9 No 2 Tahun 2020
Murniati1, Dedy Suhendra2, Erin Ryantin G3, Sri Seno Handayani4, Dwi Ariani5
1,2,3,4,5
Program studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Mataram, Indonesia
e-mail: murniati@unram.ac.id
Abstrak
Sabun transparan adalah sabun yang memiliki tampilan yang menarik dan transparan. Sabun
biasanya dibuat dari trigliserida minyak nabati edible oil seperti minyak kelapa dan kelapa sawit.
Salah satu bahan baku alternatif adalah minyak inti buah ketapang. Untuk meningkatkan
efektifitas sabun maka perlu ditambahkan zat aktif yaitu minyak astiri kulit jeruk purut. Minyak
atrisi kulit jeruk purut mengandung senyawa-senyawa yang bersifat anti bakteri dan anti virus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi minyak atsiri
terhadap kualitas sabun transparan dari minyak inti buah ketapang sesuai standar SNI 3532-
2016. Konsentrasi minyak astiri yang ditambahkan sebesar 0,0%; 0,5%; 1,0%; 1,5%; 2,0%; 2,5%
dan 3%. Parameter yang diamati meliputi kadar air, total lemak, bahan tak larut dalam etanol,
alkali bebas dan asam lemak bebas, kadar klorida, lemak tidak tersabunkan dan pH. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penambahan minyak astiri mempengaruhi kualitas dari sabun
transparan tetapi masih memenuhi standar SNI 3532-2016, kecuali nilai total lemak pada
konsentrasi 0%, 0,5%, 1%, 1,5% dan nilai lemak tak tersabunkan tidak memenuhi standar SNI
3532-2016, hal ini dapat menyebabkan penurunan daya detergensi sabun.
Kata kunci: Sabun transparan, minyak atsiri kulit jeruk purut, minyak inti buah
ketapang, SNI 3532-2016.
Abstract
Transparent soap is soap that has an attractive appearance and is transparent. Soaps
are usually made from triglycerides of edible oils such as coconut oil and palm oil. One
of the alternative raw materials is ketapang cernel oil. To increase the effectiveness of
soap, it is necessary to add an active substance, namely the essential oil of kaffir lime
peel. Kaffir lime peel essential oil contains anti-bacterial and anti-viral compounds. This
study aims to determine the effect of increasing the concentration of essential oils on the
quality of transparent soap from ketapang cernel oil according to SNI 3532-2016. The
concentration of essential oil added is 0,0%; 0,5%; 1,0%; 1,5%; 2,0%; 2,5% and 3%.
The parameters observed included water content, total fat, matter insoluble in ethanol,
free alkali and free fatty acids, chloride content, unsaponified fat and pH. The results
showed that the addition of essential oil affected the quality of transparent soap but still
met the SNI 3532-2016 standards, except for the total fat value at a concentration of
0%, 0.5%, 1%, 1.5% and the unsaponified fat did not meet the standard SNI 3532-2016,
this causes a decrease in the detergency of the soap.
Keywords : Transparent soap, the essential oil of kaffir lime peel, ketapang cernel oil
and SNI 3532-2016.
*Corresponding author.
Received 2 Juli 2020; Accepted 3 Agustus 2020; Available online 15 Oktober 2020
© 2020 JST. All Rights Reserved
negatif yang ditimbulkan oleh triklosan, total asam lemak dan alkali bebas/asam
maka perlu bahan alternatif lain yang dapat lemak bebas begitu juga dengan
menggantikan triklosan sebagai antiseptik, (Widyasanti et al., 2016) penambahan
salah satunya adalah minyak atsiri kulit ekstrak daun teh putih pada sabun padat
jeruk purut. transparan dari minyak kelapa sawit dapat
Minyak jeruk purut Indonesia hasil menyebabkan kadar lemak total tidak
penyulingan uap ranting, daun dan kulit memenuhi standar. Oleh sebab itu, pada
buah tersusun atas 29 senyawa dengan penelitian ini dilakukan kajian pengaruh
komponen utama sitronelal mencapai penambahan konsentrasi minyak atsiri kulit
46,85 – 80,4% (Warsito, et al., 2013). buah jeruk purut sebagai bahan aktif pada
Minyak atsiri kulit buah jeruk purut sabun transparan terhadap kualitas sabun
mengandung beberapa komponen utama transparan.
seperti β-pinene (21,44%), sitronelal
(20,91%), limonene (12,59%), dan METODE
terpinen-4-ol (11,93%) (Warsito, 2017). β- Bahan dan alat penelitian
pinene dan limonene merupakan senyawa Bahan-bahan yang digunakan adalah
monoterpen. Komponen- minyak atsiri buah ketapang, buah jeruk purut, dan
seperti α-pinene, β-pinene, dan trans- bahan-bahan yang bersifat pro-analysis
karyopilen mampu menghambat bakteri seperti etanol 96%, KOH 0,1N, NaOH 30%,
Escherichia coli dan Staphylococcus HCl 10%, H2SO4 30%, NaCl jenuh, dietil
aureus (Astani dan Schnitzler, 2014). eter, CCl4, larutan wijs, indikator
Selain itu komponen α-pinene, kamfena, fenolftalein, Na2S2O3 0,1 N,asam sterat,
dan β-linalool dapat menghambat bakteri asam sitrat, larutan KI 20%, gliserin,
Pseudomonas aeruginosa, Salmonella sukrosa, indikator metil jingga, larutan
typhi, dan Bacillus cereus (Respati, 2010). kanji, batu didih, dan aquades. Alat-alat
β-pinene dan limonene dapat mengurangi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
infektifitas virus sebesar 100%. peralatan gelas, rotary evaporator, alat
Monoterpen menunjukkan aktivitas anti- soklet, alat refluks, alat shaker, magnetik
HSV-1 yang tinggi dengan interaksi stirer, waterbath stirrer, timbangan analitik,
langsung dengan partikel virus bebas dan cetakan sabun.
(Astani & Schnitzler, 2014). Selain itu β-
pinen juga memiliki aktivitas melawan Ekstraksi Minyak Inti Buah Ketapang
infeksi virus bronkhitis (Yang et al., 2011). Sebanyak 10 Kg buah ketapang yang
Adanya kandungan minyak atsiri dalamkulit sudah disortir diambil bijinya dengan cara
jeruk purut serta potensinya sebagai anti dibelah secara melintang. Biji yang
baketri dan anti virus memungkinkan untuk diperoleh ditimbang, setelah itu diblender
meningkatkan nilai ekonomis limbah kulit sampai halus dan hasilnya ditimbang
jeruk purut sebagai bahan tambahan pada lagi.Ekstraksi minyak ketapang dilakukan
pembuatan sabun, serta untuk dengan metode ekstraksi maserasi. Biji
meningkatkan kualitas dan efektifitas dari ketapang yang telah diblender dimaserasi
sabun. dengan pelarut n-heksana selama 48 jam
Penambahan zat aktif dapat sambil digojog dengan alat shaker pada
mempengaruhi kualitas sabun transparan. kecepatan 150 rpm. Campuran minyak
Kualitas sabun transparan meliputi kadar yang didapat kemudian ditampung di dalam
air, total lemak, bahan tak larut dalam erlenmeyer 1000 mL. Maserat dipisahkan
etanol, alkali bebas dan asam lemak dengan residu dengan cara filtrasi
bebas, kadar klorida, dan lemak tidak kemudian diuapkan untuk menghilangkan
tersabunkan (BSN, 2016) dan pH. Ismanto n-heksana dengan rotary evaporator pada
dkk (2016), melakukan penambahan suhu 40oC dengan kecepatan 90 rpm.
minyak gaharu pada sabun VCO hasilnya
menunjukkan bahwa penambahan minyak
gaharu berpengaruh nyata terhadap jumlah
Pembuatan minyak atsiri dari kulit jeruk dikembangkan oleh (Anggraini et al., 2015)
purut dengan beberapa modifikasi. Sebanyak 30
Pembuatan minyak atsiri dari kulit gr minyak inti buah ketapang hasil
buah jeruk purut dilakukan dengan metode ekstraksi sebelumnya dimasukkan kedalam
yang dikembangkan (Muhtadin et al., 2013) erlenmeyer 250 mL kemudian dipanaskan
dengan modifikasi. Ditimbang kulit jeruk dalam penangas air sambil diaduk dengan
purut segar yang sudah dipotong-potong magnetic stirer. Kemudian tuang minyak
kecil sebanyak 300 gr. Kemudian yang telah mendidih kedalam 5 gr asam
dimasukkan kulit jeruk purut yang ke labu stearat yang telah meleleh serta
destilasi uap. Dimasukkan air pada pada tambahkan 0,3 gr asam sitrat dan aduk
labu steam generator dan mulai hingga homogen. Lalu dengan hati-hati
dipanaskan. Dipanaskan labu ekstraktor ditambahkan 10 mL NaOH 30% dan 30 mL
ketika uap dari steam generator mulai etanol. Campuran terus dipanaskan sambil
terbentuk, kemudian ditunggu sampai tetes diaduk dengan kecepatan sedang sampai
pertama keluar dari kondensor dan dihitung semua lemak tersabunkan (ditandai
waktu ekstraksi sampai dengan variabel dengan tidak adanya lapisan minyak yang
waktu yang ditentukan. Setelah proses tidak bercampur ketika pengadukan
ekstraksi dipisahkan minyak dari air dihentikan. Campuran sabun kemudian
dengan menggunakan corong pemisah, ditambahkan 15 mL gliserin, 5 gr sukrosa
kemudian minyak ditampung pada tabung dalam 5 ml aquades, dan minyak atsiri kulit
reaksi. Disimpan tabung reaksi yang berisi jeruk purut dengan variasi konsentrasi yaitu
minyak atsiri ke dalam freezer (suhu 0 oC) 0,5%; 1%; 1,5%; 2%; 2,5% dan 3% sambil
untuk mendapatkan minyak yang bebas terus diaduk sampai mengental. Setelah
dari air. Kemudian diambil minyak yang semuanya homogen, campuran
bebas dari air dengan pipet dan dimasukkan dalam cetakan dan didiamkan
dipindahkan ke botol sampel. Kemudian sampai kering. Selanjutnya dilakukan uji
minyak atsiri yang sudah diperoleh kualitas sabun mandi yang dihasilkan
ditimbang. Hasil minyak atsiri yang sesuai dengan SNI 3532-2016.
diperoleh dilakukan identifikasi
menggunakan GC-MS. HASIL DAN PEMBAHASAN
Minyak Inti Buah Ketapang
Pengaruh konsentrasi minyak astiri Sampel yang digunakan pada
terhadap kualitas sabun dari minyak inti penelitian ini adalah buah ketapang yang
buah ketapang diperoleh dari tanaman ketapang yang ada
Metode yang digunakan dalam di sekitaran wilayah kampus Universitas
pembuatan sabun ini sesuai dengan Mataram dan Kabupaten Lombok Barat,
metode pembuatan sabun yang Provinsi Nusa Tenggara Barat.
(Janporn et al., 2015; Menkiti et al., 2015). Minyak atsiri kulit buah jeruk purut
Bilangan asam yang diperoleh pada Minyak atsiri memiliki bentuk cair,
peneltian ini sesuai dengan bilangan asam berwarna bening, dan berbau khas kulit
menurut SNI 2015 yaitu maks 4,0 buah jeruk purut yang kuat. Minyak atsiri
mgNaOH/gram. Bilangan penyabunan yang dihasilkan sebanyak 6,41 gram dari
diperoleh sebesar 245,43 mgKOH/gram. 183 gram kulit buah jeruk purut utuh yang
Nilai bilangan penyabunan yang diperoleh diekstraksi. Rendemen minyak atsiri kulit
sesuai dengan nilai bilangan penyabunan buah jeruk purut yang diperoleh sebesar
menurut SNI 2015 yaitu 180-265 3,50%. Hasil penelitian menunjukkan
mgKOH/gram. Bilangan iod dari minyak inti rendemen minyak atsiri kulit buah jeruk
buah ketapang adalah sebesar 92,01 mg purut lebih besar dari penelitian (Muhtadin
iod/100gr yang berarti minyak inti buah et al., 2013), minyak atsiri hasil destilasi
ketapang mengandung asam lemak tak uap kulit buah jeruk purut utuh selama 3
jenuh dengan jumlah yang aman untuk jam menghasilkan rendemen sebesar 1,6
dijadikan bahan dasar pembuatan sabun, %.
karena SNI untuk bilangan iod tidak boleh
lebih dari 115 mgiod/100gr.
Gambar 1. Kromatogram hasil GC-MS minyak atsiri kulit buah jeruk purut
maka sabun akan semakin keras. dalam sediaan sabun mandi padat
Berdasarkan SNI 3532-2016, kadar air maksimal 15%.
Dari grafik pada gambar 2 diatas air yang berada di udara seperti gliserin,
menunjukkan bahwa semakin tinggi larutan gula, dan etanol. Penambahan
konsentrasi minyak atsiri maka semakin bahan-bahan tersebut diduga
tinggi pula kadar air pada sabun mengakibatkan sabun menjadi mudah
transparan. Hal ini disebabkan karena menyerap uap air dari udara sehingga
adanya kandungan air yang terdapat dalam menghasilkan kadar air yang lebih tinggi
minyak atsiri ketika proses destilasi yang (Marpaung et al., 2019).
mengakibatkan semakin banyak volume
minyak atsiri yang ditambahkan pada Total lemak
sabun maka semakin banyak pula Total lemak merupakan jumlah
kandungan air dalam sabun. Kadar air keseluruhan asam lemak yang berada
tertinggi terdapat pada konsentrasi 3% didalam sabun, baik itu yang tersabunkan
sebesar 13,21%. Hasil kadar air sabun maupun yang tidak. Total lemak yang
pada penelitian ini sesuai dengan standar diperoleh pada penelitian ini mengalami
SNI 3532-2016. (Qisti, 2009), sabun kenaikan setelah penambahan variasi
transparan memiliki kadar air yang lebih konsentrasi minyak atsiri kulit buah jeruk
besar dibandingkan sabun mandi biasa purut (Citrus Hystrix DC.) pada sabun. Nilai
disebabkan Hal ini dapat disebabkan total lemak sabun dapat dilihat pada
karena adanya penambahan bahan yang gambar 3 dibawah ini.
memiliki sifat higroskopis yaitu menyerap
68
Total lemak (%)
66
64
62
60
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
2
Bahan tak larut dalam
1.5
etanol (%)
1
0.5
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3
Konsentrasi mminyak atsiri (%)
Nilai bahan tak larut dalam etanol Hal ini menyebabkan seiring dengan
sabun transparan tertinggi yaitu pada penambahan minyak atsiri yang semakin
penambahan konsentrasi minyak atsiri 3% besar kelarutan minyak atsiri pada etanol
yaitu sebesar 1,75% dengan nilai bahan maka kualitas minyak atsiri semakin baik
tak larut dalam etanol terendah terdapat (Susetyo & Reny, 2004).
pada sabun yang tidak mengandung
penambahan minyak atsiri yaitu 1,25%. Asam lemak bebas atau alkali bebas
Semakin mudah larut minyak dalam etanol Asam lemak bebas adalah asam
maka semakin banyak kandungan lemak yang berada dalam sampel sabun,
senyawa polar dalam minyak (Susetyo & tetapi tidak terikat sebagai senyawa
Reny, 2004). Alkohol merupakan gugus natrium maupun senyawa trigliserida.
hidroksil (OH), karena itu alkohol dapat Asam lemak yang masih ada pada sabun
larut dengan minyak atsiri. Pada umumnya disebabkan tidak mengalami reaksi
minyak atsiri yang mengandung senyawa penyabunan. Asam lemak bebas yang baik
terpen teroksigenasi lebih mudah larut dalam sabun adalah maksimal 2,5% (SNI
dalam alkohol dari pada yang mengandung 3532-2016). Uji ini dilakukan untuk
terpen tak teroksigenasi. Semakin tinggi mengetahui adanya kelebihan asam lemak
kandungan terpen tak teroksigenasi maka bebas atau alkali bebas. Hal ini dapat
semakin sukar larut dalam etanol (pelarut ketahui berdasarkan Standar Nasional
polar), karena senyawa terpen tak Indonesia 3532-2016, ketika melakukan uji
teroksigenasi merupakan senyawa non terdapat penambahan indikator fenolftalein
polar yang tidak memiliki gugus fungsional. pada sampel, jika larutan sampel saat
2.5
Asam lemak bebas (%)
2.4
2.3
2.2
2.1
2
1.9
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Konsentrasi minyak atsiri (%)
Berdasarkan hasil uji asam lemak klorida di dalam sabun. Kadar klorida
bebas secara keseluruhan mengalami kemungkinan dapat berasal dari air keran
penurunan yang tidak signifikan seiring yang digunakan sebagai pelarut. Pada
dengan penambahan konsentrasi minyak penelitian ini pelarut yang digunakan
atsiri kulit buah jeruk purut. Hal ini adalah akuades. Selain itu, kadar klorida
menunjukkan bahwa penambahan minyak juga dapat berasal dari bahan yang
atsiri tidak berpengaruh terhadapkadar digunakan dalam pembuatan sabun seperti
asam lemak bebas. Asam lemak bebas garam dapur yang dapat berfungsi untuk
tertinggi terdapat pada konsentrasi 0% memperkeras struktur sabun. Akan tetapi,
dengan nilai 2,4%. Asam lemak bebas penelitian ini tidak menggunakan bahan
yang ada dalam sabun merupakan asam yang mengandung klor, sehingga hasil
lemak yang terbentuk dari proses ekstraksi yang didapatkan bersifat negatif (-)
minyak inti buah ketapang dan tidak terhadap kadar klorida.
bereaksi saat reaksi penyabunan. Hal ini
menandakan kurangnya kandungan alkali Lemak Tak Tersabunkan
dalam sabun sehingga tidak mampu Lemak tak tersabunkan adalah asam
membentuk reaksi penyabunan yang baik lemak yang larut dalam minyak, tetapi tidak
dengan asam lemak. Hasil uji asam lemak dapat membentuk sabun dengan alkali.
bebas ini memenuhi nilai mutu SNI 3532- Daya detergensi sabun berkurang dapat
2016. disebabkan oleh banyaknya lemak tak
tersabunkan (Rita, 2018). Hasil penelitian
Kadar Klorida lemak tak tersabunkan ini tidak memenuhi
Penentuan kadar klorida bertujuan SNI 3532-2016 sabun yaitu maksimal 0,5%
untuk mengetahui banyaknya kandungan
Hasil penelitian pada grafik gambar 6 memiliki sifat tidak bisa tersabunkan
menunjukkan terjadinya kenaikan lemak dengan alkali (Ismanto et al., 2016)
tak tersabunkan seiring penambahan sehingga semakin banyak penambahan
konsentrasi minyak atsiri kulit buah jeruk konsentrasi minyak atsiri pada sabun maka
purut. Lemak tak tersabunkan merupakan lemak tak tersabunkan akan semakin
zat-zat yang dapat berupa sterol, zat meningkat.
warna, dan hidrokarbon. Pada konsentrasi
3% dihasilkan lemak tak tersabunkan pH
dengan nilai 6,6%. Semakin tinggi Uji pH atau derajat keasaman
penambahan konsentrasi minyak atsiri bertujuan untuk mengetahui sabun yang
maka lemak tak tersabunkan semakin dihasilkan bersifat asam atau basa. Kulit
meningkat. Hal ini disebabkan ketika reaksi normal memiliki pH sekitar 5. Mencuci
penyabunan terdapat asam lemak berlebih dengan sabun dapat meningkatkan nilai pH
setelah penambahan minyak atsiri kulit sementara. Menurut (Wasitaatmadja,
sehingga menyebabkan asam lemak 2007) sabun yang memiliki nilai pH yang
dengan alkali tidak habis bereaksi yang sangat tinggi atau sangat rendah dapat
menyebabkan lemak tak tersabunkan relatif menambah daya absorbansi kulit sehingga
tinggi dan tidak memenuhi syarat mutu SNI memungkinkan kulit mengalami iritasi.
3532-2016. Selain itu, minyak atsiri juga
10.3
10.25
pH
10.2
10.15
10.1
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Konsentrasi minyak atsiri (%)
Susetyo R., dan Reny H, 2004, Kiat Wibowo, D. P., Ardi, R., Yunan, K. 2016
Menghasilkan Minyak Sereh Wangi. Karakterisasi dan aktivitas repelen
Jakarta: Penebar Swadaya. minyak atsiri sereh wangi
(Cymbopogon nardus L), akar wangi
Tahrus, Z. N. 2020. Dunia dalam ancaman
(Vetiveria zizanoides L.), Nilam
pandemi: Kajian transisi kesehatan
(pogestemon cablin), cengkeh
dan mortalitas akibat Covid-19.
(syzgium aromaticum) asal
Jakarta. Departemen Sosiologi, FISIP
kabupaten garut terhadap nyamuk
UI.
aedes aegypti betina. Jurnal Farmasi
Warsito, Noorhamdani, Sukardi, Suratmo & Farmasi Klinik. Vol. 13, No. 2.
dan Susanti, R.D. 2017. Mikro
Widyasanti, A dan Hasna A., H. 2016.
enkapsulasi Minyak Jeruk Purut
Kajian pembuatan sabun padat
(Citrus Hystrix) dan Uji Aktivitasnya
transparan basis minyak kelapa
Sebagai Antibakteri. Journal of
murni dengan penambahan bahan
Environmental Engineering &
aktif ekstrak teh putih. Jurnal
Sustainable Technology. Vol. 4, No.
Penelitian Teh dan Kina. 19(2): 179-
1.
195.
Warsito, Umi K., Edi P, U., Waode C, N.
Widyasanti, A., Chintya L. F., dan Dadan,
2013. Preparasi komponen-
R. 2016. Pembuatan Sabun Padat
komponen minyak jeruk purut
Transparan
(Citrus hystrix D.C.) sebagai bahan
obat antimikroba dan antioksidan. Menggunakan Minyak Kelapa Sawit (Palm
Laporan Akhir Penelitian Unggulan Oil) dengan Penambahan Bahan
Perguruan Tinggi, Lembaga Aktif Ekstrak Teh Putih (Camellia
Penelitian dan Pengabdian kepada sinensis). Jurnal Teknik Pertanian
Masyarakat. Universitas Brawijaya. Lampung. Vol. 5, pp 125-136
Wasitaatmadja, S. M. 2007. Ilmu Penyakit Yang Z, Wu N, Zu Y, Fu Y. 2011.
Kulit dan Kelamin. Edisi Comparative anti- infectious
kelima,cetakan kedua, 3-8. Fakultas bronchitis virus (IBV) activity of beta-
Kedokteran Universitas Indonesia: pinene: effect on nucleocapsid (N)
Jakarta. protein. Molecules. 16: 1044-1054.
WHO, 2020. https://covid19.who.int/WHO
Coronavirus Disease (COVID-19)
Dashboard. Data last updated:
2020/10/2, 5:04pm CEST.