Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

Ante Natal Care: Kehamilan Gemelli atau Kembar

Diajukan untuk memenuhi tugas Preklinik


Mata Kuliah :
Maternitas 2

Dosen Pengampu :
Erika., M.Kep, Sp. Mat, PhD

Disusun oleh :
Luthi Pratiwi (1911113562)
Kelompok 2 (A 2019 1)

FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
Kehamilan Gemelli atau Kembar

1. Definisi Kehamilan Gemelli


Kehamilan gemelli atau kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih
yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar,
tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila
diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin (Wiknjosastro, 2007:286).
Sedangkan menurut Mochtar Rustam (2012:259) kehamilan ganda atau kembar adalah
kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih. 10 Jadi, kehamilan kembar adalah suatu
kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih yang ada didalam kandungan selama proses
kehamilan
2. Etiologi Kehamilan Gemelli
Menurut Mellyna (2007:64) kehamilan gemelli dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur
b. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua
c. Faktor keturunan
d. Faktor yang lain belum diketahui
3. Manifestasi Kehamilan Gemelli
Menurut Dutton, dkk (2012:156) tanda dan gejala pada kehamilan kembar adalah
sebagai berikut:
a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin
pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.
b. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat
c. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar
d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan berbeda
(nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan meningkat jika keluarga
memiliki riwayat kehamilan kembar
e. Penggunaan stimulator ovulasi
f. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
g. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar
daripada kehamilan tunggal.
h. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan
kembar.
i. Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering kencing,
edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.
4. Patofisiologi Kehamilan Gemelli
Menurut Manuaba (2007:464) kehamilan kembar dibagi menjadi dua. Monozigot,
kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari
seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti
dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel
telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot
berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang
akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak. Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat
waktu, yaitu 0 – 72 jam, 4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih.
Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput
ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan 12
kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini,
bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak.
Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput
ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban,
sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu
pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam
biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan
pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini
tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa
membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan
infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.
5. Pemeriksaan Kehamilan Gemelli
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada kehamilan gemeli atau kembar
adalah USG, pemeriksaan hormon, serta pemeriksaan rutin lainnya seperti pemeriksaan
darah dan urine.
6. Penatalaksanaan Kehamilan Gemelli
Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahan terhadap pre-eklamsia
dan eklamsia, partus prematurus dan anemia. Pemeriksaan antenatal perlu diadakan lebih
sering. Sehingga tanda-tanda pre-eklamsia dapat diketahui dini dan penanganan dapat
dikerjakan dengan segera.
7. Komplikasi Kehamilan Gemelli
Menurut Hartono, dkk (2006:852-897) beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada
janin yang dilahirkan pada kehamilan kembar diantaranya adalah:
a. Prematuritas
Janin dari kehamilan multipel cenderung dilahirkan preterm dan
kebanyakan memerlukan perawatan pada neonatal intensive care unit (NICU).
Sekitar 50 persen kelahiran kembar terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Lamanya kehamilan akan semakin pendek dengan bertambahnya jumlah janin di
dalam uterus. Sekitar 20% bayi dari kehamilan multipel merupakan bayi dengan
berat lahir rendah.
b. Hyalin Membrane Disease (HMD)
Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 35 minggu dua kali
lebih sering menderita HMD dibandingkan dengan bayi tunggal yang dilahirkan
pada usia kehamilan yang sama. HMD atau yang dikenal sebagai Respiratory
Distres Syndrom (RDS) adalah penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi
premature.
c. Infeksi Streptococcus group B
Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi berat lahir rendah
adalah 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan tunggal
dengan berat badan yang sama.
d. Vanishing Twin Syndrome
Pada sebagian kasus, seluruh kehamilan lenyap, tetapi pada banyak kasus,
satu janin yang meninggal atau sirna (vanish) dan kehamilan berlanjut sebagai
kehamilan tunggal. Pada 21-63% 25 konsepsi kembar meninggal atau sirna
(vanish) pada trimester kedua. Keadaan ini dapat menyebabkan kelainan genetik
atau kelainan neurologik/defek neural tube pada janin yang tetap bertahan hidup.
e. Kelainan Kongenital/Akardia/Rangkaian Perfusi Balik Arteri pada Janin Kembar
(twin reverse-arterial-perfusion/TRAP)
Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin biasanya tergabung,
kadang-kadang amat kompleks. Anastomosis vaskular pada plasenta
monokorionik dapat dari arteri ke arteri, vena ke vena atau arteri ke vena.
Biasanya cukup berimbang dengan baik sehingga tidak ada salah satu janin yang
menderita. Pada TRAP terjadi pirau dari arteri ke arteri plasenta, yang biasanya
diikuti dengan pirau vena ke vena. Tekanan perfusi pada salah satu kembar
mengalahkan yang lain, yang kemudian mengalami pembalikan aliran darah dari
kembarannya..
f. Twin-to-twin Transfusion Syndrome
Darah ditransfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena kembaran
lainnya (resipien) sedemikian rupa sehingga donor menjadi anemik dan
pertumbuhannya terganggu, sementara resipien menjadi polisitemik dan mungkin
mengalami kelebihan beban sirkulasi yang bermanifestasi sebagai hidrops fetalis.
Kematian kembar donor dalam uterus dapat mengakibatkan trombus fibrin di
seluruh arteriol yang lebih kecil milik kembar resipien.
g. Kembar Siam
Apabila pembentukan kembar dimulai setelah cakram mudigah dan
kantung amniom rudimenter sudah terbentuk dan apabila pemisahan cakram
mudigah tidak sempurna, akan terbentuk kembar siam/kembar dempet. Terdapat
beberapa jenis kembar siam, yaitu:
1) Thoracopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian dada (30-40%). Jantung
selalu terlibat dalam kasus ini. Bila jantung hanya satu, harapan hidup baik
dengan atau tanpa operasi adalah rendah.
2) Omphalopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian perut (34%).
Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi
kembar siam ini biasanya hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan,
dan organ-organ lain.
3) Xyphopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid cartilage.
4) Pyopagus (iliopagus), bila bersatu di bagian belakang (19%).
5) Cephalopagus/craniopagus, bila bersatu di bagian kepala dengan tubuh
terpisah.
h. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
Pada kehamilan kembar, pertumbuhan dan perkembangan salah satu atau
kedua janin dapat terhambat. Semakin banyak jumlah janin yang terbentuk, maka
kemungkinan terjadinya IUGR semakin besar.
8. Pengkajian Kehamilan Gemelli
Pengkajian terhadap klien kehamilan gemelli meliputi :
a. Identitas pasien
Data diri klien meliputi: nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record, dan lain lain.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
2) Riwayat kesehatan sekarang
Yang meliputi alasan klien masuk rumah sakit, keluhan yang dirasakan.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita kehamilan
gemelli.
4) Riwayat perkawinan meliputi :
5) Usia kawin, kawin yang keberapa, dan usia mulai hamil.
c. Pola aktifitas sehari-hari
9. Diagnosa Kehamilan Gemelli
Diagnosa gemelli seringkali tidak dapat ditegakkan sampai kehamilan tua, dan
terkadang sampai persalinan lanjut. Identifikasi kehamilan dengan penyulit janin multipel
banyak terlewat, bukan karena sangat sukar, tetapi karena pemeriksa tidak memikirkan
kemungkinan adanya kehamilan multipel tersebut. Untuk mempertinggi ketepatan diagnosa,
haruslah dipikirkan kemungkinan kehamilan kembar bila didapatkan hal-hal berikut;
besarnya uterus melebihi lamanya amenore, uterus bertumbuh lebih cepat daripada biasanya
pada pemeriksaan berulang, penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak
disebabkan oleh edema atau obesitas, banyak bagian kecil yang teraba, teraba 3 bagian besar
janin, teraba dua ballottement (Lubis, 2010).
Diagnosa banding pada kehamilan kembar sebagai berikut:
a. Kehamilan lewat waktu
b. Polihidramnion
c. Tumor fibroid pada uterus, seperti leimioma
d. Kista abdominalis
e. Molahidatiform
DAFTAR PUSTAKA

Dutton, dkk. (2012). Rujukan Cepat Kebidanan. EGC: Jakarta.

Hartono, A. (2006). Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC.

Huliana, Mellyna. (2007). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta : Puspa Swara.

Lubis, M. P. (2010). Kehamilan kembar (gemelli). Medan: Universitas Sumatera Utara.

Manuaba, IGB.( 2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. (2012). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai