Anda di halaman 1dari 1

Benarkah aku anak pungut?

Hari yang cerah tak secerah hidup yang aku alami hingga beranjak usia 14 tahun, dimana aku
belum pernah sama sekali mendapatkan kasih sayang tulus dari seorang ibu. Ya, ibu
memperlakukanku dengan tidak adil, sampai kadang aku merasa seperti anak pungut seperti
yang ia katakana.

Sejak kecil, sejak aku mulai bisa mengingat sesuatu, aku mulai mendapatkan perlakuan
berbeda dari ibuku sendiri. “Kamu kan sudah besar, cuci baju kamu sendiri, coba cari uang
sendiri”, aku ingat benar kata-kata pedas itu, padahal abang serta adik ku mendapatkan
perhatian, kasih sayamg dan segala yang mereka inginkan dari ibuku.

Saat itu aku belum begitu paham maksud dari perlakuan ibu padaku, sampai suatu hari aku
mulai mendengar percakapan-percakapan orang tentang perlakuan ibu padaku.
" kenapa ibu liss itu lebih sayang ke anak laki-lakinya ya.. bahkan memperlakukan anak
perempuan satu-satunya seperti anak tiri"
"iya… "

Itulah sepenggal percakapan yang pernah aku dengar dari ibu-ibu tetangga yang sedang
belanja sayur. Sejak itu aku baru sadar bahwa ibu memang seperti tidak sayang denganku.
Bukan hanya perasaanku, perlakuan ibu memang aneh, sering kali ibu marah tanpa sebab
kepadaku. Pernah suatu hari aku dimarah gara-gara aku meminta uang jajan untuk membeli
donat "uang dan uang… pergi sana, coba cari uang sendiri dengan cara memulung botol
minuman!!" sementara di momen yang sama, abang serta adikku mendapatkan uang dari
ibuku.

Mendapatkan perlakuan berbeda dari ibu aku tetap tidak berburuk sangka, kadang ayah selalu
mengingatkan aku untuk menghormati dan menyayangi orang tua.
Untungnya, perlakuan ibu kepadaku membuat aku lebih dewasa dan tanggap. Bukan hanya
itu, bekal setiap hari di suruh-suruh seperti pembantu aku pun sangat terampil mengerjakan
tugas rumah.

Karena nasehat ayah aku pun akhirnya ikhlas menerima , Aku ikhlas diperlakukan tidak adil
oleh ibuku sendiri, ibu kandung. Aku ingat pesan ayah, “nanti kalau sudah waktunya ibu
kamu pasti sadar nak, sabar ya”, itulah nasehat ayah padaku.
Hingga di usia ku beranjak 15 tahun, ibuku mulai paham bahwa aku adalah anak yang selama
ini perduli padanya, karena pada saat itu ibuku mengalami sakit kista yang membuatnya
hanya terbaring di tempat tidur, namun abang dan adikku tak sama sekali perduli dan mau
mengurus ibuku.

Anda mungkin juga menyukai