SKRIPSI
Oleh :
DONAL
1909056054
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
OPTIMALISASI WAKTU KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK
MENCAPAI TARGET PRODUKSI X BULAN PADA PENGGALIAN
BATUBARA (COAL GETTING) DI PT. (A) KECAMATAN (B)
KABUPATEN (Z) PROVINSI (C)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Strata 1
Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman
Oleh:
DONAL
1909056054
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang dibuat untuk sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi S1 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman,
sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang sudah
dipublikasikan dan atau pernah untuk mendapatkan gelar kesarjanaan dilingkungan
Universitas Mulawarman maupun di Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali
bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.
Donal
NIM. 1909056054
ii
OPTIMALISASI WAKTU KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK MENCAPAI
TARGET PRODUKSI X BULAN PADA PENGGALIAN BATUBARA (COAL
GETTING) DI PT. (A) KECAMATAN (B) KABUPATEN (Z) PROVINSI (C)
Oleh:
Donal
1909056054
memenuhi syarat
Disahkan oleh:
Dr. Ir. H. Harjuni Hasan, M.Si Dr. Agus Winarno, S.T., M.T
Mengetahui,
Universitas Mulawarman,
iii
DAFTAR ISI
halaman
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 12
v
DAFTAR GAMBAR
halaman
vi
DAFTAR TABEL
halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Alat mekanis memiliki peran yang sangat vital dalam operasi kegiatan penggalian
batubara, karena seluruh kegiatan penambangan batubara menggunakan alat mekanis
seperti excavator, dump truck, ini memiliki kemampuan yang berbeda satu dengan yang
lainnya tergantung pada jenis dan peruntukannya. Pemilihan alat mekanis yang tepat dan
penentuan jumlah unit alat mekanis akan dapat menentukan besaran produksi pada suatu
kegiatan penggalian batubara (Coal Getting).
Oleh karena itu, dengan kondisi industri pertambangan yang saat ini sedang tidak
menentu maka dibutuhkan pengoptimalisasi waktu kerja alat gali muat kemudian waktu
efektif dalam proses penggalian batubara. Penggunaan jumlah yang kurang tepat tentu
1
akan menyebabkan terbuangnya waktu, serta terhambatnya kegiatan penggalian batubara
(Coal Getting), sehingga proses penambangan menjadi kurang efektif, maka oleh karena
itu dibutuhkan penelitian mengenai optimalisasi waktu kerja alat gali muat pada
penggalian batubara (Coal Getting).
1.2 Tujuan
a) Berapakah waktu kerja yang harus digunakan sehingga produksi alat gali muat
optimal ?
b) Berapakah kemampuan produksi alat gali muat ?
c) Apa saja hambatan-hambatan kerja di lapangan sehingga alat gali muat menjadi
tidak maksimal bekerja ?
Adapun batasan-batasan masalah yang dibahas dipenelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Analisis alat muat pada satu fleet untuk satu jenis alat gali muat
b) Analisa alat gali muat yang dilakukan pada excavator,hino dan caterlillar
c) Analisis dilakukan berfokus pada alat gali muat
d) Alat gali muat yang di Analisa adalah alat yang digunakan untuk menggali dan
memuat batubara beserta faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam proses
penggalian batubara (coal getting)
2
2.3 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu adalah sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
BAB ini berisi mengenai latar belakang, tujuan penelitian, batasan masalah, lokasi
penelitian dan sistematika penulisan.
6. DAFTAR PUSTAKA
BAB ni berisi buku-buku dan jurnal sebagai dasar teori pada penelitian dan hasil
penelitian
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Yanto (2003), Saat ini makin banyaknya variasi peralatan Pemindahan Tanah
Mekanis yang tersedia (yang bisa diproduksi oleh pabrik alat-alat besar), membuat
kesukaran dalam menentukan kombinasi alat-alat Pemindahan Tanah Mekanis apa saja
yang dipakai pada operasi pertambangan hingga bisa efektif dan memberikan output yang
besar. Oleh karena itu pada pekerjaan-pekerjaan Tambang Terbuka sangatlah penting :
Dalam merencanakan sistem peralatan Pemindahan Tanah Mekanis yang akan dipakai,
maka dilakukan sistem analisa peralatan. Dalam menganalisa sistem peralatan ada 2 :
a. Menentukan terlebih dahulu (prediction), unjuk kerja (performance) peralatan
yang dibutuhkan.
b. Kemudian melakukan perbandingan dari beberapa kombinasi peralatan
Pemindahan Tanah Mekanis.
Untuk koreksi dan kontrol dari modifikasi sistem operasi peralatan Pemindahan Tanah
Mekanis tepat atau tidak, juga perlu dilakukan analisa lapangan (field analysis).
Kegunaan analisa lapangan ini adalah untuk bisa mengetahui :
4
2.1 Macam-Macam Excavator Backhoe
5
Dilihat dari jumlah penempatan posisi truck untuk dimuati terhadap posisi backhoe (biasa
disebut pola gali muat), maka ada 3 pola yaitu:
1. Single back up
Truck memposisikan untuk dimuati pada satu tempat
2. Double back up
Truck memposisikan untuk dimuati pada dua tempat
3. Triple back up
Truck memposisikan untuk dimuati pada tiga tempat
Posisi truck untuk dimuati hasil galian backhoe (pola gali muat) bisa pada satu level
(sama-sama diatas jenjang), bisa pula backhoe diatas jenjang; truck berada dibawah.
Untuk lebih jelasnya seperti pada :
Gambar 2.2 Pola Gali Muat Single dan Double Back Up (Yanto, 2003)
2.3 Berdasarkan Dari Posisi Truck untuk dimuati Hasil Galian Backhoe
Berdasarkan dari posisi truck untuk dimuati backhoe maka terdapat dua pola yaitu :
1. Bottom loading
Dimana posisi backhoe dan truck pada satu level (sama-sama diatas jenjang)
2. Top Loading
Dimana posisi backhoe di atas jenjang dan truck berada di bawah jenjang
6
Gambar 2.3 Pola Gali Muat Top dan bottom Loading (Yanto, 2003)
Untuk memperkirakan dengan teliti produksi alat-alat yang sudah dibicarakan di depan,
perlu dipelajari faktor-faktor yang langsung mempengaruhi hasil kerja alat-alat tersebut.
Faktor-faktor yang akan ditinjau adalah:
Menurut Ir. Partanto (2000), Yaitu tahanan yang dialami oleh alat gali pada saat
penggalian tanah. Tahanan ini disebabkan oleh :
a. Gesekan antara alat galu dan tanah. Umumnya semakin besar kelembaban dan kasar
butiran tanah, semakin besar gesekan yang terjadi.
b. Kekerasan tanah yang umumnya bersifat menahan masuknya alat gali ke dalam tanah.
c. Kekerasan (roughness) dan ukuran butiran tanah.
d. Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali dan kohesi antara butiran-butiran tanah
sendiri.
e. Berat jenis tanah; ini terutama sangat berpengaruh terhadap alat gali yang juga
berfungsi sebagai alat muat (power shovel, clamshell, dragline).
7
2.4.2 Efisiensi Kerja (Operating Efficiency)
Menurut Ir. Partanto (2000), Pekerja atau mesin tidak mungkin selamanya bekerja selama
60 menit dalam sejam, karena hambatan-hambatan kecil akan selalu terjadi, misalnya :
menunggu alat, pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin (service dan adjustment), dan
lain-lain. Ini perlu dibedakan dari hambatan-hambatan karena kerusakan alat-alat atau
iklim.
Menurut Ir. Partanto (2000), Dalam pemindahan material, siklus kerja merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan berulang. Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah
menggali, memuat, memindahkan, membongkar muatan, dan kembali ke kegiatan awal.
Seluruh kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau oleh beberapa alat. Setiap
alat berat yang bekerja akan mempunyai kemampuan memindah material per siklus.
Siklus kerja adalah proses gerakan dari suatu alat dari gerakan mulanya sampai kembali
lagi pada gerakan mulanya sampai kembali lagi pada gerakan mula tersebut. Adapun
waktu yang diperlukan untuk melakukan satu siklus kegiatan diatas disebut waktu
edar/edar atau cycle time (CT). Gerakan yang dilakukan dalam satu siklus akan berbeda
tergantung kepada : Jenis alat berat yang digunakan.
Misalnya :
- Dump-truck
Pemuatan – pengangkutan – penumpahan – kembali
- Bull-dozer
Penancapan blade – penggusuran – pengangkatan blade – memutar
- Excavator
Penggalian – ayun bermuatan – penumpahan – ayun kosong
8
Salah satu hal yang mempengaruhi produksi dari kebutuhan alat untuk memenuhi
keserasian kerja alat muat dan alat angkut yang digunakan dalam proses pemuatan dan
pengangkutan adalah masalah kesediaan alat (availability) tersebut. Kesediaan alat
merupakan faktor yang menunjukkan kondisi alat-alat mekanis yang digunakan dalam
melakukan pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan waktu selama waktu kerja dari
alat yang tersedia. Menurut Yanto (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan
alat yaitu :
Kesediaan mekanis (MA) ditunjukkan secara nyata dengan kesediaan alat karena adanya
waktu akibat masalah mekanik. Persamaan kesediaan mekanik adalah sebagai berikut :
Dimana :
W: Waktu yang dibebankan kepada operator suatu alat yang dalam kondisi dapat
dioperasikan, artinya tidak rusak. Walau ini meliputi hambatan yang ada
(delay time), termasuk hambatan pada waktu pulang pergi ke permukaan
kerja, pindah tempat, pelumasan dan pengisian bahan bakar, cuaca, dan lain-
lain.
R: Waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena menunggu saat
perbaikan termasuk juga waktu untuk penyediaan suku cadang serta waktu
untuk perawatan.
Kesediaan fisik (PA) adalah faktor yang menunjukkan kesediaan alat untuk melakukan
kerja dengan memperhatikan waktu yang hilang karena rusaknya jalan, faktor cuaca, dan
sebagainya. Kesediaan fisik selalu lebih besar dari kesediaan mekanis, berarti bahwa alat
belum digunakan sesuai dengan kemampuannya.
9
PA = (W + S / W+R+S) x 100% ........................................................................ (2.2)
Dimana :
W : Working hours atau jumlah jam kerja efektif
R : Repair hours atau jumlah jam perawatan maupun keadaan rusaknya alat
S : Standby hours atau jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan
padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap beroperasi
W+R+S : Schedule hours atau jumlah seluruh jam kerja dimana alat dijadwalkan
untuk beroperasi
Pemakaian Kesediaan (UA) adalah faktor yang menunjukkan efisiensi kerja alat selama
waktu kerja yang tersedia dimana kondisi alat tidak rusak. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa efektif alat yang tidak rusak dapat dimanfaatkan dan menjadi ukuran
seberapa baik pengelolaan peralatan yang digunakan.
Penggunaan efektif (EU) adalah banyaknya presentase dari seluruh waktu kerja yang
tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif (effective utilization) dengan
persamaan :
10
S : Standby hours atau jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan padahal
alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap beroperasi
W+R+S : Schedule hours atau jumlah seluruh jam kerja dimana alat dijadwalkan
untuk beroperasi, penggunaan efektif untuk mengetahui seberapa efektif
waktu yang digunakan untuk berproduksi yang berpengaruh terhadap
hasil produksi kerja, sehingga sebagai acuan pula terhadap produktivitas
alat yang sedang bekerja.
Menurut Yanto (2003), Swell Factor adalah pengembangan volume suatu material setelah
digali dari tempatnya. Material di alam itu didapat dalam keadaan padat dan
terkonsolidasi dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian kosong atau yang terisi
udara diantaranya butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir-butir itu halus sekali. Tetapi bila
material tersebut digali dari tempat aslinya maka akan terjadi pengembangan volume
(swell). Jadi 1 cuyd tanah liat di alam bila telah digali akan memiliki volume kira-kira
1.25 cuyd. Ini berarti penambahan volume sebesar 25% dan dikatakan material tersebut
mempunyai sweel factor (SF) sebesar 0.8 atau 80%.
Menurut Ir. Partanto (2000), Untuk menyatakan berapa besarnya pengembangan volume
itu, dikenal dengan 2 istilah yaitu percent swell dan swell factor. Persamaan yang
digunakan untuk perhitungannya adalah :
volume loose
Persen Swell = ( -1 ) x 100%................................................................(2.5)
volume undisturbed
Volume Undisturbed
Swell Factor = ( ) x 100%...................................................................(2.6)
Volume Loose
11
Tabel 2.1 Density Dan Nilai Swell Factor (Ir. Partanto, 2000)
Density
Macam Material Swell Factor
(lb/cuyd)
Bauksit 2700 – 4325 0.75
Tanah liat, kering 2300 0.85
Tanah liat, basah 2800-3000 0.82 - 0.80
Anthracite 2200 0.74
Bituminous 1900 0.74
Bijih Tembaga (cop or ore) 3800 0.74
Tanah biasa, kering 2800 0.85
Tanah biasa, basah 3370 0.85
Tanah biasa, bercampur pasir kerikil 3100 0.90
Kerikil (gravel), kering 3250 0.89
Kerikil (gravel), basah 3600 0.88
Granit, pecah-pecah 4500 0.67 - 0.56
Hematite, pecah-pecah 6500 – 8700 0.45
Bijih besi (iron ore), pecah-pecah 3600 – 5500 0.45
Batu kapur, pecah-pecah 2500 – 4200 0.60 - 0.57
Lumpur 2160 – 2970 0.83
Lumpur, sudah ditekan 2970 – 3510 0.83
Pasir, kering 2200 – 3250 0.89
Pasir, Basah 3300 – 3600 0.88
Shale 3000 0.75
Slate 4590 – 4860 0.77
Menurut Caterpillar Handbook edisi 45, Faktor pengisian bucket alat gali muat adalah
angka perbandingan antara volume nyata atau kapasitas nyata bucket alat gali muat
dengan volume atau kapasitas teoritis bucket alat muat sesuai dengan spesifikasi alat muat
yang digunakan. Faktor pengisian ini dinyatakan dalam persen (%).
Berikut dibawah adalah panduan yang diusulkan oleh caterpillar. Untuk memilih ukuran
bucket dari tabel (yang disediakan oleh produsen, seperti tabel), menggunakan nilai yang
lebih tinggi (dari kisaran produksi diberikan dalam tabel) jika fragmentasi yang
12
diharapkan baik, nilai rendah sampai menjadi buruk dan menggunakan nilai rata-rata
(menjumlahkan nilai dan dibagi dengan 2).
Menurut Ir. Partanto (2000), untuk penggalian dan pemuatan material ke dalam bak alat
angkut (Dump Truck) dibutuhkan alat gali muat yang harus disesuaikan dengan keadaan
lapangan kerja yang sangat bermacam-macam. Dalam perhitungan produksi alat gali
muat digunakan persamaan sebagai berikut :
IH
P=E .......................................................................................................................(5.8)
Ct
13
H = “volume of bucket” (bucket capacity x fill factor)
Ct = “cycle time”
Yang dimaksud dengan “cycle time” = digging time + swinging + dumping time +
swinging
14
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a) Studi Literatur
Hal pertama yang dilakukan sebelum penelitian langsung dilapangan adalah studi
literatur. Tahap ini dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan pustaka yang
berkaitan dan menunjang dalam permasalahan yang diteliti. Literatur berupa buku,
jurnal ilmiah mengenai pemindahan tanah mekanis terlebih dahulu.
b) Perumusan Masalah
Dilaksanakan sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian ini. Adapun maksud
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengoptimalisasi waktu kerja untuk
mencapai target produksi alat gali muat pada penggalian batubara (coal getting),
faktor-faktor seperti apa saja yang menyebabkan ketidaksesuaian dengan rencana
target penggalian.
c) Observasi Lapangan
Penelitian langsung di lapangan selalu diawali dengan observasi lapangan. Dimana
observasi lapangan merupakan pengamatan terhadap kondisi dan keadaan langsung
yang berada di lapangan terutama untuk kegiatan produksi. Kegiatan observasi ini
sangat bermanfaat sebagai langkah awal untuk memulai proses pengambilan data.
Observasi dilakukan dengan melihat hasil ketercapaian target produksi melalui
pengamatan kinerja alat di lapangan, faktor pengisian bucket serta faktor-faktor yang
menyebabkan alat tersebut tidak bekerja sebagaimana mestinya. Dari observasi
tersebut didapat hasil bahwa ketidaktercapaian target produksi bisa disebabkan oleh
banyaknya alat yang rusak, perbaikan (service) alat gali-muat, besarnya waktu
standby alat dan faktor cuaca.
12
3.2 Tahap Pengambilan Data
Tahap ini dilakukan penggalian informasi yang lebih mendalam untuk mendapatkan data
primer dan sekunder dilakukan dengan observasi, wawancara dan pengamatan.
Pengumpulan data ini hanya dilakukan pada front loading area.
Metode ini merupakan kegiatan pengamatan terhadap alat gali muat yang bekerja
dilapangan yang terdiri dari :
1. Penelitian dilakukan pada alat gali muat jenis Excavator Backhoe, dan Caterpillar
sebagai back up
2. Data cycle time dari masing-masing alat gali muat yang ditentukan dengan
menggunakan stopwatch terdiri dari :
• Waktu digging
• Waktu swing isi
• Waktu loading
• Waktu swing kosong
3. Data fill factor masing-masing alat gali muat
4. Pengambilan data waktu kerja efektif alat gali muat Excavator Backhoe, dan
Caterpillar yang meliputi : waktu kerja, waktu standby dan waktu repair alat.
13
5. Peta situasi tambang, dimana menunjukan lokasi dan keadaan tambang tempat
dilakukan penelitian
Data-data yang telah didapatkan maupun diperoleh dari lapangan dikumpulkan untuk
kemudian diolah. Proses pengolahan memilahdari data-data sebagai berikut :
1. Waktu edar (cycle time) masing-masing alat gali muat
2. Kapasitas bucket dan bucket fill factor masing-masing alat gali muat
3. Waktu kerja efektif masing-masing alat gali muat untuk mengetahui efisiensi
kerja dari alat gali muat tersebut
4. Jenis batubara akan dimuat dan yang dilakukan penggalian untuk mengetahui
faktor pengembangan material (swell factor)
Perhitungan produktivitas masing-masing alat gali muat tersebut menjadi dasar dari
perhitungan produksi alat gali muat yang akan dihasilkan. Produksi alat gali muat tersebut
menjadi produksi tunggal dalam satu pit.
Setelah diketahui nilai waktu edar (cycle time) peralatan mekanis, kapasitas bucket,
bucket fill factor, waktu kerja efektif, efisiensi kerja, faktor pengembangan material (swell
factor), maka selanjutnya mengestimasi produktivitas dan produksi aktual masing-
masing alat gali muat, kemudian membandingkannya dengan produktivitas dan produksi
rencana oleh perusahaan, selanjutnya mengoptimalisasi waktu kerja efektif alat gali muat,
karena tidak tercapainya target produksi batubara, mengevaluasi hambatan-hambatan
pada penggalian batubara sehingga produksi dapat tercapai.
3.3 Kesimpulan
Memberikan kesimpulan dari hasil tahapan analisis data, serta memberikan berupa saran
kepada perusahaan, agar dapat memenuhitarget produksi secara optimal pada saat
bekerja.
14
3.4 Diagram Alir Penelitian
Analisis Data
➢ Efisiensi Kerja
➢ Produksi aktual
➢ Faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi
KESIMPULAN
15
16