Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ANALIS SWOT, KAFI, DAN KAFE TENTANGBANJIR DI KALIMANTAN SELATAN

Kelompok I :
RIKI FAJAR FEBRIANTO, S,Pd
ENDI ISWANDI, S.Pd
SIGIT LEMANA, S.Pd.
KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat
limpahan rahmat dankarunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini
guna memenuhi tugas LatsarCPNS Kabupaten Tasikmalaya. Masalah ini disusun
agar pembaca dapat memperluas ilmuserta menambah wawasan tentang “Analisis
SWOT, KAFI, dan KAFE Tentang Banjir diKalimantan Selatan”.Ucapkan terima kasih
kami haturkan kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telahmembantu, terutama
pertolongan dari Allah SWT, sehingga makalah kami ini
dapatt e r s e l e s a i k a n t e p a t p a d a w a k t u n y a . D e n g a n s e g a l a k e r e n d a h a n
h a t i k a m i s a n g a t mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun,
agar kami dapat menyusunmakalah lebih baik lagi. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna.Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya
dating dari Allah SWT. Semoga makalah inidapat bermanfaat bagi para pembaca
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

DAFTAR ISI
COVER …………………………….……………………………………....i
KATA PENGANTAR……………………………………………………...ii
DAFTAR ISI……… .……………………………………………………....iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.Latar Belakang Masalah ………………...…….………………………...1
B.Rumusan Masalah ………………………….………………………….2
C.Tujuan Pembahasan ………………………….………………………..2
BAB II ISI 3
A.Tinjauan Kepustakaan ……………………………….………………….3
B.Analisis SWOT……………….. …………………………….…….……7
C.KAFI dan KAFE………………………………………………………...8
D.Strategi…… .…..……………………….……………………………….11
BAB III PENUTUP 13
A.Kesimpualn….………………………….……………………………….13
B.Saran……………………… …………..………………………………...14iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kalimantan merupakan salah satu pulau besar di Indonesia. Luas wilayahnya mencakup
748,,168.1 km2 sehingga memiliki daerah tangkapan hujan yang tinggi. Hal tersebut berimbas
pada besarnya dimensi sungai-sungai yang ada disana disertai anak-anak sungai yang banyak
dan panjang. Selain besarnya luasan pulau, letak Kalimantan yang berada di garis Khatulistiwa
menyebabkan tingginya intensitas hujan yang mengakibatkan Kalimatan termasuk salah satu
daerah hutan hujan dunia dengan intensitas hujan yang cukup tinggi. Tingginya intensitas
hujan di Kalimantan tersebut berdampak pada besarnya debit yang terjadi pada sungai-sungai
di Kalimantan. Besarnya intensitas hujan tersebut tidak diimbangi dengan pemeliharaan
daerah aliran sungai (DAS) yang ada di Kalimantan. Tanah lunak yang menjadi tipikal tanah
disana harusnya menjadi perhatian bagi pihak terkait karena terdapat kemungkinan terjadinya
fluktuasi yang berakibat pada banjir dan terkikisnya tebing sungai dan membahayakan
bangunan yang banyak berdiri disana. Salah satu sungai besar yang ada di Kalimantan adalah
Sungai Tabalong yang terletak di Kalimantan Selatan. Sungai tersebut perannya sangat penting
bagi kehidupan masyarakat disekitarnya. Sehingga pemeliharaan kawasan tebing sungai
menjadi sebuah kegiatan yang seharusnya dilakukan untuk mencegah bencana yang
kemungkinan terjadi. Minimnya informasi mengenai bahaya erosi dan fluktuasi air sungai yang
terjadi mengakibatkan kesadaran masyarakat dan pihak yang terkait juga minim. Bahaya yang
kemungkinan terjadi harusnya dapat diprediksi agar dapat dilakukan antisipasi dini mengingat
berbagai fasilitas vital masyarakat berada tepat dipinggir sungai tersebut, salah satunya adalah
Masjid Pusaka Banua Lawas (masjid Pasar Arba) yang merupakan masjid tertua di desa Banua
Lawas, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Masjid tersebut merupakan situs sejarah
yang dikeramatkan 2 karena selain menjadi tempat ibadah juga menjadi bukti sejarah
diterimanya Islam pertama kali di Tanah Tabalong oleh suku Dayak Maanyan. Peran penting
situs tersebut serta letaknya yang sangat rawan akan terjadinya bencana longsor akibat erosi
yang terjadi dikarenakan terletak tepat di belokan atau tikungan sungai Tabalong
mengharuskan adanya sebuah kajian akademis sebagai sebuah tindakan antisipasi untuk
mencegah bencana yang kemungkinan terjadi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam peneletian ini adalah : 1. Bagaimana cara mengetahui pola pada
aliran tikungan sungai dalam upaya mengantisipasi pada banjir dan gerusan yang terjadi pada
lokasi studi khusunya di sunga Tabalong ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pola pada aliran tikungan sungai secara
umum dalam upaya mengantisipasi pada banjir dan gerusan yang terjadi pada lokasi sungai
Tabalong. 2. Pola aliran pada sisi tikungan khusunya pada sisi yang berada pada bagian Mesjid
Banua Lawas.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan acuan bagi yang terkait untuk melakukan
antisipasi terhadap kemunkinan bahayanya banjir dan gerusan yang terjadi pada tikungan
sungai Tabalong. 2. Sebagai bahan pembelajaran dalam di teknik sipil khususnya dalam bidang
sumber daya air terkait aliran terbuka teknik sungai.
E. Batasan Masalah
Untuk mempertajam hasil penelitian maka perlu adanya batasan masalah dalam penelitian ini
yaitu : 1. Penelitian ini dilakukan menggunakan software HEC-RAS versi 4.1. 2. Data yang
dugunakan dalam peneletian ini menggunakan data yang didapat dari PT.Transka Dharma
Konsultan. 3. Penelitian hanya di lakukan di pias sungai Tabalong sepanjang 10 km di sekitar
Mesjid Benua Lawas. 4. Penelitianya hanya dilakukan untuk mengentahui pola pada aliran
tikungan sungai yang di tinjau dalam upaya mengantisipasi pada banjir dan gerusan yang
terjadi di sungai Tabalong .

BAB II ISI

Anda mungkin juga menyukai