Anda di halaman 1dari 9

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th.

2016

EVALUASI KINERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM IRIGASI


SERBANGAN DI KECAMATAN RAWANG PANCA ARGA KABUPATEN ASAHAN

(The Operation Work Evaluation and Maintenance of Serbangan Irrigation System in


Rawang Panca Arga District Asahan Regency)

Devi Ariyanti Manurung1,2), Sumono1), Sulastri Panggabean1)


1)Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian USU
Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155
2) email: deviariyantimanurung@yahoo.co.id

Diterima: 22 Oktober 2015/Disetujui: 27 Oktober 2015

ABSTRACT
Serbangan irrigation area is a technical irrigation area which has an area of 2.333 Ha. Evaluation of the performance of
irrigation system is one way to describe the performance level of an irrigation system. This study was aimed to evaluate
the performance of operation and maintenance of Serbangan irrigation system with observation or survey method. Some
of the indicators used to determine the performance of the irrigation system were: functional performance and network
infrastructure of irrigation, water sufficiency level, the level of accuracy of the provision of water, management of
government institution, the availability of fund, human resources and farmer institutional performance. The results showed
that the level of functional performance and irrigation network infrastructure was bad with the value of 2, the adequacy of
water was sufficient with the value of 3, the level of accuracy was very appropriate water supply with the value of 4, the
management of government institution was very good with the value of 4, the availability of funding was adequate,and
human resources were not adequate each with the value of 2, the farmer institution performance was very good each
with the value of 4. In general, the performance of operation and maintenance of the Serbangan irrigation system
categorized good with a value of 2,98.

Keywords: Irrigation system, maintenance, operation, performance, Rawang Panca Arga, Serbangan

PENDAHULUAN Kompas, Tanggal 27 Desember 2014, hal. 11,


kolom 1-4).
Sebagai negara agraris, sebagian besar Provinsi Sumatera Utara sebagai daerah
penduduk Indonesia menggantungkan hidup penghasil beras kelima terbesar di tanah air,
pada sektor pertanian, Indonesia diprogramkan menjadi lumbung beras nasional,
memprioritaskan sektor pertanian sebagai sektor mengingat produksi padi di daerah tersebut
utama dalam pembangunan. Pembangunan cukup besar dan dikategorikan sebagai salah
sektor ini bertujuan untuk meningkatkan satu provinsi yang menjadi pendukung
kesejahteraan petani melalui peningkatan tercapainya swasembada pangan nasional
produksi. Dukungan infrastruktur pertanian hingga tiga tahun kedepan (Harian Analisa,
seperti bendungan, irigasi, saluran pertanian Tanggal 29 Desember 2014, hal. 6, kolom 1-3).
primer sampai tersier bagi peningkatan Berdasarkan Pemerintah Provinsi Sumatera
produktivitas pertanian nasional masih sangat Utara (2014), produksi padi di Sumatera Utara
minim. Kerusakan saluran irigasi di berbagai pada tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar
wilayah kurang mendapat perhatian pemerintah, 13.744 ton menjadi 3.740.993 ton dibandingkan
baik pusat maupun daerah. pada tahun 2013.
Permasalahan yang cukup Daerah penghasil beras di Sumatera Utara
mengkhawatirkan di daerah irigasi pada saat ini antara lain adalah Kabupaten Deli Serdang,
menurut Kementrian Pertanian adalah kerusakan Kabupaten Simalungun, Langkat, Serdang
jaringan irigasi yang mencapai 52% atau Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan dan
mencakup 3,3 juta hektar infrastruktur irigasi. Kabupaten Asahan. Kabupaten Asahan
Untuk dapat mewujudkan swasembada beras menghasilkan produksi padi sawah sebesar
dan ketahanan pangan, pemerintah telah 102.451 ton pada tahun 2013 dengan rata-rata
memprogramkan perbaikan jaringan irigasi yang produktivitas 5,61 ton per hektar. Kecamatan
rusak, distribusi pupuk dan benih, menambah dengan produksi padi terbesar adalah Rawang
tenaga penyuluh dan menyerahkan alat Panca Arga, Sei Kepayang dan Meranti yang
pertanian bagi daerah penghasil beras (Harian merupakan lumbung padi di Asahan. Produksi

536
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016

padi di Kecamatan Rawang Panca Arga yang diketahui nilai atau skornya dikalikan dengan
telah dicapai sejauh ini dihasilkan dari upaya bobotnya, kemudian dijumlahkan sehingga
pemerintah dengan cara peluasan lahan sawah diperoleh jumlah nilai total komponen-komponen
beririgasi (Badan Pusat Statistik Kabupaten indikator dengan rentang niai 1 hingga 4. Setelah
Asahan, 2013). itu ditentukan kriteria kinerja sistem irigasi
Kecamatan Rawang Panca Arga berdasarkan Tabel 2. Secara sederhana
mendapatkan air irigasi dari sistem irigasi perhitungan jumlah nilai total komponen-
Serbangan yang mencakup 2.333 Ha. Sistem komponen indikator kinerja sistem irigasi dapat
irigasi ini sumber airnya berasal dari sungai dirumuskan sebagai berikut:
Bunut, merupakan irigasi teknis yang pada ∑ I = I1 × B1 + I2 × B2… … + In × Bn….........(1)
dasarnya daerah irigasi ini jarang melakukan keterangan:
evaluasi dan pemeliharaan sistem irigasinya. ∑ I = Jumlah nilai total komponen indikator
Oleh karena itu, perlu diadakannya evaluasi kinerja sistem irigasi
kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi. I = Nilai komponen indikator
Evaluasi kinerja sistem irigasi merupakan B = Bobot indikator (%)
upaya untuk menilai tingkat kinerja dari suatu
sistem irigasi, hasil analisis ini dapat Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Sistem
dipergunakan sebagai feedback dalam Irigasi
pengambilan keputusan dalam upaya Dalam Peraturan Pemerintah Republik
peningkatan kinerja sistem irigasi. Operasi dan Indonesia No. 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi
pemeliharaan irigasi merupakan bagian dari menyatakan bahwa: Pasal 1 (37) Operasi
kegiatan pengelolaan irigasi (Setyawan, dkk., jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air
2013). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan
kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi di membuka-menutup pintu bangunan irigasi,
daerah irigasi Serbangan Kecamatan Rawang menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem
Panca Arga Kabupaten Asahan. golongan, menyusun rencana pembagian air,
melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan,
mengumpulkan data, memantau dan
BAHAN DAN METODE mengevaluasi. (38) Pemeliharaan jaringan irigasi
adalah upaya menjaga dan mengamankan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi
adalah deskripsi jaringan irigasi dan peta jaringan dengan baik guna memperlancar pelaksanaan
irigasi yang diperoleh dari Dinas Pengelolaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.
Sumber Daya Air (PSDA). Metode penelitian
yang dilakukan adalah observasi lapangan/survei Kinerja Fungsional Infrastruktur Jaringan
dengan mengamati parameter yang diteliti. Irigasi
Pengumpulan data primer dan sekunder pada Kinerja fungsional infrastruktur jaringan
sistem irigasi yang ditinjau, selanjutnya irigasi mencakup kondisi fisik infrastruktur dan
dievaluasi untuk menilai kinerja sistem Irigasi kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi.
Serbangan Kecamatan Rawang Panca Arga
Kabupaten Asahan. Evaluasi kinerja operasi dan Kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi
pemeliharaan sistem irigasi didasarkan pada Kondisi fisik jaringan irigasi menyangkut
beberapa parameter, diantaranya: kinerja jumlah, dimensi, jenis dan keadaan fisik suatu
fungsional infrastruktur jaringan irigasi (kondisi jaringan irigasi. Menurut Peraturan Menteri
fisik infrastruktur jaringan irigasi dan kondisi Pekerjaan Umum No. 32 Tahun 2007 kriteria
fungsional infrastruktur jaringan irigasi), kinerja kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi dapat
pelayanan air (tingkat kecukupan air dan tingkat dilihat pada Tabel 3.
ketepatan pemberian air), kinerja kelembagaan Penilaian kondisi fisik insfrastruktur dalam
pemerintah (manajemen kelembagaan, sumber Mansoer (2013), dapat diketahui dengan cara
daya manusia dan ketersediaan dana) dan berikut:
kinerja kelembagaaan petani. Parameter tersebut - Indikator bangunan utama (Bu): Bangunan
kemudian diberi bobot (0-100%). Komponen– utama berfungsi baik (Buf)/jumlah total
komponen indikator dan bobot kinerja O&P bangunan utama (But) kemudian dikali
sistem irigasi untuk setiap kriteria penilaian dapat bobotnya.
dilihat pada Tabel 1. atau: Bu =
୆୳୤
x …...………………………...(2)
Setiap komponen indikator kinerja irigasi ୆୳୲
memiliki rentang nilai 1-4. Komponen-komponen Bangunan utama terdiri dari: bendungan,
indikator kinerja sistem irigasi yang telah pintu air pengambilan dan pintu air penguras.

537
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016

- Indikator saluran irigasi (Is): panjang saluran Bangunan yang dimaksud mencakup
berfungsi baik (Sf)/panjang saluran total (St) bangunan-bangunan yang menunjang
kemudian dikali dengan bobotnya. kegiatan irigasi disuatu daerah irigasi, seperti
ୗ୤ bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan
atau : Is = x bobot….…………………… (3)
ୗ୲ talang, siphon, gorong-gorong, jembatan dan
Saluran yang dimaksud ialah saluran lain sebagainya.
primer, sekunder dan tersier. Setelah nilai masing-masing indikator
- Indikator bangunan (Ib): jumlah bangunan diketahui, maka dihitung persentase kondisi fisik
yang berfungsi baik (Bf)/jumlah bangunan total infrastruktur dengan rumus:
(Bt) kemudian dikali dengan bobotnya. Kondisi fisik infrastruktur = Bu + Is + Ib ……… (5)
୆୤ Bobot indikator untuk menentukan kriteria
Atau : Ib = x bobot………………………….(4) kondisi fisik jaringan irigasi, dapat dilihat pada
୆୲
Tabel 4.

Tabel 1. Komponen–komponen indikator dan bobot kinerja O&P sistem irigasi


Komponen Kriteria penilaian Bobot Nilai
penelaian (%)
1 2 3 4
Kinerja fungsional Kondisi fisik 14 Rusak berat Rusak Rusak Baik
infrastruktur infrastruktur sedang ringan
jaringan irigasi
Kondisi 14 Rusak berat Rusak Rusak Baik
fungsional sedang ringan
infrastruktur
Kinerja Tingkat 15 Sangat Kurang Cukup Sangat
pelayanan air kecukupan air kurang cukup
Tingkat 15 Sangat Terlambat Tepat Sangat
ketepatan terlambat tepat
pemberian air
Kinerja Manajemen 10 Sangat Buruk Baik Sangat
kelembagaan kelembagaan buruk baik
pemerintah Keterediaan 11 Tidak Kurang Memadai Sangat
dana memadai memadai memadai
SDM 10 Tidak Kurang Memadai Sangat
memadai memadai memadai
Kinerja Struktur 11 Sangat Buruk Baik Sangat
kelembagaan kelembagaan buruk baik
petani (AD/ART,
anggota,
program kerja),
prasarana dan
keaktifan
anggota
Sumber: Setyawan, dkk., 2013.

Tabel 2. Kriteria operasi dan pemeliharaan sistem irigasi


No Jumlah skor Kriteria
1 3–4 Sangat baik
2 2 - 2,9 Baik
3 1 – 1,9 Sedang
4 <1 Buruk
Sumber : Setyawan, dkk., 2013.

538
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016

Tabel 3. Klasifikasi kondisi fisik jaringan irigasi tanaman pada tingkat menguntungkan. Analisa
No Tingkat Klasifikasi Keterangan kecukupan air adalah analisa penilain tingkat
kerusakan kecukupan air selama satu tahun dengan
jaringan perbandingan antara debit yang tersedia di
1 < 10% Baik Pemeliharaan bendungan dengan debit yang dibutuhkan
rutin tanaman. Tingkat kecukupan air dapat dianalisis
2 10-20% Rusak Pemeliharaan dengan cara seperti pada Tabel 6.
ringan berkala
3 21-40% Rusak Perbaikan Tabel 5. Kriteria kondisi fungsional infrastruktur
sedang jaringan sistem irigasi
4 >40% Rusak Rehabilitasi No Kondisi fungsional Kriteria
berat infrastruktur
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32 1 Tingkat kerusakan Baik
Tahun 2007. fungsional <10%
Tabel 4. Bobot indikator kriteria kondisi fisik 2 Tingkat kerusakan Rusak ringan
jaringan irigasi fungsional 10% - 20%
No Indikator Bobot (%) 3 Tingkat kerusakan Rusak sedang
1 Bangunan utama 38,65 fungsional jaringan
2 Saluran pembawa 31,65 21% - 40%
3 Bangunan pada 29,65 4 Tingkat kerusakan Rusak berat
saluran fungsional jaringan
Sumber: Mansoer (2013). >40%
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32
Kondisi fungsional infrastruktur jaringan Tahun 2007.
irigasi
Kondisi fungsional infrastruktur jaringan Tabel 6. Tingkat kecukupan air
irigasi erat kaitannya terhadap kondisi fisik Masa tanam
No Kriteria
infrastruktur jaringan irigasi. Jika kondisi fisik (per tahun)
infrastruktur baik, maka hampir dapat dipastikan 1 3 kali Sangat cukup
kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasinya 2 2 kali Cukup
juga demikian. Penilaian kondisi fungsional
3 1 kali Kurang
infrastruktur jaringan irigasi dapat dilakukan
dengan cara berikut: 4 1 kali dan air kurang Sangat kurang
- Indikator saluran irigasi (Is): panjang saluran Sumber: Penyuluh Pertanian DI Medan Krio, dalam
berfungsi baik (Sf)/panjang saluran total (St) Sebayang (2014).
kemudian dikali 100%.
ୗ୤ Tingkat ketepatan pemberian air
atau: Is = x 100%……………..………...….(6) Tingkat ketepatan pemberian ari erat
ୗ୲
- Indikator bangunan irigasi (Ib): jumlah kaitannya terhadap tingkat kecukupan air. Jika
bangunan irigasi yang berfungsi baik tingkat kecukupan air ditandai dengan
(Bf)/jumlah bangunan total (Bt) kemudian dikali kemampuan suatu sumber air guna memenuhi
dengan 100%. kebutuhan air untuk keperluan tertentu, maka
୆୤ tingakat ketepatan air dapat didefinisikan sebagai
atau: Ib = x 100%……….........………..….(7)
୆୲
suatu kondisi untuk menyatakan kesesuai waktu
Setelah nilai masing-masing indikator
pemberian air sesuai dengan jadwal yang telah
diketahui, maka dihitung persentase kondisi fisik
disepakati bersama. Tingkat ketepatan
infrastruktur dengan rumus:
୍ୱା୍ୠ pemberian air dapat dianalisis dengan cara
Kondisi fungsional infrastruktur = ……….(8) seperti pada Tabel 7.

Kriteria kondisi fungsional infrastruktur
jaringan irigasi dapat dilihat pada Tabel 5. Kinerja Kelembagaan Pemerintah
Kinerja Pelayanan Air Kinerja kelembagaan pemerintah mencakup
Kinerja pelayanan air meliputi: tingkat manajemen kelembagaan, sumber daya manusia
kecukupan air dan tingkat ketepatan memperoleh dan ketersediaan dana.
air.
Manajemen kelembagaan
Tingkat kecukupan air Manajemen kelembagaan meliputi elemen-
Kecukupan air adalah banyaknya bagian elemen yang terkait dalam kegiatan O&P sistem
lahan yang menerima air cukup untuk irigasi serta tugas setiap elemen yang terdiri dari
mempertahankan kuantitas dan kualitas produksi lima elemen pertugas, diantaranya: kepala

539
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016

ranting, petugas mantri, staf ranting, Petugas (PPA). Manajemen kelembagaan dapat dianalisis
Operasi Bendung (POB) dan Petugas Pintu Air dengan cara seperti pada Tabel 8.

Tabel 7. Tingkat ketepatan pemberian air


No Ketepatan pemberian air Kriteria
1 Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati Sangat tepat
2 Terlambat beberapa jam Tepat
3 Terlambat lebih dari satu hari Terlambat
4 Terlambat lebih dari tiga hari Sangat terlambat
Sumber: Penyuluh Pertanian DI Medan Krio, dalam Sebayang (2014).

Tabel 8. Manajemen kelembagaan pemerintah


No Ketersedian petugas Kriteria
1 Kepala ranting, mantri, staf ranting, POB dan PPA Sangat baik
2 Salah satu petugas tidak tersedia Baik
3 Dua dari lima katagori petugas tidak tersedia Buruk
4 Lebih dari dua katagori petugas tidak tersedia Sangat buruk
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32 Tahun 2007.

Sumber Daya Manusia (SDM) Kinerja kelembagaan petani dapat dianalisis


Sumber daya manusia menyangkut dengan cara seperti pada Tabel 10.
ketersediaan personil untuk setiap elemen-
elemen yang dibutuhkan dalam suatu sistem Tabel 10. Kinerja kelembagaan petani
irigasi. Berikut adalah kebutuhan tenaga No Kelembagaan petani Kriteria
pelaksana O&P sistem irigasi. Sumber daya 1 Struktur kelembagaan, Sangat
manusia dapat dianalisis dengan cara seperti prasarana dan keaktifan baik
pada Tabel 9. anggota memadai
Tabel 9. Kebutuhan tenaga pelaksana operasi 2 Salah satu elemen tidak Baik
dan pemeliharaan sistem irigasi memadai
No Ketersediaan SDM Kriteria 3 dua diantara elemen Buruk
1 Kepala ranting, mantri, POB, Sangat kelembagaan petani tidak
PPA dan Petugas saluran baik berjalan dengan baik
2 Setiap petugas tersedia Baik 4 ketiga elemen tidak tersedia Sangat
namun personil petugas buruk
belum terpenuhi. Sumber: Penyuluh Pertanian DI Medan Krio, dalam
3 Satu atau dua petugas tidak Buruk Sebayang (2014).
tersedia
4 Lebih dari dua petugas tidak Sangat HASIL DAN PEMBAHASAN
tersedia buruk
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32 Jaringan Irigasi Serbangan merupakan
Tahun 2007.
salah satu jaringan irigasi yang terletak di
Ketersediaan dana Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten
Berdasarkan peraturan Pemerintah Asahan dengan koordinat 3o 3’ 1,86” LU – 99o 38’
Pekerjaan Umum No. 32 Tahun 2007, sumber- 8,94” BT. Jaringan irigasi ini merupakan irigasi
sumber pembiayaan pemeliharaan jaringan teknis yang memiliki luas 2.333 Ha. Sumber air
irigasi berasal dari: jaringan irigasi ini berasal dari Sungai Bunut.
1. Alokasi biaya pemeliharaan dari sumber Jaringan irigasi ini menjadi sumber
APBN atau APBD. pengairan untuk 7 Desa antara lain yaitu Pondok
2. Kontribusi biaya pemeliharaan Bungur, Rawang Pasar IV, Rawang Pasar V,
oleh perkumpulan petani pemakai air. Rawang Pasar VI, Rawang Baru, Rawang Lama
3. Alokasi biaya dari badan usaha atau sumber dan Bangun Sari. Sumber air pada Daerah Irigasi
lainnya. Serbangan kurang mencukupi apabila pemberian
air ke petak-petak sawah dilakukan secara
Kinerja Kelembagaan Petani serentak, untuk mengatasi kekurangan ini maka
Kinerja kelembagaan petani ditandai dengan sistem pemberian air dilakukan secara bergilir
beberapa hal berikut ini: ketersediaan struktur atau disebut sistem rotasi sesuai dengan waktu
kelembagaan, prasarana dan keaktifan anggota. yang telah ditetapkan oleh Perkumpulan Petani

540
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016

Pemakai Air (P3A) dengan Unit Pelaksana Hasil penelitian evaluasi kinerja operasi dan
Lapangan (UPL) IV Serbangan. pemeliharaan Jaringan Irigasi Serbangan dapat
dilihat pada Tabel 11.
Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi Serbangan

Tabel 11. Kinerja operasi dan pemeliharaan Jaringan Irigasi Serbangan


Komponen Kriteria penilaian Bobot Kategori Nilai Skor
penilain (%)
Kinerja fungsional Kondisi fisik 14 Rusak sedang 2 0,28
infrastruktur infrastruktur
jaringan irigasi
Kondisi fungsional 14 Rusak sedang 2 0,28
infrastruktur
Kinerja pelayanan Tingkat kecukupan air 15 Cukup 3 0,45
air
Tingkat ketepatan 15 Sangat tepat 4 0,60
pemberian air
Kinerja Manajemen 10 Sangat baik 4 0,40
kelembagaan kelembagaan
pemerintah
Ketersediaan dana 11 Memadai 3 0,33
SDM 10 Kurang 2 0,20
memadai
Kinerja Struktur kelembagaan 11 Sangat baik 4 0,44
kelembagaan (AD/ART, anggota,
petani program kerja)
prasarana dan
keaktifan anggota
Jumlah skor 2,98

Dari Tabel 11 diperlihatkan jumlah skor 21%-40% termasuk ke dalam kriteria rusak
keseluruhan untuk kinerja Operasi dan sedang dengan nilai 2 (Tabel 11).
Pemeliharaan (O&P) Jaringan Irigasi Serbangan Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan
ialah 2,98 dan dapat dikategorikan baik. yang mencakup kegiatan seperti perbaikan
Walaupun kondisi fisik infrastruktur dan kondisi saluran dan bangunan, membersihkan peralatan
fungsional infrastruktur dikategorikan rusak ukur, membuang sampah terapung pada saluran
sedang, namun tingkat kecukupan air dan tingkat dan memberikan pelumas pada pintu. Kegiatan
ketepatan pemberian air dikategorikan cukup dan pembersihan dan perawatan jaringan irigasi
sangat tepat. Oleh karena itu, Jaringan Irigasi sebaiknya mempunyai jadwal yang tetap yang
Serbangan masih dapat dikategorikan baik. Hal telah disepakati bersama.
ini sesuai dengan pernyataan Setyawan, dkk.,
(2013), yang menyatakan bahwa rentang jumlah Kondisi fungsional infrastruktur Jaringan
skor untuk kinerja Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Serbangan
secara umum dari beberapa komponen yang Kondisi fungsional dalam keadaan rusak
dinilai berada pada kisaran 2–2,9 dikategorikan sedang karena kondisi fungsional jaringan irigasi
baik. erat kaitannya dengan kondisi fisik infrastruktur.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Mansoer
Kondisi Fungsional Infrastruktur pada (2013), yang menyatakan bahwa kondisi
Jaringan Irigasi Serbangan fungsional infrastruktur jaringan irigasi erat
Kondisi Fungsional Infrastruktur Jaringan kaitannya terhadap kondisi fisik infrastruktur
Irigasi Serbangan mencakup: jaringan irigasi. Jika kondisi fisik infrastruktur
baik, hampir dapat dipastikan kondisi fungsional
Kondisi fisik infrastruktur Jaringan Irigasi
infrastruktur jaringan irigasinya juga demikian.
Serbangan
Kondisi fungsional Jaringan Irigasi
Kondisi fisik infrastruktur Jaringan Irigasi
Serbangan dalam kondisi baik sebesar 60,093%
Serbangan dalam kondisi baik sebesar 68,061%
dan kondisi fungsional dalam keadaan rusak
dan dalam kondisi rusak sebesar 31,938%
sebesar 39,907%. Berdasarkan Tabel 5, untuk
Berdasarkan Tabel 5, untuk tingkat kerusakan

541
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016

tingkat kerusakan 21%-40% termasuk ke dalam Sumber Daya Manusia (SDM) pada Jaringan
kriteria rusak sedang dengan nilai 2 (Tabel 11). Irigasi Serbangan
Pada Jaringan Irigasi Serbangan jumlah
Kinerja Pelayanan Air pada Jaringan Irigasi petugas pada masing masing kategori belum
Serbangan terpenuhi. Hal ini dapat dilihat dari petugas
Kinerja pelayanan air Jaringan Irigasi Kepala Ranting/Pegamat/UPTD/cabang yang
Serbangan mencakup: personilnya masih kurang sebanyak 2 orang.
Begitu pula dengan Pekerja Saluran (PS)
Tingkat kecukupan air pada Jaringan Irigasi seharusnya terdiri dari 1 orang per 2-3 km atau
Serbangan daerah layanan 150-500 Ha, namun pada
Tingkat kecukupan air pada Jaringan Irigasi jaringan irigasi ini tidak terdapat Pekerja Saluran
Serbangan termasuk dalam kriteria cukup (PS). Dalam Tabel 11, dapat dilihat bahwa
dengan nilai 3 (Tabel 11). Jaringan irigasi ini Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat di
hanya mampu mengairi lahan pertanian dua kali Jaringan Irigasi Serbangan dikategorikan kurang
dalam setahun, tetapi belum mampu untuk tiga memadai sehingga diberikan nilai 2.
kali dalam setahun karena pasokan airnya Untuk meningkatkan penilaian Sumber
maasih terbatas. Untuk meningkatkan kecukupan Daya Manusia (SDM) yang belum dikategorikan
air pada Jaringan Irigasi Serbangan dapat sangat memadai, maka diperlukan penambahan
dilakukan dengan penelahaahan ulang mengenai 2 orang staf untuk membantu kepala ranting dan
sumber airnya. pembentukan Pekerja Saluran (PS) sebanyak 8
a.Tingkat ketepatan pemberian air pada Jaringan orang terdiri dari 1 orang per 2-3 km panjang
Irigasi Serbangan saluran. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Tingkat ketepatan pemberian air pada No. 32 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa
Jaringan Irigasi Serbangan telah sesuai dengan untuk petugas pelaksana operasi dan
jadwal yang telah disepakati oleh P3A dan oleh pemeliharaan yaitu kepala ranting 1 orang di
petugas UPL (Unit Pelaksana Tugas) IV tambah 5 staf dan Pekerja Saluran (PS) terdiri
Serbangan. Jaringan Irigasi Serbangan mengairi dari 1 orang per 2-3 km panjang saluran.
sebanyak tujuh desa, untuk pemberian air irigasi
ke petak-petak sawah dilakukan dengan sistem Ketersediaan dana pada Jaringan Irigasi
rotasi atau sistem bergilir, tiap-tiap desa Serbangan
mendapat giliran selama 2 hari kemudian Berdasarkan data yang diperoleh dari
dilanjutkan ke desa berikutnya. Berdasarkan Dinas PSDA Kabupaten Asahan, dana yang
Tabel 7, tingkat ketepatan pemberian air yang telah dikeluarkan untuk kegiatan operasi dan
telah sesuai dengan jadwal yang telah disepakati pemeliharaan seperti normalisasi saluran
bersama termasuk dalam kriteria sangat tepat, jaringan irigasi untuk 6 lokasi pada tahun 2015
dengan nilai 4 (Tabel 11). yaitu normalisasi saluran sekunder sepanjang
3.500 meter, normalisasi saluran sekunder
Kinerja Kelembagaan Pemerintah pada Meranti sepanjang 2.500 meter, normalisasi
Jaringan Irigasi Serbangan saluran pembuang Jati sepanjang 2.500 meter,
Kinerja kelembagaan pemerintah normalisasi saluran pembuangan Antio
mencakup: manajemen kelembagaan, SDM dan sepanjang 2.500 meter, normalisasi saluran
struktur kelembagaan. primer sepanjang 1.500 meter dan normalisasi
saluran pembuangan Paya Bomban sepanjang
Manajemen kelembagaan pada Jaringan 1.500 meter yang bersumber dari Anggaran
Irigasi Serbangan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Manajemen kelembagaan yang terdapat di berjumlah Rp. 1.199.814.000,-. Di Jaringan
jairngan irigasi serbangan dikategorikan sangat Irigasi Serbangan telah dilakukan pengutipan
baik dan diberikan nilai 4. Setiap elemen yang iuran pada tiap-tiap P3A, namun sumber dana
dibutuhkan dalam pelaksanaan O&P sistem usaha lain belum terkumpul.
irigasi serbangan telah tersedia yaitu: Ketersediaan dana pada Jaringan Irigasi
1. Kepala ranting Serbangan berasal dari APBN dan APBD dan
2. Petugas mantra/juru pengairan iuran dari tiap-tiap P3A. Namun biaya yang
3. Staf ranting bersumber badan usaha lainnya belum tersedia,
4. Petugas operasi bending (POB) sedangkan dalam Peraturan Menteri No. 32
5. Petugas pintu air (P2A). Tahun 2007 dinyatakan bahwa sumber-sumber
pembiayaan pemeliharaan jaringan irigasi
berasal dari APBN, kontribusi Perkumpulan
Petani Pemakai Air (P3A) dan dari badan usaha

542
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016

atau sumber lainnya. Berdasarkan Tabel 11, sebuah wadah organisasi kelembagaan petani
diperlihatkan bahwa ketersediaaan dana yang wajib menyusun Anggaran Dasar (AD) dan
terdapat di Jaringan Irigasi Serbangan memiliki Anggaran Rumah Tangga (ART), yang disusun
kategori memadai dan diberikan nilai 3. berdasarkan kemampuan petani dan
ditandatangani oleh ketua dan sekretaris
Kinerja Kelembagaaan Petani pada Jaringan selanjutnya diketahui oleh kepala desa dan
Irigasi Serbangan camat serta disahkan oleh bupati/walikota untuk
Pada Jaringan Irigasi Serbangan terdapat mendapatkan status badan hukum, Anggaran
15 P3A, Tingkat partisipasi dari semua P3A bisa Dasar (AD) tersebut selanjutnya didaftarkan pada
dikatakan aktif dengan keaktifan total sebesar pengadilan negeri setempat. Untuk itu,
93,34%. Pada setiap P3A telah terbentuk ketua, kelembagaan petani yang terdapat di Jaringan
sekretaris, bendahara, pelaksana teknis dan Irigasi Serbangan dikategorikan baik dan
anggota. Ditambah lagi dengan adanya AD/ART diberikan nilai 4. Keberadaan P3A pada Jaringan
dan kegiatan yang akan dilaksanakan Irigasi Serbangan dapat dilihat pada Tabel 12.
kedepannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Prasetijo (2012), yang menyatakan bahwa dalam

Tabel 12. Keberadaan P3A Jaringan Irigasi Serbangan


No Kelompok P3A Luas (Ha) Desa Kecamatan Ket
1 Pondok Bungur 120 Pondok Bungur Rawang Panca Arga Aktif
2 Dahlia Sinar Jati 134 Rawang Pasar IV Rawang Panca Arga Aktif
3 Tunas Murni 132 Rawang Pasar IV Rawang Panca Arga Tidak Aktif
4 Tupang Sari 88 Rawang Pasar V Rawang Panca Arga Aktif
5 Sri Tani 105 Rawang Pasar V Rawang Panca Arga Aktf
6 Mawar 205 Rawang Lama Rawang Panca Arga Aktif
7 Saroha 377 Rawang Lama Rawang Panca Arga Aktif
8 Sidoarjo Setia 210 Rawang Lama Rawang Panca Arga Aktif
9 Saroha 189 Rawang Pasar VI Rawang Panca Arga Aktif
10 Tani Maju 93 Rawang Pasar VI Rawang Panca Arga Aktif
11 Samuba 142 Rawang Baru Rawang Panca Arga Aktif
12 Sekata 167 Rawang Baru Rawang Panca Arga Aktif
13 Bersama 138 Rawang Baru Rawang Panca Arga Aktif
14 Rawang Baru 280 Rawang Baru Rawang Panca Arga Aktif
15 Semangat Tani 153 Bangun Sari Silau Laut Aktif
Sumber : Keputusan Bupati Asahan, 2015.

3. Tingkat kecukupan air pada Jaringan Irigasi


Serbangan ialah dikategorikan cukup dengan
KESIMPULAN nilai komponen 3, serta untuk ketepatan
memperoleh air pada Jaringan Irigasi
1. Kinerja Operasi dan Pemeliharaan (O&P) Serbangan dikategorikan sangat tepat
Jaringan Irigasi Serbangan dikategorikan dengan nilai komponen 4.
baik, dengan jumlah skor dari masing-masing 4. Kinerja kelembagaan pemerintah yang
indikator berada pada rentang jumlah skor 2– meliputi: manajemen kelembagaan pada
2,9, tepatnya 2,98. Jaringan Irigasi Serbangan ialah
2. Kondisik fisik infrastruktur Jaringan Irigasi dikategorikan sangat baik dengan nilai
Serbangan ialah rusak sedang dengan nilai komponen 4, ketersediaan dana
komponennya 2 dengan persentase kondisi dikategorikan memadai dengan nilai
fisik jaringan dalam keadaan baik 68,061% komponen 3 dan Sumber Daya Manusia
dan 31,938% dalam keadaan rusak. (SDM) dikategorikan kurang memadai
Sedangkan untuk kondisi fungsional dengan nilai komponen 2.
infrastruktur Jaringan Irigasi Serbangan juga 5. Kinerja kelembagaan petani Jaringan Irigasi
dikategorikan rusak sedang dengan nilai Serbangan dikategorikan sangat baik
komponennya 2, dengan persentase kondisi dengan nilai komponennya ialah 4.
fungsional jaringan dalam keadaan baik
60,093% atau 39,907% dalam keadaan
rusak.

543
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016

DAFTAR PUSTAKA Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006


Tentang Irigasi.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan, 2013.
Produksi Padi di kabupaten Asahan. Prasetijo, H., 2012. Studi Pemberdayaan
Lembaga Pengelola Jaringan Irigasi di
Mansoer, S., 2013. Penilaian Kinerja Sistem Tingkat Desa. Fakultas Teknik Universitas
Jaringan Irigasi. Kementerian Pekerjaan Brawijaya, Malang.
Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air, Palangkaraya. Sebayang, M. S., 2014. Evaluasi Kinerja Operasi
dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Medan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 2014. Krio di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli
Sumatera Utara Diprogramkan Jadi Serdang. Universitas Sumatera Utara,
Lumbung Beras Nasional.Diakses dari Medan.
http://sumutprov.go.id.Pada tanggal 02
Februari 2015.[20:46 WIB]. Setyawan, C., S. Susanto dan Sukino, 2013.
Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi. Jurnal
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32 Teknotan Vol. 7, No. 2, Yogyakarta.
Tahun 2007 Tentang Pedoman Operasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

544

Anda mungkin juga menyukai