Anda di halaman 1dari 8

DETERMINAN KEJADIAN INFERTILITAS PRIA

DI KABUPATEN TULANG BAWANG

Yasmin Julianti S.Ningsih1, Achmad Farich2


1
Puskesmas Gedong Meneng, Tulang Bawang
,2
Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat, Universitas Malahayati
Email: yasmin.julianti@yahoo.co.id

Abstract: Determine Factors of Men Infertility in Tulang Bawang. Based on the report MCH
(2015) in Tulang bawang 2015 there were 186 cases of infertility. This study aims to determine the
factors associated with the infertility in Tulang Bawang years 2015. The result of the bivariate
analisys showed that there was a significant relationship between occupation (p-value=0,006;
OR=4,117), genetics (p-value=0,039; OR=2,952), smooking (p-value=0,004; OR=4,154), alcohol
(p-value=0,042 OR=2,864), and sport (p-value=0,045; OR=2,752). Multivariat analisys result can
be explained that occupation (p-value=0,032; OR=3,661) experiencing infertility incidence 4,664
times. Its important for a scrining and using a self protection.

Keyword: Infertility, Men, Incidence

Abstrak: Determinan Kejadian Infertilitas Pria di Kabupaten Tulang Bawang. Berdasarkan


laporan seksi kesehatan keluarga Dinas kesehatan Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2014
jumlah kasus kejadian infertilitas pria sebanyak 186 kasus. Metode penelitian case control. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui determinan kejadian infertilitas pria di Kabupaten Tulang
bawang tahun 2015. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara pekerjaan (p-value=0,006; OR=4,117), riwayat infertilitas dalam keluarga (p-value=0,039;
OR=2,952), perilaku merokok (p-value=0,004; OR=4,154), kebiasaan mengkonsumsi alkohol (p-
value=0,042; OR = 2,864) dan olahraga (p-value=0,045; OR=2,752) dengan kejadian kejadian
infertilitas pria. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan
terhadap kejadian infertilitas pria adalah pekerjaan (p-value=0,032; OR=3,661) dimana responden
dengan pekerjaan terpapar berisiko 3,661 kali lebih tinggi untuk mengalami kejadian infertilitas
pria dibandingkan dengan responden dengan pekerjaan tidak terpapar. Perlu adanya program
skrining pranikah dan penyuluhan pentingnya penggunaan alat pelindung diri.

Kata Kunci: Infertilitas, Pria, Kejadian

Infertilitas atau ketidak suburan keturunan disebabkan oleh faktor infertilitas dari
merupakan ketidakmampuan pasangan usia subur suami (Triwani, 2013). Infertilitas sekunder
(PUS)untuk memperoleh keturunan setelah adalah ketidakmampuan seseorang memiliki anak
melakukan hubungan seksual secara teratur dan atau mempertahankan kehamilannya (HIFERI,
benar tanpa usaha pencegahan lebih dari satu 2013). Masalah infertilitas dapat memberikan
tahun. Angka satu tahun ditetapkan karena dampak besar bagi pasangan suami isteri yang
biasanya 85% pasangan dalam satu tahun sudah mengalaminya, selain menyebabkan masalah
memiliki keturunan. Ini berarti, 15% pasangan medis, infertilitas juga dapat menyebabkan
usia subur mempunyai masalah infertilitas masalah ekonomi maupun psikologis. Secara
(Andhyantoro dan Kumalasari, 2012). garis besar, pasangan yang mengalami infertilitas
Infertilitas atau ketidaksuburan merupakan akan menjalani proses panjang dari evaluasi dan
masalah umum yang mempengaruhi sekitar 10- pengobatan, dimana proses inidapat menjadi
15% pasangan. Sepertiga masalah infertilitas beban fisik dan psikologis bagi pasangan
pada pasangan terkait dengan organ reproduksi infertilitas (HIFERI, 2013).
pria. Infertilitas pada pria adalah kondisi Menurut data demografis dunia 12,5
kelemahan pria untuk membuat pasangan persen pasangan usia subur mengalami kesulitan
wanitanya hamil. Selama ini wanita seringkali mendapatkan anak (Triwani, 2013). Indonesia
dianggap sebagai penyebab pasangan suami istri memiliki jumlah penduduk sekitar 238 juta dan
sulit untuk memiliki momongan. Ternyata, diperkirakan prevalensi infertilitas sebanyak
berdasarkan penelitian dari organisasi kesehatan 2.647.695. Di Inggris jumlah sperma yang rendah
dunia (WHO), 11-15% pasangan sulit memiliki atau kualitas sperma yang jelek merupakan

242
Ningsih, Determinan Kejadian Infertilitas Pria di Kabupaten Tulang Bawang 243

penyebab utama infertilitas pada 20% pasangan. mempunyai anak yang masih hidup. Menurut
Kualitas semen yang terganggu, azoospermia dan sensus penduduk terdapat 12% baik di desa
cara senggama yang salah merupakan faktor yang maupun di kota atau sekitar 3 juta pasangan
berkontribusi pada 50% pasangan infertilitas infertil tersebar di seluruh Indonesia. Di Provinsi
(HIFERI, 2013). lampung sendiri berdasarkan laporan yang
Pemeriksaan analisis sperma sangat diperoleh dari Dinas kesehatan Provinsi lampung
penting dilakukan pada awal kunjungan pasutri terdapat 1.987 kasus infertilitas dari 1.331.087
dengan masalah infertilitas, karena dari berbagai pasangan usia subur.
penelitian menunjukkan bahwa faktor lelaki turut Kabupaten Tulang Bawang merupakan
memberikan kontribusi sebesar 40% terhadap salah satu kabupaten di Provinsi lampung dengan
kejadian infertilitas (Winkjosastro, 2011). Sekitar jumlah penduduk usia produktif yang cukup
20% pasangan mengalami kesulitan dalam besar. Dari 284.266 penduduk usia produktif,
memperoleh kehamilan. Bila dalam satu tahun sebanyak 147.661 adalah laki-laki. Sementara
pasangan usia subur tidak dapat memperoleh jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Tulang
kehamilan setelah melakukan sanggama secara bawang pada tahun 2015 sebanyak 7.4516 ((BPS
teratur dan tanpa perlindungan maka mereka Tulang Bawang, 2015). Berdasarkan data yang
digolongkan ke dalam pasangan subfertile. 40% diperoleh dari rekam medik RSUD Menggala, 18
masalah gangguan kesuburan berada pada tubuh puskesmas serta BPS yang terdapat di wilayah
pria antara lain kelainan sperma atau hambatan kerja Kabupaten Tulang Bawang pada tahun
dalam saluran reproduksi pria (vas deferen). 2015 terdapat 186 kasus infertilitas pria dari
Beberapa pria memiliki jumlah sperma yang 36.225 pasangan usia subur atau 0,51 %. Angka
cukup untuk dapat membuahi sel telur ini mengalami peningkatan bila dibandingkan
pasangannya dalam test tube sekalipun kadang- tahun sebelumnya yang hanya 149 kasus. Angka
kadang pria ini sendiri tak sanggup melakukan infertilitas di Kabupaten Tulang Bawang ini lebih
sanggama. Pada sebagian besar kasus, pasangan tinggi bila dibandingkan dengan Kabupaten lain
semacam ini dapat ditolong dengan seperti Kabupaten lampung Utara 112 kasus dari
menggunakan tehnologi reproduksi terbantu atau 45.324 PUS, serta Kabupaten Tulang Bawang
asisted reproductive technologies. (Wiknjosastro, Barat 56 kasus dari 31. 132 PUS. Dengan angka
2014). infertilitas yang tinggi ini dan dampak yang
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa diakibatkan bagi pasangan yang menginginkan
kebiasaan merokok atau obat-obatan dan kehamilan, maka harus diketahui apa saja yang
penggunaan tembakau memberikan pengaruh dapat mempengaruhi keadaan infertilitas
negatif terkait kesuburan pria. Penggunaan ganja, tersebut. Peneliti tertarik untuk meneliti
tembakau dan heroin menyebabkan jumlah determinan kejadian infertilitas pada pria di
sperma berkurang dan meningkatkan risiko Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015. Tujuan
memiliki sperma yang abnormal. Hasil penelitian penelitian untuk mengetahui determinan kejadian
Amarudin (2012) menunjukkan bahwa pria infertilitas pria di Kabupaten Tulang Bawang
perokok 10-20 batang perhari terbukti menderita tahun 2015.
kualitas sperma abnormal 8,6 kali lebih besar
dibandingkan pria yang tidak merokok.
Mengkonsumsi Alkohol juga dapat METODE PENELITIAN
mempengaruhi fungsi liver, yang pada gilirannya
dapat menyebabkan peningkatan estrogen dan Jenis penelitian ini merupakan penelitian
jumlah estrogen yang tinggi dalam tubuh akan kuantitatif dengan rancangan observasional
memepengaruhi produksi sperma (Triwani, analitik dengan pendekatan case control.
2013). Konsumsi alkohol yang berlebihan pada Penelitian ini akan menilai hubungan kejadian
laki-laki dapat menyebabkan penurunan kualitas infertilitas pria dengan cara menentukan
semen (HIFERI, 2013). kelompok kasus dan kelompok kontrol,
Faktor usia juga turut memberi pengaruh kemudian mengukur besarnya frekuensi kejadian
terhadap proses spermatogenesis yang berperan infertilitas pria pada kedua. Penelitian ini
dalam proses reproduksi, dimana kualitas dan dilakukan dilakukan di Kabupaten Tulang
kuantitasnya makin menurun dengan Bawang. Penelitian dilakukan pada bulan April-
bertambahnya usia (Kuswanti, 2014). Mei 2016. Rancangan penelitian ini adalah
Angka infertilitas di Indonesia berkisar analitik case control. Rancangan ini dipilih
antara 12-15%, banyaknya pasangan infertilitas dengan pertimbangan dapat digunakan untuk
di Indonesia dapat diperhitungkan dari mencari hubungan seberapa jauh faktor risiko
banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempengaruhi terjadinya penyakit atau kelainan
244 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 2, Agustus 2016, hlm 242-249

tertentu. Kekuatan hubungan sebab akibat desain pekerjaan dengan infertilitas pria. Hasil analisis
kasus kontrol lebih kuat dibandingkan dengan diperoleh nilai OR sebesar 4,117 (95% CI: 1,575
cross sectional study, biasanya murah, cepat – 10,764) yang artinya responden dengan
memberikan hasil dan tidak memerlukan sampel pekerjaan terpapar bahan kimia berbahaya
yang besar. berisiko 4,117 kali lebih tinggi untuk mengalami
Populasi kasus dalam penelitian ini seluruh infertilitas pria dibandingkan dengan responden
pria dengan infertilitas di kabupaten Tulang dengan pekerjaan yang tidak terpapar bahan-
bawang yang terdata tahun 2015. Jumlah kasus bahan kimia.
infertilitas pria di Kabupaten Tulang Bawang
tahun 2015 yaitu sebanyak 186 kasus. Sedangkan b. Hubungan Riwayat Infertilitas dalam
populasi kontrol dalam penelitian ini pria Keluarga dengan Infertilitas Pria
fertilitas di kabupaten Tulang bawang tahun
2015. Sampel pada kelompok kasus dalam Tabel 2. Hubungan Riwayat Infertilitas
penelitian ini adalah sebagian pria dengan dengan Infertilitas Pria
infertilitas di kabupaten Tulang bawang yang
Riwayat
terdata tahun 2015. Sampel pada kelompok Infertilitas Kasus Kontrol p-
OR
kontrol adalah sebagian pria fertilitas di Keluarga value
Kabupaten Tulang Bawang tahun 2015. Adapun n % n 95%CI
perhitungan besar sampel dihitung dengan Ada 20 48,8 10 24,4 2,952
Tidak 21 51,2 31 75,6 (1,154
menggunakan rumus sampel uji hipotesis beda 0,039

dua proporsi. Berdasarkan perhitungan sampel di Total 41 100 41 100
7,556)
atas maka diperoleh jumlah sampel minimal
dalam satu kelompok sebanyak 41 kasus. Peneliti Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
kemudian membuat perbandingan 1:1 sehingga bahwa sebanyak 20 (48,8%) responden dengan
jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu riwayat infertilitas dalam keluarga mengalami
sebanyak 41 pada kelompok kasus, dan 41 pada infertilitas pria, dan sebanyak 21 (51,2%)
kelompok kontrol, sehingga jumlah total responden tanpa riwayat infertilitas dalam
responden sebanyak 82 responden. keluarga mengalami mengalami infertilitas pria.
Analisis data yang digunakan pada Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,039
penelitian ini yaitu univariat dan bivariat dengan (p<α) yang artinya secara statistik terdapat
uji chi suare dan multivariat dengan uji regresi hubungan yang bermakna antara riwayat
logistik. infertilitas dalam keluarga dengan mengalami
infertilitas pria. Hasil analisis diperoleh nilai OR
sebesar 2,952 (95% CI: 1,154-7,556) yang
HASIL artinya responden dengan riwayat infertilitas
dalam keluarga berisiko 2,952 kali lebih tinggi
a. Hubungan Pekerjaan dengan Infertilitas untuk mengalami infertilitas pria dibandingkan
Pria dengan responden tanpa riwayat infertilitas
dalam keluarga.
Tabel 1. Hubungan Pekerjaan dengan
Infertilitas Pria c. Hubungan Perilaku Merokok Dengan
Kasus Kontrol p-
Pekerjaan OR Infertilitas Pria
n % n 95%CI value
Terpapar 32 78,0 9 22,0
4,117 Tabel 3. Hubungan Perilaku Merokok dengan
Tidak
19 46,3 22 53,7
0,006 (1,575 – Infertilitas Pria
terpapar
10,764) Perilaku Kasus Kontrol p- OR
Total 41 100 41 100
merokok n % n % value 95% CI
Berisiko 28 68,3 14 34,1
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui 4,154
Tidak
bahwa sebanyak 32 (78,0%) responden yang berisiko 13 31,7 27 65,9 0,004 (1,653 –
bekerja terpapar dengan bahan/zat kimia Total 10,440)
41 100 41 100
berbahaya mengalami infertilitas pria dan
sebanyak 19 (46,3%) responden yang bekerja Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
tidak terpapar dengan bahan/zat kimia berbahaya bahwa sebanyak 28 (68,3%) responden dengan
mengalami infertilitas pria. Hasil uji statistik perilaku merokok berisiko mengalami infertilitas
didapatkan nilai p=0,006 (p<α ) yang artinya pria, dan sebanyak 13 (31,7%) responden dengan
secara statistik terdapat hubungan yang bermakna perilaku merokok yang tidak berisiko mengalami
Ningsih, Determinan Kejadian Infertilitas Pria di Kabupaten Tulang Bawang 245

infertilitas pria. Hasil uji statistik didapatkan nilai perilaku olahraga ringan mengalami infertilitas
p=0,004 (p<α) yang artinya secara statistik pria. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,045
terdapat hubungan yang bermakna antara yang artinya secara statistik terdapat hubungan
perilaku merokok dengan infertilitas pria. Hasil yang bermakna antara jenis olahraga dengan
analisis diperoleh nilai OR sebesar 4,154 (95% infertilitas pria. Dari hasil analisis diperoleh nilai
CI: 1,653-10,440) yang artinya responden dengan OR sebesar 2,752 (95% CI: 1,117-6,781) yang
perilaku merokok yang berisiko, berisiko 4,154 artinya responden dengan perilaku olahraga berat
kali lebih tinggi untuk mengalami infertilitas pria berisiko 2,752 kali lebih tinggi untuk mengalami
dibandingkan dengan responden dengan perilaku infertilitas pria dibandingkan dengan responden
merokok yang tidak berisiko. dengan perilaku olahraga ringan.
Pada analisis multivariat uji statistik yang
d. Hubungan Riwayat Mengkonsumsi digunakan adalah regresi logistik. Adapun
Alkohol dengan Infertilitas Pria langkah analisis multivariat adalah pemilihan
variabel kandidat melalui seleksi bivariat,
Tabel 4. Hubungan Riwayat Mengkonsumsi pembuatan model variabel penentu dan analisis
Alkohol dengan Infertilitas Pria interaksi atau uji interaksi.
Riwayat Kasus Kontrol OR
p-
Mengkonsumsi n % n % 95% Tabel 6. Model multivariat regresi logistik
value
Alkohol CI Exp 95% CI
Berisiko 21 51,2 11 26,8 2,864 Variabel Sig
(B) Lower Upper
Tidak berisiko 20 48,8 30 73,2 (1,138 Pekerjaan 0,032 3,661 1,117 12,001
0,042
Total – Riwayat 0,537 1,443 0,451 4,622
41 100 41 100
7,209) infertilitas
dalam keluarga
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui Perilaku 0,141 2,269 0,762 6,754
bahwa sebanyak 21 (51,2%) responden dengan merokok
riwayat mengkonsumsi alkohol yang berisiko Kebiasaan 0,215 1,957 0,677 5,661
mengalami infertilitas pria, dan sebanyak 20 mengkonsumsi
(48,8%) responden dengan riwayat alkohol
mengkonsumsi alkohol yang tidak berisiko Olahraga 0,160 2,131 0,741 6,126
mengalami infertilitas pria. Hasil uji statistik
didapatkan nilai p=0,042 yang artinya secara Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui
statistik terdapat hubungan yang bermakna antara bahwa faktor yang paling dominan terhadap
riwayat mengkonsumsi alkohol dengan kejadian infertilitas pria adalah pekerjaan (p-
infertilitas pria. Hasil analisis diperoleh nilai OR value = 0,032)
sebesar 2,864 (95% CI: 1,138-7,209) yang
artinya responden dengan riwayat mengkonsumsi
alkohol yang berisiko, berisiko 2,864 kali lebih PEMBAHASAN
tinggi untuk mengalami infertilitas pria
dibandingkan dengan responden dengan riwayat a. Hubungan Pekerjaan dengan Infertilitas
mengkonsumsi alkohol yang tidak berisiko. Pria

e. Hubungan Olahraga dengan Infertilitas Berdasarkan hasil penelitian dapat


Pria diketahui juga bahwa sebanyak 32 (78,0%)
responden yang bekerja terpapar dengan
Tabel 5. Hubungan Olahraga dengan bahan/zat kimia berbahaya mengalami infertilitas
Infertilitas pria dan sebanyak 19 (46,3%) responden yang
Kasus Kontrol p- OR bekerja tidak terpapar dengan bahan/zat kimia
Olahraga berbahaya mengalami infertilitas pria. Hasil uji
n % n % value 95% CI
Berat 23 56,1 13 31,7 statistik didapatkan nilai p=0,006 (p<α ) yang
2,752
Ringan 18 43,9 28 68,3 0,045 (1,117 - artinya secara statistik terdapat hubungan yang
Total 41 100 41 100 6,781) bermakna pekerjaan dengan infertilitas pria.
Hasil analisis diperoleh nilai OR sebesar 4,117
(95% CI: 1,575-10,764) yang artinya responden
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
dengan pekerjaan terpapar bahan kimia
bahwa sebanyak 23 (56,1%) responden dengan
berbahaya berisiko 4,117 kali lebih tinggi untuk
perilaku olahraga berat mengalami infertilitas
mengalami infertilitas pria dibandingkan dengan
pria, dan sebanyak 18 (43,9%) responden dengan
246 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 2, Agustus 2016, hlm 242-249

responden dengan pekerjaan yang tidak terpapar banyak penyebab genetik yang mempengaruhi
bahan-bahan kimia. abnormalitas spermatogenesis. Gangguan genetik
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori baik pada jumlah kromosomatau struktur
yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa kromosom bisa merusak produksi hormonal atau
pekerjan yang melibatkan paparan bahan stimulasi dari spermatogenesis (proses
berbahaya bagi kesuburan seseorang perempuan pretesticular), atau akan mengganggu kontrol dari
maupun laki-laki. Setidaknya terdapat 104.000 proses spermatogenik itu sendiri (proses
bahan fisik dan kimia yang berhubungan dengan testicular). Gangguan genetik/kromosomlainnya
pekerjaan yang telah teridentifikasi, namun (seperti cystic fibrosis dan adult polycystic
efeknya terhadap kesuburan, 95% belum dapat kidney disease) bisa merusak transportasi sperma
diidentifikasi. Bahan yang telah teridentifikasi (proses posttesticular). Mulai dari kelainan gen
dapat mempengaruhi kesuburan diantaranya sampai kelainan kromosom (Triwani, 2013).
panas, radiasi sinar X, logam dan pestisida. Berdasarkan penelitian dari Organisasi
Paparan terhadap racun seperti lem, Kesehatan Dunia (WHO), 11-15 persen pasangan
bahan pelarut organik yang mudah menguap, sulit memiliki keturunan disebabkan oleh faktor
silikon, pestisida, obat-obatan (misalnya: obat infertilitas dari suami. Menurut peneliti faktor
pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein genetik turut berperan dalam terjadinya
dan alkohol) dapat memengaruhi sistem infertilitas pada pria karena sperma membawa
reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan setengah campuran DNA ke sel telur
teh (Purwoastuti dan Walyani, 2015). pasangannya, sehingga pria dengan riwayat
Menurut peneliti variabel pekerjaaan infertilitas dalam keluarga kemungkinan dapat
merupakan salah satu faktor risiko kejadian mengalami infertilitas pula.
infertilitas pria pada penelitian ini kemungkinan
dikarenakan besar persentase para pekerja yang c. Hubungan Perilaku Merokok dengan
terpapar dengan bahan-zat kimia berbahaya Infertilitas Pria
ataupun logam berat pada kelompok pria yang
mengalami infertilitas. Keterpaparan para pekerja Rokok mengandung zat berbahaya bagi
yang sebagian besar adalah buruh pada beberapa oosit (menyebabkan kerusakan oksidatif terhadap
perusahaan perkebunan sawit, karet maupun tebu mitokondria), sperma (menyebabkan tingginya
terjadi selama proses bekerja yang tidak kerusakan morfologi), dan embrio (menyebabkan
menggunakan alat pengaman diri atau pelindung keguguran). Kebiasaan merokok pada laki-laki
misalnya pada saat penyemprotan insektisida, dapat mempengaruhi kualitas ssemen, namum
pemupukan dan proses pengolahan limbah. nampaknya terhadap fertilitas belum jelas.
Berhenti merokok pada laki-laki dapat
b. Hubungan Riwayat Infertilitas dalam meningkatkan kesehatan pada umumnya
Keluarga dengan Infertilitas Pria (HIFERI, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui juga bahwa sebanyak 28 (68,3%)
diketahui juga bahwa sebanyak 20 (48,8%) responden dengan perilaku merokok berisiko
responden dengan riwayat infertilitas dalam mengalami infertilitas pria, dan sebanyak 13
keluarga mengalami infertilitas pria, dan (31,7%) responden dengan perilaku merokok
sebanyak 21 (51,2%) responden tanpa riwayat yang tidak berisiko mengalami infertilitas pria.
infertilitas dalam keluarga mengalami mengalami Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,004 (p<α)
infertilitas pria. Hasil uji statistik didapatkan nilai yang artinya secara statistik terdapat hubungan
p = 0,039 (p<α ) yang artinya secara statistik yang bermakna antara perilaku merokok dengan
terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat infertilitas pria. Dari hasil analisis diperoleh nilai
infertilitas dalam keluarga dengan mengalami OR sebesar 4,154 (95% CI: 1,653 – 10,440) yang
infertilitas pria. Dari hasil analisis diperoleh nilai artinya responden dengan perilaku merokok yang
OR sebesar 2,952 (95% CI: 1,154-7,556) yang berisiko, berisiko 4,154 kali lebih tinggi untuk
artinya responden dengan riwayat infertilitas mengalami infertilitas pria dibandingkan dengan
dalam keluarga berisiko 2,952 kali lebih tinggi responden dengan perilaku merokok yang tidak
untuk mengalami infertilitas pria dibandingkan berisiko.
dengan responden tanpa riwayat infertilitas Penurunan fertilitas perempuan juga terjadi
dalam keluarga. pada perempuan perokok pasif. Penurunan
Beberapa teori dan penjelasan dari hasil fertilitas juga dialami oleh lelaki yang memiliki
penelitian para ahli ternyata faktor genetik kebiasaan merokok (Wiknjosastro, 2011).
berperan dalam infertilitas pria. Saat ini diketahui Kebiasaan merokok baik secara aktif maupun
Ningsih, Determinan Kejadian Infertilitas Pria di Kabupaten Tulang Bawang 247

pasif, telah diketahui dapat menurunkan penelitian Idris (2006) menunjukkan bahwa
kemampuan reproduksi pada pria maupun faktor yang berisiko terhadap infertilitas pada
wanita. laki-laki salah satunya yaitu adanya riwayat
Hasil penelitian ini sejalan dengan minum alkohol. Laki-laki dengan riwayat
penelitian Amarudin (2012) yang menunjukkan peminum alkohol berisiko 13,4 kali untuk
bahwa pria perokok 10-20 batang perhari terbukti mengalami keterlambatan konsepsi dibandingkan
menderita kualitas sperma abnormal 8,6 kali dengan mereka yang tidak memiliki riwayat
lebih besar dibandingkan pria yang tidak sebagai peminum alkohol.
merokok.
Hasil analisis multivariat juga e. Hubungan Aktifitas Olahraga dengan
menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan Infertilitas Pria
terhadap kejadian infertilitas pria adalah perilaku
merokok (p-value=0,012) dan olahraga (p- Olahraga ringan-sedang dapat
value=0,026). meningkatkan fertilitas karena akan
meningkatkan aliran darah dan status anti
d. Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi oksidan. Olahraga berat dapat menurunkan
Alkohol dengan Infertilitas Pria fertilitas. Olahraga >5 jam/minggu, contoh:
bersepeda untuk laki-laki. Olahraga >3-5
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat jam/minggu, contoh: aerobik untuk perempuan.
diketahui juga bahwa bahwa sebanyak 21 Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
(51,2%) responden dengan riwayat diketahui juga bahwa sebanyak 23 (56,1%)
mengkonsumsi alkohol yang berisiko mengalami responden dengan perilaku olahraga berat
infertilitas pria, dan sebanyak 20 (48,8%) mengalami infertilitas pria, dan sebanyak 18
responden dengan riwayat mengkonsumsi (43,9%) responden dengan perilaku olahraga
alkohol yang tidak berisiko mengalami ringan mengalami infertilitas pria. Hasil uji
infertilitas pria. Hasil uji statistik didapatkan nilai statistik didapatkan nilai p=0,045 yang artinya
p = 0,042 yang artinya secara statistik terdapat secara statistik terdapat hubungan yang bermakna
hubungan yang bermakna antara riwayat antara jenis olahraga dengan infertilitas pria. Dari
mengkonsumsi alkohol dengan infertilitas pria. hasil analisis diperoleh nilai OR sebesar 2,752
Dari hasil analisis diperoleh nilai OR sebesar (95% CI: 1,117 - 6,781) yang artinya responden
2,864 (95% CI: 1,138-7,209) yang artinya dengan perilaku olahraga berat berisiko 2,752
responden dengan riwayat mengkonsumsi kali lebih tinggi untuk mengalami infertilitas pria
alkohol yang berisiko, berisiko 2,864 kali lebih dibandingkan dengan responden dengan perilaku
tinggi untuk mengalami infertilitas pria olahraga ringan.
dibandingkan dengan responden dengan riwayat Menurut peneliti, olahraga memang sangat
mengkonsumsi alkohol yang tidak berisiko. baik untuk kesuburan pria asal olahraga itu
Alkohol dikatakan dapat berdampak pada dilakukan dengan benar. Tetapi sangat
fungsi sel Leydig dengan mengurangi sintesis disayngkan olahragawan mengabaikan kesehatan
testosteron dan menyebabkan kerusakan pada testis dalam berolahraga. Penggunaan celana
membran basalis. Konsumsi alkohol yang dalamyang terlalu ketat dan terlalu lama
berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada berolahraga menggunakan sepeda. Kedua hal ini
fungsi hipotalamus dan hipofisis. Konsumsi satu akan menyebabkan gangguan sirkulasi panas
atau dua gelas alkohol, satu sampai dua kali per pada testis sehingga menyebabkan gangguan
minggu tidak meningkatkan risiko pertumbuhan pada kinerja testis.
janin. Konsumsi alkohol tiga atau empat gelas
sehari pada laki-laki tidak mempunyai efek f. Faktor Dominan
terhadap fertilitas. Konsumsi alkohol yang
berlebihan pada laki-laki dapat menyebabkan Faktor yang paling dominan terhadap
penurunan kualitas semen (HIFERI, 2013). kejadian infertilitas pria adalah pekerjaan (p-
Pada perempuan tidak terdapat cukup bukti value = 0,032). Hasil penelitian ini sesuai dengan
ilmiah yang menyatakan adanya hubungan antara teori yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa
minuman mengandung alkohol dengan pekerjan yang melibatkan paparan bahan
peningkatan risiko kejadian infertilitas. Namun, berbahaya bagi kesuburan seseorang perempuan
pada lelaki terdapat sebuah laporan yang maupun laki-laki. Setidaknya terdapat 104.000
menyatakan adanya hubungan antara minum bahan fisik dan kimia yang berhubungan dengan
alkohol dalam jumlah banyak dengan penurunan pekerjaan yang telah teridentifikasi, namun
kualitas sperma (Wiknjosastro, 2014). Hasil efeknya terhadap kesuburan, 95% belum dapat
248 Jurnal Kesehatan, Volume VII, Nomor 2, Agustus 2016, hlm 242-249

diidentifikasi. Bahan yang telah teridentifikasi 3. Ada hubungan antara perilaku merokok
dapat mempengaruhi kesuburan diantaranya dengan kejadian infertilitas pria dengan p-
panas, radiasi sinar X, logam dan pestisida. value=0,004 dan OR=4,154
Paparan terhadap racun seperti lem, bahan 4. Ada hubungan antara kebiasaan
pelarut organik yang mudah menguap, silikon, mengkonsumsi alkohol dengan kejadian
pestisida, obat-obatan (misalnya: obat
infertilitas pria dengan p-value=0,042 dan
pelangsing), dan obat rekreasional (rokok, kafein
dan alkohol) dapat memengaruhi sistem OR=2,864
reproduksi. Kafein terkandung dalam kopi dan 5. Ada hubungan antara kebiasaan
teh (Purwoastuti dan Walyani, 2015). Menurut mengkonsumsi alkohol dengan kejadian
peneliti variabel pekerjaaan merupakan salah satu infertilitas pria dengan p-value=0,045 dan
faktor risiko kejadian infertilitas pria pada OR=2,752
penelitian ini kemungkinan dikarenakan besar 6. Variabel pekerjaan merupakan variabel
persentase para pekerja yang terpapar dengan yang paling berhubungan dengan
bahan-zat kimia berbahaya ataupun logam berat infertilitas pria dengan p-value=0,032 dan
pada kelompok pria yang mengalami infertilitas. OR=3,661
Keterpaparan para pekerja yang sebagian besar
adalah buruh pada beberapa perusahaan
perkebunan sawit, karet maupun tebu terjadi SARAN
selama proses bekerja yang tidak menggunakan
alat pengaman diri atau pelindung misalnya pada Bagi Dinas Kesehatan
saat penyemprotan insektisida, pemupukan dan Bekerja sama dengan pihak perusahaan
proses pengolahan limbah. yang membawahi bidang keselamatan dan
Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya kesehatan kerja untuk menerapkan penggunaan
pencegahan terhadap penyakit akibat kerja yang alat pelindung diri pada saat bekerja terutama
dapat berdampak pada infertilitas antara lain bagi mereka yang kontak langsung dengan
dengan mengganti bahan-bahan yang berbahaya bahan/zat kimia berbahaya baik pada saat
dengan bahan-bahan yang kurang berbahaya atau produksi maupun pengelolaan limbah industri.
tidak berbahaya sama sekali, misalnya karbon Melakukan pengawasan kesehatan secara berkala
tetraklorida diganti dengan triklor-etilen. dalam memantau kesehatan para buruh pekerja.
Kemudian mengalirkan udara sebanyak-
banyaknya menurut perbandingan ke dalam Bagi Masyarakat
ruang kerja agar bahan-bahan yang berbahaya Perlu melakukan skrining pra nikah
dari tempat tersebut dapat dialirkan keluar serta terhadap pasangan calon pengantin agar dapat
menggunakan alat pelindung dalam pekerjaan terdeteksi awal adanya kelainan pada organ
depat berupa kacamat, masker, helm, sarung reproduksi dan mendapat penanganan dini yang
tangan, sepatu atau pakaiann khusus yang tepat khususnya bagi mereka yang bekerja dan
didisain untuk pekerjaan tertentu. Selain upaya- terpapar dengan bahan/zar kimia berbahaya
upaya tersebut di atas perlu dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Bagi pasangan
pemeriksaan kesehatan para pekerja secara yang belum memiliki keturunan agar
berkala. menghindari jenis pekerjaan yang terpapar
langsung dengan bahan/zat kimia berbahaya atau
mengajukan mutasi/pindah ke jenis pekerjaan
SIMPULAN yang tidak kontak langsung dengan bahan/zat
berbahaya.
1. Ada hubungan antara pekerjaan dengan
kejadian infertilitas pria dengan p- Bagi Peneliti Selanjutnya
value=0,006 dan OR=4,117 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
2. Ada hubungan antara riwayat infertilitas mengenai determinan infertilitas pria dengan
dalam keluarga dengan kejadian menggunakan desain penelitian yang lebih baik
infertilitas pria dengan p-value=0,039 dan misalnya dengan desain cohort maupun case
OR=2,952 control dan variabel yang lebih banyak dan
komplek .
Ningsih, Determinan Kejadian Infertilitas Pria di Kabupaten Tulang Bawang 249

DAFTAR PUSTAKA

Amaruddin. 2012. Tesis: Pengaruh merokok Indonesia, volume 10, No.2, September
terhadap kualitas sperma pada pria 2006; hal 70-75.
dengan masalah infertilitas studi kasus Kuswanti, I. 2014. Asuhan kehamilan.
kontrol di Jakarta. Depok: Fakultas Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kesehatan Masyarakat Universitas Triwani. 2013. Faktor genetik sebagai salah satu
Indonesia. penyebab infertilitas pria. Jurnal Biologi
Andhyantoro & Kumalasari. 2012. Kesehatan Medik, hal 1-2.
reproduksi. Penerbit Salemba Medika. Walyani & Purwoastuti. 2015. Ilmu obstetri dan
Jakarta ginekologi sosial untuk kebidanan.
HIFERI. 2013. Konsensus Penanganan Yogyakarta: penerbit Pustaka Baru Press.
Infertilitas. Himpunan Endokrinologi Winkjosastro. 2011. Ilmu kandungan. Jakarta:
Reproduksi dan fertilitas Indonesia. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Idris dkk. 2006. Logam berat, radiasi, diet,rokok, Prawirohardjo.
alkohol dan obat-obatan sebagai penyebab Winkjosastro. 2014. Ilmu kebidanan. Jakarta:
infertilitas pria. Jurnal keperawatan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai