Anda di halaman 1dari 3

Perkerasan Jalan Raya

 Klasifikasi jalan berdasarkan tonase


Kelas jalan diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu
lintas dan Angkutan Jalan. Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan:
a.  Fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan
kelancaran lalu lintas angkutan jalan.
b.  Daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi kendaraan
bermotor.
Pengelompokan jalan menurut Kelas Jalan terdiri dari:
I. Jalan Kelas I
Jalan Kelas I adalah jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 10
ton.
II. Jalan Kelas II
Jalan Kelas II adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui
Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran
panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan
muatan sumbu terberat 8 ton.
III. Jalan Kelas III
Jalan Kelas III adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui
Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 meter, ukuran panjang
tidak melebihi 9.000 milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 milimeter, dan muatan sumbu
terberat 8 ton.
Dalam keadaan tertentu daya dukung Jalan Kelas III dapat ditetapkan muatan sumbu
terberat kurang dari 8 ton.
IV. Jalan Kelas Khusus
Jalan Kelas Khusus adalah jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan
ukuran lebar melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 milimeter,
ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 ton.
 Pengertian mengenai bagian-bagian jalan

DAMAJA (Daerah Manfaat Jalan).


Merupakan ruas sepanjang jalan yang dilewati oleh lebar, tinggi dan tinggi ruang bebas
tertentu yang ditetapkan oleh Pembina Jalan dan diperuntukkan bagi median, perkuatan
jalan, ikatan jalur, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, pelindung pengaman
timbunan dan galian gorong-gorong perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap lainnya.
Lebar Damaja ditentukan oleh Pembina Jalan sesuai dengan keperluannya. Tinggi
minimum 5.0 meter dan kedalaman mimimum 1.5 meter diselesaikan dari permukaan
perkerasan.
DAMIJA (Daerah Milik Jalan)

Merupakan ruas sepanjang jalan yang dilalui oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai
oleh Pembina Jalan guna peruntukkan daerah Manfaat jalan dan perlebaran jalan juga
menambah jalur lalu lintas dikemudian hari dan kebutuhan ruangan untuk pengamanan
jalan. Lebar Minimum Lebar Damija sekurang-rata sama dengan lebar Damaja. Tinggi
atau kedalaman, yang ditentukan dari permukaan lalu lintas, serta penentuannya atas
keamanan, Jalan pemakai dengan menggunakan Jalan Daerah Milik, Daerah Manfaat
Jalan serta ditentukan oleh Jalan Pembina.

DAWASJA (Daerah Pengawasan Jalan)


Merupakan ruas disepanjang jalan di luar Daerah Milik Jalan yang ditentukan
berdasarkan kebutuhan terhadap pandangan pengemudi, ditetapkan oleh Pembina
Jalan. Daerah Pengawasan Jalan disetujui oleh: Lebar ditentukan dari Sebagai Jalan.

- Untuk Jalan Arteri Primer tidak kurang dari 20 meter.


- Untuk Jalan Arteri Sekunder tidak kurang dari 20 meter.
- Untuk Jalan Kolektor Primer tidak kurang dari 15 meter.
- Untuk Jalan Kolektor Sekunder tidak kurang dari 7 meter.
- Untuk Jalan Lokal Primer tidak kurang dari 10 meter.
- Untuk Jalan Lokal Sekunder tidak kurang dari 4 meter.
- Untuk Jembatan tidak kurang dari 100 meter ke arah hulu dan hilir.

Tinggi yang ditentukan dari permukaan jalur lalu lintas dan ditentukan atas dasar
keamanan pemakai jalan baik di jalan lurus, maupun di tikungan dalam hal pandangan
bebas pengemudi, ditentukan oleh Pembina Jalan.
Berdasarkan ini di atas dapat juga disebut Garis Sepadan Jalan (GSB). Apa itu GSB?

Garis sepadan bangunan atau sering disebut GSB merupakan batas bangunan yang
ditentukan dari pagar halaman atau batas muka kaveling hingga dengan garis dinding
depan bangunan. Garis ini menunjukkan batas batas dinding terluar bangunan yang
menghadap kejalan, melampaui garis batas tersebut tidak diperbolehkan adanya
bangunan. Dalam menentukan sepadan bangunan tidak termasuk kantilever atau tonjolan-
tonjolan dinding. Garis sepadan bangunan / GSB merupakan rencana awal dalam
pelaksanaan bangunan.

Anda mungkin juga menyukai