Anda di halaman 1dari 16

Pengantar Pendidikan Agama Islam

Pendidikan merupakan salah satu cabang dari ilmu sosial yang banyak
diuraikan secara umum dalam al-Qur’an maupun ḥadith. Carther V. Good dalam
Dictionary of Education menjelaskan pendidikan atau pedagogy adalah seni,
praktik, profesi sebagai pengajar (pengajaran). Definisi kedua mengenai
pendidikan adalah ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan
dengan prinsip dan metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid dalam
arti luas diartikan dengan istilah pendidikan. Pengertian yang terakhir pendidikan
adalah proses perkembangan pribadi; proses sosial; profesonal courses; seni untuk
membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang diwarisi atau
dikembangkan generasi bangsa.1
Secara umum, pendidikan Islam dimaknai dengan terma al-tarbȋyah.
Terma ini memiliki sinonim al-ta’dib dan at-ta’lim. Masing-masing memiliki
makna yang berbeda sesuai dengan teks dan konteks kalimatnya, meskipun dalam
hal tertentu bermakna sama.2 Walaupun secara jelas tidak ditemukan istilah al-
tarbiyah dalam al-Qur’an maupun ḥadithm tetapi kita dapat menemukan beberapa
istilah yang maknanya sama dengan istilah al-tarbiyah. Seperti kata al-rabb,
rabbayani, nurrabbi, ribbiyun dan rabbani. Dari bentuk inilah kemudian
membentuk kata infinitif yaitu tarbiyah (Muhaimin dan Mujib, 1993: 127). Ibn
Mandzur dalam Lisan al-Arab mengatakan kata tarbiyah memiliki tiga akar kata
dasar yang semuanya hampir memiliki arti yang hampir sama.3
Secara umum pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses belajar.
Banyak istilah yang dikemukakan para ilmuwan definisi belajar. Dalam Islam,
pendidikan tidak harus di mulai dalam lembaga pendidikan karena kehidupan
merupakan ruang lingkup yang sangat luas dan berada dalam jangka waktu yang
panjang. Pada umumnya dalam proses belajar manusia menyentuh tiga ranah
kecerdasan. Kecerdasan kognitif, afektif dan psikomotorik. Teori ini tidak jauh

1
Anas Salahudin, Irwano Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis
Agama dan Budaya Bangsa (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 91.
2
As’aril Muhajir, “Tujuan Pendidikan Dalam Perspektif al-Qur’an” Al-Tahrir Vol. 11,
No.02, November 2011, h. 239.
3
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014), h. 2.

1
berbeda dengan ajaran Islam yang selalu menyentuh tiga ranah dalam proses
belajar. Intelegensi dan kreativitas yang berpusat di otak, pembentukan karakter
yang berpusat dalam perubahan perilaku dan pembersihan jiwa yang berpusat di
hati.
Kesemuannya sangat erat kaitannya dengan studi Islam sebagai bahan
mengajar utama dalam pendidikan agama Islam. Beberapa studi Islam yang
menjadi kajian pendidikan agama Islam adalah al-Qur’an, ḥadith, fiqih, sejarah,
tauhid, akhlak tasawwuf, ushul fiqih, Ulumul Qur’an (ilmu ilmu al-Qur’an),
pendidikan agama Islam dan berbagai produk ilmu al-Qur’an dan ḥadith. Al-
Qur’an merupakan sumber inspirasi keilmuan Islam yang melahirkan beberapa
ilmu pengetahuan yang bermanfaat dalam kehidupan sosial dan dalam proses
pendekatan manusia kepada Allah. Maka tidak heran apabila ilmuwan Muslim
menjadi inspirasi peradaban dunia di saat pusat kemajuan bangsa berada di Timur.
Beberapa hal yang menjadi alasan al-Qur’an sebagai inspirasi ilmu pengetahuan
karena kemukjizatannya dari segi ilmu pengetahuan.
Husain Heriyanto dalam bukunya Menggali Nalar Saintifik Peradaban
Islam membagi tujuh tradisi keilmuan Islam, yaitu (1) ilmu-ilmu al-Qur’an, (2)
ilmu-ilmu ḥadith, (3) yurisprudensi atau fiqih dan ushul fiqih, (4) teologi, (5)
filsafat, (6) sains umum yang diwariskan oleh peradaban pra-Islam seperti
astronomi, kimia, fisika, kedokteran, geometri, tasawwuf. Ilmu ilmu al-Qur’an
merupakan sebuah rumpun ilmu ilmu yang terkait dengan usaha kaum Muslim
memahami pesan-pesan Tuhan yang terdapat dalam al-Qur’an. Ilmu-ilmu ḥadith
merupakan rumpun ilmu ilmu yang lahir dari kebutuhan kaum Muslim untuk
memperoleh ḥadith dan sunnah nabi yang autentik. Mengingat pentingnya ḥadith
sebagai penjelas, pemberi keterangan al-Qur’an dan sumber hukum Islam kedua
setelah al-Qur’an, maka telaah ilmu ḥadith menempati posisi yang penting dalam
ilmu ilmu tradisional Islam.
Karena tujuan pokok ilmui ḥadith menguji keautentikan ḥadith yang
begitu banyak bertebaran di kalangan ṣaḥabat dann generasi setelahnya, maka
lahirlah beragam metode dan cara verifikasi yang melahirkan cabang-cabang ilmu
seperti telaah periwayatan dan pengutipan ḥadith, pembahasan penerimaan dan

2
penolakan ḥadith dari segi sanad dan matan, telaah perawi ḥadith, telaah tentang
cacat moral dan adilnya perawi ḥadith. Yang menarik dengan telaah karakter
perawi ḥadithm menggambarkan pentingnya moralitas para pelaku yang
meriwayatkan sejarah. Fiqih dan Ushul Fiqih merupakan cabang ilmu-ilmu
tradisional Islam yang terkait dengan upaya memahami hukum Islam yang
terdalam dalam al-Qur’an dan ḥadith. Jika fiqih adalah telaah yurisprudensi
bagaimana memahami, menggali dan menetapkan hukum dari al-Qur’an dan
ḥadith, maka ushul fiqih telaah tentang prinsip prinsip yurisprudensi itu sendiri.
Ilmu teologi adalah telaah tentang prinsip prinsip dasar keimanan Islam
meliputi keyakinan keesaan Allah, kenabian, hari kebangkitan. Ketika membahas
tauhid, muncul kajian tentang zat Allah, sifat-sifat Allah, tindakan dan
kebijaksanaan Allah dan bagaimana seorang Mu’min seharusnya beribadah hanya
karena dan untuk Allah. Termasuk ke dalam persoalan pokok teologis
menyangkut keadilan Tuhan, takdir, kehendak bebas manusia, penciptaan dunia.4
Kata mukjizat dalam KBBI diartikan sebagai kejadian ajaib yang sukar
dijangkau oleh kemampuan akal manusia. Pengertian ini tidak sama dengan
pengertian kata tersebut dalam istilah agama Islam.5 I’jaz (kemukjizatan) adalah
menetapkan kelemahan. Kelemahan menurut pengertian umum ialah
ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari qudrah (potensi, power,
kemampuan). Apabila kemukjizatan muncul, maka nampak kemampuan sesuatu
yang melemahkan. Yang dimaksud dengan i’jaz dalam ranah mukjizat al-Qur’an
adalah menampakkan kebenaran nabi dalam pengakuannya sebagai rasul, dengan
menampakkan kelemahan orang Arab dan kelemahan generasi-generasi sesudah
mereka. Mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa yang timbul dari perlawanan.6
Ayat al-Qur’an turun secara bertahap guna menjawab berbagai
problematika yang terjadi di zaman diutusnya nabi Muhammad sebagai nabi dan
rasul. Salah satu ayat yang menginspirasi lahirnya ilmu ilmu keIslaman adalah

4
Husain Heriyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam (Jakarta Selatan: PT
Mizan Publika, 2011), h. 45-48.
5
M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an DiTinjau Dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2013), h. 24.
6
Manna al-Qaththan, Mabaḥith fi ‘Ulumul Qur’an terj. Aunur Rafiq El-Mazni (Jakarta
Timur: Pustaka al-Kautsar, 2006), h. 323.

3
surah iqra. Iqra terambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari
menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami,
meneliri, mengetahui ciri sesuatu dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. 7
Wahyu pertama itu tidak menjelaskan apa yang harus dibaca, karena al-Qur’an
menghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut bismi rabbik,
dalam arti bermanfaat untuk menausiaan. Iqra berarti bacalah, telitilah, dalamilah,
ketahulah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam, tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri
sendiri yang tertulis maupun tidak.
Alhasil, objek perintah iqra mencakup segala sesuatu yang dapat
dijangkaunya.8 Tauhid bagian dari studi Islam yang banyak disebut dalam ayat
dan surah yang terpisah. Dalam surah al-Baqarah salah satunya. Dari ayat 2-4
disebutkan ciri-ciri golongan yang bertakwa, yaitu mereka yang beriman kepada
hal yang ghaib, mendirikan shalat, berinfaq, beriman kepada Allah dan hari akhir.
Beberapa ciri golongan yang bertakwa yang disebutkan bagian dari rukun iman
dan Islam yang harus dilaksanakan setiap Muslim. Dalam sumber yang lain
berupa ḥadith disebutkan rukun iman dan Islam dengan kutipan sebagai berikut:

,‫بينما حنن عند رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم ذات يوم إذ طلع علينا رجل شديد بياض الثياب‬
‫ ال يرى عليه أثر السفر وال يعرفه منا أحد حىت جلس إلر رسول اهلل صلى اهلل‬,‫شديد سواد الشعر‬
‫ ي ا حمم د أخ ربين عن‬:‫علي ه وس لم فوض ع ركبتي ه إىل ركبتي ه ووض ع كفي ه على فخذي ه مث ق ال‬
‫ أن تش هد أن ال إل ه إال اهلل وأن حمم د رس ول اهلل وتقيم الص الة وت ؤيت الزك اة و‬:‫ ق ال‬.!‫األس الم‬
‫ يس أله‬.‫ فعجبن ا ل ه‬,‫ ص دقت‬:‫ ق ال‬.‫تص وم ش هر رمض ان وحتج ال بيت إن اس تطعت إلي ه س بيل‬
‫ اإلميان أن تؤمن باهلل ومالئكته و كتبه ورسله واليوم األخر‬.‫ أخربين عن األميان‬:‫ مث قال‬.‫ويصدقه‬
9
.‫اجل‬

7
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an Tafsir Tematik Atas Berbagai Persoalan Umat
(Bandung: PT Mizan Pustaka, 2013), h. 569.
8
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an Tafsir Tematik Atas Berbagai Persoalan Umat,
h. 570.
9
Abu al-Fida Isma’il bin ‘Umar bin Kathir al-Kurashi al-Bashri, Musnad Amir al-
Mu’minin Abi Ḥafash ‘Umar bin al-Khattab Radhiallahuanhu (al-Manshurah: Dar al-Wafa, 1411
H-1991 M), h. 632.

4
Ketika kami duduk bersama rasulullah s.a.w datang seorang pria dengan
pakaian sangat putih, rambutnya sangat hitam, tidak terlihat darinya tanda-tanda
dia datang dari tempat yang jauh dan tidak ada yang mengetahui satupun dari
kami. Suatu ketika dia duduk di samping rasulullah dan meletakkan salah satu
telapak tangannya ke paha rasulullah kemudian berkata: Wahai Muhammad,
ajarkan kepadaku tentang Islam!. Nabi bersabda: Islam adalah engkau meyakini
bahwasanya engkau bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan
Allah dan melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan berpuasa di bulan
Ramadhan dan beribadah Haji jika mampu. Pria itu berkata: Anda benar. Dan
kami heran dengannya.
Dia bertanya dan membenarkannya. Kemudian pria itu berkata: Beritahu
kepadaku tentang iman. Rasulullah bersabda: Iman bahwasanya engkau meyakini
keberadaan Allah, Malaikat, al-Qur’an rasulnya dan hari akhirat. Beberapa cabang
ilmu lainnya yang menjadi bagian dari pendidikan agama lainnya adalah sejarah.
Terma sejarah terderivasi dari kata dalam bahasa Arab, yaitu syajarah yang
berarti pohon. Bentuk kata kerjanya adalah Syajarah berarti terjadi. Syajarah an-
Nasab berarti pohon silsilah, atau pohon kehidupan. Secara terminologis, kata ini
memberikan gambaran pendekatan ilmu sejarah yang lebih analogis, kata ini
memberikan gambaran pertumbuhan peradaban manusia dengan “pohon” yang
tumbuh berasal dari biji kecil dan berkembang menjadi pohon yang rindang dan
berkesinambungan.
Oleh karena itu, untuk dapat menangkap beberapa pelajaran atau pesan-
pesan sejarah di dalamnya diperlukan kemampuan menangkap pesan-pesan
sejarah yang tersirat sebagai perumpamaan didalamnya. Kata syajarah disebutkan
beberapa kali dalam al-Qur’an, berkaitan dengan perubahan yang identk dengan
gerak (movement). Syajarah juga menunjukkan gambaran keberhasilan yang telah
dicapai sebagaimana yang dialami oleh nabi Musa a.s. dan sebaliknya, kata
tersebut menggambarkan kegagaan sebagaimana yang dialami oleh nabi Yunus
a.s. yaitu dengan istilah pohon labu yang bermakna renda dan lemah. Upaya
panggilan sejarah yang bias dari petunjuk Allah akan menghasilkan pohon pahit.
Kata syajarah tampaknya sulit untuk digunakan sebagai penisbatan makna

5
sejarah, karena istilah tersebut tidak digunakan di kalangan umat Islam, kecuali
disebutkan dalam al-Qur’an dihubungkan dengan sikap para nabi.10
Kata tarikh lebih umum digunakan untuk peristiwa dan kejadian sejarah.
Tarikh awalnya adalah sistem pembagian waktu atau suatu periode seperti hari,
minggu, bulan, tahun serta pengaturan pembagian tersebut dalam susunan
tertentu. Secara bahasa berarti era, kronologi, penanggalan, kronik, karya sejarah
atau sejarah itu sendiri. Kemudian berkembang menjadi ilmu tarikh, ilmu yang
berusaha menggali peristiwa masa lalu agar tidak dilupakan orang. Setelah
kebudayaan Barat masuk ke dunia Islam, beberapa kata dalam bahasa asing yang
ekuivalen dengan makna sejarah mulai di adopsi. Istilah kata sejarah disebut
histore dalam bahasa Prancis, Geshitce dalam bahasa Jerman, histoire dalam
bahasa Belanda dan history dalam bahasa Inggris.
Sebenarnya kata tersebut terderivasi dari kata dalam bahasa Latin dan
Yunani, historia. Kesimpulan dari beberapa uraian di atas bahwa terminologi
sejarah merujuk kepada dua konsep yang berbeda. Pertama, sejarah yang tersusun
dari peristiwa masa lampau, keseluruhan pengalaman manusia. Konsep ini
memberikan pemahaman akan arti objektif tentang masa lampau. Maka harus
dipahami sebagai aktualisasi atau sebagai peristiwa itu sendiri. Kedua, sejarah
sebagai siati cara menyeleksi beberapa fakta, diubah-ubah, dijabarkan dan
dianalisis. Konsep ini menunjukkan pengertian sejarah yang subjektif, sebab
peristiwa masa lampau telah menjadi kisah. Ide atau gagasan sejarawan tentang
peristiwa sejarah dipengaruhi pengalaman dan lingkungan pergaulannya.11
Sebagian al-Qur’an berisi sejarah yang diuraikan dalam bentuk cerita.
Sejarah para nabi dan rasul sampai gejala gejala sosial yang terjadi dalam sejarah
manusia sampai akhir zaman. Ada beberapa keistimewaan dalam sejarah yang
terdapat dalam al-Qur’an yang menjadi bagian dari studi keIslaman. Cerita-cerita
dalam al-Qur’an sangat istimewa dan kualitasnya sangat tinggi. Nilai dan
tujuannya teramat mulia. Tema-temanya sangat berguna dalam pendidikan dan

10
Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2014), h. 20-21.
11
Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, h. 22-24.

6
pelatihan jiwa.12 Salah satu cerita yang berisi unsur pendidikan dan pelatihan jiwa
adalah wasiat Luqman kepada anaknya.

.‫يبىن أقم الصلوة وأمر باملعروف وانه عن املنكر واصرب على ما اصابك إن ذلك من عزم األمور‬

‫ واقص د يف‬.‫وال تص عر خ دك للن اس وال متش ىف األرض مرح ا إن اهلل ال حيب ك ل خمت ال فخ ور‬

)19-17:‫ (لقمان‬.‫مشيك واغضض من صوتك إن انكر األصوت لصوت احلمري‬


(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat
biji sawi dan berada dalam batu atau dilangit atau di dalam bumi, niscaya Allah
akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi
Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang buruk dan
bersabarlah dengan apa yang menimpamu. Sesunguhnya yang demikian itu
termasuk yang diwajibkan oleh Allah. Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka
bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong
dan membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu saat berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk buruk suara adalah suara keledai”13
Dalam ayat 17 berisi pesan moral dan tanggung jawab sosial orang tua
kepada anaknya, termasuk peran ibu. Manusia sebagai pemimpin yang
bertanggung jawab dengan kepemimpinannya di hari akhirat seberat dan sekecil
apapun. Pemimpin dalam lingkungan sosial maupun diri sendiri. Menanamkan
kesadaran manusia dengan campur tangan Allah dalam setiap urusan dapat
membentuk karakter yang amanah. Begitu banyak fakta sejarah yang di abadikan
dalam al-Qur’an maupun ḥadith dan sumber sumber lainnya mengenai dampak
positif dari menanamkan kesadaran anak dengan adanya zat yang selalu
mengawas yaitu Allah dalam setiap gerak geriknya, cerita Abdul Qadir al-Jailani
salah satunya. Sejak kecil dia pendiam, qana’ah, bertafakkur dan sering
melakukan sesuatu yang lebih baik.
Suatu ketika dia pergi ke Baghdad guna mencari ilmu pengetahuan dengan
meninggalkan ibunya seorang janda. Uang yang dibawanya tidak banyak, hanya
80 keping emas satu-satunya harta peninggalan ayahnya. Uangnya dijahit dalam
12
Muḥammad Aḥmad Jạdul Mawlạ, Muḥammad Abȗ Fadhl Ibrahim, ‘Alȋ Muḥammad al-
Bajạwȋ dkk, Qashash al-Qur’an terj. Abdurrahman Assegaf (Jakarta: Zaman, 2015), h. 9.
13
Tim Asariz al-Qur’an Cordoba, Al-Qur’an Per Kata Metode Warna Transliterasi Latin
(Bandung: Cordoba, 2016), h. 412.

7
bagian matelnya, persis di bawah ketiaknya. Sebelum berangkat menuju Baghdad
bersama rombongan, ibunya berpesan agar selalu jujur dimanapun dan kapanpun.
Pesan ibunya menjadi komitmen hidup sehingga dia menjadi wali besar. Begitu
kereta yang ditumpanginya sampai di Hamadan, rombongan tersebut dihadang
sekawanan perampok. Abdul Qadir sama sekali tidak menjadi perhatian mereka
karena penampilannya yang sederhana dan miskin. Seorang perampok yang usil
tiba tiba menanyainya, “Apakah engaku mempunyai uang?”.
“Ingat janji ibunya, dia menjawab, “Ya, ada 80 keping emas yang dijahitkan ibuku
dalam bajuku”.
Perampok itu tercengang mendengar jawaban pemuda itu. Dia segera
membawa kawan kawan yang lain dan bertanya dengan hal yang serupa tetapi
jawabannya tidak berbeda. Mereka merasa heran dengan manusia sejujur ini.
Tidak pernah mereka menemukan manusia yang berkata jujur di saat keselamatan
menjadi ancamannya. Abdul Qadir di bawa ke kepala perampok dan ditanya
dengan hal yang serupa tetapi jawabannya tetap sama. Kepala perampok bertanya
dengan penuh tanda tanya dengan kejujurannya.
Abdul Qadir menjawab, “Ibuku telah berpesan sebelum kepergian tujuanku hanya
mencari ilmu pengetahuan. Apabila aku berbohong tujuanku tidak tercapai dan
aku harus tetap jujur”.
Mendengar jawabannya, kepala perampok menangis dan menyesali
perbuatan yang selama ini mereka lakukan. Menurut riwayat kepala perampok dan
40 anak buahnya menjadi murid pertama Abdul Qadir.14 Dalam kajian studi
pendidikan Islam, pelatihan jiwa banyak dibahas dalam ilmu akhlak tasawwuf.
Secara etimologi ada beberapa istilah seputar sebutan tasawwuf. Pertama,
tasawwuf berasal dari istilah Ahl Suffah, orang yang ikut pindah dengan nabi dari
Mekkah ke Madinah dengan meninggalkan harta dalam keadaan miskin. Mereka
tidur di atas bangku-bangku batu dengan memakai pelana sebagai bantal. Mereka
dikenal sebagai orang tekun ibadah dan suka memisahkan diri dari kehidupan
dunia.15 Etimologi yang kedua dari kata Shaf. Sebagaimana halnya dengan orang

14
Rahimsyah, Kisah Nyata dan Ajaran Para Sufi (Surabaya: Indah, 2004), h. 34-35.
15
Alfatih Suryadilaga, Ilmu Tasawwuf (Yogyakarta: Kalimedia, 2016), h. 3.

8
sembahyang, ada beberapa keistimewaan dalam shaf pertama. Demikian juga
dengan apa yang dilakukan para sufi, mereka mendapatkan beberapa
keistimewaan yang Allah berikan. Etimologi yang ketiga kata tasawwuf berasal
dari kata Suf atau kain yang dibuat dari bulu wol.
Kain yang dipakai para sufi adalah kain wol halus seperti yang dipakai
pada umumnya. Memakai kain wol kasar di zaman itu simbol dari kesederhanaan.
Lawannya adalah kain sutera yang banyak dipakai oleh golongan kaya. Golongan
sufi hidup sederhana dalam keadaan miskin, hatinya suci dan menggunakan
pakaian wol kasar menjauhi pakaian sutera sebagai simbol dari kesederhanaan.16
Etimologi kata tasawwuf berasal dari suffah, suffu, safa, sophos dan suf. Suffah
adalah sebuah serambi dalam mesjid Nabawi di Madinah, tempat berkumpul
sekelompok sahabat nabi yang mengkhususkan dirinya beribadah dan berjihad,
barisan paling depan dalam hal ibadah.17 Seiring berkembangnya zaman, berbagai
problematika kehidupan datang silih berganti.
Islam memberikan solusi terbaik melalui studi pendidikan Islam yang
beragam dari produk ilmu al-Qur’an dan ḥadith. Bukan berarti Islam ajaran agama
yang menolak produk ilmu filsafat tetapi memadukan di antara keduanya sehingga
pemikiran manusia dibungkus dengan ajaran agama. Apabila agama hanya
dijadikan sebagai identitas sosial tanpa memahami kajian studinya dengan baik
dan benar, Islam akan menjadi generasi yang terbelakang dari beberapa generasi
yang ada di dunia. Maka tidak heran apabila ada ḥadith yang artinya shalat dan
puasa yang dilakukan tidak berarti apa apa kecuali rasa lelah dan haus. Nabi
Muhammad meninggalkan dua pusaka yang akan menyelamatkan manusia dari
berbagai dilema kehidupan, yaitu al-Qur’an dan ḥadith.
18
.‫ كتاب اهلل و سنة نبيه‬:‫تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما متسكتهم هبما‬

16
Andi Eka Putra, “Tasawuf, Ilmu Kalam Dan Filsafat Islam (Suatu Tinjauan Sejarah
Tentang Hubungan Ketiganya) al-AdYan Vol. VII No. 02 Juli-Desember 2012, h. 92.
17
Meuita Farida, “Perkembangan Pemikiran Tasawwuf Dan Implementasinya Di Era
Modern” Jurnal Substansia Vo. 12 No. 01, April 2011, h. 106.
18
Malik bin Anas bin Malik bin ‘Amir al-Ashbaḥi al-Madani, Muwaththa Imam Malik
(Libnan: Dar Iḥya at-Turath al-‘Arabi, 1406 H-1985 M), h. 899.

9
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara. Kalian tidak akan pernah tersesat
selama-selamanya selama berpegang kepada kedua dua perkata tersebut, yaitu al-
Qur’an dan ḥadith”.
Dalam agama terdapat norma norma sosial yang mengantarkan manusia
lebih dekat kepada Allah dan lebih mudah mendapatkan kebutuhan hidup berupa
materi. Dengan ilmu al-Qur’an, kita hidup manusia lebih terarah. Dengan ḥadith
karakter manusia lebih terbentuk sebagaimana karakter para nabi dan rasul.
Dengan ilmu fiqih, manusia lebih berhati-hati melakukan segala tindakan agar
sesuai dengan ajaran agama. Dengan ilmu akhlak tasawwuf, manusia lebih mudah
bergaul dengan siapa saja dan disenangi masyarakat. Dengan ilmu akidah atau
tauhid keimanan kita lebih kokoh dan tidak mudah goyah. Dengan ilmu teologi
Islam, pemikiran kita lebih objektif dan dapat memahami ajaran Islam secara luas.
Dengan sejarah, kita berusaha tidak terjatuh dalam jurang atau kesalahan yang
sama sebagaimana yang dialami generasi sebelum kita.
Sejarah membuktikan dengan penerapan studi agama Islam yang baik dan
benar oleh penganutnya di zaman keemasan Islam, mereka menjadi generasi yang
paling banyak menginspirasi generasi lainnya melakukan perubahan sosial yang
membawa kepada perdamaian dan kesejahteraan hidup. Beberapa di antaranya:
Albumazar-tokoh Arab terkemuka dalam astrologi yang mendasarkan
pengetahuannya pada filsafat alam Aristoteles. Dalam bahasa Arab dia dengan
nama Ja’far ibn Muhammad Anu Mashar al-Balkhi.
Al-Ghazali- teolog Muslim yang karya utamanya Kerancuan Para Filsuf
memberikan tantangan serius tersendiri bagi para filsuf di Barat, dia juga dikenal
dengan nama Algazel.
Ibn Rusdy- Filsuf Muslim yang memiliki pengaruh luar biasa dengan pemikiran
Barat, khususnya komentator Aristoteles. Di Barat dikenal dengan nama
Averroes.
Ibn Sina-Filsuf dan dokter Persia. Pengaruhnya terhadap Barat melebihi pengaruh
Ibn Rusdy hingga paruh abad ke-13. Nama besarnya sebagai seorang tokoh dalam

10
kedokteran terus berlanjut hingga lebih dari beberapa abad. Di Barat dikenal
dengan nama Avicenna.19
Fenomena yang terjadi di zaman klasik sangat berbeda dengan apa yang
terjadi di abad 21. Penerapan ajaran agama Islam akan pudar dan hilang apabila
pola hidup budaya Barat yang sudah menjadi bagian dari cara hidup generasi
muda dimanapun dan kapanpun. Hal ini bedampak dengan minat generasi muda
mempelajari studi keIslaman dengan baik dan benar sampai tuntas. Keberhasilan
ilmuwan Musilm melahirkan teori baru dalam studi keIslaman bukan berarti
mereka menolak produk ilmu filsafat dan tidak menerima segala hal yang berasal
dari sains. Integritas ilmu pengetahuan ranah baru yang dapat memadukan
keseimbangan kehidupan sebelum dan sesudah kematian menjemputnya. Iqbal
dalam salah satu syarnya mengungkapkan kegeramannya ketika menyaksikan
ummat Islam yang kehilangan kemerdekaan untuk menjadi diri sendiri dan larut
dalam dunia yang diciptakan orang lain.
Hancurkan dunia sampai berkeping keping
Bila tidak sesuai denganmu
Dan ciptakan dunia yang lain dari kedalaman wujudmu
Betapa pedihnya manusia merdeka yang hidup
Di dunia yang diciptakan oleh manusia lain
(Muḥadmmad Iqbạl [1873-1938])
Syair itu harus dimaknai secara filosofis dalam arti bahwa Iqbal
menyuarakan pesan universal bagaimana seharusnya cara bersikap komunitas
Muslim. Sebagai filsuf eksistensialis, Iqbal mengehendaki kaum Muslim untuk
memiliki kepribadian dan karakter yang terhormat dan agung karena Islam telah
memuliakan mereka sebagai ummat terbaik. Seruan kebangkitan Islam yang
disuarakan oleh Muḥammad Iqbạl melalui puisi-puisinya merupakan upaya
dirinya dalam membangunkan kesadaran kaum Muslimin untuk memenuhi jati
dirinya dan identitas keIslaman agar potensi-potensi kemanusiaan mereka
berkembang.20 Keterbelakangan kaum Muslim dalam sosial-ekonomi-politik dan
19
Jonathan Lyons, The Great Bait al-Hikmah terj. Maufur (Jakarta Selatan: Noura Books,
2013), h. xvii-xviii.
20
Husain Heriyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h. 5-6.

11
tradisi keilmuan, bahkan moral membuat sebagian besar kaum Muslim gagap
dalam mengantisipasi tantangan dan perubahan zaman yang sedemikian deras.
Ketika kita masih merangkak memahami dan mengatasi modernisme, tiba-
tiba kita sudah diterjang oleh angin postmodernisme yang meniupkan gagasan
gagasan penuh kontradiksi. Ketika sebagian anak-anak muda Muslim bergairah
mengusung rasionalisme dan humanisme modern, mendadak mereka dihadapkan
pada provokasi postmodernisme yang menolak logika dan rasionalitas. Sebagian
di antara mereka terpancing untuk turut merayakan gagasan postmodernisme
dengan anggapan bahwa pemahaman itu memberu ruang bagi iman yang mereka
anggap di luar wilayah akal. Sebagian lagi tidak memperdulikan perkembangan
arus pemikiran itu lantaran mereka sudah membulatkan tekad untuk meniru
mentah-mentah rasionalisme dan humanisme modern dengan segenap
konsekuensinya, termasuk pengikisan keimanan dan identitas keIslaman mereka.
Sementara itu, dalam banalitas kesehharian, kecenderungan titik balik
zaman semacam itu bisa kita saksikan: Bagaimana hiruk pikuk teknologi
audiovisual, TV, dan Internet telah membunuh budaya membaca yang baru
tumbuh pada kalangan Muslim sedemikian sehingga mentalitas pasif dalam
budaya monoton hidup kembali. Irasionalitas dan keengganan berpikir mendalam
seakan mendapat tempat kembali dalam banalitas teknologi terkini. Jika pun
mereka membaca, idola mereka adalah buku buku fiksi ringan populer yang tidak
menuntut imajinasi tinggi. Berbagai sinetron klenik dan cerita yang tak masuk
akal kerap dibumbui oleh ekspresi religi-lantaran agama itu dianggap sesuatu
yang irasional-mendapat rating tinggi.21
Bergantinya sistem pemerintahan Turki Uthmani ke sistem ke Republik
Turki Sekuler mengawali peradaban baru dalam dunia Islam yang dipimpin oleh
Mustafa Kemal Ataturk (1881-1938). Proses sekulerisasi atau bahkan sekulerisme
yang melanda Turki yang tampak disengaja sejak awalnya bermula dari keinginan
Turki Uthmani meminta bantuan militer Barat. Sejarawan ternama, Arnold J.
Toynbee (1889-1975) mengisahkan peristiwa permintaaan angkatan laut Turki
guna menghadapi Eropa yang di luar dugaan telah memiliki armada tangguh.

21
Husain Heriyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h. 9-10.

12
Penasihat dan teknisi militer yang dibayar mahal tersebut bersedia memenuhi
permintaan itu dengan konsesi mereka diperbolehkan mengajak keluarga mereka
ke Turki.
Konsesi ini pada gilirannya juga memaksa kerajaan Turki Uthmani
membolehkan kehadiran dokter-dokter Eropa guna merawat kesehatan keluarga
teknisi militer Eropa. Dokter-dokter Eropa sering menggunakan waktu
senggangnya menyelidiki kesehatan masyarakat Turki dan beberapa kali sempat
menyelamatkan warga dari penyakit akut. Suatu ketika, dokter Eropa laki-laki
menyelamatkan perempuan hamil, perilakumereka melanggar tradisi pergaulan
laki-laki dan perempuan yang begitu ketat diterapkan di Turki Uthmani ketika itu.
Sebuah dimensi budaya baru dimulai. Masyarakat Turki segera menyadari
keterbelakangannya dalam sains dan teknologi dibanding dengan musuhnya,
Eropa. Sementara golongan Ulama dan intelektual mereka, karena sibuk dengan
urusan politik dan praktis keseharian, abai dengan usaha membangun fondasi
filosofis dan paradigma peradaban Islam yang menopang kekhalifahan Uthmani.
Krisis jati diri dan kebudayaan Islam tersebut memuncak dengan
pergantian sistem pemerintahan Turki.22 Itulah sebuah kisah dimensi budaya Barat
yang terjadi di Turki yang kehilangan kepercayaan diri pada traidisi khazanah
islam. Alih-alih menjadi negeri juat yang mampu menyaingi Barat, Turki justru
jatuh menjadi negeri Sekuler yang mengemis-ngemis kepada Barat untuk diterima
sebagai anggota Uni Eropa. Kita bagaikan kafilah tersesat yang tidak mengenal
medan gurun pasir. Akan tetapi, karena kita harus tetap berjalan untuk
mempertahankan hidup, maka apa pun yang disampaikan oleh penjelajah lain-
yang sesungguhnya tidak mengenal medan-kita ikuti dan gunakan sebagai
petunjuk jalan. Sementara itu, pada saat bersamaan kita tak mampu menggunakan
petunjuk kompas yang sesungguhnya kita genggam dan warisi dari pendahulu
kita.
Pada masa sekarang, status eksistensi umat Islam persis seperti situasi sulit
yang dilustrasikan tersebut.23 Mari kita amati apa yang terjadi dalam fakta sejarah

22
Husain Heriyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h. 16-17.
23
Husain Heriyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h.12.

13
ketika Islam menjadi pusat peradaban dunia. Di era modern yang ditandai dengan
berkembangnya teknologi yang begitu pesat. Pola hidup materialistik dan dengan
sistem pendidikan sekulerisme kemungkinan yang mungkin terjadi dalam lika liku
kehidupan. Pada akhirnya dapat menjauhkan jarak antara golongan kaya dan
miskin dan menurunkan kualitas sumber daya manusia. Pola hidup materialistik
ditandai dengan keberhasilan dan kesejahteraan hidup hanya di ukur dari segi
materi. Dengan perspektif yang beragam, manusia memaknai kehidupan dari
keberhasilan yang diraih.
Islam memberikan solusi terbaik bagaimana kehidupan lebih bermakna di
dunia dan akhirat, mulai pendekatan manusia kepada Allah sampai kehidupan
sosial. Dalam ilmu akhlak tasawwuf, terdapat berbagai cara manusia melakukan
pendekatan kepada Allah, salah satunya melalui maqamat dan aḥwal. Maqamat
adalah kedudukan seseorang yang menunjukkn kedekatannya kepada Allah.
Setiap tingkatan atau kedudukan tidak bisa dicapai kecuali melalui usaha yang
sungguh-sungguh. Para ulama sufi berbeda pendapat tentang jenjang jenjang
dalam maqamat yang harus dilalui. Termasuk dalam hal jumlahnya. Menurut al-
Qusyairi ada tujuh tahapan, yaitu taubat, wara, zuhud, tawakkal, sabar dan
ridha.24 Setiap tahapan membuahkan hasil berupa kesehatan mental yang dapat
meringankan manusia menghadapi problematika kehidupan.
Berbagai problematika kehidupan ada solusinya dalam al-Qur’an. Kitab
suci ummat Islam yang dapat mengantarkan manusia memperoleh kebahagiaan
abadi sebelum dan sesudah kematian. Memahami al-Qur’an tidak cukup hanya
dengan membaca tanpa mendalami berbagai ilmu pendukungnya, terlebih lagi
apabila ingin memahami ajaran agama Islam secara tuntas. Mengkaji studi
keIslaman secara baik dan benar salah satu cara memaknai kehidupan dan sarana
memperoleh keberhasilan di dunia akhirat.

24
Asnawiyah “Maqam dan Ahwal: Makna Dan Hakikatnya Dalam Pendakian Menuju
Tuhan” Substansia Vol. 16 No. 01, April 2014, h. 6-7.

14
DAFTAR PUSTAKA
Anas Salahudin, Irwano Alkrienciehie, Pendidikan Karakter Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa. Bandung: Pustaka Setia, 2013.
M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an DiTinjau Dari Aspek
Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib. Bandung: PT Mizan
Pustaka, 2013.
Manna al-Qaththan, Mabaḥith fi ‘Ulumul Qur’an terj. Aunur Rafiq El-
Mazni. Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2006.
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an Tafsir Tematik Atas Berbagai
Persoalan Umat. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2013.
Abu al-Fida Isma’il bin ‘Umar bin Kathir al-Kurashi al-Bashri, Musnad
Amir al-Mu’minin Abi Ḥafash ‘Umar bin al-Khattab Radhiallahuanhu. al-
Manshurah: Dar al-Wafa, 1411 H-1991 M.
Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014.
Muḥammad Aḥmad Jạdul Mawlạ, Muḥammad Abȗ Fadhl Ibrahim, ‘Alȋ
Muḥammad al-Bajạwȋ dkk, Qashash al-Qur’an terj. Abdurrahman Assegaf.
Jakarta: Zaman, 2015.
Tim Asariz al-Qur’an Cordoba, Al-Qur’an Per Kata Metode Warna
Transliterasi Latin. Bandung: Cordoba, 2016.
Rahimsyah, Kisah Nyata dan Ajaran Para Sufi. Surabaya: Indah, 2004.
Alfatih Suryadilaga, Ilmu Tasawwuf. Yogyakarta: Kalimedia, 2016.
Andi Eka Putra, “Tasawuf, Ilmu Kalam Dan Filsafat Islam. Suatu
Tinjauan Sejarah Tentang Hubungan Ketiganya. al-AdYan Vol. VII No. 02 Juli-
Desember 2012.
Meuita Farida, “Perkembangan Pemikiran Tasawwuf Dan
Implementasinya Di Era Modern” Jurnal Substansia Vo. 12 No. 01, April 2011.
Husain Heriyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam. Jakarta
Selatan: PT Mizan Pustaka, 2011.
Jonathan Lynos, The Great Bait al-Hikmah terj. Maufur. Jakarta Selatan:
Noura Books, 2013.
Asnawiyah “Maqam dan Ahwal : Makna dan Hakikatnya Dalam
Pendakian Menuju Tuhan”. Substansi, Vol. 16 No.01, April 2014.

15
A. Instruksi Penyelesaian Tugas Individu
1. Buat kesimpulan dari materi dengan judul “Pengantar Pendidikan Agama
Islam” dengan ketentuan berikut: dua setengah halaman dalam microsoft word
dalam bentuk file, beri keterangan nama dan fakultas serta nimnya dalam
tugas mandiri dan kirim ke email einsten82618@gmail.com.
2. Apabila ada plagiasi atau menyontek dianggap tidak mengerjakan. Uraikan
dalam bahasa yang beda dengan makna yang sama dari materinya dalam
kesimpulan.
3. Menurut anda mengapa perlu memperlajari ilmu pendidikan agama Islam?.
Berikan jawaban beserta berbagai problematika yang tejadi di sekitar anda
apabila pendidikan agama Islam tidak menjadi prioritas dalam memahami
agama. Jawab di google classroom dalam kolom “your answers”. Jawab
berdasarkan pemahaman anda dari materi “Pengantar Pendidikan Agama
Islam”. Bukan hasil dari copy paste di sumber internet.
B. Tujuan Materi dan Evaluasi
1. Mahasiswa diharapkan memahami beberapa kajian pendidikan agama Islam
dan mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah terkait penerapan pendidikan
agama Islam.
2. Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan apa yang sudah di pahami dari
materi “Pengantar Pendidikan Agama Islam” dengan memberikan beberapa
perumpamaan apabila pendidikan agama Islam tidak diterapkan dalam
kehidupan masyarakat.
3. Mendorong mahasiswa agar mengkaji studi keIslaman dalam pendidikan
agama Islam agar memudahkan mereka menerapkan dalam kehidupan sosial.

16

Anda mungkin juga menyukai