OLEH
KELOMPOK 4
KELOMPOK 4
PEMINATAN MANAGEMENT
1. Heldawati
2. Irma Gita Wardani (20200920100010)
3. Teti Oktianingsih
4. Partini
5. Pipit Pitriani
6. Wisnu Handoko
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Kemampuan dan keluasan berpikir manusia mendorong beberapa filsuf
menciptakan aliran-aliran filsafat. Aliran tersebut diantaranya aliran eksistensialisme
4
Berbeda dengan orang lain yang berpikiran bahwa hidup ini sudah selesai, yang
harus diterima seperti adanya dan tak perlu diubah, etika eksistensialis berpendapat
bahwa hidup ini belum selesai, tidak harus diterima sebagai adanya dan dapat diubah,
bahkan harus diubah. Ini berlaku untuk hidup manusia sebagai pribadi, masyarakat,
bangsa dan dunia seanteronya. Namun, bagi kaum eksistensialis yang memahami hidup
belum selesai, setiap situasi membawa akibat untuk kemajuan kehidupan. Oleh karena
itu, setiap situasi perlu dikendalikan, dimanfaatkan, diarahkan sehingga menjadi
keuntungan bagi kemajuan hidup. Akhirnya, bagi orang yang menerima hidup sudah
sampai titik dan puncak kesempurnaannya, masa depan tidak amat berperan karena
masa depan pun keadaannya akan sama saja dengan masa yang ada sekarang. Namun,
bagi kaum eksistensialis yang belum puas dengan hidup yang ada dan yang merasa
perlu untuk mengubahnya, masa depan merupakan faktor yang penting. Karena hanya
dengan adanya masa depan itulah perbaikan hidup dimungkinkan dan pada masa depan
pula hidup baik itu terwujud. Dengan demikian, gaya hidup kaum eksistensialis
menjadi serius, dinamis, penuh usaha, dan optimis menuju ke masa depan.
Selanjutnya adalah ciri-ciri dari aliran eksistensialisme yang terdiri dari 2 ciri,
yaitu yang pertama adalah selalu melihat cara manusia berada dan eksistensi sendiri
disini diartikan secara dinamis sehingga ada unsur berbuat dan menjadi, dan yang ke-
dua adalah manusia dipandang sebagai suatu realitas yang terbuka dan belum selesai
serta didasari dari pengalaman yang konkret atau empiris yang kita kenal.
5
3. Filsafat eksistensialisme memandang manusia sebagai terbuka. Manusia adalah
realitas yang belum selesai dan masih harus dibentuk. Pada hakikatnya, manusia
terikat kepada dunia sekitarnya.
4. Tekanan filsafat eksistensialisme adalah kepada pengalaman yang kongkret, yakni
pengalaman yang eksistensial.
5. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pangkal tolak filsafat eksistensialisme
ialah eksistensi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa eksistensi merupakan
peristiwa yang azasi. Manusia menjadi sadar agar bisa berbuat, dan berbuat
bertujuan dalam berbuat dia menyempurnakan dirinya.
6
2.3. Managemen Keperawatan
Definisi Manajemen keperawatan merupakan proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien (Gillies, 2000 dalam Arwani
& Heru. 2012). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan serta mengawasi sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana
sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien,
keluarga dan masyarakat (Suyanto, 2009). Suyanto (2009), menyatakan bahwa lingkup
manajemen keperawatan adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen
asuhan keperawatan.
7
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Proses merupakan
kegiatan yang cukup penting dalam suatu system sehingga mempengaruhi hasil
yang diharapkan suatu tatanan organisasi.
c. Output Umumnya dilihat dari hasil atau kualitas pemberian askep dan
pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau
keluaran.
d. Kontrol Diperlukan dalam proses manajemen keperawatan sebagai upaya
meningkatkan kualitas hasil. Kontrol dalam manajemen 11 keperawatan dapat
dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan
kerja perawat, pembuat prosedur yang sesuai standard akreditasi.
e. Mekanisme umpan balik Mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan
hasil dan perbaikan kegiatan yang akan datang. Mekanisme umpan balik dapat
dilakukan melalui laporan keuangan, audit keperawatan, dan survei kendali mutu,
serta penampilan kerja perawat.
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
mengarah pada pengelolaan sumber daya manusia, melalui pendidikan kepada tenang
terampil keperawatan serta melatih skil dalam melayani pasien menjadi esistensialisme
ilmu managemen keperawatan yang tak kalah penting.
Sebelum kita berbicara banyak mengenai keperawatan tentu kita harus
memperhatikan esensialsme manusia yang melakukan tugas-tugas tersebut pendidikan
dan keterampilan tenaga mendis juga menjadi pekerjaan tersendiri managemen
keperawatan dalam mengelola sumber daya manusia. Komperhesif managemen
keperawatan menajadikan kita tidak hanya berbicara pada sektor eksekusi saja akan
tetapi kita juga berbicara sektor bagaiman pengelolaan sumber daya terampil dengan
sistem managerial yang baik dapat terkelola dengan fokus utama melayani manusia,
holitisk dan komperhensi manusia itulah yang membuat ilmu managemen keperawatan
kaya akan bahan dan sumber-sumber study lapangan yang memunculkan beragam
tantangan dan kasus-kasus baru didalam ilmu managemen keperawatan, secara fungsi
baik service maupun pengelolaan SDM memilki urgensi masing-masing dikarenakan
kedua hal tersebut adalah hal yang komplementer dan melengkapi peran dan tugas dari
terwujudnya pelayanan yang paripurna.
Hal ini tentu akan mempengaruhi keakuratan pelayanan dan keputusan keputusan
medis yang vital mengingat banyak sekali tindakan tindakan pertama medis yang
dilakukan tenang dan terampil keperawatan. Oleh karena itu filsafat ilmu dalam aliran
eksistensialime menajdi komponen penting dalam melakukan study dan batu uji
keilmuan yang falid terhadap keilmuan keperawatan menaruh aspek keperawatan dari
pasien dan tenanga terampil dengan esensi humanisme kamnausian menjadi patokan
yang jelas dan sturktur ilmiah dalam menguji kebutuhan imu dan permsalahan medis
dilapangan, pendekatan humanais atau esksitensialime pada manusia yang selalu
berubah ubah dan kompleks membuat kajian keilmuan filsafat ilmu menjadi luas dan
kaya sebagai dasar study empiris dan kepustakaan yang ada.
Pendekatan manusia sebagai objek utama pelayanan kesehatan menjadikan study
kemanusian didalam ilmu kesehatan. Manusia yang dilayani dan diprioritaskan
mendapat layanan kesehatan menjadi study yang harus terukur dan terstruktur didalam
kajian ilmiah dan ilmu pengetahuan. Tantangan kemanusiaan yang selalu berkembang
dan berubah-ubah menjadikan kepastian dan kompleksitas keilmuan menjadikan
keududukan ilmu dan study ilmiah menjadi pengawal kemutahiran ilmu managemen
keperawatan sebagai unsur utama dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.
10
DAFTAR PUSTAKA
(10 tahun terakhir dan Penulisan sumber dengan metode APA)
11