Implementasi
Dx Hari / Implementasi Evaluasi TTD
Keperaw tanggal
atan
Manajemen kesehatan Senin, 27 S:
keluarga tidak Juli 2020 Implementasi I (TUK I) : Keluarga dapat
efektif b.d Keluarga mampu mengenal menjelaskan
kompleksitas masalah kesehatan : tentang masalah
program 1. Mengidentifikasi kesiapan dan hipertensi
perawatan / kemampuan menerima
pengobatan dan informasi O:
kesulitan ekonomi 2. Menjelaskan penyebab dan Keluarga antusias
d.d factor resiko penyakit dan
mengungkapkan 3. Menjelaskan tanda dan gejala memperhatikan
tidak memahami 4. Menjelaskan cara mengatasi dalam menerima
masalah kesehatan masalah penjelasan
yang diderita dan
aktivitas keluarga A:
untuk mengatasi TUK I tercapai
masalah kesehatan dengan indicator
tidak tepat. keluarga mampu
mengenal
masalah Ny.D.F
P:
Lanjutkan intervensi
TUK 2 keluarga
mampu
memutuskan
tindakan
A:
TUK 2 sudah
tercapai dengan
indicator keluarga
sudah mampu
memilih
alternative
tindakan yang
tepat untuk
Ny.M.E
P:
Lanjutkan intervensi
TUK 3
Rabu, 29 TUK 3 : Keluarga mampu S:
Juli 2020 merawat anggota keluarga Keluarga mampu
yang sakit merawat anggota
1. Mengidentifikasi gejala – gejala keluarga yang
penyakit pada pasien dikeluarga sakit, dan dapat
2. Menyediakan lingkungan yang aman memberikan
3. Mendiskusikan anggota keluarga yang pengobatan
akan dilibatkan dalam perawatan alternative
4. Mendiskusikan kemampuan dan terhadap Ny.M.E
perencanaan keluarga dalam
perawatan O:
5. Mendiskusikan cara perawatan keluarga antusias
dirumah dalam merawat
6. Mengajarkan keluarga tentang cara Ny.M.E, dengan
perawatan dirumah memberi
1. pengobatan
alternative
terhadap Ny.M.E
A:
TUK 3 sudah
tercapai dengan
indicator keluarga
sudahmampu
merawat Ny.M.E
P:
Lanjutkan intervensi
TUK 4
Kamis, 30 TUK 4 : Keluarga mampu S:
Juli 2020 memodifikasi lingkungan Keluarga
1. Mengidentifikasi lingkungan dan mengatakan
perilaku dalam keluarga yang lingkungan
mengganggu kesehatan rumah dan sekitar
2. Menentukan bersama keluarga rumah sudah
metode pengelolaan resiko yang baik disapu tetapi
masih berdebu,
dan jendela
rumah tidak bisa
dibuka
O:
keluarga belum
mampu
memodifikasi
lingkungan
disekitar rumah
A:
TUK 4 belum
tercapai dengan
indicator keluarga
belum mampu
memodifikasi
lingkungan
P:
Lanjutkan intervensi
TUK 5
Jumat, 31 TUK 5 : Keluarga mampu S:
Juli 2020 memanfaatkan faskes : Keluarga
1. Mengkaji pengetahuan keluarga mengatakan
tentang fasilitas kesehatan ketika sakit
2. Memberi dukungan dalam perawatan biasanya pergi ke
dan pemanfaatan faskes puskesmas atau
3. Member motivasi bagi keluarga rumah sakit
berpartisipasi dalam kegiatan
perawatan O:
keluarga mampu
memanfaatkan
faskes
A:
TUK 5 sudah
tercapai dengan
indicator keluarga
sudah mampu
memanfaatkan
faskes
P:
Lanjutkan intervensi
TUK 5 oleh
keluarga
2.3. Konsep Teknik Relaksasi Otot Progresif
2.3.1 Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit. Jadi pengertian terapi
relaksasi otot progresif ialah teknik penyembuhanpenyakit melalui latihan
peregangan otot.Terapi relaksasi otot progresif adalah memusatkanperhatian
pada suatu aktivitas otot, dengan mengidentifikasikanotot yang tegang
kemudian menurunkan ketegangan denganmelakukan tehnik relaksasi untuk
mendapatkan perasaan relaks(Purwanto, 2013). Respon relaksasi merupakan
bagian daripenurunan umum kognitif, fisiologis dan stimulasi
perilaku.Relaksasi dapat merangsang munculnya zat kimia yang miripdengan
beta blocker di saraf tepi yang dapat menutup simpulsimpul saraf simpatis
yang berguna untuk mengurangi ketegangandan menurunkan tekanan darah
(Hartono, 2007).
Relaksasi otot progresif dilakukan dengan mengkontraksikan dan
merelaksasikan sekelompok otot secaraberurutan, yaitu otot tangan, lengan
atas, lengan bawah, dahi,wajah, rahang, leher, dada, bahu, punggung atas,
perut, paha danbetis. Kontraksi otot dilakukan 5-10 detik dan relaksasi
selamalebih kurang 20-30 detik. Perhatian pasien diarahkan untuk
dapatmerasakan perbedaan antara saat otot-otot dikontraksikan dan
saatdirelaksasikan. Latihan dilakukan di rungan yang tenang diatas kursi atau
tempat tidur yang nyaman yang menyokong tubuh dengan baik. Pasien
dianjurkan memakai pakaian yang nyaman,tidak ketat, sepatu, kaca mata dan
kontak lens dilepaskan. Poinpenting dari latihan ini adalah melakukannya
secara teratur tiaphari minimal 15 menit (Synder & Lindquist, 2010).
Menurut Katie (2009) Ada dua bagian yang perlu diperhatikan untuk
relaksasi otot progresif, yaitu dalam membuatketegangan dan melepaskan
ketegangan otot. Proses penerapanketegangan otot pada dasarnya adalah
sama, terlepas dari manakelompok otot yang digunakan. Pertama, fokuskan
pikiran padakelompok otot, misalnya: tangan kanan. Kemudian tarik napas
danhanya memeras otot sekeras yang bisa dilakukan untukmenahannya sekitar
8 detik, dalam contoh, kegiatan akan membuat kepalan tangan dengan
melibatkan tangan. Setelah 8 detik ditahan,maka tiba-tiba bisa dilepaskan.
Biarkan semua sesak dan sakitmengalir keluar dari otot-otot saat
menghembuskan napas secarabersamaan. Dalam contoh ini, akan
membayangkan sesak dan sakitmengalir keluar dari tangan melalui ujung jari
ketikamenghembuskan napas. Rasakan otot-otot rileks dan menjadilonggar
dan lemas, ketegangan mengalir keluar seperti air darikeran. Fokuskan
perasaan dengan melihat perbedaan antaraketegangan dan relaksasi.
2.3.2 Manfaat Terapi Relaksasi otot progresif
Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan potter (2005), tujuan dari
teknik ini adalah untuk:
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,
tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolic.
2. Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen;
3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
tidak memfokuskan perhatian serta relaks;
4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi;
5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
6. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia
ringan, gagap ringan, dan
7. Membangun emosi positif dari emosi negatif.
2.3.3 Kontra indikasi terapi relaksasi otot progresif
1. Klien yang mengalami keterbatasan gerak pada anggota badan
2. Klien yang mengalami perawatan tirah baring (bedrest)
a. Hal-hal yang diperhatikan saat melakukan terapi relaksasi otot progresif
Menurut Kushariyadi (2011), hal-hal yang harus diingat dalam
melakukan terapi relaksasi otot progresif yaitu :
1) Tidak boleh menggunakan otot terlalu berlebihan karena bisa
mencederai diri sendiri.
2) Untuk membuat otot-otot rileks, dibutuhkan waktu sekitar 20-50
detik.
3) Perhatikan posisi tubuh, lebih nyaman dilakukan dengan mata
tertutup, hindari dengan posisi berdiri.
4) Otot ditegangkan dua kali tegangan
5) Bagian kanan tubuh didahulukan dua kali hitungan, kemudian
dilanjutkan bagian kiri dua kali
6) Pastikan apakah klien benar-benar rileks
2.3.4 Prosedur pelaksanaan terapi relaksasi otot progresif
Menurut Setyoadi dan Kushariadi (2011), persiapan melaksanakan terapi
relaksasi ini adalah :
1. Persiapan
Menyiapkan lingkungan dan alat : bantal, tempat duduk, serta lingkungan
yang sunyi dan aman.
2. Persiapan pasien
a. Jelaskan apa tujuan dilakukan terapi, manfaatnya, cara pelaksanaan,
dan mengisi lembar persetujuan untuk dilakukannya terapi relaksasi
otot progresif.
b. Membuat posisi klien senyaman mungkin dengan duduk atau
berbaring sambil menutup mata, menggunakan bantal diletakkan
dibawah kepala dan lutut atau duduk dikursi dengan kepala disangga
jangan melakukan relaksasi dengan berdiri.
c. Lepaskan aksesoris yang digunakan klien misalnya jam tangan atau
sepatu
d. Ikatan dasi dilonggarkan, ikat pinggang aau hal lain yang sifatnya
mengikat dilonggarkan
3. Prosedur
a. Gerakan 1 : Untuk melatih otot tangan
1) Tangan kiri mengepal
2) Kuatkan kepalan sambil merasakan sensasi yang terjadi
3) Saat melepaskan kepalan, suruh klien untuk merasakan rileks
selama 10 detik
4) Gerakan tangan kiri dilakukan sebanyak dua kali, sehingga bisa
membedakan antara otot tegang dan otot rileks.
5) Lakukan prosedur serupa pada tangan kanan
b. Gerakan 2 : Untuk melatih otot bagian belakang
tangan
1) Kedua tangan ditekuk ke belakang pada pergelangan tangan
sehingga otot di tangan belakang dan lengan bawah menegang
2) Jari-jari menghadap ke langit-langit
c. Gerakan 3 : Untuk melatih otot bisep
1) Membuat kepalan pada kedua tangan
2) Kenudian angkat kedua kepala kearah pundak sehingga otot bisep
akan tegang
d. Gerakan 4 : Untuk melatih otot bahu
1) Angkat setinggi-tingginya bahu seperti menyentuh kedua telinga
2) Fokuskan atas dan leher
e. Gerakan 5 dan 6 : Untuk melemaskan otot-otot dahi,
mata, mulut, dan rahang
1) Mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa dan kulitnya
keriput.
2) Tutup rapat-rapat mata sehingga dirasakan otot disekitar mata dan
otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
f. Gerakan 7 : Untuk melemaskan ketegangan yang
dirasakan otot rahang, katupkan rahang, selanjutnya dengan menggigit
gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot rahang
g. Gerakan 8 : Untuk mengendurkan otot-otot disekitar
mulut. Moncongkan bibir sekuat-kuatnya dan akan dirasakan
ketegangan disekitar mulut.
h. Gerakan 9 : Untuk merilekskan otot bagian depan
maupun belakang.
1) Diawali dengan gerakan otot leher bagian belakang dilanjutkan
dengan otot leher bagian depan
2) Letakkan kepala sehingga bisa beristirahat
3) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga dapat merasakan ketegangan dibagian belakang leher
dan punggung bagian atas.
i. Gerakan 10 : Untuk melatih otot leher bagian depan.
1) Gerakkan membungkukan kepala
2) Dagu dibenamkan ke dada, sehingga dirasakan ketegangan di
leher bagian depan
j. Gerakan 11 : Untuk melatih otot punggung
1) Angkat tubuh dari sandaran kursi
2) Punggung dilengkungkan
3) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik kemudian
rileks
4) Saat rileks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan
otot menjadi lemas
k. Gerakan 12 : Untuk melemaskan otot dada
1) Tarik napas dalam untuk mengisi paru-paru dengan udara
2) Tahan beberapa saat, sambil merasakan ketegangan dibagian dada
sampai ke perut kemudian dihembuskan
3) Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega
4) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara
kondisi tegang dan rileks
l. Gerakan 13 : Untuk melatih otot perut
1) Menarik perut dengan kuat ke dalam
2) Tahan sampai terasa kencang dan keras selama 10 detik setelah
itu lepaskan bebas
3) Mengulangi kembali gerakan awal perut ini
m. Gerakan 14-15 : Melatih otot-otot pada kaki (seperti
paha dan betis)
1) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang
2) Lanjutkan dengan mengunci kedua lutut sedemikian rupa
sehingga ketegangan pindah ke otot betis.
3) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepaskan
4) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali
5) Kriteria evaluasi :
a) Klien tidak mengalami stress dan insomnia
b) Terpenuhinya kebutuhan dasar klien
c) Tanda-tanda vital berada dalam batas normal
4.1 Konsep keluarga
4.4.1. Pengertian
Menurut Friedman (2015) dalam buku keperawatan keluarga. mengatakan
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan, emotional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga .
Keluarga di sebut juga institusi kecil yang ada dalam masyarakat yang di
dalamnya kita dapat menelusuri banyak hal.Mulai dari hubungan antar individu
hubungan otoritas,pola pengasuhan,pembentukan karakter,masuknya nilai-nilai
masyarakat,dan lain-lain.Maka tak heran kemudian ragam ilmu menellah tentang
keluarga, semisal antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi, demografi, seta
pendidikan. (Henny K, 2017).
Sayekti mengatakan keluarga adalah suatu ikatan /perseketuan hidup atas
dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama.
Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang berkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari suami-isteri,atau suami-isteri dan anaknya,atau ayah dan
anaknya,atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2012).
Keluarga merupakan sekolompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama,didalam lingkungannya sendiri atau msyarakat secara
keselurihan,(Harnilawati, 2013).
4.4.2. Tipe keluarga
Berbagai bentuk dan tipe keluarga, berdasarkan berbagai sumber,di bedakan
berdasarkan keluarga tradisional dan non tradisional seperti :
Menurut ( Henny K, 2017)
1. Keluarga tradisional
a. Keluarga inti ( Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya
b. Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan
satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian,pisah atau di
tingggalkan.
c. Pasangan inti,hanya terdiri dari suami istri saja, tanpa anak atau tidak ada
anak yang tingal bersama mereka.bujang dewasa yang tinggal sendirian .
d. Pasangan usai perengahan atau lansia,suami sebagai pencari nafkah, istri
tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.
e. Jaringan keluarga besar : terdiri dari keluarga inti atau lebih atau angota
keluarga yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis.
2. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah ( Henny K. A, 2012).
b. Keluarga berantai (Sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
c. Keluarga berkomposisi, yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup bersama-sama.
d. Keluarga kabitas, yaitu keluarga tanpa pernikahan.
4.4.3. Struktur keluarga
a. . Macam-macam struktur keluarga
2. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri atas sanaka saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara suami.
5. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagian pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
keluarga.
2. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
masing.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isi
atau berita negatif, tidak berfokus sendiri. Komunikasi keluarga bagi pengirim
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial
yang diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
istri/suami.
c. Struktur Kekuatan
memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada
menjadi 8 :
keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan
tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga
tahun)
dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang
age family)
saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah
minat sosial, dan waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-
tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian
pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa
lalu.
kepada keluarga melalui kontrak pertama dengan anggota keluarga yang sakit
6. Sebagai fasilitator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan
hadapi.
7. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami
2007) .
keluarga.
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal
keluarganya. Perubahan sekecil apa pun yang dialami anggota keluarga, secara
tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat
yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang
Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih
masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi
keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu yang lebih banyak
berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah
Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling tekait dan perlu dilakukan
(Harmoko, 2012).
Adanya kerja sama dari klien, keluarga dan perawat sebagai pemberi perawatan
utama di keluarga pada tahap perencanaan sangat penting. Hal ini bermanfaat
yang dilakukan di rumah merupakan tanggung jawab dari keluarga. Oleh karena
rumah.
2. Dokumentasi
alaminya.
memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat yang menjadi manaje
periode waktu tertentu, sedangkan lama perawatan adalah lamanya perawatan yang
dilakukan di rumah.
5. Advokasi
66666
60
Keterangan:
60
: Laki-laki : pasien
: Laki-laki meninggal
1115
11
5 Keterangan
5
2
2 3
: Kamar tidur
2
4 4
3
: : kamar tidur
: Dapur
4
5: Kamar mandi
TUK 5. Memanfaatkan
fasilitas pelayanan 1. Mengkaji pengetahuan
kesehatan . keluarga tentang
Setelah dilakukan fasilitas kesehatan
tindakan selama 2 X 2. Memberi dukungan
kunjungan tingkat 1. Promosi Fasilitasi dalam perawatan dan
pengetahuan meningkat 2. Promosi sistem pendukung pemanfaatan fasikes
dengan kriteria : 3. Rujukan 3. Memberi motivasi bagi
1. Menunjukkan perilaku keluarga berpartisipasi
adaptif dalam kegiatan
2. Menunjukkan perawatan
pemahaman perilaku 4. Memberi informasi
sehat jaringan pelayanan
3. Kemampuan kesehatan dan sosial
menjalankan perilaku yang tersedia
sehat. 5. Menganjurkan keluarga
4. Perilaku mencari bantuan terlibat dalam
yang tepat perawatan.
5. Memiliki sistem 6. Memfasilitasi rujukan
pendukung bila perlu.
Tang Diagnosa Tujuan
ga
Perencanaan
l/
N
o Kode Diangnosa Kode Tujuan
Rencana
Kode Tindakan
Tindakan
D.011
Pmeliharan kesehatan tidak L.1211
TUK 1 : Keluarga mampu I.12383 Edukasi Observesi
efektif b.d ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
mengatasi masalah (keluarga) d.d kesehatan. menerima informasi
kurang menunjukan pemahaman Setelah dilakukan 2 kali 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapal
tentang perilaku sehat, tidak kunjungan rumah meningkatkan dan menurunkan motivasi
mampu menjalankan perilaku tingkat pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat
sehat, kurang menunjukan minat meningkat, dengan Terapeutik
untuk meningkatkan perlaku kriteria hasil : 1. Sediakan materi dan media pendidikan
sehat. 1. Perilaku sesuai anjuran kesehatan
meningkat 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesual
2. Kemampuan kesepakatan
menjelaskan 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
pengetahuan tentang Edukasi
suatu topik . 1. Jekaskan faktor nsiko yang dapat
3. Perilaku sesuai mempengaruhikesehatan
pengetahuan meningkat 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
4. Perilaku membaik 3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
TUK 2 : mengambil
keputusan untuk Observasi
L.1311 tindakan kesehatan I.09265 Dukungan 1. Identikasi persepsi mengenai masala dan
yang tepat pengambilan intomasi yang memicu konfik
Setelah dilakukan 2 kali keputusan Terapeutik
kunjungan rumah 1. Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan
dukungan keluarga yang membantu membuat pilihan
meningkat, dengan 2. Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari
kriteri hasil : setiap solusi
1. keinginan untuk 3. Fasitasi melihat situasi secara realistic
mendukung anggota 4. Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan
keluarga yang sakit yang diharapkan
meningkat 5. Faslitasi pengambilan keputusan secara
2. Menanyakan kondisi kolaborat
pasien meningkat 6. Fasilitasi hubungan antara pasien, keluarga,
3. Bekerja sama dengan dan tenaga kesehatan lainnya
anggotakeluarga Edukasi
yang sakit 1. informasikan altematif solusi secara jelas
dalammenentukan 2. Berikan infomasi yang diminta pasien
perawatan Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
dalam menfasilitasi pengambilan keputusan
L.1312
TUK 3 : memberi I.14525 Pelibatan Observasi
perawatan kepada keluarga 1. Identifikesi kesiapan keluarga untuk terilibat
anggota keluarga yang dalam perawatan
sakit Terapeutik
Setelah dilakukan 2 kali 1. Ciptakan hubungan terapeutik pasien dengan
kunjungan rumah keluarga dalam perawatan
peran pemberi asuhan 2. Diskusikan cara perawatan di rumah
meningkat, dengan 3. Motivasi kaluarga mengembangkan aspek
kriteria hasil : positif rencana perawatan
1. Kemampuan 4. Fasilitasi keluarga mernbuat keputusan
memberikan asuhan perawatan
meningkat Edukasi
2. Kemampuan merawat 1. Jelaskan kondisi pasien kepada keluarga
pasien meningkat 2. Infomasikan tingkat ketergantungan pasien
3. Kemampuan kepada keluarga
menyelesaikan tugas 3. Infomasikan harapan pasien kepada keluarga
merawat pasien 4. Anjurkan keluarga bersikap asertif dalam
perawatan
Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan
L.0907
TUK 5 : keluarga mampu I.12435 Edukasi Obsenvasi
memanfaatkan fasilitas perilaku 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
kesehatan. upaya menerima informasi
Setelah dilakukan 2 kali kesehatan Terapeutik
kunjungan ketahanan 1. Gunakan pendekatan promosi kesehatan
keluarga meningkat, dengan memperhatikan pengaruh dan
dengan kriteria hasil : harmbatandari lingkungan, sosial serta
1. Mengidentifikasi budaya
sumber daya Edukasi
dikomunitas 1. Informasikan sumber yang tepat yang
2. Memanfaatkan sumber tersedia di masyarakat
daya dikomunitas. 2. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
3. Memenfaatkan tenaga 3. Ajarkan manentukan perilaku spesifik
kesehatan untuk yang akan diubah (mis. keinginan
mendapatkan mengunjungi fasilitas kesehatan)
informasi 4. Ajarkan pencarian dan penggunaan sistem
4. Memanfaatkan tenaga faslitas pelayanan kesehatan
kesehatan untuk
mendapatkan
informasi
3.5 IMPLEMENTASI
Diagnosa Hari/tanggal Implementasi evaluasi ttd
Manajemen Senin, 27 Juli 2020 Implementasi I (TUK I) : Keluarga mampu S:
kesehatan mengenal masalah kesehatan : Keluarga dapat menjelaskan
keluarga tidak 1. Mengidenti tentang masalah hipertensi
efektif b.d fikasi kesiapan dan kemampuan
kompleksitas menerima informasi O:
program 2. Menjelaska Keluarga antusias dan
perawatan / n penyebab dan factor resiko penyakit memperhatikan dalam
pengobatan dan 3. Menjelaska menerima penjelasan
kesulitan n tanda dan gejala
ekonomi d.d 4. Menjelaska A:
mengungkapka n cara mengatasi masalah TUK I tercapai dengan
n tidak indicator keluarga mampu
memahami mengenal masalah Ny.D.F
masalah
kesehatan yang P:
diderita dan Lanjutkan intervensi TUK 2
aktivitas keluarga mampu
keluarga untuk memutuskan tindakan
mengatasi
masalah
kesehatan tidak
tepat.
Selasa, 28 TUK 2 : Keluarga mampu S:
Juli 2020 memutuskan tindakan yang Keluarga mampu
tepat menjelaskan strategi untuk
1. mencegah masalah
harapan keluarga hipertensipada Ny.D.F
2.
mendukung upaya kesehatan O:
3. keluarga antusias dalam
mendukung perubahan proses diskusi
4.
dapat dilakukan dirumah A:
TUK 2 sudah tercapai dengan
indicator keluarga sudah
mampu memilih alternative
tindakan yang tepat untuk
Ny.D.F
P:
Lanjutkan intervensi TUK 3
Rabu, 29 Juli 2020 TUK 3 : Keluarga mampu merawat S:
anggota keluarga yang sakit Keluarga mampu merawat
1. Mengidentifikasi gejala – gejala anggota keluarga yang sakit,
penyakit pada pasien dikeluarga dan dapat memberikan
2. Menyediakan lingkungan yang aman pengobatan alternative
3. Mendiskusikan anggota keluarga yang terhadap Ny.D.F
akan dilibatkan dalam perawatan
4. Mendiskusikan kemampuan dan O:
perencanaan keluarga dalam perawatan keluarga antusias dalam
5. Mendiskusikan cara perawatan dirumah merawat Ny.D.F, dengan
6. Mengajarkan keluarga tentang cara memberi pengobatan
perawatan dirumah alternative terhadap Ny.D.F
2.
A:
TUK 3 sudah tercapai dengan
indicator keluarga
sudahmampu merawat
Ny.D.F
P:
Lanjutkan intervensi TUK 4
Kamis, 30 Juli 2020 TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi S:
lingkungan Keluarga mengatakan
1. Mengidentifi lingkungan rumah dan sekitar
kasi lingkungan dan perilaku dalam rumah sudah disapu tetapi
keluarga yang mengganggu kesehatan masih berdebu, dan jendela
2. Menentukan bersama keluarga metode rumah tidak bisa dibuka
pengelolaan resiko yang baik O:
keluarga belum mampu
memodifikasi lingkungan
disekitar rumah
A:
TUK 4 belum tercapai
dengan indicator keluarga
belum mampu memodifikasi
lingkungan
P:
Lanjutkan intervensi TUK 5
Jumat, 31 Juli 2020 TUK 5 : Keluarga mampu memanfaatkan S:
faskes : Keluarga mengatakan ketika
1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang sakit biasanya pergi ke
fasilitas kesehatan puskesmas atau rumah sakit
2. Memberi dukungan dalam perawatan
dan pemanfaatan faskes O:
3. Member motivasi bagi keluarga keluarga mampu
berpartisipasi dalam kegiatan perawatan memanfaatkan faskes
A:
TUK 5 sudah tercapai dengan
indicator keluarga sudah
mampu memanfaatkan faskes
P:
Lanjutkan intervensi TUK 5
oleh keluarga
Pemeliharan kesehatan tidak S : keluarga mengatakn mampu sudah
efektif b.d ketidakmampuan mampu mengenal apa itu hipertensi
mengatasi masalah O : keluarga mampu menjelaskan
(keluarga) d.d kurang tentang penyakit hipertensi,
menunjukan keluarga tampak mengangguk saat
diberi penjelasan tentang penyakit
hipertensi
A : masalah teratasi
P : keluarga mampu menerapkan
perilaku hidup sehat, keluarga
Mampu melakukan diit hipetensi
yang tepat
TUK 1 : Keluarga mampu
mengenal masalah
kesehatan
Observesi
1. Mengidentifikasi kesiapan
dan kemampuan menerima
informasi
2. Mengidentifikasi faktor-
faktor yang dapal
meningkatkan dan
menurunkan motivasi
perilaku hidupbersih dan
sehat
Terapeutik
1. Menyediakan materi dan
media pendidikan kesehatan
2. Menjadwalkan pendidikan
pemahaman tentang perilaku kesehatan sesual
sehat, tidak mampu kesepakatan
menjalankan perilaku sehat, 3. memberikan kesempatan
kurang menunjukan minat untuk bertanya
untuk meningkatkan perlaku Edukasi
sehat. 1. menjelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhikesehatan
mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
2. mengajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
TUK 2 : mengambil keputusan
untuk tindakan kesehatan
yang tepat
Observasi
1. mengidentifikasi persepsi
mengenai masala dan
intomasi yang memicu
konfik
Terapeutik
1. memfasilitasi
mengklarifikasi nilai dan
harapan yang membantu
membuat pilihan
2. mendiskusikan kelebihan
dan kekurangan dari setiap S : keluarga mengatakan mereka akan
solusi membawa pasien ke puskesmas
3. mengfasilitasi melihat untuk mendapatkan obat hipertensi
situasi secara realistic O : keluarga mampu mengambil
4. memotivasi keputusan untuk melakukan
mengungkapkan tujuan pengobatan kepada klien yang
perawatan yang diharapkan hipertensi
5. mengfasilitasi pengambilan A : masalah teratasi
keputusan secara kolaborat P : intervensi di hentikan
6. mengfasilitasi hubungan
antara pasien, keluarga, dan
tenaga kesehatan lainnya
Edukasi
1. menginformasikan altematif
solusi secara jelas
2. memberikan informasi yang
diminta pasien
Kolaborasi
TUK 3 : memberi perawatan
kepada anggota keluarga
yang sakit
Observasi
1. mengindentifikasi kesiapan
keluarga untuk terilibat
dalam perawatan
Terapeutik
1. menciptakan hubungan
terapeutik pasien dengan
keluarga dalam perawatan
2. mendiskusikan cara
perawatan di rumah S : keluarga mengatakan mereka sudah
3. memotivasi kaluarga siap merawat anggota keluarga
mengembangkan aspek yang menderita penyakit hipertensi
positif rencana perawatan O : keluarga tampak mampu
4. mengfasilitasi keluarga mengingatkan anggota keluarga
mernbuat keputusan yang sakit untuk minum obat,
perawatan kelurga tampak mampu mengatur
Edukasi diit hipertensi
1. menjelaskan kondisi pasien A : masalah teratasi
kepada keluarga P : intervensi dihentikan
2. menginformasikan tingkat
ketergantungan pasien
kepada keluarga
3. menginformasikan harapan
pasien kepada keluarga
4. menganjurkan keluarga
bersikap asertif dalam
perawatan
5. menganjurkan keluarga
terlibat dalam perawatan
TUK 3 : memberi perawatan
kepada anggota keluarga
yang sakit
Pelibatan keluarga
Observasi
1. mengidentifikasi kesiapan
keluarga untuk terilibat
dalam perawatan
Terapeutik
1. menciptakan hubungan
terapeutik pasien dengan
keluarga dalam perawatan
2. mendiskusikan cara
perawatan di rumah
3. memotifasi kaluarga
mengembangkan aspek
positif rencana perawatan
4. memfasilitasi keluarga
mernbuat keputusan
perawatan
Edukasi
1. menjelaskan kondisi pasien
kepada keluarga
2. menginformasikan tingkat
ketergantungan pasien
kepada keluarga
3. menginformasikan harapan
pasien kepada keluarga
4. menganjurkan keluarga
bersikap asertif dalam
perawatan
Anjurkan keluarga terlibat
TUK 4 : memodifikasi
lingkungan rumah
Observasi
2. memonitor perubahan status
keselamatan lingkungan
Terapeutik
5. memodifikasi lingkungan
untuk meminimalkan
bahaya resiko lingkungan
S : Kelurga mengatakan telah
(nis. comimode chair dan
mengubah lingkungkungan
pegangan tangan)
rumahnya agar lebih aman
6. menyediakan alat bantu
O : keluarga tampak telah mengubah
keamanan
lingkungan rumahnya menjadi
7. menggunakan perangkat
lebih aman di buktikan dengan
pelindung (mis.
keluarga telah menggunakan
pengekangan fisik, rel
perangkat pelindung
samping, piriu terkunci,
A : masalah teratasi
pagar)
P : intervensi dihentikan
8. menghubungi pihak
berwerang sesuai masalah
komunitas (mis. Puskesmas)
Edukasi
2. mengajarkan individu,
keluarga dan kelompok
risiko tinggi
bahayalingkungan
TUK 5 : keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
Obsenvasi
1. mengindentifikasi kesiapan
dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
1. menggunakan pendekatan
promosi kesehatan dengan
memperhatikan pengaruh S : klien mengatakan telah membawa
dan harmbatandari kelurganya ke puskesmas untuk
lingkungan, sosial serta mendapatkan obat anti hipertensi
budaya O : keluarga tampak membaya
Edukasi keluarganya ke pusesmas hal ini
1. menginformasikan sumber dibuktikan dengan terpadat obat
yang tepat yang tersedia di hipertensi yang di peroleh dari
masyarakat puskesmas
2. menganjurkan A : masalah teratasi
menggunakan fasilitas P : intervensi dihentikan
kesehatan
3. mengajarkan manentukan
perilaku spesifik yang akan
diubah (mis. keinginan
mengunjungi fasilitas
kesehatan)
4. mengajarkan pencarian dan
penggunaan sistem faslitas
pelayanan kesehatan
BAB IV
ANALISA SITUASI
Kupang Timur dan disebut dusun Tatelek. Sebagai salah satu dusun terjauh dengan
jarak kurang lebih 7 km dari pusat desa (Kantor Desa Pukdale) tentu mengalami
ini menjadi desa pada tahun 2004 telah ada upaya dari Pemdes Pukdale dan
upaya demi upaya tak henti-hentinya dilakukan. Setahun kemudian, tepatnya pada
tahun 2005, usulan pemekaran tersebut dijawab oleh pemerintah kabupaten dan saat
itulah secara resmi dusun 1 dimekarkan menjadi desa devenitif dan dinamakan Desa
Batas administrasi desa dan luas wilayah, Desa Manusak merupakan 1 dari 13
wilayah desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Kupang Timur. Desa
Manusak merupakan desa pemekaran dari desa Pukdale yang mulai dimekarkan
sejak tahun 2005 dan devenitif pada tahun 2006. Luas wilayah desa mencapai 2.500
ha. Jarak dari kota kecamatan 7 km. Jarak dari kota kabupaten 5 km.
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan pada keluarga NY M.E ditemukan
bahwa NY M. E memiliki riwayat hipertensi dari orang tuanya. Sesuai dengan jurnal
penelitian yang telah dilakukan oleh Bahri Anwar (2014), yang mengatakan bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yaitu faktor keturunan.
Karena tekanan darah tinggi rentan terjadinya pada orang yang menderita tekanan
darah tinggi dari keluarga yang memiliki penyakit hipertensi. Selain itu, NY M.E juga
Sesuai dengan jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh willy (2011), yang
gaya hidup seperti suka mengkonsumsi garam berlebih, makanan bersantan dan
penyempitan pembuluh darah dan terjadinya hipertensi dan keluhan yang sering
muncul dari penyakit hipertensi itu adalah nyeri yang dirasakan di kepala atau pun
ditengkuk dan ini terjadi pada NY M.E . Sesuai dengan jurnal penelitian yang telah
dilakukan oleh Mirzania (2013), yang mengatakan bahwa pasien yang mengalami
hipertensi akan mengalami nyeri kepala atau nyeri tengkuk. Hal ini terjadi akibat
disfungsi system saaf pusat dan spasme arterioler atau edema serebral yang
Selain itu didapatkan bahwa peran keluarga dalam kasus hipertensi pada NY M.E yaitu
kurang. Hal ini dapat tergambar dari 5 tugas kesehatan keluarga. Keluarga NY M.E
belum bisa mengetahui masalah kesehatan pada NY M.E , keluarga belum bisa
mengambil keputusan tentang penyakit yang diderita NY M.E , keluarga belum bisa
merawat NY M.E dengan baik, keluarga belum bisa memodifikasi lingkungan yang
dapat berpengaruh terhadap kesehatan anggota keluarga yang sakit. Sesuai dengan
jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh Yehendri (2015), dengan judul “Hubungan
peran keluarga dengan kejadian hipertensi diruangan Poliklinik Penyakit dalam RSUD
mempunyai dampak yang besar terhadap kejadian dan penanganan hipertensi. Semakin
besar peran keluarga maka semakin tercapainya kesehatan yang optimal dalam
keluarga. Dari hasil pengkajian yang dilakukan, adanya masalah keperawatan yaitu
Maajemen kesehatan tidak efektif dan pemeliharaan kesehatan Keluarga tidak efektif.
Penatalaksanaan hipertensi dapat berupa farmakologi dan non farmakologi. Salah satu
sekelompok otot secaraberurutan, yaitu otot tangan, lengan atas, lengan bawah,
dahi,wajah, rahang, leher, dada, bahu, punggung atas, perut, paha danbetis. Kontraksi
otot dilakukan 5-10 detik dan relaksasi selamalebih kurang 20-30 detik. Perhatian
tempat tidur yang nyaman yang menyokong tubuh dengan baik. Pasien dianjurkan
memakai pakaian yang nyaman,tidak ketat, sepatu, kaca mata dan kontak lens
dilepaskan. Poinpenting dari latihan ini adalah melakukannya secara teratur tiaphari
4.3. Analisa Salah Satu Intervensi Dengan Konsep Dan Penelitian Terkait
bahwa penyuluhan kesehatan adalah cara yang paling efektif untuk memberikan
informasi pengetahuan dan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
penyakitnya dan keluarga pun mampu mengenal masalah kesehatan pada NY M.E ,
Relaksasi Otot Progresif dapat memberikan pengetahuan baru tentang darah Bapak A
yang nantinya diharapkan NY M.E dan keluarganya mampu membuat sendiri dan
konsumsi rebusan daun salam secara rutin untuk mengobati hipertens NY M.E .
Setelah Teknik Relaksasi Otot Progresif 5-10 menit setelah itu Mahasiswa langsung
No Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat Hari Kelima
1. 160/100 mmHg 150/90 mmHg 160/90 mmHg 150/90 mmHg 140/80 mmHg
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karna hubungandarah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
tekanan darah dengan jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan pada
ginjal, jantung dan otak apabila tidak dilakukan pengobatan secara dini
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terapi adalah usaha untuk memulihkan
kesehatan orang yang sedang sakit. Jadi pengertian terapi relaksasi otot progresif
miripdengan beta blocker di saraf tepi yang dapat menutup simpulsimpul saraf
simpatis yang berguna untuk mengurangi ketegangandan menurunkan tekanan
1. Kasus keluarga M.E telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga yang dimulai
keluarga Ny. M.E melalui proses yang dimulai dari pengkajian sampai tahap
evaluasi dengan diawali penulisan tanggal, jam dan diakhiri nama dan tanda tangan.
5.2. Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa
2. Bagi Institusi
Hasil penulisan ini dapat member informasi dan bahan untuk dikembangkan dalam
keperawatan resiko regimen terapeutik tidak efektif pada pasien hipertensi dalam
keluarga
Diharapkan agar penulisan ini dapat menambah wawasan dan menjadi bahan untuk
Brunner & Suddarth. 2018. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
Doengoes, Marilynn E. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2013. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology.3rd edition. Oxford: Oxford
University Press
Smet, Bart.2015. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2017 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2010Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Medi