Anda di halaman 1dari 2

Teknologi 

Big Data sudah terbukti bisa memberi banyak manfaat


untuk semua aspek termasuk petani yang biasanya jauh dari
inovasi teknologi. Dengan mempunyai data dan pengolahan data
yang mumpuni akan sangat bermanfaat bagi petani.
Namun,pada penerapannya Teknologi Big Data di Indonesia
masih sedikit yang meggunakannya di sektor pertanian . Karena
petani kita secara umum merupakan masyarakat yang kurang
melek teknologi. Sedangkan pemanfaatan  Teknologi Big
Data memerlukan pemahaman dasar mengenai teknologi atau
minimal memiliki handphone dengan spesifikasi tertentu.
Di Indonesia, pengembangan AI di sektor pertanian dilakukan oleh
perusahaan rintisan HARA dari Databott. HARA membuat
database pertanian mulai dari identitas petani, luas dan lokasi
lahan, jenis produk yang ditanam, data cuaca, serta harga serta
transaksi di provinsi di Indonesia. Data produk pertanian yang
dikumpulkan seperti padi, jagung, dan kedelai.
HARA menggunakan metode pengumpulan informasi dari petani,
yang kemudian bisa diverifikasi oleh tim qualifier untuk kemudian
dimanfaatkan oleh pihak terkait.
Potensi industri big data di hulu untuk sektor pertanian termasuk
besar mengingat jumlah petani yang banyak dan sedikitnya
kompetitor yang bermain di ranah Big Data ini.

Sistem kerja aplikasi ini mengimplementasikan blokchain. Petani


yang memasukkan datanya akan mendapat Hara Loyalty Points.
Tim yang memverifikasi mendapatkan HARA Token. Lantas token
dan poin ini bisa ditukar dengan barang kebutuhan rumah tangga
di tempat yang bekerja sama dengan HARA.

Data yang telah terkumpul akan dijual kepada pemerintah, instansi


keuangan, perusahaan analisis data, akademisi, pebisnis, penjual,
dan organisasi yang tergabung dalam jaringan HARA.

ADA FOTO DIBAWAH

Anda mungkin juga menyukai