Literasi Membaca
Literasi Membaca
Disusun Oleh :
NIM 2002612010264
Dosen Pembimbing :
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul :
Covid-19”
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannnya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usulan guna
menyempurnakan karya tulis ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 3
1.3 Tujuan................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4
2.1 Media Online Menjadi Sarana Meningkatkan Literasi Membaca di
Masa Pandemi....................................................................................... 4
2.2 Kekurangan dan Kelebihan Media Online Dalam Meningkatkan
Literasi Membaca................................................................................. 6
2.2.1 Kekurangan Media Online Dalam Meningkatkan Literasi
Membaca.......................................................................................... 6
2.2.2 Kelebihan Media Online Dalam Meningkatkan Literasi
Membaca.......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP......................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 10
3.2 Saran..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya literasi mengenai
budaya. Budaya mengacu pada bentuk bahasa, kepercayaan, nilai, norma,
ataupun kebiasaan yang menjadi gaya hidup suatu masyarakat tertentu.
Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat
kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis serta
memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu. Dalam
perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan
zaman.
Virus Covid-19 merupakan virus di kota Wuhan Negera China yang dapat
menular sangat mudah dan dapat menyebabkan kematian bagi sebagian
manusia. Tidak hanya kota Wuhan bahkan virus covid-19 ini telah menyebar
hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Penyebaran virus covid-19
dengan jumlah yang menunjukan peningkatan di Indonesia, membuat
pemerintah mengeluarkan aturan ataupun kebijakan-kebijakan pada berbagai
sektor dalam upaya meminimalisir penyebarannya. Kebijakan yang diterapkan
dalam waktu singkat adalah lockdown atau karantina kewilayahan. Menurut
Mahfud, karantina kewilayahan diatur dalam aturan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Mahfud menyebut, dalam UU
itu disebut karantina kewilayahan atau lockdown adalah kira-kira membatasi
perpindahan orang, membatasi kerumunan orang, membatasi gerakan orang
demi keselamatan bersama (Yunita, 2020). Dengan aturan yang telah
dikeluarkan maka kebiasaan baru masyarakat Indonesia pun sudah mulai terasa
dari mulai bekerja, belajar, berkegiatan lainnya di rumah. Kebiasaan
menggunakan masker, membawa handsanitizer, melakukan jaga jarak di tenpat
umum dan lainnya harus dilakukan agar penyebaran virus covid-19 dapat
diminimalisir. Kebijakan terlihat perubahannya yaitu pada sektor pendidikan
yang diantaranya mengubah sistem belajar mengajar yang awalnya bertatap
muka dalam sebuah ruangan kelas atau pertemuan menjadi pertemuan jarak
jauh atau daring dengan menggunakan media elektronik dengan tujuan tetap
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar walaupun dalam situasi pandemi
covid-19 (Aderizqipangestu, 2020). Seluruh kegiatan ini berlaku untuk semua
tingkatan sekolah sehingga guru dan murid melakukan komunikasi
2
menggunakan media online sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Perubahan kebiasaan saat pandemi covid-19 saat ini dilakukan secara bertahap
karena penyesuaian yang harus dilakukan oleh tenaga pendidik dan pelajar
ataupun mahasiswa. Sesuai yang dikatakan Nadiem bahwa dalam proses
adaptasi ke online learning juga sangat sulit paling tidak masih ada
pembelajaran dari pada sama sekali tidak ada pembelajaran(Ridho, 2020).
Namun secara bertahap tenaga pendidik maupun pelajar dapat menyesuaikan
dengan kebiasaan baru ini. Praktik pendidikan di era literasi digital
memerlukan inovasi dan kreasi yang terus-menerus sehingga guru maupun
anak didik tidak mudah mengalami kejenuhan dan kebosanan. Jika sudah
menjadi kebiasaan maka manfaat dalam penggunaan media digital ini pun
dapat dirasakan oleh berbagai pihak. Kemudahan-kemudahan dapat dirasakan
oleh seluruh tenaga pendidik dan pelajar maupun mahasiswa.
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami mengapa media online sebagai sarana literasi membaca
di masa Pandemi Covid-19
2. Untuk mengetahui apa kekurangan dan kelebihan media online dalam
meningkatkan literasi membaca
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
media online adalah proses mengakses, menganalisis secara kritis pesan media,
dan menciptakan pesandengan menggunakan alat media.Sebagai generasi
teknologi, mahasiswa tidak ketinggalan teknologi. Informasi dan hiburan
diakses melalui Internet seperti Facebook, Instagram, Twitter, Detik.com, dan
sebagainya. Sikap kritis pesan media yang dikonsumsinya tidak sepenuhnya
tertanam dalam diri narasumber. Umumnya,para informan lebih mengkritisi
informasi yang menarik perhatian mereka. Mereka menerima informasi begitu
saja, namun mencari tahu dan membandingkan berbagai media lainnya.
Mereka tidak akan hanya percaya dari satu sumber media saja, namun akan
mencari dari berbagai media lainnya. Selain itu media online sudah sangat
melekat pada masyarakat masa kini yang menyebabkan media online sebagai
media dalam meningkatkan literasi membaca salah satunya adalagh E-book
atau buku elektronik yang pada masa ini banyak digunakan di bidang
pendidikan karena dikasanakannya pembelajaran dari rumah (daring).
Umumnya, para informan mengakses berita baik melalui media online maupun
cetak untuk mencari tugas kuliah. Selain meningkatkan literasi membaca media
online bagi Para mahasiswa dengan adanya media online mereka merasa
terhibur karena mereka dapat mengakses game atau Instagram dan YouTube.
Selain untuk hiburan, mahasiswa menggunakan media online untuk berjualan
ataupun berbelanja secara online.
5
2.2 Kekurangan dan Kelebihan Media Online Dalam Meningkatkan Literasi
Membaca
2.2.1 Kekurangan Media Online Dalam Meningkatkan Literasi Membaca
Penggunaan media online pada mahasiswa dengan intensitas tinggi, di
atas 5 jam per hari yaitu untuk mengakses media sosial dan pesan instan
(instant messenger) seperti WhatsApp, Line, dan Blackberry Messenger,
bahkan untuk mengakses game online dan bisnis toko online. Sementara akses
internet untuk kegiatan yang menunjang perilaku literasi masih terbatas,
umumnya hanya di kalangan mahasiswa yang memiliki kemampuan kognitif di
atas rata-rata. Hal ini menunjukkan penggunaan internet pada mahasiswa
belum sepenuhnya berfungsi sebagai media literasi, karena lebih banyak
digunakan sebagai media sosialisasi, bisnis, dan media hiburan. Temuan ini
merupakan sebuah tantangan bagi pendidikan di abad 21. Diperlukan penelitian
lebih lanjut mengenai penggunaan internet yang dapat mengembangkan budaya
literasi, khususnya pada mahasiswa sebagai kalangan akademisi. Kegiatan
akademis lainnya hanya terbatas pada mahasiswa yang memiliki IPK yang
tergolong tinggi, yakni di atas 3,6. Budaya literasi yang muncul masih sebatas
membaca, belum memproduksi suatu tulisan. Tulisan yang mereka unggah
masih bersifat reportase pribadi berupa pengalaman atau opini pribadi pada
akun media sosial mereka. Bahasa yang paling sering digunakan oleh informan
yaitu: bahasa Indonesia sebesar 73,4%, bahasa daerah sebesar 15,3%, bahasa
asing sebesar 4,6%, dan bahasa gaul sebesar 6,7%. Jadi, bahasa Indonesia
masih menduduki urutan tertinggi dalam memunculkan informasi berupa
tulisan, meskipun tulisan tersebut belum sepenuhnya memenuhi kaidah ejaan
yang disempurnakan dengan alasan media atau tulisan tersebut tidak bersifat
resmi atau formal.
Ketika mengakses dan membaca bahan bacaan dan informasi-informasi
melalui gawai atau labtop baik secara online maupun offline. Media yang
digunakan gawai/labtop merupakan perangkat elektronik yang membutuhkan
daya listrik sehingga perlu dipenuhi sumber daya energinya sesuai dengan
kebutuhan. Penggunaan media elektronik bergantung kepada daya listrik.
Tantangannya adalah ketika pengguna berada dalam lingkungan maupun
6
keadaan yang tidak bisa memenuhi kebutuhan daya namun membutuhkan
akses terhadap perangkat tersebut. Terhubung dengan internet untuk
mengakses bacaan dan informasi secara online bergantung pada jaringan
internet atau pulsa paket data internet, walaupun bacaan lain bisa dibaca
secara offline.
Data-data dan informasi (bahan bacaan) yang banyak tersimpan di
memori walaupun dimuat dalam perangkat yang lebih kecil sehingga lebih
praktis untuk digunakan namun ada resiko besar dan dampak fatal yang akan
dihadapi. Masalahnya apabila perangkat penyimpanan (memori) tersebut rusak,
terformat atau hilang maka selesai sudah dan lenyaplah sudah...oleh karena itu
perlu dijaga dan perlu ada maintenance secara baik dan tepat. Membaca secara
rutin dilayar gawai atau labtop akan mempengaruhi kesehatan mata. Banyak
penelitian yang telah membuktikan bahwa cahaya/sinar dari layar media digital
dapat mempengaruhi kesehatan mata sehingga menyebabkan mata minus dan
masalah mata lainnya jika cara penggunaan media digital tidak digunakan
secara bijak. Salah satu perilaku membaca masa kini yang diyakini oleh para
peneliti adalah kebiasaan membaca teks-teks pendek dan kemampuan
multitasking saat membaca menggunakan media digital. Pembaca di era digital
jarang berfokus pada satu bacaan dalam jangka waktu yang lama. Mereka
beralih perhatian dan fokus dari bacaan yang satu ke bacaan yang lainnya,
kepada surel (surat elektronik), kegiatan surfing dan komunikasi di media
sosial. Apabila membaca informasi atau bacaan lain secara online maka
konsentrasi terhadap bacaan bisa terganggu atau fokus bisa teralihkan dari
bacaan oleh karena iklan-iklan yang banyak muncul saat online. Saat membaca
di media digital juga khususnya pada gawai maka gangguan-gangguan kecil
seperti panggilan masuk, notice dari berbagai akun social media juga
mengganggu konsentrasi. Bukan hanya itu, pengguna bisa lebih tergoda untuk
main game, chat atau terpengaruh untuk melakukan hal lain dengan gawainya
dari pada harus fokus pada bacaan. Jenis teks dari cara membaca ini
membuktikan berkurangnya rentan konsentrasi dan daya tahan membaca pada
satu bacaan. Tujuan membaca akan semakin pragmatis. Padahal sebenarnya
7
membaca bukan hanya sekedar membaca tapi harus memahami apa yang
dibaca.
8
dibawa kemana saja dan bisa dibuka dengan mudah kapan saja. Dengan gawai
yang kecil bisa dipakai untuk melihat dunia secara luas.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media Online adalah sebuah sarana untuk berkomunikasi secara online
melalui website dan aplikasi yang hanya bisa diakses dengan internet.
Berisikan teks, suara, foto dan video. Pengertian media online secara umum
mencakupi semua jenis situs website dan aplikasi, termasuk situs berita, situs
perusahaan, situs lembaga/instansi, blog, forum komunitas, media sosial situs
jualan (e-commerce/online store) dan aplikasi chattingan. Media online
terkadang dapat meningkatkan atau menurunkan literasi membaca tergantung
individu masing-masing. Namun meskipun demikian Media online sudah
sangat melekat pada masyarakat masa kini , yang menyebabkan media online
dikatakan sebagai media dalam meningkatkan literasi membaca karena dengan
media online berita dan informasi apapun secara luas baik di dalam maupun
luar negeri bisa diakses secara cepat dan dengan biaya (pulsa data) yang relatif
lebih murah/lebih efiesien. Selain itu dalam memenuhi kebutuhan pendidikan
seperti mencari materi-materi pembelajaran dan perkuliahan dalam bentuk e-
book, jurnal-jurnal ilmiah dan lainnya. Masyarakat tidak perlu lagi
mengeluarkan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.
3.2 Saran
Media online memiliki banyak fungsi dan manfaat diharapkan agar dapat
digunakan dengan baik untuk mencari sumber-sumber informasi yang lebih
meluas dan menarik serta menambah wawasan dan meningkatkan literasi
membaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/321221706_Fungsi_Media_Online_Seb
agai_Media_Literasi_Budaya_Bagi_Generasi_Muda/fulltext/5a157870458
5150052134179/Fungsi-Media-Online-Sebagai-Media-Literasi-Budaya-
Bagi-Generasi-Muda.pdf?origin=publication_detail
https://www.akudigital.com/bisnis-tips/pengertian-media-online/
https://www.sekawanmedia.co.id/media-sosial-untuk-bisnis/
https://kumparan.com/hafizh-deu/pentingnya-memiliki-kecakapan-literasi-digital-
di-masa-pandemi-1v2E7YGSyoZ/full
https://www.kompasiana.com/tonny49426/5bee7c08aeebe10e616fcc24/media-
cetak-vs-media-digital-dalam-literasi-melihat-sisi-kelebihan-dan-
kekurangannya?page=all#
https://www.neliti.com/id/publications/286947/meningkatkan-literasi-membaca-
dan-menulis-dengan-teknologi-informasi-dan-komunik
11