Evaluasi Kinerja Operasi Dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Serbangan Di Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan
Evaluasi Kinerja Operasi Dan Pemeliharaan Sistem Irigasi Serbangan Di Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan
2016
ABSTRACT
Serbangan irrigation area is a technical irrigation area which has an area of 2.333 Ha. Evaluation of the performance of
irrigation system is one way to describe the performance level of an irrigation system. This study was aimed to evaluate
the performance of operation and maintenance of Serbangan irrigation system with observation or survey method. Some
of the indicators used to determine the performance of the irrigation system were: functional performance and network
infrastructure of irrigation, water sufficiency level, the level of accuracy of the provision of water, management of
government institution, the availability of fund, human resources and farmer institutional performance. The results showed
that the level of functional performance and irrigation network infrastructure was bad with the value of 2, the adequacy of
water was sufficient with the value of 3, the level of accuracy was very appropriate water supply with the value of 4, the
management of government institution was very good with the value of 4, the availability of funding was adequate,and
human resources were not adequate each with the value of 2, the farmer institution performance was very good each
with the value of 4. In general, the performance of operation and maintenance of the Serbangan irrigation system
categorized good with a value of 2,98.
Keywords: Irrigation system, maintenance, operation, performance, Rawang Panca Arga, Serbangan
536
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
padi di Kecamatan Rawang Panca Arga yang diketahui nilai atau skornya dikalikan dengan
telah dicapai sejauh ini dihasilkan dari upaya bobotnya, kemudian dijumlahkan sehingga
pemerintah dengan cara peluasan lahan sawah diperoleh jumlah nilai total komponen-komponen
beririgasi (Badan Pusat Statistik Kabupaten indikator dengan rentang niai 1 hingga 4. Setelah
Asahan, 2013). itu ditentukan kriteria kinerja sistem irigasi
Kecamatan Rawang Panca Arga berdasarkan Tabel 2. Secara sederhana
mendapatkan air irigasi dari sistem irigasi perhitungan jumlah nilai total komponen-
Serbangan yang mencakup 2.333 Ha. Sistem komponen indikator kinerja sistem irigasi dapat
irigasi ini sumber airnya berasal dari sungai dirumuskan sebagai berikut:
Bunut, merupakan irigasi teknis yang pada ∑ I = I1 × B1 + I2 × B2… … + In × Bn….........(1)
dasarnya daerah irigasi ini jarang melakukan keterangan:
evaluasi dan pemeliharaan sistem irigasinya. ∑ I = Jumlah nilai total komponen indikator
Oleh karena itu, perlu diadakannya evaluasi kinerja sistem irigasi
kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi. I = Nilai komponen indikator
Evaluasi kinerja sistem irigasi merupakan B = Bobot indikator (%)
upaya untuk menilai tingkat kinerja dari suatu
sistem irigasi, hasil analisis ini dapat Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Sistem
dipergunakan sebagai feedback dalam Irigasi
pengambilan keputusan dalam upaya Dalam Peraturan Pemerintah Republik
peningkatan kinerja sistem irigasi. Operasi dan Indonesia No. 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi
pemeliharaan irigasi merupakan bagian dari menyatakan bahwa: Pasal 1 (37) Operasi
kegiatan pengelolaan irigasi (Setyawan, dkk., jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air
2013). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan
kinerja operasi dan pemeliharaan sistem irigasi di membuka-menutup pintu bangunan irigasi,
daerah irigasi Serbangan Kecamatan Rawang menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem
Panca Arga Kabupaten Asahan. golongan, menyusun rencana pembagian air,
melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan,
mengumpulkan data, memantau dan
BAHAN DAN METODE mengevaluasi. (38) Pemeliharaan jaringan irigasi
adalah upaya menjaga dan mengamankan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi
adalah deskripsi jaringan irigasi dan peta jaringan dengan baik guna memperlancar pelaksanaan
irigasi yang diperoleh dari Dinas Pengelolaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.
Sumber Daya Air (PSDA). Metode penelitian
yang dilakukan adalah observasi lapangan/survei Kinerja Fungsional Infrastruktur Jaringan
dengan mengamati parameter yang diteliti. Irigasi
Pengumpulan data primer dan sekunder pada Kinerja fungsional infrastruktur jaringan
sistem irigasi yang ditinjau, selanjutnya irigasi mencakup kondisi fisik infrastruktur dan
dievaluasi untuk menilai kinerja sistem Irigasi kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasi.
Serbangan Kecamatan Rawang Panca Arga
Kabupaten Asahan. Evaluasi kinerja operasi dan Kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi
pemeliharaan sistem irigasi didasarkan pada Kondisi fisik jaringan irigasi menyangkut
beberapa parameter, diantaranya: kinerja jumlah, dimensi, jenis dan keadaan fisik suatu
fungsional infrastruktur jaringan irigasi (kondisi jaringan irigasi. Menurut Peraturan Menteri
fisik infrastruktur jaringan irigasi dan kondisi Pekerjaan Umum No. 32 Tahun 2007 kriteria
fungsional infrastruktur jaringan irigasi), kinerja kondisi fisik infrastruktur jaringan irigasi dapat
pelayanan air (tingkat kecukupan air dan tingkat dilihat pada Tabel 3.
ketepatan pemberian air), kinerja kelembagaan Penilaian kondisi fisik insfrastruktur dalam
pemerintah (manajemen kelembagaan, sumber Mansoer (2013), dapat diketahui dengan cara
daya manusia dan ketersediaan dana) dan berikut:
kinerja kelembagaaan petani. Parameter tersebut - Indikator bangunan utama (Bu): Bangunan
kemudian diberi bobot (0-100%). Komponen– utama berfungsi baik (Buf)/jumlah total
komponen indikator dan bobot kinerja O&P bangunan utama (But) kemudian dikali
sistem irigasi untuk setiap kriteria penilaian dapat bobotnya.
dilihat pada Tabel 1. atau: Bu =
୳
x …...………………………...(2)
Setiap komponen indikator kinerja irigasi ୳୲
memiliki rentang nilai 1-4. Komponen-komponen Bangunan utama terdiri dari: bendungan,
indikator kinerja sistem irigasi yang telah pintu air pengambilan dan pintu air penguras.
537
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
- Indikator saluran irigasi (Is): panjang saluran Bangunan yang dimaksud mencakup
berfungsi baik (Sf)/panjang saluran total (St) bangunan-bangunan yang menunjang
kemudian dikali dengan bobotnya. kegiatan irigasi disuatu daerah irigasi, seperti
ୗ bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan
atau : Is = x bobot….…………………… (3)
ୗ୲ talang, siphon, gorong-gorong, jembatan dan
Saluran yang dimaksud ialah saluran lain sebagainya.
primer, sekunder dan tersier. Setelah nilai masing-masing indikator
- Indikator bangunan (Ib): jumlah bangunan diketahui, maka dihitung persentase kondisi fisik
yang berfungsi baik (Bf)/jumlah bangunan total infrastruktur dengan rumus:
(Bt) kemudian dikali dengan bobotnya. Kondisi fisik infrastruktur = Bu + Is + Ib ……… (5)
Bobot indikator untuk menentukan kriteria
Atau : Ib = x bobot………………………….(4) kondisi fisik jaringan irigasi, dapat dilihat pada
୲
Tabel 4.
538
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
Tabel 3. Klasifikasi kondisi fisik jaringan irigasi tanaman pada tingkat menguntungkan. Analisa
No Tingkat Klasifikasi Keterangan kecukupan air adalah analisa penilain tingkat
kerusakan kecukupan air selama satu tahun dengan
jaringan perbandingan antara debit yang tersedia di
1 < 10% Baik Pemeliharaan bendungan dengan debit yang dibutuhkan
rutin tanaman. Tingkat kecukupan air dapat dianalisis
2 10-20% Rusak Pemeliharaan dengan cara seperti pada Tabel 6.
ringan berkala
3 21-40% Rusak Perbaikan Tabel 5. Kriteria kondisi fungsional infrastruktur
sedang jaringan sistem irigasi
4 >40% Rusak Rehabilitasi No Kondisi fungsional Kriteria
berat infrastruktur
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32 1 Tingkat kerusakan Baik
Tahun 2007. fungsional <10%
Tabel 4. Bobot indikator kriteria kondisi fisik 2 Tingkat kerusakan Rusak ringan
jaringan irigasi fungsional 10% - 20%
No Indikator Bobot (%) 3 Tingkat kerusakan Rusak sedang
1 Bangunan utama 38,65 fungsional jaringan
2 Saluran pembawa 31,65 21% - 40%
3 Bangunan pada 29,65 4 Tingkat kerusakan Rusak berat
saluran fungsional jaringan
Sumber: Mansoer (2013). >40%
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32
Kondisi fungsional infrastruktur jaringan Tahun 2007.
irigasi
Kondisi fungsional infrastruktur jaringan Tabel 6. Tingkat kecukupan air
irigasi erat kaitannya terhadap kondisi fisik Masa tanam
No Kriteria
infrastruktur jaringan irigasi. Jika kondisi fisik (per tahun)
infrastruktur baik, maka hampir dapat dipastikan 1 3 kali Sangat cukup
kondisi fungsional infrastruktur jaringan irigasinya 2 2 kali Cukup
juga demikian. Penilaian kondisi fungsional
3 1 kali Kurang
infrastruktur jaringan irigasi dapat dilakukan
dengan cara berikut: 4 1 kali dan air kurang Sangat kurang
- Indikator saluran irigasi (Is): panjang saluran Sumber: Penyuluh Pertanian DI Medan Krio, dalam
berfungsi baik (Sf)/panjang saluran total (St) Sebayang (2014).
kemudian dikali 100%.
ୗ Tingkat ketepatan pemberian air
atau: Is = x 100%……………..………...….(6) Tingkat ketepatan pemberian ari erat
ୗ୲
- Indikator bangunan irigasi (Ib): jumlah kaitannya terhadap tingkat kecukupan air. Jika
bangunan irigasi yang berfungsi baik tingkat kecukupan air ditandai dengan
(Bf)/jumlah bangunan total (Bt) kemudian dikali kemampuan suatu sumber air guna memenuhi
dengan 100%. kebutuhan air untuk keperluan tertentu, maka
tingakat ketepatan air dapat didefinisikan sebagai
atau: Ib = x 100%……….........………..….(7)
୲
suatu kondisi untuk menyatakan kesesuai waktu
Setelah nilai masing-masing indikator
pemberian air sesuai dengan jadwal yang telah
diketahui, maka dihitung persentase kondisi fisik
disepakati bersama. Tingkat ketepatan
infrastruktur dengan rumus:
୍ୱା୍ୠ pemberian air dapat dianalisis dengan cara
Kondisi fungsional infrastruktur = ……….(8) seperti pada Tabel 7.
ଶ
Kriteria kondisi fungsional infrastruktur
jaringan irigasi dapat dilihat pada Tabel 5. Kinerja Kelembagaan Pemerintah
Kinerja Pelayanan Air Kinerja kelembagaan pemerintah mencakup
Kinerja pelayanan air meliputi: tingkat manajemen kelembagaan, sumber daya manusia
kecukupan air dan tingkat ketepatan memperoleh dan ketersediaan dana.
air.
Manajemen kelembagaan
Tingkat kecukupan air Manajemen kelembagaan meliputi elemen-
Kecukupan air adalah banyaknya bagian elemen yang terkait dalam kegiatan O&P sistem
lahan yang menerima air cukup untuk irigasi serta tugas setiap elemen yang terdiri dari
mempertahankan kuantitas dan kualitas produksi lima elemen pertugas, diantaranya: kepala
539
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
ranting, petugas mantri, staf ranting, Petugas (PPA). Manajemen kelembagaan dapat dianalisis
Operasi Bendung (POB) dan Petugas Pintu Air dengan cara seperti pada Tabel 8.
540
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
Pemakai Air (P3A) dengan Unit Pelaksana Hasil penelitian evaluasi kinerja operasi dan
Lapangan (UPL) IV Serbangan. pemeliharaan Jaringan Irigasi Serbangan dapat
dilihat pada Tabel 11.
Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi Serbangan
Dari Tabel 11 diperlihatkan jumlah skor 21%-40% termasuk ke dalam kriteria rusak
keseluruhan untuk kinerja Operasi dan sedang dengan nilai 2 (Tabel 11).
Pemeliharaan (O&P) Jaringan Irigasi Serbangan Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan
ialah 2,98 dan dapat dikategorikan baik. yang mencakup kegiatan seperti perbaikan
Walaupun kondisi fisik infrastruktur dan kondisi saluran dan bangunan, membersihkan peralatan
fungsional infrastruktur dikategorikan rusak ukur, membuang sampah terapung pada saluran
sedang, namun tingkat kecukupan air dan tingkat dan memberikan pelumas pada pintu. Kegiatan
ketepatan pemberian air dikategorikan cukup dan pembersihan dan perawatan jaringan irigasi
sangat tepat. Oleh karena itu, Jaringan Irigasi sebaiknya mempunyai jadwal yang tetap yang
Serbangan masih dapat dikategorikan baik. Hal telah disepakati bersama.
ini sesuai dengan pernyataan Setyawan, dkk.,
(2013), yang menyatakan bahwa rentang jumlah Kondisi fungsional infrastruktur Jaringan
skor untuk kinerja Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Serbangan
secara umum dari beberapa komponen yang Kondisi fungsional dalam keadaan rusak
dinilai berada pada kisaran 2–2,9 dikategorikan sedang karena kondisi fungsional jaringan irigasi
baik. erat kaitannya dengan kondisi fisik infrastruktur.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Mansoer
Kondisi Fungsional Infrastruktur pada (2013), yang menyatakan bahwa kondisi
Jaringan Irigasi Serbangan fungsional infrastruktur jaringan irigasi erat
Kondisi Fungsional Infrastruktur Jaringan kaitannya terhadap kondisi fisik infrastruktur
Irigasi Serbangan mencakup: jaringan irigasi. Jika kondisi fisik infrastruktur
baik, hampir dapat dipastikan kondisi fungsional
Kondisi fisik infrastruktur Jaringan Irigasi
infrastruktur jaringan irigasinya juga demikian.
Serbangan
Kondisi fungsional Jaringan Irigasi
Kondisi fisik infrastruktur Jaringan Irigasi
Serbangan dalam kondisi baik sebesar 60,093%
Serbangan dalam kondisi baik sebesar 68,061%
dan kondisi fungsional dalam keadaan rusak
dan dalam kondisi rusak sebesar 31,938%
sebesar 39,907%. Berdasarkan Tabel 5, untuk
Berdasarkan Tabel 5, untuk tingkat kerusakan
541
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
tingkat kerusakan 21%-40% termasuk ke dalam Sumber Daya Manusia (SDM) pada Jaringan
kriteria rusak sedang dengan nilai 2 (Tabel 11). Irigasi Serbangan
Pada Jaringan Irigasi Serbangan jumlah
Kinerja Pelayanan Air pada Jaringan Irigasi petugas pada masing masing kategori belum
Serbangan terpenuhi. Hal ini dapat dilihat dari petugas
Kinerja pelayanan air Jaringan Irigasi Kepala Ranting/Pegamat/UPTD/cabang yang
Serbangan mencakup: personilnya masih kurang sebanyak 2 orang.
Begitu pula dengan Pekerja Saluran (PS)
Tingkat kecukupan air pada Jaringan Irigasi seharusnya terdiri dari 1 orang per 2-3 km atau
Serbangan daerah layanan 150-500 Ha, namun pada
Tingkat kecukupan air pada Jaringan Irigasi jaringan irigasi ini tidak terdapat Pekerja Saluran
Serbangan termasuk dalam kriteria cukup (PS). Dalam Tabel 11, dapat dilihat bahwa
dengan nilai 3 (Tabel 11). Jaringan irigasi ini Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat di
hanya mampu mengairi lahan pertanian dua kali Jaringan Irigasi Serbangan dikategorikan kurang
dalam setahun, tetapi belum mampu untuk tiga memadai sehingga diberikan nilai 2.
kali dalam setahun karena pasokan airnya Untuk meningkatkan penilaian Sumber
maasih terbatas. Untuk meningkatkan kecukupan Daya Manusia (SDM) yang belum dikategorikan
air pada Jaringan Irigasi Serbangan dapat sangat memadai, maka diperlukan penambahan
dilakukan dengan penelahaahan ulang mengenai 2 orang staf untuk membantu kepala ranting dan
sumber airnya. pembentukan Pekerja Saluran (PS) sebanyak 8
a.Tingkat ketepatan pemberian air pada Jaringan orang terdiri dari 1 orang per 2-3 km panjang
Irigasi Serbangan saluran. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Tingkat ketepatan pemberian air pada No. 32 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa
Jaringan Irigasi Serbangan telah sesuai dengan untuk petugas pelaksana operasi dan
jadwal yang telah disepakati oleh P3A dan oleh pemeliharaan yaitu kepala ranting 1 orang di
petugas UPL (Unit Pelaksana Tugas) IV tambah 5 staf dan Pekerja Saluran (PS) terdiri
Serbangan. Jaringan Irigasi Serbangan mengairi dari 1 orang per 2-3 km panjang saluran.
sebanyak tujuh desa, untuk pemberian air irigasi
ke petak-petak sawah dilakukan dengan sistem Ketersediaan dana pada Jaringan Irigasi
rotasi atau sistem bergilir, tiap-tiap desa Serbangan
mendapat giliran selama 2 hari kemudian Berdasarkan data yang diperoleh dari
dilanjutkan ke desa berikutnya. Berdasarkan Dinas PSDA Kabupaten Asahan, dana yang
Tabel 7, tingkat ketepatan pemberian air yang telah dikeluarkan untuk kegiatan operasi dan
telah sesuai dengan jadwal yang telah disepakati pemeliharaan seperti normalisasi saluran
bersama termasuk dalam kriteria sangat tepat, jaringan irigasi untuk 6 lokasi pada tahun 2015
dengan nilai 4 (Tabel 11). yaitu normalisasi saluran sekunder sepanjang
3.500 meter, normalisasi saluran sekunder
Kinerja Kelembagaan Pemerintah pada Meranti sepanjang 2.500 meter, normalisasi
Jaringan Irigasi Serbangan saluran pembuang Jati sepanjang 2.500 meter,
Kinerja kelembagaan pemerintah normalisasi saluran pembuangan Antio
mencakup: manajemen kelembagaan, SDM dan sepanjang 2.500 meter, normalisasi saluran
struktur kelembagaan. primer sepanjang 1.500 meter dan normalisasi
saluran pembuangan Paya Bomban sepanjang
Manajemen kelembagaan pada Jaringan 1.500 meter yang bersumber dari Anggaran
Irigasi Serbangan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Manajemen kelembagaan yang terdapat di berjumlah Rp. 1.199.814.000,-. Di Jaringan
jairngan irigasi serbangan dikategorikan sangat Irigasi Serbangan telah dilakukan pengutipan
baik dan diberikan nilai 4. Setiap elemen yang iuran pada tiap-tiap P3A, namun sumber dana
dibutuhkan dalam pelaksanaan O&P sistem usaha lain belum terkumpul.
irigasi serbangan telah tersedia yaitu: Ketersediaan dana pada Jaringan Irigasi
1. Kepala ranting Serbangan berasal dari APBN dan APBD dan
2. Petugas mantra/juru pengairan iuran dari tiap-tiap P3A. Namun biaya yang
3. Staf ranting bersumber badan usaha lainnya belum tersedia,
4. Petugas operasi bending (POB) sedangkan dalam Peraturan Menteri No. 32
5. Petugas pintu air (P2A). Tahun 2007 dinyatakan bahwa sumber-sumber
pembiayaan pemeliharaan jaringan irigasi
berasal dari APBN, kontribusi Perkumpulan
Petani Pemakai Air (P3A) dan dari badan usaha
542
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
atau sumber lainnya. Berdasarkan Tabel 11, sebuah wadah organisasi kelembagaan petani
diperlihatkan bahwa ketersediaaan dana yang wajib menyusun Anggaran Dasar (AD) dan
terdapat di Jaringan Irigasi Serbangan memiliki Anggaran Rumah Tangga (ART), yang disusun
kategori memadai dan diberikan nilai 3. berdasarkan kemampuan petani dan
ditandatangani oleh ketua dan sekretaris
Kinerja Kelembagaaan Petani pada Jaringan selanjutnya diketahui oleh kepala desa dan
Irigasi Serbangan camat serta disahkan oleh bupati/walikota untuk
Pada Jaringan Irigasi Serbangan terdapat mendapatkan status badan hukum, Anggaran
15 P3A, Tingkat partisipasi dari semua P3A bisa Dasar (AD) tersebut selanjutnya didaftarkan pada
dikatakan aktif dengan keaktifan total sebesar pengadilan negeri setempat. Untuk itu,
93,34%. Pada setiap P3A telah terbentuk ketua, kelembagaan petani yang terdapat di Jaringan
sekretaris, bendahara, pelaksana teknis dan Irigasi Serbangan dikategorikan baik dan
anggota. Ditambah lagi dengan adanya AD/ART diberikan nilai 4. Keberadaan P3A pada Jaringan
dan kegiatan yang akan dilaksanakan Irigasi Serbangan dapat dilihat pada Tabel 12.
kedepannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Prasetijo (2012), yang menyatakan bahwa dalam
543
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016
544