Anda di halaman 1dari 7

NAMA : AHMAD ARDLIANSYAH

NIM : 181312012

FAK/JURUSAN : TARBIYAH PAI

MTKUL : UTS BIMBINGAN & KONSELING

DOSEN : DESY AYU NINGRUM, M.Psi

JAWABAN

1. Bimbingan konseling memiliki sejarah pendirian yang dimulai dari abad 19/20 hingga
terbentuk pada saat ini. Pada awal mulanya bimbingan dan konseling dibuat dari amerika
tidak lepas dari campur tangan seorang Frank Parsons yang kemudian hari populer
dengan sebutan the father of guiedance, dan berkembang hingga disiplin ilmu yang
berbeda-beda. Kemudian keilmuan menjadi meluas ke berbagai pelosok bumi dan mulai
diterapkan sebagai salah satu program pengembangan manusia yang diterapkan di
layanan persekolahan. Hal ini dinilai baik untuk dapat membantu proses pengembangan
diri siswa dalam memahami dirinya dan juga dalam proses pengembangan diri mencapai
tujuan atau cita-cita yang diinginkan. Bimbingan konseling juga membantu mengatasi
siswa dalam menghadapi permasalahan yang tidak bsa diselesaikan sendiri. Karena
prinsipnya dukungan atau wawasan dari orang lain akan lebih membantu.
2. Untuk mengoptimalkan pelayanan BK guru mengadakan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan/pelaksanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan kepada seseorang dan
peralatan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga secara efektif dan efesien. Jadi
untuk mengoptimalkan pengembangan diri siswa BK cukup menerapkan fungsi-fungsi
tersebut yg saya paparkan tadi :
 Perencanaan ketika melaksanakan proses perencanaan BK, BK perlu
menganalisis kebutuhan, dalam merencanakan program BK dengan mulai
membuat rencana kegiatan tahunan, semesteran (dimana program semester setiap
kelas sesuai dengan aspek perkembangan individu), bulanan, mingguan, dan
harian.
 Pengorganisasian disini konselor memiliki tugas untuk mengorganisasikan
berbagai unsur dan sarana yang akan dilibatkan di dalam kegiatan. Unsur-unsur
ini meliputi unsur-unsur personal (seperti peranan pimpinan sekolah, wali kelas,
guru, siswa, orang tua), sarana fisik dan lingkungan (seperti ruangan dan mobiler,
alat bantu seperti komputer, film, dan objek-objek yang dikunjungi), urusan
administrasi, dana, dan lain lain. Pengorganisasian berfungsi untuk membagikan
tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerjasama sebuah kegiatan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa organisasi merupakan alat dalam mencapai tujuan dengan
visi dan misi tertentu. Sesuai dengan struktur organisasi di tiap sekolah, personil
BK adalah segenap unsur yang terkait di dalam organisasi layanan bimbingan
konseling dengan coordinator dan guru BK/konselor sebagai pelaksana utama.
 Pelaksanaan pada pelaksanan seorang konselor dituntut untuk mewujudkan dalam
praktik jenis-jenis layanan dan/atau kegiatan pendukung melalui SPO masing-
masing kegiatan yang telah direncanakan dan diorganisasikan. Pelayanan disini
juga berhubungan dengan peranan pemotivasian siswa, sehingga siswa dapat ke
ruang BK kapan saja dan guru BK akan melayani siswa.
 Pengawasan Disini tugas konselor mengontrol praktik pelayanannya dalam
bentuk penilaian hasil dan proses kegiatan serta mempertanggungjawabkannya
kepada stakeholders (orang tua, masyarakat, staff, guru, kepala sekolah, dan lain-
lain). Kegiatan ini melibatkan peran pengawasan dan pembinaan baik dari pihak
interen maupun eksteren satuan pendidikan, serta organisasi profesi.
Dengan adanya manajemen BK diharapkan siswa dapat saling bekerja sama
dengan guru pembimbing maupun guru BK untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dan mencapai pengembangan diri yang optimal.
3. Yang melatar belakangin perlu untuk bk :
 Latar belakang psikologis
Latar belakang psikologis dalam BK memberikan pemahaman tentang tingkah
laku individu yang menjadi sasaran (klien). Hal ini sangat penting karena bidang
garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku
yang perlu diubah atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
 Latar belakang sosial budaya
Latar belakang psikologis dalam BK memberikan pemahaman tentang tingkah
laku individu yang menjadi sasaran (klien). Hal ini sangat penting karena bidang
garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu tingkah laku
yang perlu diubah atau dikembangkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
 Latar belakang agama
Setiap individu merupakan makhluk Tuhan yang pada dasarnya sama memiliki
fitrah sebagai khalifah dan hamba-Nya. Dalam kategori ini pun, sangat diperlukan
sekali bimbingan terhadap setiap tantangan dimensi spiritualitas individu, seperti:
dekadensi moral, budaya hedonistik, dan penyakit hati. Bimbingan dalam hal ini
diperuntukan agar setiap individu mampu memandang setiap tantangan kearah
positif bukan malah terjerumus kearah negative, sehingga kehidupan dapat
dijalani sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
 Latar belakang pendidikan
Bimbingan dan konseling diperlukan untuk mengembangkan pendidikan yang
bersifat meninggi, meluas dan mendalam. Meninggi artinya membantu
membimbing individu memilih jenjang pendidikan yang lebih tepat, karena
semakin bertambahnya kesempatan dan kemungkinan untuk mencapai tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Serta sangat diperlukan untuk membuat individu
lebih mandiri dan berkembang secara optimal dalam berbagai bimbingan, seperti:
bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir melalui berbagai jenis
kegiatan bimbingan, sehingga pendidikan dapat berjalan dengan lancar dengan
adanya bimbingan dan konseling.
 Latar belakang perkembangan IPTEK
Di era ini ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi berkembang sangat pesat,
oleh karena itu diperlukannya Bimbingan dan Konseling, agar individu dapat
mengetahui dampak positif dan negatifnya dari perkembangan tersebut. Lewat
Bimbingan dan Konseling, individu diarahkan kepada dampak positif dari IPTEK
yang lebih ditujukan pada penerapan teknologi yang harus dimilliki dan dikuasai
karena semakin kompleksnya jenis-jenis dan syarat pekerjaan serta persaingan
antar individu.
4. Tujuannya yaitu berupaya membantu konseling dapat: merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang;
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya; mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:
mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkem-bangannya,
mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, mengenal dan
menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut,
memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri menggunakan kemampuannya
untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat,
menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan
mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.
5. Fungsi-Fungsi BK dan aplikasinya
 Fungsi pencegahan Pelayanan bimbingan dan konseling pada fungsi ini
dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga
mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah sosial
dan lain sebagainya dapat dihindari. Dengan adanya fungsi ini hal-hal yang akan
merugikan siswa dalam hal belajar ataupun perkembangannya dapat dicegah
sebelum terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
 Fungsi pemahaman Fungsi ini merupakan fungsi yang akan menghasilkan
pemahaman tentang segala sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan
perkembangan peserta didik. Melalui fungsi ini bimbingan dan konseling
membantu siswa memiki pemahaman terhadap dirinya seperti potensi-potensi apa
yang dimilikinya, membantu siswa memahami lingkungan disekitarnya dan
lingkungan yang lebih luas. Dalam fungsi ini diharapkan siswa dapat
mengoptimalkan dan mengembangkan dirinya berdasarkan pemahaman yang
telah mereka miliki.
 Fungsi Pengentasan Bimbingan konseling melalui fungsi ini akan mengahasilkan
terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta
didik. Fungsi ini dimaksudkan membantu siswa memecahkan suatu permaalahan
dalam dirinya sendiri yang tidak bisa dipecahkan oleh dirinya sendiri. Dengan
adanya bantuan dan bimbingan dari layanan ini diharapkan siswa mengetahui
bagaimana caranya untuk mengatasi suatu permasalahan yang di hadapi oleh
mereka.
 Fungsi Pemeliharaan Menurut Prayitno dan Erman Amti dalam bukunya Tohirin
menjelaskan bahwa fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang
baik (positif) yang ada pada diri individu (siswa), baik hal itu merupakan
pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini.
Dengan adanya fungsi ini maka potensi-petensi yang ada pada diri siswa akan
terpelihara dan berkembang secara terarah, mantap dan berkelajutan.
 Fungsi penyaluran Fungsi ini membantu siswa untuk memilih jurusan/spesialisasi
pendidikan jenis lanjutan, ataupun lapangan pekerjaan sesuai dengan bakat, minat,
cita-cita dan ciri-ciri pribadi lainnya. Melalui fungsi penyaluran ini, bimbingan
dan konseling membantu siswa untuk memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan diri sesuai dengan keadaan berdasarkan bakat, minat,
kecakapan, cita-cita dan lain sebagainya.
 Fungsi penyesuaian Bimbingan dan konseling dalam funsi ini membantu
terciptanya penyesuaian antar siswa dengan lingkungannya. Dengan perkataan
lain, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya.
 Fungsi pengembangan Bimbingan Konseling dalam fungsi ini hal-hal yang
dipandang sudah bersifat positif dijaga agar tetap baik dan dimantapkan dengan
mengembangkan beberapa potensi dan kondisi positif peserta didik sehingga
perkembangan kepribadian siswa dapat berkembang secara optimal.
6. Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa
keuntungan: Pertama, kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang peserta didik,
misalnya akan diketahui pada umur berapa peserta didik mulai berbicara dan mulai
mampu berpikiran abstrak atau akan diketahui pula pada umur berapa peserta didik
tertentu akan memperoleh keterampilan perilaku dan emosi khusus.
Kedua, pengetahuan tentang perkembangan peserta didik akan membantu kita untuk
merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu dari peserta didik. Bila seorang
peserta didik dari Taman Kanak-Kanak tidak mau sekolah lagi karena diganggu
temannya, apa yang harus dilakukan oleh guru dan orangtuanya? Bila peserta didik selalu
ingin merebut mainan temannya apakah dibiarkan saja? Pemahaman kita tentang
perkembangan peserta didik akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan
menunjukkan sumber-sumber jawaban serta pola-pola peserta didik mengenai pikiran,
perasaan dan perilakunya.
Ketiga, pemahaman tentang perkembangan peserta didik akan membantu mengenali
berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal. Bila peserta didik umur dua
tahun belum berceloteh (banyak bicara) apakah dokter dan guru harus
mengkhawatirkannya? Bagaimana bila hal itu terjadi pada peserta didik umur tiga atau
empat tahun? Apa yang pertu dilakukan bila remaja umur lima betas tahun tidak mau lagi
sekolah karena keinginannya yang berlebihan yaitu ingin melakukan sesuatu yang
menunjukkan sikap "jagoan" ? Jawaban akan lebih mudah diperoleh apabila kita
mengetahui apa yang biasanya terjadi pada peserta didik atau remaja.
Keempat, dengan mempelajari perkembangan peserta didik akan membantu memahami
diri sendiri. Dengan kata lain pengetahuan ini akan membantu kita memahami apa yang
kita alami sendiri, misalnya mengapa masa puber kita lebih awal atau lebih lambat
dibandingkan dengan teman-teman lain.
7. Disini paling tidak ada 3 faktor utama penghambat kurang berkembangnya kualitas
pendidikan di Indonesia. Yaitu:
 Kurikulum pendidikan
 Kurangnya tenaga pendidikan berkualitas
 Pemerataan pendidikan
Fenomena ganti menteri ganti kurikulum, masih berlaku di Indonesia. Selama ini
pergantian kurikulum masih ‘mengadopsi’ kurikulum negara lain yang dianggap berhasil
dalam pendidikannya, sehingga selalu berganti-ganti.
Ketika ‘kurikulum adopsi’ itu diberlakukan hasilnya karakter peserta didik juga ikut
‘kebarat-baratan’. Sehingga, saat ini digencarkan pendidikan karakter mulai dari pra-
sekolah hingga perguruan tinggi.
Selain masalah kurikulum, faktor kedua adalah kurangnya tenaga pendidik. Di mana
masih banyak sekolah yang kekurangan guru utamanya di tingkat SD dan SMP, terlebih
di daerah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal).
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Praptono mengatakan secara umum Indonesia kekurangan guru sekitar 735.000, banyak
di antaranya di daerah terpencil.
Selain kurang secara kuantitas, masalah guru juga dinilai kurang secara kualitas. Di tahun
2017 dari 3,9 juta guru yang ada saat ini, sebanyak 25 persen masih belum memenuhi
syarat kualifikasi akademik dan 52 persen guru belum memiliki sertifikat profesi.
Adanya perekrutan CPNS guru di tahun 2018 pun belum serta merta menutup
kekurangan guru, terutama guru yang berkualitas. Namun paling tidak sudah menambal
kekurangan guru akibat banyak guru pensiun pada satu dekade terakhir.
Masalah pemerataan pendidikan juga masih menjadi kendala besar dalam dunia
pendidikan Indonesia. Dalam mengurangi masalah ini pemerintah sudah mulai
mengurangi dengan penerapan sistem zonasi pada penerimaan peserta didik baru.
Namun bagi daerah 3T pemerataan tersebut berupa kurangnya fasilitas pendidikan, yaitu
kurangnya gedung sekolah bagi anak-anak daerah 3T. Ke depan kita berharap masalah
pemerataan akses pendidikan berupa ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dapat
teratasi, agar kita mampu mengejar ketertinggalan dalam pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai